20

Satu jam setelah nya, suasana kembali tenang.

Yusuf terkapar lemah, perut nya sudah di obati oleh daun-daun yang Afiru cari, tadi di hutan.

Aneh nya, Unicorn yang biasanya diam. Terus meringking pelan di dekat Aryan.

"Bagaimana cerita nya, kamu bisa tertusuk pisau ?" Tanya Aryan dengan wajah tegang.

Tatapan Yusuf, ia arahkan ke api unggun.

"Aku tadi ingin tidur di dekat mu. Namun tiba-tiba, rintihan Unicorn itu membuat ku terkejut. Seketika itu, aku terjatuh ke tanah karena terkejut"

Padahal nyatanya, apa yang Yusuf bicarakan ke hadapan Aryan dan Afiru adalah suatu kebohongan.

Tiba-tiba, Unicorn yang dari tadi meringking. Mendorong Aryan hingga terjungkal.

Lalu, dihadapan Aryan yang kini terbaring. Unicorn itu terus meringking, seperti sesuatu ingin ia katakan pada Aryan.

"Binatang aneh !"

Ungkap Aryan, ia menjadi kesal kepada Tunggangan nya itu.

"Pangeran..."

Lalu, Afiru membantu Aryan duduk.

Dengan nada bicara yang santai namun tajam. Yusuf berkata,

"Mungkin Unicorn ini harus kita lepaskan saja. Sepertinya ia ingin bebas"

"Tapi, sejak kapan Unicorn ingin bebas ? dia tidak pernah di ikat layaknya kuda. Unicorn kan binatang ajaib"

Merasa dikucilkan oleh ungkapan Afiru. Yusuf mengerucut hebat,

"Aku Pangeran ! kau hanya gadis desa yang miskin ! Aku lebih tahu, sejarah tentang Unicorn"

Mendapat bentakan dari Yusuf. Aryan, Afiru tatap dengan air mata yang bergelimang.

"Pangeran, apakah kamu ingin menuruti apa kata Yusuf ? Sedangkan perjalanan menuju penjara Synus, tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki.Bahkan kita tidak tahu, ini sudah sampai mana..."

Ujungnya, Aryan hanya menunduk bingung.

"Bagaimana ya... ? apa yang Yusuf katakan benar adanya, dan apa yang kamu katakan juga benar adanya"

Kemudian, Unicorn kembali meringking dihadapan Aryan. Tubuh indah nya, Unicorn angkat.

"Heeii tenang lah. Apa yang ingin kau mau ?"

Setelah berkata begitu, Afiru mengusap-usap tubuh Unicorn.

Lalu, Unicorn tatap Yusuf yang terbaring lemah dengan tajam nya.

|

Siang hari semakin terik, cuaca semakin panas.

Namun, Aryan, Yusuf dan Afiru kini berjalan menyusuri hutan ke arah Utara. Mereka bertiga, tidak memakai tunggangan lagi. Unicorn nya terpaksa dilepas bebas oleh Aryan.

Aryan yang memimpin jalan diikuti Afiru disisi nya, terus mengikuti jalan setapak berbata Putih indah.

Pandangan Afiru terus di perlihatkan ke bata putih indah yang ia injak satu demi satu.

"Seperti jalan menuju surga..."

Kemudian, Aryan tersenyum pada Afiru,

"semoga ini jalan yang benar..."

Lalu Afiru menoleh ke Yusuf yang berjalan dibelakang mereka berdua. Spontan, Afiru memegang tangan Aryan dengan erat.

"Aku ingin tetap berada di sisi mu, Pangeran"

Rambut Afiru, Aryan usap.

"Tenang, aku tidak akan meninggalkan mu"

"Apakah perjalanan masih jauh, menurut tuan muda ?"

Wajah Aryan terlihat mengerucut, ia berfikir sejenak. "Mungkin..."

Tiba-tiba, ada kakek-kakek yang bertumbuh sangat pendek seperti kurcaci. Di tangan nya, menggandeng beberapa kayu yang sudah di potong-potong.

Karena pendek nya kakek ini, Aryan tak sengaja menabrak nya.

"Aaaduuuhhh... Kaki kuuuu..."

Ungkap secara ringking, suara dari kakek ini.

Spontan, Aryan sedikit tersandung. Lalu ia langsung duduk di sisi kakek yang bertubuh mungil ini.

"Maafkan aku, pak. Aku tidak melihat mu"

Yusuf duduk disebelah Aryan, dengan jeli nya Yusuf tatap kakek ini.

"Dia sangat kecil ..."

Sedangkan Afiru yang berdiri dibelakang Aryan, berkata.

"Apakah dia kurcaci ?"

Suara dari kakek ini seperti suara anak kecil. Dengan kesal nya, kakek ini memukul kaki Aryan menggunakan kayu nya.

"Dasar ! Masa tidak lihat aku yang besar seperti iniii ?Dasar ! awas kau Yaaa... !"

Kemudian, Yusuf mentertawakan ucapan kakek yang belum diketahui nama nya ini.

"Ahahahaha, besar ? besar kalau di lihat di puncak gunung. Ahahahaha..."

Tatapan kakek ini terarahkan ke Yusuf. Ia kemudian langsung meloncat menjauh dari Aryan dan Yusuf.

"Heeiii ada apa dengan nya ?"

Kata Aryan sambil berdiri perlahan.

Kayu kecil yang ada ditangan nya, ditunjuk ke arah Yusuf dan Aryan. Tangan nya bergetar hebat, ekspresinya penuh ketegangan.

Tiba-tiba, kakek ini berteriak kencang.

"Aaaahhhhhhh..... !"

Teriakan nya ini, membuat telinga Aryan, Yusuf dan Afiru sakit.

Setelah berteriak penuh ketakutan, kakek ini langsung lari terbirit-birit ke dalam hutan.

Lalu, Aryan tiba-tiba mengejar kepergian kakek ini ke dalam hutan.

Ujungnya, dengan hati yang terpaksa. Afiru ikut berlari bersama Aryan.

Dan di akhir, Yusuf pula ikut berlari mengejar kakek yang sangat pendek itu.

|

Sesampainya di tengah-tengah hutan yang semakin sunyi, dan semakin minim cahaya matahari.

Aryan hanya celingak-celinguk bingung. Tidak lama, datanglah Afiru dan Yusuf.

"Kemana pergi nya pria tua pendek itu ?"

Ungkap Yusuf. Mimik wajah nya, tak henti-henti nya ingin tertawa.

Tangan Afiru menunjuk ke sebuah rumah yang sangat mungil yang di apit dua batu besar.

"Ada rumah, Pangeran"

Setelah mendengar ucapan dari Afiru. Aryan, Afiru dan Yusuf berlari menghampiri rumah yang sangat mungil itu.

Dua batu besar mengapit rumah dua lantai yang mungil ini.

Rumah nya terbuat dari bambu, ada dua jendela di lantai satu dan dua. Lalu, pintu nya terbuat dari besi. Bila di ukur dengan manusia pria dewasa, tinggi rumah ini hanyalah setinggi dada. Iya, itulah rumah mungil yang Afiru, Aryan, dan Yusuf kira adalah rumah dari kakek-kakek tadi.

Lalu Yusuf jongkok didepan rumah berbambu itu, pintu nya ia gedor-gedor.

"Hmm... tidak ada orang seperti nya"

"Apakah pintu nya di kunci ?"

Seru Afiru.

Yusuf berusaha membuka pintu kecil tersebut.

"Di kunci. Dan, ini ada gembok kecil"

Ingatan Aryan kembali teringat dengan jeritan penuh ketakutan kakek-kakek bertubuh seperti kurcaci, tadi di jalan setapak berbata putih indah.

Afiru yang melihat perilaku Aryan, yang tidak tenang. Menyeru,

"ada yang salah, Pangeran ?"

"Akuuu..."

Kemudian, Aryan berjalan menjauh dari rumah berbambu.

Tidak lama dari itu, Aryan berbalik. Kedua temannya, Aryan tatap dengan ekspresi masam.

"Tadi kalian sadar tidak, siapa orang diantara kita bertiga yang kakek-kakek itu tatap, hingga berteriak penuh ketakutan ?"

Dengan begitu bengis nya, Yusuf berkata

"Yang jelas Afiru !"

Spontan, Afiru terkejut. Ia langsung memberontak dari ucapan Yusuf,

"Jangan sembarangan ! yang aku lihat, kakek tadi melihat nya ke arah mu... !"

Dagu nya, Yusuf angkat. Tatapan jahat, Yusuf perlihatkan.

"Dari mana kamu tahu, Afiru ?"

Lalu, Afiru membentak Yusuf sampai meneteskan air mata kekesalan.

"karena kau memang jahaaaat !"

Telunjuk nya menunjuk ke arah Afiru. Tatapan nya yang penuh ketegangan, terarah ke Aryan. Lalu Yusuf menyeru,

"Lihat Aryan. Dia berusaha mengelak, lihat kelakuan nya. Dia menuduh ku jahat ? apakah kau percaya ? sedangkan dia bisa jadi adalah musuh dalam selimut"

Afiru terduduk, ia terus menangis tersedu-sedu.

"Heee... tidak Pangeran, tidak. Aku tidak jahat, aku hanya ingin menemani mu sepanjang perjalanan. Heee... Tolong, jangan percaya Yusuf. Ingat ucapan Ruru, waktu itu ! Heee...."

Kebingungan Aryan rasakan, teman manakah yang harus ia percaya.

Aryan ujungnya hanya berdiri menyaksikan Afiru yang terus mengelak dari ucapan Yusuf yang bengis.

Kemudian Yusuf kembali berucap seenaknya pada Afiru,

"Bilang saja diri mu ini tidak mau disalahkan, bilang saja diri mu ini suka pada Aryan, bilang saja kalau diri mu ini adalah penghianat"

Air mata kekesalan terus mengalir, membasahi pipi Afiru. Dengan nada yang penuh pemberontakan dari tuduhan Yusuf, Afiru Ungkapkan.

"Kau yang membawa Aryan ke bukit Utara ! Kau yang menaruh kan mahkota mu itu di kepala Aryan, untuk membuat fitnah ! dan kau sangat benci dengan anak lelaki yang sama dengan mu, Yuusuuuuf !"

Mendapat bentakan hebat yang nyaring dari Afiru. Yusuf terduduk, wajah nya tegang.

Lalu, Yusuf tatap Aryan dengan eskpresi yang terkejut, seolah-olah telah terjadi sesuatu.

"Aryan, lihat di punggung Afiru. Dia membawa sesuatu selama ini"

"Maksud mu ?"

Tanya Aryan.

Kemudian, dengan sendirinya. Afiru ambil sesuatu yang menempel di punggung nya.

Seketika itu, Afiru langsung melemparkan nya ke hadapan Aryan. Benda yang tidak asing bagi nya.

Aryan pun mengambil nya, sedangkan Afiru yang tahu benda apa itu. Terus menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak, tidak, Pangeran. Bukan aku, aku dijebak..."

Kata Afiru yang penuh dengan ketegangan.

Benda yang ternyata adalah panahan cinta beserta busur cinta nya yang melekat erat. Aryan pegang, kemudian pikiran nya mulai dicerna.

"Ini, seperti tidak asing ? Aku pernah melihat ini sebelum nya. Panahan cinta kah ini ?"

Air mata kesedihan, mengalir dengan deras dari mata Afiru. Kaki Aryan ia pegang dengan erat.

"Pangeran, aku tidak, aku tidak. Heeee.... aku tidaaaaakkk, Heeee.... Aku dijebak.... Heeee..."

Lalu, nada bengis dari Yusuf. Kembali di lontarkan ke wajah lugu Afiru.

"Itu adalah panahan cinta... ! pasti kau mencuri nya dari genggaman ku ?"

Setelah berkata begitu, Yusuf menyeru kepada Aryan.

"Aryan, dia mencintai mu. Dan dia berusaha merebut mu dari Synus"

Panahan cinta yang Aryan pegang, di putar-putar.

Sedangkan Afiru, semakin memegang erat kaki Aryan. Ia kembali merengek.

"Tidaaak, bukan aku Pangeran. Bukan akuuu... Heeee"

Sambil sedikit meloncat-loncat, Yusuf berkata penuh kekesalan pada Afiru.

"Booohong ! dia mencuri nya dari ku, untuk memanah hati mu, Aryan ! supaya kau jatuh cinta pada wajah penuh kemunafikan nya ! ia mencintai muuu ! dia berusaha menjebak muuu !"

Afiru menjerit histeris, air matanya mengalir dengan deras.

"Kauu yang berusaha menjebak pangeran Aryan, Yusuf...!!!"

Urat leher Yusuf, terlihat seperti akan lepas. Ia kembali berkata pada Afiru dengan amarah,

"Lalu apa panahan cinta itu yang menempel di punggung mu ? bukan kah itu sebuah jebakan untuk Aryan !"

Tiba-tiba, Aryan mendorong Afiru yang terduduk pasrah.

"Pangeran... ?"

Ungkap Afiru yang sampai terjungkal, oleh dorongan Aryan.

Tatapan Aryan penuh ketajaman kepada Afiru.

"Pergilah kau dari hidup ku. Aku benci berteman dengan orang yang ingin merusak hubungan percintaan ! Aku tidak bisa mempercayai mu lagi"

Kemudian, Afiru berusaha merangkak ke hadapan Aryan. Air mata kesedihan,terus mengalir. "Pangeran, bukan akuuu..."

Spontan, Aryan membentak Afiru.

"Jangan dekati aku, sekarang dan selama nya !"

Setelah berkata penuh emosial, Aryan tinggalkan Afiru didalam hutan.

Akhirnya, Afiru hanya duduk, sambil merengek sedih.

Lalu Yusuf berdiri di dekat Afiru.

Senyuman getir nya, ia perlihatkan.

"Aku tidak akan pernah terkalahkan !"

Air mata sakit hati, menetes ke pipi Afiru yang sudah basah.

"Kamu jahat, Yusuf ! Kamu tega mempermainkan aku dan Aryan"

Kemudian, Yusuf meninggalkan Afiru sendirian didalam hutan. Ia menyusul kepergian Aryan.

Kini, Afiru menjadi sendiri. Ia terduduk menunduk sedih.

Air mata nya kembali pecah, Afiru merengek sedih.

"Heee, Pangeran Aryan. Bukan aku yang menaruh panahan cinta itu, tapi Yusuf lah yang menaruh panahan cinta itu ke punggung ku. Tanpa aku dan diri mu sadari. Heee..."

Tiba-tiba, dibelakang nya. Ada seorang wanita bertubuh mungil, yang mengusap rambut panjang Afiru.

"Jangan sedih, ada aku disini. Yusuf adalah Pangeran yang jahat !"

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

Ucup jangan lama lama jahatnya

2020-10-22

0

$uRa

$uRa

Aryan..knpa km GK pekaaaa......😳😳😳

2020-10-22

0

Jo Whylant

Jo Whylant

Tanda baca ya.

Aku udah boomlike kok. Tetap semangaaatt.

2020-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!