Sesampainya di pusat desa. Orang-orang yang ada disini, sedang melakukan aktifitas yang aneh menurut pandangan Aryan.
Ditengah-tengah nya sebuah patung pria ber mahkota kristal yang sedang memegang pedang. Tinggi nya 10 meter, warna patungnya berwarna cokelat.
Lalu, di sekitar nya ada jalan setapak berumput pendek. Di dekat jalan-jalan setapak ber rumput pendek, ada toko-toko penjual kebutuhan sehari-hari. Dan, dibelakang toko-toko itu, ada rumah-rumah yang berkayu. Itulah pusat desa.
Sesampainya dipusat desa, Aryan menjadi perhatian orang-orang yang sedang melakukan aktifitas diluar toko, maupun rumah.
"Pangeran..."
Ungkap si wanita tua, yang sedang duduk manis di depan toko Roti.
"Pasti Pangeran ingin melihat patung buatan orang desa sini"
Kata Pemuda yang berkata penuh antusias kepada pangeran di depan rumah kayu nya yang hampir rubuh.
"Aku seperti mimpi..."
Dengan sedih nya, perempuan yang sedang berdiri didepan pintu toko sayuran, berkata.
Kemudian, Sili menyeru.
"Semuanya, ini lah pangeran. Dia ternyata baik, ku kira selama ini Pangeran Yusuf adalah jahat. Lihat, dia tampan, murah hati. Pasti nya dia ingin melihat patung ayah nya yang sudah kita semua buat sejak 5 tahun yang lalu"
Tidak lama dari itu, datanglah Afiru menghampiri Aryan yang mati gaya.
"Aku lah yang membuat pangeran datang kemari, aku lah orangnya. Setelah diri nya tergeletak seharian di hamparan bunga bukit Utara"
Seru Afiru kepada semua orang yang memperhatikan Aryan.
Spontan, orang-orang yang kini sudah berkumpul di pusat desa. Saling menatap satu sama lain, mereka bangga dengan perbuatan Afiru yang mampu membuat bangsawan datang ke desa tempat tinggalnya manusia miskin nan hina.
Lalu Aryan menatap Afiru dengan penuh.
"Afiru, apa yang sebenarnya terjadi ?"
Dengan penuh rasa hormat, Afiru menundukkan tubuh nya.
"Tuan, didepan mu adalah patung ayah mu"
Kemudian, Sili yang berbinar-binar. Menambahkan, "Kami lah yang membuat nya"
Aryan langsung memandang Patung yang tinggi itu. Kemudian, Aryan memutari patung itu, bola mata nya terus memperhatikan dengan detail patung pria yang ber mahkota kristal.
Lalu, Aryan bergumam.
"Kenapa di sepanjang istana sampai sini. Identik dengan kristal ?"
"Tuan muda, mau kah kamu mengunjungi rumah ku ?" Seru Afiru.
Kemudian dengan mimik wajah yang senang, Aryan mengungkapkan.
"Tentu"
Spontan, orang-orang termasuk Sili yang melihat jawaban Aryan yang di kira pangeran. Terkejut histeris.
"Ikut dengan ku..."
Setelah berkata penuh bahagia, Afiru menarik tangan kanan Aryan ke arah kerumunan orang.
Di kerumunan orang, terdengar suara wanita yang berkata.
"Gadis aneh itu, membuat ku takjub"
Dengan sopan santunnya, orang-orang yang akan dilalui oleh Afiru dan Aryan memberikan jalan.
Lalu, mereka semua, berjalan mengikuti Aryan dan afiru menuju rumah Afiru yang tidak jauh dari pusat desa.
|
Rumah afiru dikerumuni banyak orang.
Aryan yang sudah berada didalam rumah Afiru, menjadi lebih tenang. Lalu, pintu Afiru yang masih terbuka sedikit, Afiru berniat ingin menutup nya serapat mungkin.
Setelah ia pegang gagang pintu, kepalanya dikeluarkan. Ia melihat banyak sekali orang yang sedang berada didepan halaman rumah nya.
Orang-orang yang melihat Afiru, semakin berantusias.
"Dimana Pangeran itu ?"
Ungkap Sili.
"Boleh kah aku meminta digendong oleh nya. Seumur hidup ku, aku belum pernah digendong"
Ungkap anak lelaki yang lugu itu.
"Apakah pihak kerajaan, tidak akan mencari nya lagi ?" Ungkap pria penjaga toko Roti.
"Sodara-sodara, jangan ditunggu. Dia akan lebih lama lagi didalam sini"
Lalu, pintu nya. Afiru tutup rapat-rapat.
Rumah yang sebenarnya tidak ada sekat apapun, membuat Aryan merasa kasihan pada afiru.
Tempat tidur di ujung, dapur kecil yang beralaskan hanya kayu bakar, ruang duduk yang hanya beralaskan karpet kecil. Lalu sisanya lantai berumput pendek. Itulah rumah Afiru yang kecil namun nyaman bagi Afiru.
Kemudian, Afiru duduk di sisi Aryan.
"Mereka akhirnya melihat ku dengan penuh takjub"
Sedangkan Aryan yang dari tadi memperhatikan atap, berkata.
"Kamu yang membuat semua ini ? atap nya saja sangat tertutup rapat"
"Begitulah, Pangeran. Walaupun sederhana, aku sangat senang tinggal disini"
Pandangan Aryan teralihkan ke lantai yang sebenarnya hanyalah rumput.
"Tapi, bagiamana bila hujan turun. Lantai nya pasti basah"
Tetapi Afiru, langsung menepis.
"Tidak, jangan kan atap yang tertutup rapat. Kayu yang berdiri kokoh untuk menjadi dinding. Ku tancapkan dengan rapat di tanah, supaya air tidak masuk"
Dengan penuh takjub, Aryan menatap Afiru.
"Kamu hebat. Jarang-jarang ada perempuan sekuat diri mu"
"Hmm... terima kasih atas pujian nya ,tuan muda"
|
Setelah puas berlari-lari dengan penuh canda tawa di Padang rumput Harun.
Yusuf dan Icalius kembali ketempat duduk mereka.
Nafas keduanya, terengah-engah karena bahagia nya diri nya masing-masing telah banyak menghabiskan waktu bersama.
Lalu, Yusuf mengambil cangkir nya.
"Air ku habis..."
"Punya ku saja..."
Kemudian, Yusuf menatap penuh khawatir ke Icalius. "Nanti kamu haus bagaimana ?"
"Haus ? cukup melihat mu berubah menjadi lebih baik seperti ini saja. Rasanya seperti minum es apel"
"Tidak ada nyambung nya sama sekali"
Setelah berkata begitu, Yusuf meminum minuman es apel nya Icalius, hingga tidak tersisa.
Jauh di balkon Isa yang langsung menghadap Padang rumput Harun. Duduk lah Synus, yang sedang memegang panahan cinta.
"Fungsi nya apa panahan cinta ini ? kalau Yusuf dan Icalius sudah benar-benar saling mencintai"
Kemudian, panahan cinta nya itu diluruskan ke arah Icalius yang sedang duduk bersama Yusuf di Padang rumput Harun.
"Tetapi yang jelas, aku adalah si penolong bagi Yusuf. Terserah apa kata Yusuf, tugas ku hampir selesai"
Di Padang rumput Harun, tempat yang di duduki Yusuf dan Icalius langsung lurus menghadap balkon Isa. Jadi, mudah bagi Synus untuk membidik dada icalius tanpa meleset.
Di Padang rumput Harun ini, Icalius berkata pada Yusuf.
"Dari mana diri mu belajar gombalan itu ? bukannya setiap aku datang kemari, kau selalu pergi menjauh..."
Yusuf pun hanya menunduk malu,
"Ayolah, jangan bahas itu. Aku malu sebagai pangeran Yunani"
Tubuh Yusuf, Icalius dorong dengan pelan. "Ahahaha... tapi aku sudah cerita banyak tentang diri mu yang memalukan ini kepada Afrillo"
Hati Yusuf seperti di kejutkan oleh sesuatu,
"Apa ? pewaris tahta kerajaan Montenegro itu ? Ah ! makin bertambah saja rasa malu ini..."
Sambil tertawa-tawa, Icalius berkata.
"Ahahaha... dan makin bertambah saja suasana humor ini. Ahahaha..."
"Menurut mu lucu ?"
Tatap Yusuf dengan kesal.
"Sangat lucu. Ahahahaha..."
Lalu,Yusuf membuang muka.
"Menyebalkan !"
Tiba-tiba, sebuah busur langsung menancap begitu saja di dada Yusuf. Yusuf kemudian terbaring tak sadarkan diri.
Icalius yang melihat Yusuf dadanya tertancap sebuah busur, menjerit.
"Yuuusuuuuff !"
Lalu, Icalius duduk disisi Yusuf yang tak sadarkan diri. Kemudian dengan keberanian seadanya, Icalius cabut busur itu.
Namun, ketika Icalius melihat bahwa busur itu bukan lah busur biasa. Seketika, Icalius menjatuhkan nya ke tanah.
Icalius akhirnya menggeram kesal setelah tahu itu adalah busur cinta.
"Siapa yang berani berani-berani nya merusak hubungan aku dengan Yusuf ? Akan aku bunuh !"
Tatapan Icalius diarahkan ke balkon Isa. Dibalkon Isa, Icalius melihat ada gadis muda berpenampilan serba putih dan berambut panjang hitam yang sedang duduk menghadap diri nya.
Spontan, gadis serba putih dan berambut panjang hitam itu, yang tak lain adalah Synus. Langsung begitu saja menjatuhkan panahan cinta.
Kebingungan melanda diri nya, ia tidak tahu menahu bagaimana busur cinta yang ia bidik, bisa meleset hingga menyentuh dada Yusuf.
"Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak mungkin. Ada apa dengan diri ku ? bagaimana busur itu bisa meleset ?bagaimana ini ? Dia bisa cinta mati kepada ku tanpa alasan"
Lalu, jauh dipadang rumput Harun. Icalius meneriaki Synus yang belum ia kenal sama sekali.
"Heeeei ! Berani-berani nya diri mu ? Bilang saja kalau kau cemburu melihat aku dan Yusuf bahagia !"
Kemudian, Synus yang sebenarnya sedang jatuh ke dalam kebingungan. Berkata kepada Icalius.
"Maaf,aku tidak tahu harus bagaimana !"
Icalius kembali berteriak ke arah Synus yang berada di balkon Isa,
"Bilang saja kau cemburu melihat aku dan Yusuf bahagia !"
Setelah berkata penuh emosional. Icalius melihat ke arah pinggang Yusuf yaitu sebuah pedang berwarna putih dan ada satu kristal yang menancap dipegangan pedang tersebut.
Dengan sigap, Icalius mengambil pedang itu. Lalu ia nyalangkan ke udara. Setelah itu, ia tatap Synus yang ada di balkon Isa.
"Bersiaplah untuk mati !"
Icalius akhirnya berlari ke arah istana untuk mengejar Synus dengan tujuan untuk membunuh nya.
Sedangkan Synus yang melihat icalius berlari ke arah nya, dengan pedang yang diangkat ke udara. Tiba-tiba jatuh dari tempat duduk nya. Ia menjadi gemetaran.
Kemudian, dengan tertatih-tatih Synus bangun dari jatuh nya itu. Secepat kilat, ia masuk ke dalam istana untuk melarikan diri dari kejaran Icalius.
Semuanya menjadi kacau, semuanya menjadi penuh konflik.
Dan Synus yang berlari-lari menyelamatkan diri dari Icalius menuju luar istana, berkata di dalam hati nya.
°Apakah ini hanya mimpi karena aku terjatuh sebelumnya dari ketinggian ? bagaimana bisa lewat gua yang ada di gunung pangrango bisa langsung tertuju pada Yunani ? diri ku bangun, bangunlah dari tidur. Aku akan segera di bunuh oleh seorang Putri°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
$uRa
ikut .. terhanyut dalam cerita.
2020-10-22
0
ARSY ALFAZZA
jejak 🤗 boomlike 12 episode 😘
2020-08-28
0
Bonteng Cihuy
up up up
2020-05-02
2