Rasanya hari ini dia sangat malas untuk bekerja di toko bungan Lyra. Apalagi tadi malam dia hanya tidur beberapa jam saja karena mahlika tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. Hampir saja keberadaan merek terdeteksi oleh mr MD. Semua itu hanya karena mahlika lupa untuk menutup aksesnya sebelum meretas sebuah sistem keamanan.
“Kenapa hari ini kamu terlihat tidak bersemangat?” tanya Lyra.
“Kenapa hari ini kamu terlihat bahagia?” Tanya balik Auri pada sang sahabat.
Sejak seorang pembeli datang untuk memesan satu buket bunga. Lyra selalu tersenyum. Saat itu Auri tidak bisa melihat jelas siapa pembelinya. Hanya yang Auri ketahui kalau pelanggan itu seorang pria.
“Kenapa kamu malah bertanya balik. Kamu belum menjawab pertanyaanku.”
“Tidak penting dengan pertanyaanmu itu. Kamu sudah tahu yang membuat hari ini sangat tidak bersemangat bekerja.” Ucap Auri dengan wajah yang kesal.
Rasa kantuknya sangat mendominasi hari ini. Bahkan beberapa kali dia harus merasakan tangannya terluka akibat duri bunga. Hari ini dia ingin pulang dan tidur kalau bukan sudah janji dengan Lyra.
“Mahlika membuat kamu susah lagi?” tanya Lyra yang sedang memasukkan beberapa tangkai bunga yang baru tiba pada sebuah wadah berisi air. Hal ini dilakukan agar bunga tidak cepat layu walaupun sudah dipetik.
“Ya siapa lagi orang yang selalu membuatku kesal beberapa hari ini.” Ucap Auri yang tidak sadar menggunting sebatang bunga dengan asal.
Lyra yang ingin protes tapi tidak jadi melihat wajah kesal dari sang sahabat. Dia tidak ingin terkena amarah seorang Auri. Lagi pula sang sahabat sudah membuat toko bunga untung besar dengan beberapa pria muda yang selalu membeli bunga setiap Auri berada di toko. Hanya menghancurkan satu batang bunga tidak akan membuatnya rugi.
“Apa yang dia lakukan kali ini?” tanya Lyra yang sebenarnya sudah bosan mendengarkan cerita Auri mengenai mahlika.
Seperti yang diduga Lyra, Mahlika hanya wanita yang suka membuat orang lain kesusahan. Auri sering menceritakan bagaimana mahlika hampir saja merusak pekerjaan Auri. Selain itu mahlika selalu mengambil pekerjaan yang akhirnya di selesaikan oleh Auri. Karena mahlika tidak bisa menyelesaikannya.
Karena itu mahlika selalu menggap Auri sebagai malaikat pelindungnya. Tapi Lyra juga bepikir sama dengan mahlika kalau tentang hal itu. Setelah Auri masuk menjadi pegawainya. Keuntungan tokonya meningkat drastis. Ternyata kepopuleran Auri melebih Aura dulu.
Beruntung Lyra memiliki dua sahabat yang membawa keburuntungan pada tokonya. Walaupun hal itu terjadi karena beberapa penggemar dari kedua anak kembar yang menjadi pelanggannya. Setidaknya tokonya sekarang jadi terkenal karena memiliki karangan yang indah. Tentu itu karena Auri.
Awalnya Auri merusak bunga-bunganya dan menyebabkan kerugian yang lumayan besar. Sering di marahi karena hasil karangan bunga yang terkesan tidak rapih dan asal-asalan. Tapi bukan Auri kalau tidak bisa membuat dirinya mendapatkan pujian.
Hanya dalam 1 bulan hal buruk terjadi di toko Lyra. Setelah itu toko Lyra melejit tinggi karena keahlian Auri. Dia berubah menjadi florist yang handal dan membuat para pelanggan terkagum-kagum dengan rangakain buatannya itu.
“Kenapa kamu tidak menendang hama itu kalau selalu membuat ulaha?”
“Siapa yang kamu bilang hama hey wanita ribet.” Ucap suara keras dari wanita yang baru saja masuk ke dalam toko. Aroma tidak mengenakan mengiringinya. Siapa lagi kalau bukan mahlika yang sedang berlari mendekati Auri.
“Kamu tidak mandi.” Ucap Lyra yang langsung menutup tokonya.
Dia takut ada pelanngan yang mencium aroma tidak sedap dari mahlika. Hal itu bisa berdampak pada penjualan tokonya. Mahlika selalu melakukan semuanya seenaknya.
“Ada apa kamu datang ke sini?” tanya Auri dengan nada sinisnya. Dia masih kesal dengan mahlika yang dengan tidak tahu dirinya sudah mengganggu waktu tidurnya.
“Tolong aku Auri.” Ucap mahlika dengan wajah memelasnya tapi tidak berpengaruh pada Auri maupun Lyra yang sedang kesal dengannya.
Apa dia tidak sadar kalau kedua wanita di depannya sedang menahan amarah. Rasanya mereka ingin membuang mahlika ke afrika saja. Agar dia tidak mengganggu keduanya.
“Apa lagi masalah yang datang menghampirimu mahlika?” tanya Lyra dengan wajah yang kesalnya.
Tapi mahlika tidak berniat menjawab pertanyaan Lyra. Dia hanya menatap Auri dengan wajah memelas. Berharap sahabatnya akan membantunya untuk kesekian kalinya.
Auri merebut laptop yang ada di tangan kiri Mahlika. Dia membawanya ke tempat favoritenya. Membuka dan menganalisa kesalahan yang telah diperbuat sang sahabat. Selalu saja kesalahan yang sama namun sangat fatal.
Auri bisa menyelesaikannya dengan cepat tanpa ada kesulitan. Setelah berkutik dengan laptopnya selama beberapa menit. Semua pekerjaan mahlika selesai. Tanpa rasa kasihan, Auri melempar laptop itu pada mahlika. Beruntungnya dia sigap menerima laptop berharganya.
“Auri kamu gila.”
“Hey kamu tidak sadar diri.” Balas Lyra yang sangat tahu alasan Auri melakukan itu pada mahlika. Mungkin kalau Auri adalah dirinya, Lyra akan menghancurkan laptop mahlika. Temannya itu sangat tidak sadar sudah membuat sahabatnya kesal.
“Berhenti saja kamu dari pekerajan itu. Kamu tidak cocok.” Ucap Auri yang membuat mahlika langsung terdiam bagaikan patung.
Auri memang suka memarahinya karena selalu merepotkannya. Tapi tidak pernah menunyuruhnya untuk mengganti pekerjaan lain. Secara tidak langsung Auri mengatakan kalau mahlika terlalu bodoh untuk menjalankan bisnis yang tidak bisa dihandle sendiri.
“Kamu buka toko buku saja sana.” Ucap Auri yang membuat Lyra tertawa keras.
Rasanya kata-kata Auri pasti akan membuat mahlika sakit hati. Tapi semua itu benar. Jika mahlika melanjutkan pekerjaannya itu pada akhirnya hanya akan membahayakan dirinya sendiri. Berbeda dengan Auri yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Mahlika hanya bisa memulai saja. Setelahnya selalu dilemparkan pada Auri. Dia memang tidak sadar kalau dirinya tidak berbakat di bidang itu. Walaupun kalau dia bekerja di perusahaan normal, mungkin dia bisa menjadi orang paling jenius di sana.
“Mana mungkin aku menjadi tukang jaga buku.” Ucap mahlika.
“cocok kok sama kamu yang pemalas. Kamu hanya menunggu pembeli datang dan bisa kembali tidur.” Ucap auri sambil menata beberapa bunga untuk dibuat buket bunga.
“Gak, itu sangat membosankan.”
“Bekerjalah di perusahaan biasa. Kamu akan menjadi seorang jenius di sana.”
Lyra tidak bisa lagi menahan tawannya. Apa yang dikatakan Auri sangat mencoreng harga diri mahlika sangat dalam. Tapi mahlika tidak sama sekali berniat untuk pergi dari tempat itu.
“kamu bekerja di toko ini. Sisanya kamu bantu saja aku ketika aku melakukan misiku. Sudah tidak ada lagi protes.”
“APA?” terial mahlika dan Lyra.
Lyra merasa kalau toko ini milik Auri. Walaupun keuntungan toko bungannya karena keberadaan Auri. Tapi dia tidak mungkin memasukkan mahlika ke dalam tokonya. Bisa-bisa pelanggannya kabur karena aroma tidak sedap.
“Lyra kamu tidak keberatankan.”
Lyra sama sekali tidak menjawab. Dia sedikit segan untuk menolak. Dia lebih baik Auri membawa orang lain saja dibandingkan menjadikan seornag mahlika menjadi pagawainya.
“Sebenarnya..”
“Mahlika tanggung jawabku. Sekarang kamu mandi mahlika. Aromamu tidak mengenakan.” Ucap Auri.
Pada akhirnya Lyra tidak bisa menolak permintaan sang sahabatnya. Bagaimanapun Auri adalah pegawai yang membawa keburuntungan di tokonya. Selain itu dia sedikit bisa percaya karena Auri bukan orang yang baik pada Mahlika. Selama ada Auri, wanita jorok itu pasti bisa dikendalikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments