Auri menghela nafas dengan kasar setelah membaca keseluruh mengenai pacar adik kembarnya. Dia menatap tajam wanita di depannya yang sedang bergetar. Bahkan keringatnya sudah sebesar kacang polong itu.Beberapa kali Mahlika harus menelan rudah saat melihat perubah ekspresi sang sahabat.
“Kamu tahu kesalahanmu apa?” tanya Auri yang menyimpan map di depan mahlika.
Mahlika berdiri seperti murid yang ketahuan kabur dari kelasnya. Bahkan tubuh Mahlika seperti tidak ada kekuatan saat tidak sengaja kedua matanya bertemu. Wajah Auri saat ini sangat tidak enak dilihat. Ternyata julukan orang-orang memang benar. Auri adalah beruang kutub yang bisa kapan saja menerkamnya.
“Aku tidak dapat menemukan wajah pacar Aura.”
“Jadi bagaimana kamu bisa menyatakan kalau pacarnya seorang yang baik.Bahkan kamu tidak memberi tahuku Mahlika.” Ucap Auri dengan nada yang sedikit meningkat.
Sebuah dering membuat suasana yang tadi sempat menegangkan untuk mahlika tiba-tiba kembali seperti semula. Mahlika harus berterima kasih pada orang yang menelepon si beruang es di depannya ini.
“Hallo. Kamu sudah selesai?” tanya Auri pada lawan bicaranya. Mahlika bisa menduga kalau orang itu adalah adik sahabatnya.
Aura sekali lagi kamu menyelamatkan dari amukan kakakmu. Entah dengan apa aku harus membayarmu. Walaupun kamu juga sumber masalah dari kemarahan Auri.
“Baik aku akan menjemputmu. Tunggu di toko Lyra.” Ucap Auri.
Dia memasukkan kembali hpnya kedalam saku jaket. Mengambil helmnya sebelum keluar dia mengeluarkan beberapa kata yang membuat Mahlika terdiam membeku.
“Kamu cari lagi informasi lebih dalam lagi atau kupastikan semua pekerjaanmu hancur hari ini. Kamu tahu tidak sulit membuat seluruh klienmu berpindah padaku.” Ucap Auri sebelum meninggalkan Mahlika yang menatap sahabatnya dengan kekesal sekaligus ketakutan yang datang bersamaan.
“Kenapa dia tidak seperti Aura yang baik dan tidak suka mengancam sih. Orang tuanya makan apa dia di dalam perut hingga Auri bisa semenyebalkan itu.” Umpat mahlika yang sebenarnya masih terdengar oleh Auri yang baru saja masuk.
Setelah pintu lift tertutup, Auri tidak bisa menahan tawanya. Dia sebenarnya tidak mempermasalahkan tentang tugas yang diberikan pada sahabatnya. Hanya saja menyenangkan jika sesekali membuat sahabatnya yang menyusahkan itu ketakutan. Dia selalu membuat susah Auri jika dia sudah dalam keadaan genting seperti tadi.
“Dasar bodoh, rasanya aku ingin membuatnya kembali lagi ketakutan.” Ucap Auri sebelum menjalankan motor membelah jalan kota itu.
Hari sudah hampir sore ternyata. Tidak terasa waktu bergulir dengan sangat cepat apalagi kemacetan yang membuat waktu berjalan sangat cepat. Auri kembali ke Apartement Aura untuk mengganti motornya dengan mobil. Lalu dia tancap gas menuju toko bungan milik sahabat Aura sekaligus sahabatnya.
Lyra sebenarnya sahabat Auri karena keduanya berasal dari falkutas yang sama saat kuliah. Tapi Lyra mengenal baik Auri seperti Mahlika. Aura juga mengenal sahabat kakaknya yang aneh menurutnya.
Lyra memiliki kesukaan yang sama dengan Aura. Bahkan Auri terkadang berpikir apakah Lyra kembaran adiknya. Karena Aura sama sekali berbeda dengan Auri. Sedangkan Lyra dan Aura hampir memiliki kesukaan dan hobi yang sama.
Lyra sangat menyukai bunga karena itu dia membuka sebuah toko bunga. Aura juga sesekali bekerja di tempat itu. Biasanya Auri kalau sedang di toko Lyra hanya duduk dengan kopi hitam menemaninya melihat Aura dan Lyra yang sedang kerepotan karena banyak pelanggan yang datang memesan buket buatan sang adik.
Buket bungan buatan Aura sangat terkenal di kota ini. Bahkan kata Lyra kalau Aura seperti seorang artis karena kehandalan dalam merangkai bunga. Auri tidak terlalu banyak komentar dengan hobi sang adik. Selama hal itu bisa membuat Aura bahagia dia tidak akan melarangnya. Begitupun pacar Aura yang tidak diketahui Auri.
Tak terasa mobil Auri sampai ke depan toko bunga yang tidak begitu besar hanya saja tempat yang strategis membuat toko itu selalu ramai. Toko bunga milik Lyra hampir tidak pernah sepi tiap hari.
Auri turun dari mobil dengan pakai yang berbeda saat naik motor. Sekarang dia menggunakna celana jeans robek-robek dengan hoodie kebesaran dan sebuah topi yang menutupi rambutnya. Tidak lupa sepatu hitam berlogo ceklish.
Saat dia masuk ke dalam toko itu ternyata Aura sedang melandangi seorang pelanggan. Aura langsung masuk ke dalam toko dan duduk di kursi pojok toko yang memperlihat kegiatan di dalam tempat ini. Kursi yang menjadi tempat favoritenya jika menunggu sang adik bekerja.
Aura dan Lyra berjalan menujunya setelah mengganti tanda open menjadi close. Sepertinya toko ini berniat tutup lebih awal pikir Auri. Lyra langsung memeluk Auri, kakak sahabatnya yang sangat dingin dan menggemaskan ini apalagi kalau sedang kesal.
“Sudah lama kita tidak berjumpa, kenapa kamu baru datang kesini. Pasti kamu mengunjungi si mahlika itu bukan?” tanya Lyra setelah melepaskan pelukan mereka.
Hubungan Mahlika dan Lyra tidak begitu baik. Lebih tepatnya Mahlika beberapa kali membuat Lyra kesal. Sahabatnya jika berkunjung di tempat ini selalu belum mandi dan membuat toko berbau tidak sedap. Memang Mahlika anak yang tidak tahu diri dan sangat menyebalkan.
“Kamu tahu dia melakukan yang sebenarnya tidak bisa dirinya selesaikan.”
“Ya anak itu memang lebih banyak merepotkan dibandingkan membantu kita.” Ucap Lyra yang sudah duduk di depan Auri sedangkan Aura duduk di samping kembarannya.
“Jadi kenapa kamu menutup toko ini sangat cepat?” tanya Auri yang sedikit aneh dengan Lyra. Biasanya sahabat adiknya itu selalu menutup toko jam 8/9 malam. Tapi sekarang baru saja jam 5 sore.
“Apakah kamu tidak berniat mengajakku main bersama? Kamu memang jahat Auri.”
Auri menatap kembarannya. Karena dia tidak diberitahu kalau Lyra akan ikut main hari ini. Adiknya memang selalu tidak mengabari dulu jika keadaanya seperti ini. Sebenarnya dia tidak mempermasalahkan kalau Lyra ingin ikut. Tapi kata-kata tadikan sempat saja menyinggu Lyra.
“Aku tidak masalah kamu ikut. Hanya saja Aura tidak mengatakannya kalau kamu ikut. Jadi hari ini kita akan kemana?” tanya Auri pada kedua wanita yang memiliki ketertarikan sama. Tentu saja kalau Auri yang suruh memilih tempat tujuan mereka pasti saja kedua wanita ini tidak akan menyetujuinya.
“Bagaimana kalau kita ke Cinema drive in. Aku sangat ingin menonton film yang baru saja keluar bulan ini.” Ucap Aura yang langsung disetujui oleh Lyra. Sedangkan Auri pasti akan ikut kemanapun tujuan sang adik.
“Ya sudah kita ajak si mahlika juga.” Ucap Auri yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari kedua wanita itu.
“Kenapa?”
“Tidak dia akan menghancurkan acara nonton kita. Kamu tidak lupa terakhir kali dia akan mengeluarkan komentarnya sepanjang film. Ditambah anak sialan itu akan membeberkan jalur cerita karena dia sudah menonton film itu. Dia suka menghack salah satu perusahaan cinema hanya untuk membuat kita kesal. “ ucap Lyra yang dianggukan oleh Aura.
“Si anak nakal itu ternyata masih membuat masalah. Awas kalau dia memanggilku karena membuat kesalahan.” Ucap Auri.
“haachm. Pasti ada yang sedang membicarakanku.” Ucap Mahlika yang sedang asik menonton film yang baru saja dirinya curi dari sebuah perusahaan cinema.
Auri, Aura dan Lyra akhirnya pergi tanpa Mahlika. Setelah dari acara nonton ketiganya pergi ke tempat yang diusulkan Aura dan Lyra. Tanpa sadar selama satu malam itu Auri selalu tertawa dan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
zuyoka
astaga...,
2022-04-04
0