Lyra turun telebih daru di toko bunga yang sekaligus tempat tinggal selama di negara ini. Sedangkan auri dan Mahlika menjalankan mobilnya menuju apartement mahlika. Auri memang tidak berniat kembali ke apartemt sang adik. Rasanya terlalu banyak kenangan yang akan membuat Auri kembali bersedih jika berada di sana.
“Kamu benar tidak ingin ke apartement Aura terlebih dahulu?” tanya mahlika yang sedang duduk di kursi belakang setir.
“Aku belum siap untuk pergi ke tempat itu.” Ucap Auri yang masih menatap pemandangan di luar dari jendela mobilnya. Mahlika kembali memfokuskan tatapannya ke depan. Rasanya sedikit aneh berbincang dengan Auri. Walaupun dari dulu memang wanita di sampingnya sedikit berbicara. Tapi sekarang Auri semakin sedikit di tambah kondisi yang masih merasakan sedih.
Mobil mahlika memasuki parkiran mobil apartementnya. Auri keluar dari mobil. Langsung mengambil kopernya dari bagasi dan berjalan menuju lift. Bahkan dia tidak memperdulikan mahlika yang belum keluar dari mobil.
“kamu tidak berniat masuk ke rumahmu sendiri mahlika?” tanya Auri yang sedang menunggu lift terbuka. Mahlika segera keluar dari mobilnya dan menyusul Auri.
“Aku sudah menyiapkan ruangan untukmu di lantai 3. Kamu bisa menggunaknnya.”
“Lalu barang-barangmu di lantai 3 kemanakan?” tanya Auri yang menatap mahlika. Tapi keduanya terhenti saat pintu lift terbuka. Auri masuk terlebih dahulu.
“Barang itu sudah aku urus. Aku sudah membuat ruangan di lantai 4 untuk menyimpan barang-barang itu.”
“Akhirnya kamu merapihkan apartement ini. Rasanya kamu bisa membeli satu bangunan ini juga karenaku bukan?” tanya Auri pada sang sahabat.
“Setidaknya jangan mengungkit hal itu. Aku merasa tidak berguna kalau begitu. Semua pekerjaanku yang upahnya besar kamu pasti membantunya.” Ucap mahlika yang ikut turun di lantai 3.
Auri menatap ruangan di depannya. Ternyata temannya bisa sedikit diandalkan untuk mengurus ruangan ini. Berbeda dengan ruangan milik mahlika yang hanya berisi komputer, beberapa penyimpan databasenya dan dua buah sofa bed. Sedangkan di lantai 3 ini seperti apartement biasa.
Terdapat ruang keluarga yang terdiri sofa dan satu televisi. Sebuah tempat tidur berukurang king size di dalam kamar. Beberapa peralatan masak yang tertata rapih. Selain itu ruang khusus kerja di samping kamarnya Auri. Apartement ini terlihat normal.
“Aku tidak berpikir kamu bisa melakukan semua ini seperti keinginanku.” Ucap Auri yang berjalan menuju sebuah sofa. Mahlika mengikuti sang sahabat dengan wajah kesal. Dia bukan tidak bisa menatap sebuah rumah dengan normal.
Mahlika hanya terlalu malas untuk mengurusnya saja. Karena itu di apartemenya yang berada di lantai 4 itu tidak terlalu banyak barang. Selain itu juga waktunya hanya dihabiskan duduk di depan komputernya, makan dan tidur. Buat apa harus mengatur rumahnya seperti sang sahabat.
“Kamu akan sulit mencari pacar kalau hidupmu seperti itu.” Ucap Auri dengan nada yang mengejek.
“Berhenti mengejekku tentang hal itu. Aku terlalu tergila-gila dengan opa-opa korea dan pria di komik yang aku baca. Sedangkan pria di dunia nyata ini terlalu menyeramkan.” Ucap Mahlika yang menatap pemandangan apartement sang sahabat. Tanpa sadar dia kagum juga dengan penataannya di tempat ini.
“ngomong-ngomong seminggu lalu aku memintamu mencari wajah pacar aura bukan? Kamu sudah menemukannya?”tanya Auri yang sudah menatap wajah sang sahabat.Tapi sekarang mahlika malah mencoba mengalihkan tatapan itu. Dia sadar sebuah kesalahan yang mengantarkannya ke alam baka hari ini.
“pasti kamu belum mencarinya bukan?” tanya Auri dengan suara dinginnya yang membuat mahlika keringat dingin. Bagaimanapun saat sahabatnya seperti ini memberikannya rasa takut akan kematian yang datang di depan matanya.
“kamu selalu tidak bisa mengerjakan tugas dengan benar mahlika.”
“aku sudah mencarinya tapi informasi pria itu tiba-tiba menghilang setelah kematian Aura. Aku juga bingung kenapa hal itu terjadi. Selain itu wajahnya sangat sulit di cari.” Jelas mahlika.
“sudah aku duga kamu akan mengatakan itu mahlika.” Ucap Auri.
Auri sudah tahu hal itu. Karena beberapa hari lalu dia mencoba mencari informasi tentang pacar sang adik yang berinisial Ed. Dia tidak bisa menemukan satu potret wajahpun tentang pria itu.
Aura juga tidak pernah menyimpat potret pria itu di hpnya. Tidak ada satu potret wajah pacar Aura yang tertinggal di apartement. Pria itu bisa menjadi pelaku pembunuhan sang adik. Tapi melihat informasinya yang sangat disembunyikan berarti orang itu memiliki kekuasaan atau dia seseorang yang memiliki bisnis di dunia hitam.
Siapapun yang menjalankan bisnis di dunia hitam pasti menyembunyikan seluruh informasinya. Agar tidak ada satupun orang mengetahui kehidupan sebenarnya dan kehidupan di dunia mafia. Hal itu yang membuat Auri memilih jalan berbahaya ini. Masuk dalam bisni dunia hitam seperti Mahlika.
“Aku sudah mencoba mencarinya tapi tidak ditemukan. Hanya ada dua kemungkinan saja dan kamu salah satu mencari informasi adalah masuk ke dunia hitam dan menjali hubungan dengan para mafia. Agar mendapatkan informasinya bukan.” Ucap Auri.
“Sudah aku duga kamu akan memilih jalan itu. Tenang saja aku sudah mengurusnya untuk itu. Sudah ada beberapa pekerjaan yang mereka tawarkan padamu karena aku. Kamu tahu seberapa terkenal jasaku di dunia mafia.” Ucap mahlika dnegan sombong.
Mahlika memang sudah sejak di bangku kuliah masuk dalam bisnis gelap untuk menjadi seorang informa atau hacker handal. Tapi beberapa kali dia memiliki masalah karena pertahan yang dirinya tembus terlalu sulit. Pada akhirnya mahlika datang ke Auri dan dia yang menyelamatkan nyawa wanita itu.
Bahkan Auri sering mendapatkan pekerjaan dari sang sahabat saat di bangku kuliah. Namanya sangat terkenal di dunia mafia sebagai informa yang sangat terpercaya. Tidak ada tugas yang tidak bisa diselesaikan oleh Auri.
Setelah lulus kuliah dia memilih berhenti dan fokus mengurus peusahaan ayahnya. Dia sadar kakaknya lebih membutuhkannya saat itu. Walaupun uang yang didapatkan Auri lebih sedikit dibandingkan bekerja pada para mafia. Tapi nyawanya selalu terancam. Beruntungnya dulu dia hanya tangan ketiga. Dimana Auri mendapatkan tugas dari mahlika.
“Jadi kapan kita memulai rencana kita. Mahlika?” tanya Auri dengan senyum yang merekah. Bukan hanya untuk mencari pelaku sang adiknya tapi dia merasa adrenalinnya tertantang. Rasanya sudah lama dia tidak melakukan hal yang mempertaruhkan nyawanya.
“Nanti malam kita hanya harus membobor beberapa data base dari sebuah mafia.” Ucap mahlika sambil mengingat tugas yang didapatkannya beberapa jam sebelum kedatangan sang sahabat.
“hanya membobor data base saja?” tanya auri.
“ya untuk pekerjaan pertamamu saja. Untuk pekerjaan yang bisa mendapatkan informasi dari para mafia mungkin kamu harus sedikit membuat onar. Sehingga mereka percaya dengan keahlianmu. Hal itu sudah aku rencanakann. Kamu siap mencuri sebuah barang antik dari kelompok mafia?” tanya mahlika dengan senyum penuh makna.
“Tentu saja, bukankah itu tujuanku. Memancing mereka untuk mendekat dan menggali semua informasi yang bisa aku dapatkan.” Ucap Auri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Normelin Enil
masih d sini
2022-08-30
0