Chapter 12: Mengunjungi Aura

Auri menatap gundukan tanah yang berada di depannya. Sungguh hati kecilnya masih belum bisa menerima semua ini. Sekarang tidak ada lagi yang dapat menahan air matanya untuk tidak jatuh. Dia berpikir satu tahun ini dirinya sudah baik-baik saja.

Auri tidak pernah bekunjung ke makannya maupun pergi ke apartement sang adik. Walaupun begitu Kondisi apartement sang adik selalu bersih dan rapih meski tidak ada yang menempati. Dia tidak mungkin membiarkan tempat yang paling disukai oleh adik tertutup oleh para debu. Karena itu ia meminta seorang cleaning service yang selalu membersihkannya secara berkala.

Saat itu Auri sudah tidak menangis lagi. Hanya menatap rindu setiap ruang yang biasanya terdengar teriakan Aura. Teringat jelas di benaknya saat Aura sering memarahinya yang lebih memilih tidur dibandingkan bermain bersamanya.

“Kenapa kamu pergi sangat cepat Aura? Bahkan aku belum melihat kamu berhasil dengan impianmu. Rasanya kamu sangat jahat meninggalkanku begitu saja.” Ucap Auri yang sekarang sudah berjongkok di makam sang adik. Membersihkan beberapa rumput liar yang mulai tumbuh. Sebuah buket bungan diletakannya di tumpukan tanah itu.

“lihatlah kata Lyra rangkaian bungaku sudah setingkat lebih indah darimu. Bukankah seharusnya kamu mengomeliku karena untuk kesekian kalinya aku lebih unggul darimu. Aku ingin mendengar suara itu.” Ucap Auri dengan suara yang lirih. Bahkan air matanya sudah keluar dan beranak pinang. Saat ini sudah tidak ada lagi wanita kuat yang bisa mengalahkan belasan atau puluhan musuh yang menghadangnya. Sekarang hanya seorang kakak yang sangat merindukan sang adiknya.

“maaf aku baru bisa mengunjungi di hari ulang tahun kita sekaligus perginya kamu dariku. Kenapa kamu harus menyuruhku pulang hari itu? Jika saja aku tidak kembali pasti kamu masih di sini dan berbahagia karena impianmu tergapai.”

Mungkin jika orang lain melihat Auri saat mereka akan ikut bersedih. Karena sekarang Auri terlihat sangat rapuh yang akan hancur dengan sebuah sentuhan saja. Hari yang harusnya kebahagiannya karena umurnya bertambah. Tapi sekarang menjadi hari yang hanya mengingatkannya tentang kehilangan orang yang paling bahagia.

“Aura aku pastikan akan menemukan pelakunya. Aku pastikan dia akan mendapatkan bayaran karena telah membuatmu pergi dariku. Siapapun orang itu aku pastikan dia akan merasakan rasa sakit yang melebihi kamu rasakan.” Ucap Auri yang sekarang sudah tidak air matanya yang kembali keluar. Sekarang hanya Auri yang berisi cangkang kosong tanpa ada rasa selain rasa amarah yang tersisa.

Setelah merasa puas mencurahkan seisi hatinya yang selama satu tahun dirinya pendam. Auri bisa kembali berdiri tegak dan mengangkat kepalanya kembali. Setelah Auri meninggalkan makan sang adik dengan tidak ada air mata yang tersisa.

Tanpa Auri sadar ada seorang pria yang menatapnya. Setelah kepergian Auri, pria itu berjalan menuju makam yang sama. Dia menatap makam di depannya dengan wajah sedih tapi tak ada satupun air mata yang keluarnya. Rasanya penyesalan menghinggapinya saat melihat wanita yang dicintainya sudah terbaring di dalam gundukan tanah.

Dia meletakkan buket bunga yang sudah dirinya pesan. Ternyata buket yang dibawanya sama dengan buket yang diletakkan oleh Auri. Tapi bukan hal itu yang menjadi perhatiannya. Dia mengelus papan kayu bertuliskan nama kekasihnya yang meninggalkannya dengan sebuah senyum untuk terakhir kalinya.

“maaf Aura, aku sangat merindukanmu. Tunggu aku sebentar lagi. Setelah semuanya selesai aku akan menemanimu di sana.” Ucap pria sebelum pergi meninggalkan gundukan tanah yang berisi tubuh sang kekasih.

Hari ini Auri tidak berniat untuk pulang cepat sebenarnya. Jika mahlika temannya tidak mengirimkan pesan tentang pekerjaan yang menarik untuknya. Setidaknya pekerjaanya itu bisa membuat rasa sedihnya teralihkan untuk hari ini.

Auri sudah menggunakan pakainnya yang selalu digunakannya saat melakukan pekerjaanya. Beberapa saat kemudian, mahlika datang ke apartemenya denga sebuah laptop di tangannya. Dia berjalan menuju Auri yang sedang bersiap.

Pakaiannya serba hitam yang tidak begitu ketat tapi pas di tubuhnya. Saat menggunakannya Auri lebih mudah bergerak. Tidak lupa dia selipkan dua pistol di kedua sisi pinggangnya. Sebuah pisau lipat di lengan tangan kirinya. Rambutnya sengaja dia gulung untuk mempermudah untuk bergerak.

Dia juga menggunakan satu set lensa yang bukan hanya sekedar lensa biasa. Lensa itu dibuat oleh Auri sendiri dengan teknologi yang dirancangnya sendiri. Salain bisa menyamarakan warna matanya, lensa itu bisa membantunya untuk melihat benda dari jauh dan mendeteksi gerakan musuh.

Lensa yang tidak ada dua di dunia. Tentu Auri membutuhkan banyak uang untuk bisa membuat benda itu dengan tangannya sendir. Bahkan mahlika sering merengek karena ingin mencoba benda keren itu. Tapi Auri tidak mengizinkannya karena lensanya tidak bisa digunakan oleh orang lain.

Earphone di pasangkan di telinga kananya. Sebuah masker dia gunakan untuk menutupi wajahnya. Agar tidak satu orang musuh bisa mengenali wajahnya. Sekarang Auri akan sulit dikenali selain mahlika dan Lyra yang tahu dengan penampilannya.

“Aku selalu takjub dengan penampilanmu kalau sedang menjalankan misi.” Ucap Mahlika yang sejak tadi melihat Auri bersiap. Dia adalah penonton setia Auri selain Lyra yang sesekali datang ke tempat ini. Sekarang keduanya sedikit bisa menahan perasaan kesal.

Walaupun Lyra terkadang memancing amarah Mahlika. Ya hanya sesekali tapi saat itu terjadi Auri yang harus menengahi kedua sahabatnya. Dia tidak menyangka akan sedekat itu dengan Lyra. Sahabat Aura yang sangat mirip dengan sang adik.

“Jadi siapa targetku malam ini dan apa yang harus aku lakukan.” Tanya Auri yang sudah duduk di samping Lyra.

Mahlika menyodorkan sebuah map berisi data yang diberikan oleh kliennya. Tugas ini sebenarnya sangat bahaya karena targetnya bukan mafia biasa. Tapi Auri tidak mempermasalahkan hal itu saat mahlika menceritakannya.

“Kamu yakin mengambilnya. Tugasmu yang sekarang sedikit lebih berbahaya dari biasanya.”

“Hanya sedikit lebih berbahayakan. Bukan suatu masalah untukku.” Ucap Auri yang sedang membaca rincian targetnya malam ini. Dia sedikit terkejut saat tahu kalau kliennya memintanya untuk mengambil sebuah flashdisk di sebuah rumah di daerah X yang tidak begitu jauh dari gedung mahlika.

“Hanya sebuah flasdisk saja?” tanya Auri pada mahlika yang dijawab dengan anggukan kepalanya.

“Klienku mengatakan bahwa flashdisk itu berisi desai baru senjata yang akan dibuat oleh sebuah kelompok mafia. Katanya desain itu sangat menjadi incaran para mafia di dunia ini.” Ucap mahlika.

“Sepertinya menarik kalau flashdisk ini menjadi milikku bukan?” ucap Auri yang membuat mahlika memegang kepalanya karena  seketika pusing menghampirinya. Ke gilaan Auri muncul jika ada barang menarik. Hal ini bukan pertama kali Auri melakukannya. Dia sering membuat kliennya marah karena tidak memberikan hasil curian yang mereka pinta.

“Jangan lakukan lagi. Aku sudah lelah dengan masalah yang kamu buat selama satu tahun ini.” Ucap mahlika.

“Bukankah aku yang selalu menyelesaikannya.” Ucap Auri yang membuat mahlika membuang nafas dengan kasar. Memang benar Auri selalu menyelesaikan masalah yang diperbuatnya. Masalah lain adalah kliennya akan berkurang tapi akhirnya Auri yang akan menyarahkannya.Padahal sumber masalah adalah Auri.

Episodes
1 Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2 Chapter 2:Auri diculik
3 Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4 Chapter 4: Kunjungan Auri
5 Chapter 5: Aura punya pacar
6 Chapter 6: Hari 2
7 Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8 Chapter 8: Kepergian Aura
9 Chapter 9: Negara penuh kenangan
10 Chapter 10: Awal
11 chapter 11: Bekerja di toko bunga
12 Chapter 12: Mengunjungi Aura
13 Chapter 13: Misi pencurian
14 Chapter 14: Mainan baru
15 Chapter 15: Misi gagal
16 Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17 Chapter 17 : Surat dari kakak
18 Chapter 18: Amarah ketua mafia
19 Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20 Chapter 20: Menemukanmu
21 Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22 Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23 Chapter 23: Auri vs Edgar
24 Chapter 24 :Auri diculik
25 Chapter 25 : Auri terluka
26 Chapter 26 :Takut Suntikan
27 Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28 Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29 Chapter 29: Menghubungi sahabat
30 Chapter 30 : Pacar Aura
31 Chapter 31: Amarah Auri
32 Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33 Chapter 33 : Serangan
34 Chapter 34: Bekerja sama
35 Chapter 35 : Auri kembali
36 Chapter 36 : Kamu gila?
37 Chapter 37 :
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44 : Tergila-gila
45 Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49 Chapter 49 : Kesurupan?
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124 (18+)
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2
Chapter 2:Auri diculik
3
Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4
Chapter 4: Kunjungan Auri
5
Chapter 5: Aura punya pacar
6
Chapter 6: Hari 2
7
Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8
Chapter 8: Kepergian Aura
9
Chapter 9: Negara penuh kenangan
10
Chapter 10: Awal
11
chapter 11: Bekerja di toko bunga
12
Chapter 12: Mengunjungi Aura
13
Chapter 13: Misi pencurian
14
Chapter 14: Mainan baru
15
Chapter 15: Misi gagal
16
Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17
Chapter 17 : Surat dari kakak
18
Chapter 18: Amarah ketua mafia
19
Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20
Chapter 20: Menemukanmu
21
Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22
Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23
Chapter 23: Auri vs Edgar
24
Chapter 24 :Auri diculik
25
Chapter 25 : Auri terluka
26
Chapter 26 :Takut Suntikan
27
Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28
Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29
Chapter 29: Menghubungi sahabat
30
Chapter 30 : Pacar Aura
31
Chapter 31: Amarah Auri
32
Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33
Chapter 33 : Serangan
34
Chapter 34: Bekerja sama
35
Chapter 35 : Auri kembali
36
Chapter 36 : Kamu gila?
37
Chapter 37 :
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44 : Tergila-gila
45
Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49
Chapter 49 : Kesurupan?
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124 (18+)
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!