Chapter 9: Negara penuh kenangan

Auri menatap kamar yang sekarang sudah tidak berpenghuni. Pemiliknya sudah kembali ke sisi sang pencipta. Kalau diingat lagi kamar ini terlalu kekanakan untuk adiknya yang seumur dengan Auri.

“Sekarang aku baru sadar kalau kamu seperti anak kecil Aura.” Gumam Auri.

Dia duduk di tempat tidur yang sudah tidak beraroma Aura. Karena telah ditinggal satu tahun lamanya. Sebuah bingkai photo mengalihkan fokus Auri. Tanpa sadar air matanya kembali keluar saat melihat potre Auri dan Aura saat wisuda di universitas yang sama.

“Rasanya aku masih belum bisa percaya kalau kamu telah meninggalkan aku lebih dulu. Harusnya aku dulu yang pergi karena keberadaanku tidak akan memberikan luka sebesar ini Aura. “ ucap Auri sambil menatap potret wajah Aura yang tersenyum.

Seorang pria muda masuk ke dalam kamar itu. Dia juga sangat merindukan sang pemilik kamar ini. Rasanya sudah lama sekali tidak mendengar suara tawanya secara langsung. Ada rasa penyesalan yang menghampirinya karena dia belum sempat bertemu sang adik sebelum. Kesibukan mengurus perusahaannya membuatnya menomber duakan kedua adiknya. Apalagi sekarang adiknya yang tersisa akan meninggalkannya untuk waktu yang tidak dapat ditentukan. Bisa satu tahun atau untuk selamanya.

Keluarga Alaksana sudah melepaskan burung bebas itu. Mungkin mempertahankan Auri di sangkar Alaksana hanya akan membuat wanita itu mati secara perlahan. Seluruh keluarga auri percaya kalau anak gadis dewasa akan menemukan obat untuk seluruh lukanya di masa depan.

“Kalau kamu ragu untuk pergi, kakak dengan senang hati menerima kamu lagi Auri.” Ucap Antara yang membuat Auri tertawa kecil. Tentu gadis itu tahu kakaknya sedang bergurau dengannya.

“Kakak katakan kalau kamu tidak rela melepaskanku bukan?”

“Tentu saja, Aura sudah meninggalkan kita. Kakak tidak mau kehilangan adik kakak untuk kedua kalinya.” Ucap Antara sambil memeluk tubuh sang adiknya yang terlihat kecil kalau di dalam pelukannya. Rasanya dia akan merindukan sang adik dinginnya untuk waktu yang lama.

“Tenang saja, Aku akan kembali ketika diriku sudah baik-baik saja.” Ucap Auri yang mengeratkan pelukan kakaknya. Auri sudah sangat lama tidak memeluk tubuh kakaknya. Dirinya baru sadar kalau kakaknya sangat besar dibandingkan tubuhnya yang hanya setinggi 160cm saja.

“Kakak hanya bisa berdoa kamu menemukan kebahagianmu. Jangan memaksakan dirimu. Biarkan semuanya mengalir seperti air. Kalau kamu lelah, rumah ini selalu terbuka untuk adik kakak yang dingin ini.” Ucap antara yang memberikan jarak dari pelukan mereka. Dia melihat wajah sang adik dengan beberapa air mata masih ada di wajahnya.

Rasanya melepaskan Auri lebih berat dibandingkan Aura. Mungkin karena masih terkenang dengan jelas di ingatannya kejadian 15 tahun lalu yang menimpa Auri. Dia takut hal buruk akan terjadi kembali pada adiknya. Auri memang sangat kuat dan dewasa tapi dia juga bisa sangat rapuh. Hati adiknya seperti kaca yang jika pecah tidak bisa kembali seperti sedia kala.

“Kakak, jangan terlalu memikirkanku. Aku tetap akan mengawasi perusahaan dan membantu kakak dari jauh. Tapi kita tidak bisa bertemu sebelum semua tujuanku terwujud.” Ucap Auri yang menatap wajah sang kakak. Dia sekarang ingin merekam setiap ukiran wajah sang kakak yang selalu menyanginya maupun Aura bagaikan putri raja.

Kakaknya selalu memberikan hal terbaik untuk Aura maupun Auri. Dia adalah pangeran untuk kedua anak kembar. Auri tidak pernah membenci sang kakak meski saat itu dia tidak bisa menyelamatkanya. Tapi setelah dia sadar dari tidurnya, auri sangat tahu seberapa tertekan sang kakak akibat kejadiannya.

Antara yang dulu selalu menghindari latihan fisik. Setelah kejadian itu dia mulai kembali berlatih dengan benar-benar. Bahkan keahlian kakanya melebih Auri sekarang. Antara juga yang mengajarkan adiknya cara menggunakan senjata untuk melindungi dirinya.

Kakaknya sudah berubah sejak 15 tahun lalu. Dia bukan lagi kakaknya yang lemah dan sering menangis jika hal buruk terjadi pada sang adik. Sekarang dia menjadi benteng untuk melindungi keluarganya. Berdiri tegak dengan seluruh kekuatannya dan menjaga orang-orang yang disayangnya.

“Aku harap,kakak dapat secepat menemukan kebahagian kakak. Jangan terlalu tenggelam dalam pekerjaan dan aku maupun ayah. Kita akan baik-baik saja.”

“Kenapa adik kakak yang dingin ini jadi tiba-tiba sangat cerewet plus sang peduli sama kakak. Biasanya kamu gak peduli pada kakak mu ini.” Ucap Antara dengan nada menggoda sang adik. Sayangnya Auri tidak sama sekali berpengaruh dengan godaan kakaknya.

“Diam bukan berarti aku tidak peduli sama kakak. Sudahlah aku harus pergi sekarang atau pesawat akan meninggalkanku.”

“Bagus dong kalau kamu ketinggalan pesawat. Jadi kamu bisa selamanya membantu kakak buat ngurus perusahaan.”

“Ayolah kaka, aku dari tempat jauh juga tetap bisa membantumu. Sekarang kakak antarkan aku ke bandara.”

“Baiklah adikku.” Ucap Antara dengan sebuah kecupan sayang mendarat di pipi Auri. Hal itu membuat Auri membuang nafas dengan kasar. Kebiasaan kakaknya ini tidak pernah bisa hilang. Sungguh dia suka diperlakukan seperti anak kecil.

“Di mata kakak, kamu adalah adik kecil kakak. Tidak akan pernah berubah. Ayo naik.” Ucap Antara dari dalam mobil.

Mobil yang dikendarai Antara membelah jalan ibukota yang terbilang lancar. Mungkin karena hari masih terlalu pagi untuk orang-orang memulai aktivitas. Auri memang sengaja penerbang pertama pada hari ini. Rasanya terlalu lama di Indonesia membuatnya semakin berat meninggalkan keluarganya.

“jaga diri kamu Auri. Aku tidak ingin mendapatkan kabar buruk sampai ketelingaku. Cukup kabar kamu akan menikah atau memiliki kekasih hati.” Ucap Antara yang membuat Auri mendengus kesal. Dia belum berpikir tentang hubungan dengan lawan jenisnya saat ini. Sekarang tujuannya adalah mencari pelaku pembunuhan Aura.

Dia belum bisa bahagia sebelum tujuannya terwujud. Rasanya kalau itu terjadi hatinya tidak tenang dan merasa bersalah pada sang adik. Dia menatap kakaknya yang melambaikan tangannya pada dirinya. Setelah beberapa saat terdiam Auri berjalan menuju pintu untuk melakukan pemberangkatannya.

Auri tiba ke negeri tempat yang banyak kenangan manis maupun sedih. Tidak ada lagi sang adik yang menjemputnya kalau tiba di negara ini. Beruntungnya penerbangan kali ini tidak membuat Auri pusing maupun demam. Sepertinya jetlagnya tidak separah beberapa waktu lalu.

Auri melihat dua orang wanita seumurnya sedang melambaikan tangan. Mereka adalah Lyra dan Mahlika. Auri sedikit terkejut melihat dua wanita yang tidak pernah akur sekarang menjemputnya. Sesuatu pemandangan yang sang langka.

“Aku tidak berpikir kamu akan kembali ke negara ini Auri.” Ucap Lyra yang membantu membawa koper kecilnya. Sedangkan mahlika malah merangkul bahunya.

“Pasti ada yang kamu rencanakan? Aku akan membantumu teman.” Ucap Mahlika yang sepertinya sudah paham dengan tujuannya terbang ke negara ini.

Mahlika memang teman yang sangat mengenal Auri. Tanpa harus menjelaskan tujuannya. Wanita itu sudah tahu rencana sang sahabat, Padahal kemarin sebelum terbang, dia hanya mengatakan akan ke amerika.Tapi

“Hey kalian sekarang mendiamkanku begitu saja.” Protes Lyra.

“hahhahaha, kamu gitu ajah marah Lyra. Kamu memang seperti para wanita umumnya.” Ucap mahlika yang membuat Lyra kesal.

“hey kamu juga wanita sepertiku. Jangan mengatakan seaka-akan kita berbeda.”

“ya kita memang berbeda. Aku dan kamu tuh seperti air dan minyak. Aku bukan wanita yang seribet kamu.”

“Bukan wanita yang tidak ribet. Tapi kamu lebih tepatnya wanita paling jorok  dari yang pernah aku temui.” Ucap Lyra.

Tanpa sadar kedua teman Auri berbicara sambil berjalan dan meninggalkan Auri di belakang. Rasanya mereka berdua memang tidak pernah boleh dipertemukan. “Aura aku merindukanmu.”

Terpopuler

Comments

Normelin Enil

Normelin Enil

sabar menanti

2022-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2 Chapter 2:Auri diculik
3 Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4 Chapter 4: Kunjungan Auri
5 Chapter 5: Aura punya pacar
6 Chapter 6: Hari 2
7 Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8 Chapter 8: Kepergian Aura
9 Chapter 9: Negara penuh kenangan
10 Chapter 10: Awal
11 chapter 11: Bekerja di toko bunga
12 Chapter 12: Mengunjungi Aura
13 Chapter 13: Misi pencurian
14 Chapter 14: Mainan baru
15 Chapter 15: Misi gagal
16 Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17 Chapter 17 : Surat dari kakak
18 Chapter 18: Amarah ketua mafia
19 Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20 Chapter 20: Menemukanmu
21 Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22 Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23 Chapter 23: Auri vs Edgar
24 Chapter 24 :Auri diculik
25 Chapter 25 : Auri terluka
26 Chapter 26 :Takut Suntikan
27 Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28 Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29 Chapter 29: Menghubungi sahabat
30 Chapter 30 : Pacar Aura
31 Chapter 31: Amarah Auri
32 Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33 Chapter 33 : Serangan
34 Chapter 34: Bekerja sama
35 Chapter 35 : Auri kembali
36 Chapter 36 : Kamu gila?
37 Chapter 37 :
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44 : Tergila-gila
45 Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49 Chapter 49 : Kesurupan?
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124 (18+)
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2
Chapter 2:Auri diculik
3
Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4
Chapter 4: Kunjungan Auri
5
Chapter 5: Aura punya pacar
6
Chapter 6: Hari 2
7
Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8
Chapter 8: Kepergian Aura
9
Chapter 9: Negara penuh kenangan
10
Chapter 10: Awal
11
chapter 11: Bekerja di toko bunga
12
Chapter 12: Mengunjungi Aura
13
Chapter 13: Misi pencurian
14
Chapter 14: Mainan baru
15
Chapter 15: Misi gagal
16
Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17
Chapter 17 : Surat dari kakak
18
Chapter 18: Amarah ketua mafia
19
Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20
Chapter 20: Menemukanmu
21
Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22
Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23
Chapter 23: Auri vs Edgar
24
Chapter 24 :Auri diculik
25
Chapter 25 : Auri terluka
26
Chapter 26 :Takut Suntikan
27
Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28
Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29
Chapter 29: Menghubungi sahabat
30
Chapter 30 : Pacar Aura
31
Chapter 31: Amarah Auri
32
Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33
Chapter 33 : Serangan
34
Chapter 34: Bekerja sama
35
Chapter 35 : Auri kembali
36
Chapter 36 : Kamu gila?
37
Chapter 37 :
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44 : Tergila-gila
45
Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49
Chapter 49 : Kesurupan?
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124 (18+)
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!