Auri tersadar saat sudah berada di tempat yang kumuh dengan berbagai balok kayu yang berserakan di sekitanya. Dia juga merasakan kedua tanganya terikan dan kakinya juga.
Dia melihat keadaanya yang sangat gelap. Auri ingin menangis saat ini karena rasa takut. Bahkan beberapa kali dia memanggil nama ayahnya dan kakaknya. Dia takut jika ada yang berbuat jahat padanya.
Hinggat tiba-tiba seorang pria dewasa masuk kedalam tempat penyekapan. Saat itu air mata Auri juga mengering. Dia sadar kalau tidak boleh memperlihatkan kelemahannya. Walaupun Auri masih kecil tapi di sangat dewasa dan cerdik.
Dia hanya menatap tajam pria yang datang dengan senyum mengejek Auri. Orang dewasa itu sekarang berdiri di depannya dengan sebuah pisau kecil di tangan kanan. Tanpa sadar tubuhnya begetar membayangkan benda tajam itu melukainya. Tapi auri mencoba mengontrol tubuhnya agat pria dewasa itu tidak tahu kalau dirinya sedang ketakutan.
“wah kamu sangat cantik juga yang adik.” Ucap pria dewasa itu dengan tangannya mengelus pipi auri. Tapi Auri langsung menepis tangan itu dengan menjauhkan kepalanya dari tangan itu.
“Kamu masih kecil tapi sudah sangat arogan ya.”
Auri tidak berniat menjawab ucapan pria itu. Sekarang yang harus dirinya pikirkan adalah cara untuk menyelamatkan dirinya. Dia harus berpikir bagaimana melepaskan ikatan ini dan keluar dengan selamat.
“Apakah kamu masih tetap arogan saat pisau ini menggores tubuhmu adik keci. Melihat wajah aroganmu itu rasanya aku ingin mendengarkan jeritanmu.” Ucap pria dewasa itu.
Pisau itu menggores tangan kanan dan kiri Auri. Tidak bisa menjerit karena rasanya sangat sakit. Auri tidak pernah mendapatkan luka sebelumnya.
“aaaaaaaaaakh sakit, jangan lukain sakit.” Ucap Auri tapi suaranya tidak terdengar jelas karena mulutnya di tutup dengan sebuah kain.
Bahkan air mata Auri tidak bisa ditahan saat pisau itu terus menerus menggores bagian tubuhnya. Sangat sakit rasanya. Dia tidak kuat merasakan ini terus.
“Ayah, kakak aura ,mama . auri takut. Tolong auri. Auri gak mau mati di sini.” Ucap auri dalam hati.
“Hey apa yang kamu lakukan.” Ucap pria dewasa yang lain baru saja muncul.
“aku hanya memberikan sedikit penyiksaan. Pada anak kecil kaya ini. Dia sangat arogan.” Ucap pria yang tadi menggoreskan tubuh Auri dengan pisau kecilnya.
“Berhenti melakukan itu. Bos akan marah jika kamu melakukannya. Kita hanya harus menahannya hingga bos mengabari kita.” Ucap pria itu berambut keribo.
“Ah kamu tidak rame sekali. Lihatlah anak kecil ini bisa kita mainkan.”
“Ya dia sedikit cantik. Tapi aku akan melakukan mungkin setelah kata bos mengizinkanya. Aku juga penasaran dengan tubuh anak kecil ini.” Ucap pria kribo dengan tatapan yang menjelajahi tubuh Auri. Hal itu membuat tubuh Auri kembali bergetar, anak kecil itu yang baru berusia 8 tahun merasakan ketakutan. Dia takut jika kedua pria itu melakukan hal buruk padanya. Bahkan sekarang air matanya terus mengalir yang tadi sempat berhenti.
Bahkan Auri mencoba melepas tarinya tapi tidak bisa. Kedua pria dewasa itu menatap Auri dan tertawa. Terlihat kedua pria itu seperti berniat melakukan sesuatu pada anak kecil itu.
“kamu pedofil ternyata. Tapi memang anak kecil itu sangat cantik. Ya sudah kita meninggalkan tinggalkan anak itu di sini.” Ucap pria yang tadi melukai tubuh Auri.
“mama,papa auri takut.” Teriak auri walaupun tidak terdengar bahkan air matanya terus keluar dan tubuhnya begetar. Akibat gerakannya tangan dan kakinya yang mencoba melepaskan tali. Bukannya terlepas malah tubuh Auri jatuh ke samping dengan kursi masih terikat pada tubuhnya.
Mungkin saat ini tubuhnya sudah memar karena beberapa badannya membentur balok kayu di sekitar Auri.
Tanpa terasa 3 hari telah berlalu Auri di sekap di ruangan itu. Sudah tidak ada air mata yang keluar dari mata anak kecil berusia 8 tahun itu. Dia tidak diberikan makanan dan minum selama 3 hari. Bahkan tubuhnya terlihat sangat kecil saat ini.
Sudah cukup menangis selama 3 hari ini menurut Auri kecil. Dia mencari benda yang bisa membantu membuka tali di tangan dan kakinya. Hingga dia menemukan sebuah paku yang tertancap di dinding. Sedikit berbahaya karena bisa saja paku itu mengarah pada tempat yang salah.
Tapi sekarang Auri kecil sudah tidak memikirkan hal itu lagi. Dia tidak bisa menunggu kedatangan keluargnya. Auri takut kalau kedua pria yang selama beberapa hari ini selalu menganiyayanya secara fisik. Terkadang dia mendapatkan pukul benda tumpul atau goresan pisau kecil itu. Tubuhnya sebenarnya sudah sangat lelah bahkan tidak ada tenanga.
Auri sadar dirinya tidak boleh menyerah. Sekarang hanya dirinya sendiri yang bisa menentukan masa depannya. Ayah dan kakaknya mungkin sedang mencari di luar.
Auri sengaja menjatuhkan tubuhnya agar lebih muda mencapai paku itu. Walaupun sangat sulit karena kursi yang merekat pada tubuhnya. Dia bergerak mengandalkan badannya. Saat sudah sampai dia membalikkan tubunya dan mengalahkan pada tangannya.
Beberapa kali paku tajam itu malah menggores tanganya. Tapi sekarang auri sudah tidak memperdulika luka ditubunya. Bahkan dia tidak merasakan rasa sakit karena terlalu sering mendapatkan penyiksaan.
Beruntungnya tali itu terlepas. Auri melakukan yang sama pada kakinya. Saat Auri baru saja bisa melepaskan talinya. Pria dewasa yang sering menyakitinya datang dengan pisau kecil. Saat itu keadaan mendukungnya. Karena ruangan itu sangat kurang pencahayaan. Hal itu membuat pria dewasa itu juga sulit melihatnya. Biasanya dia akan membawa lilin untuk membantu penerangan di ruangan.
Saat itu Auri dengan tekad dan sisa tenanganya mengambil balok kayu dan berjalan di belakang tubuh pria itu. Tenaga yang tersisa dia memukul kepala pria itu dengan balok kayo yang dipegangnya.
“Aaaaaaaaaaakh.” Teriak pria itu. Segera saja Auri melebut pisau kecil milik pria itu. Tanpa sadar lilin yang dipegang oleh pria itu jatuh dan menyebabkan kebakaran di ruangan itu. Auri langsung meninggalkan pria itu.
“anak kecil itu kabur.” Teriak pria dari dalam ruangan penyekapan auri.
Saat itu auri melihat kalau di luar ruangan penyekapannya hanya tersisa 3 orang. Tapi tubuhnya sangat besar. Auri menguatkan hatinya dan menyerang dengan pisau kecilnya.
2 orang sudah tumbang dengan luka perut yang sama. Beruntung Auri telah belajar beladiri. Dia sangat gesit dalam menghindar serangan orang-orang dewasa itu.
Tapi dia hanya anak kecil, pada akhirnya dia ditangkap oleh pria berambut kribo. Auri mencoba memberontak. Awalnya sangat sulit hingga kakinya menendang pusaka pria itu. Ketika keadaan mendukung Auri dia segera mengarahkan pisaunya tepat di punggu pria itu.
“Aaaaaaaaaaaaaaakh.” Teriak pria itu karena merasakan tusukan Auri.
Setelah itu Auri berlari keluar. Dia melihat ada jalan raya dan sebuah hutan di depan bangun penyekapannya. Auri memilih untuk masuk kedalam hutan karena dia berpikir kalau jalan raya dengan mudah mereka mengejar Auri.
Auri terus berlari, dia tidak peduli kalau tubuhnya sudah terluka. Bahkan kakinya beberapa kali menginjak benda taja, Kaki kecil Auri sudah dipenuh dengan darah. Dia terus berlari, karena kalau dia berhenti dia pasti akan tertangkap. Hingga ujung dari hutan itu adalah jalan raya. Ada sebuah mobil yang melaju. Tanpa pikir dua kali, Auri langsung berlari dan memberhentikan mobil itu.
Pengemudi itu langsung menginjak remnya. Beruntungnya tubuh Auri tidak tertabrak mobil itu. Sang pengendara ingin memarahi Auri tapi saat melihat kondisi tubuh anak kecil rasa iba muncul.
“Ayah kenapa kita berhenti.” Panggil seorang anak kecil dari dalam mobil.
“Tuan tolong selamatkanku.” Ucap Auri sambil berjongkok dengan tubuh bergetar.
“AURi.” Teriak anak laki-laki yang turun dari mobil.
“ayah ayo tolong auri.” Ucap anak laki-laki.
Pria dewasa itu membawa tubuh Auri yang dilumuri darah ke dalam kursi belakang sebelah anaknya. Pria itu langsung membawa mobil itu ke rumah sakit terdekat.
“Alan makasih sudah nolongin Auri.” Ucap Auri pada anak laki-laki yang pernah dipukulnya.
“Iya, Auri, ini minum dulu.” Sodor satu botol minum pada Auri tapi gadis itu menggelengkan kepalanya. Ayah Alan yang melihat gadis di sebelah anaknya dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan dengan tangan kananya masih memegang pisau kecil.
“Tenanglah Auri, paman akan membawa Auri ke pada orang tua Auri.” Ucap ayah Alan.
“Terima kasih paman.” Ucap Auri. Tapi gadis itu masih sangat waspada. Mungkin kejadian beberapa waktu lalu membuatnya sangat berhati-hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
zuyoka
wah sial, komplotan pedo!
2022-04-03
0