Sudah genap satu tahun setelah kepergian Aura di kehidupannya Auri. Sedikit demi sedikit dia sudah mulai bisa menatap hidupnya tidak seperti satu tahun lalu. Auri sekarang sibuk dengan kerja sambilan di toko bunga Lyra.
Sebenarnya pilihan Auri saat itu membuat Lyra saja terkejut mendengar penuturannya. Saat itu Auri harus mencari pekerjaan yang terlihat normal agar tidak ada yang mencurigai kehidupan sebenarnya. Tentu dia bukan wanita malam yang menjajahkan tubuhnya di malam hari.
Tapi Auri menjajahkan otak encernya dan keahliannya untuk beberapa juta dolar yang didapatkannya. Pendapatan Auri lebih besar dari bekerja sebagai pelayan di toko bunga Lyra. Tapi kalau dia sama sekali tidak bekerja hal itu akan menjadi sangat mencurigakan.
Lyra sudah tahu akan pilihannya untuk ikut serta dalam pekerjaan Mahlika. Walaupun awalnya si Mahlika yang kena amarah Lyra. Karena berpikir sahabatnya itu yang mengajak Auri. Padahal Auri yang menawarkan dirinya untuk bekerja bersama sang sahabat.
Flashback
Hari itu Auri berniat untuk melamar sebagai pelayan di toko bunga milik Lyra. Dia malas kalau harus cari pekerjaan di tempat lain. Selain itu kalau bekerja di tempat lain terlalu beresiko untuknya. Dia hanya khawatir jika ditempat lain akan membuat orang lebih curiga terhadapnya.
Auri datang ke toko bunga Lyra tidak sendirian. Dia mengajak Mahlika walaupun sahabatnya itu sangat terpaksa untuk ikut. Alasannya hanya karena mahlika malas mendengar omelan dari sahabat adiknya Auri itu. Keduanya masih saja belum akur padahal Auri sudah seling mempertemukan mereka. Seperti berdamai untuk keduanya adalah kiamat untuk dunia ini.
“Kamu kenapa tidak pergi sendiri saja sih. Wanita ribet itu pasti akan selalu mengajakku berdebat. Hari ini aku sedang ingin merasakan kedamaian. Setelah tadi malam kamu merecoki aku dengan tugas pemantawan.” Ucap Mahlika dengan kedua mata tertutup dan tubuhnya di sandarkan ke kursi yang berada di samping supir. Hari ini Auri dengan senang hati menjadi supir sahabatnya.
“Bukankah kamu mendapatkan keuntungan dariku. Jadi jangan protes.” Ucap Auri yang kesal dengan berbagai protes yang ditunjukkan padanya. Karena sudah memaksa mahlika bertemu dengan Lyra. Tentu saja ada alasan kenapa Auri membawa sahabat menyebalkannya bertemu dengan musuhnya itu.
“Kamu harus membayar lebih karena sudah membawaku bertemu si tukang bunga.”
“Kamu tahu sahabatmu bentar lagi menjadi seornag tukang bunga juga dan untuk bayaran apakah aku harus mengingatkan kalau apartement itu atas milik siapa.” Ucap Auri yang membuat mahlika langsung membuka mata dan menatap sang sahabat yang masih mengungkit masalah satu gedung miliknya itu.
“Hey berhenti membicarakan gedung milikku itu. Bukankah aku sudah menyicilnya.” Ucap mahlika dengan nada kesal. Tapi Auri sama sekali tidak memperdulikan sang sahabat. Sekarang dia fokus dengan setir dan pemandangan di depannya.
Hal itu membuat Mahlika kesal dengan sikap menyebalkan yang dimiliki oleh Auri. Mungkin orang lain hanya mengenal Auri sebagai wanita dingin dan sedikit bicara. Mereka belum tahu saja kalau Auri seorang pendemdam walaupun itu pada sahabatnya. Bahkan wanita di sampingnya akan selalu mengingat kesalahan orang lain saat dia tidak tahu untuk menjatuhkan musuhnya.
Auri memang wanita licik dan jahat. Tapi wajah imutnya membuat Auri terliha tidak sejahat itu. Mahlika sudah sangat bosan dengan tingkah sang sahabatnya yang satu ini.
“Berhenti membicarakan aku di dalam otak kecilmu itu. Jangan buat otakmu yang sudah sang sedikit kapasitasnya dipenuhi dengan hujatan padaku.” Ucap Auri yang membuat mahlika sangat kesal. Ini adalah kata-kata yang bisa langsung membuat seorang mahlika sadar kalau begitu sempurna sang sahabat. Hanya satu yang bisa dibanggakan oleh mahlika pada Auri. Dia bisa tertawa dengan muda sedangkan wanita sangat sulit melakukannya. Bahkan saat marah saja tidak ada perubahan yang signifikan pada wajah cantiknya.
Mahlika yang terlalu asik dengan pikirannya sampai tidak sadar kalau mobil Auri sudah terparkir di depan toko yang selalu dirinya hindari. Tentu dia menghindari toko ini karena sang pemiliknya. Auri sudah turun lebih dulu sedangkan mahlika masih di dalam mobil tanpa ada niat untuk menyusul sang sahabat.
“Cepat keluar kamu atau aku tidak akan mengerjakan tugas-tugasmu itu.” Ucap Auri yang sudah berjalan terlebih dahulu ke dalam toko. Mahlika terdiam melihat sang sahabat yang sangat tahu membuatnya tunduk dalam situasi seperti ini.
Saat Auri masuk kedalam toko bunga. Dia langsung disambut dengan sebuah pelukan dari Lyra. Wanita itu memang memiliki sikap seperit Aura. Hal itu yang membuatnya selalu ingin di dekat Lyra karena dia bisa melihat sang adik di dalam tubuh sahabatnya itu.
“Akhirnya kamu menemuiku setelah satu minggu kamu menghilang. Apakah kamu sekarang baru ingat kalau aku juga sahabatmu?” ucapa Lyra setelah melepskan pelukannya.
“Jangan lebay deh, Auri tuh wanita sibuk gak ada waktu buat mengunjungi wanita seperti kamu.” Ucap mahlika yang tidak tahu dirinya masuk melewati Lyra.
Lyra menatap tajam mahlika seperti akan menguliti sahabat Auri itu. Rasanya setiap ada mahlika di dekatnya, Lyra sangat bernafsu untuk membuat wanita itu kesal. Lihat bibir cantiknya sudah siap untuk mengeluarkan kata-kata yang akan membuat Mahlika naik pitam.
“Dia sudah mandi jadi tenanglah Lyra,Ada yang ingin aku bicarakan.Bisa kamu tutup toko ini untuk sementara waktu.” Ucap Auri yang sudah duduk di kursi favoritnya.
Lyra berjalan ke pintu tokonya. Dia menutup pintu dan dikunci setelah digantinya lebel open menjadi close. Dia berjalan menuju Auri dan Mahlika yang sedang menatap sekitar tokonya.
“Benarkah dia sudah mandi?”
“Hey kamu jangan ngajak berantem ya. Aku kesini berniat baik.” Ucap Mahlika yang sudah menunjukkan wajah kesalnya pada Lyra.
“Aku hanya takut kamu membuat tokoku yang beraroma bunga menjadi bau badanmu yang tidak mengenakkan itu.” Ucap Lyra yang malah mengibarkan bendera perang pada mahlika yang tidak bisa berbuat apa-apa karena tatapan tajam dari sang sahabat.
“Lyra,duduklah.”
“kok aku rasanya seperti kamu yang punya toko ini ya hehehhe.” Ucap Lyra yang di akhiri dengan tawa.
“Ke auri saja lembut kaya pantat bayi. Kalau ke aku kaya kobaran api rasa-rasanya.” Gumam mahlika yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Lyra. Auri yang melihat kedua sahabatnya hanya bisa membuang nafas dengan kasar.
“Aku akan bekerja di tokomu mungkin mulai dari hari senin nanti.” Ucapan Auri yang membuat Lyra maupun Mahlika terkejut bukan main. Mereka merasa kalau Auri di depan mereka sedang kerasukan. Tidak mungkin seorang Auri mau menghabiskan waktunya dengan bunga-bunga.
“Kamu gak panaskan?” tanya Lyra yang langsung menyentuh dahi sang sahabat.
“kamu gak habis minum obat apa gitu setelah pekerjaanmu tadi malam kaya kamu sedikit aneh.” Ucap Mahlika yang menambah kekesalan Auri.
“aku harus mendapatkan pekerjaan yang normal. Tentu saja bekerja dengan Lyra lebih aman di bandingkan aku bekerja di tempat lain. Aku harap kamu tidak mempermasalahkan niatku ini.” Ucap Auri sambil menatap Lyra yang sekarang malah tersenyum lebar.
“Tentu saja tidak. Aku senang akhirnya kamu mau mengenal bunga-bunga indah ini.”
“Hey wanita ribet dia hanya ingin bekerja bukan sepertimu yang tergila-gila dengan bunga.” Ucap mahlika yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Lyra. Sayangnya dia tidak takut dengan itu.
“Aku ingin mengatakan rahasia yang harus kamu simpan mungkin untuk selamanya. Aku bekerja sebagai pembunuh bayaran sekaligus pencuri barang antik. Tidak hanya itu aku juga terkadang menerima pekerjaan sebagai informa antara kelompok mafia. Jadi pekerjaanku di tempat ini hanya untuk menutupi pekerjaanku sebenarnya.” Jelas Auri yang membuat Lyra kembali terkejut untuk kedua kalinya. Sedangkan Mahlika tentu tidak terkejut sama sekali.
“Pasti kamu yang ajak Auri ke dalam pekerjaan gilamu itu.” Tuduh Lyra pada mahlika.
Mahlika merasa tidak masalah dengan tuduhan saat ini. Karena memang dirinya yang memberikan jalan untuk Auri masuk kedunia gelap. Tentu dia juga ikut serta dalam mensukseskan setiap pekerjaan Auri.
“Semua itu atas keinginanku Lyra. Aku memang sudah sejak lama menerima pekerjaan dari bisnis gelap. Tapi setelah aku bekerja di perusahaan, aku berhenti menerima pekerjaan itu. Jadi tidak sepenuhnya itu kesalahan Mahlika.” Ucap Auri yang membuat Lyra terdiam menatap kakak dari almahum sahabatnya. Dia memang tidak memiliki hak untuk mengatur hidup Auri. Aura saja dulu tidak bisa mengatur hidup kakak kembarnya ini. Apalagi dirinya yang hanya sebatas sahabat.
“Baiklah, tapi kamu harus mempelajari tentang bunga dan merangkai bunga. Satu lagi jangan mengajak wanita jorok itu masuk ke dalam tokoku.” Ucap Lyra sambil menunjuk mahlika.
“aku tidak jorok kamu tidak tahu saja sebanyak apa pekerjaanku yang membuat waktuku akan terbuang jika harus pergi mandi.” Jelas mahlika yang tidak ingin mendengar emberl-embel di namanya yang indah itu.
“Aku tidak masalah, mungkin kamu yang harus banyak bersabar karena aku tidak ahli dalam merangkai bunga.”
“Aku tahu itu.”
Flashback End
“Lihatlah rangkaianmu sekarang seindah buatan Auri. Mungkin kalau Auri melihatnya dia akan sangat bangga denganmu.” Ucap Lyra melihat rangkaian yang dibuat Auri khusus untuk sang adik. Dia berniat untuk mengunjunginya sore ini sebelum kembali ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments