Chapter 8: Kepergian Aura

Auri mendarat dengan selamat di bandara. Dia mencari keberadaan keluarganya yang biasanya menantinya. Tapi dia tidak melihatnya, akhirnya dia berjalan ke salah satu kursi tunggu. Menyalakan hpnya untuk mengabari keluarganya.

Karena rasa lapar yang menghampirinya. Dia mengurungkan niat untuk menghubungi keluarga. Dia berjalan menuju sebuah rumah makan cepat saji. Rasanya dia sangat lapar padahal di pesawat juga dirinya sudah makan.

Saat sedang asik makan, dia merasa penasaran dengan hpnya yang terus berdenting. Saat dia buka ada pesan dari sang kakak Antara. Rasanya jarang sekali kakak laki-lakinya mengirim pesan seperti ini. Biasanya dia hanya mengirim satu pesan saja.

Dia buka pesan dari sang kakak. Hanya pertanyaan seperti biasa saja. Dia tidak berpikir macam-macam dengan tingkah kakaknya kali ini.

Kakak Antara

[kamu dimana?]

[segera hubungi aku jika kamu membacanya]

[ada berita penting]

Dek Auri

[ada apa kak? Aku baru saja menyalakan hp. Kakak tidak menjemputku. Saat ini aku di bandara]

Balasan terpanjang yang mungkin di terima oleh Antara. Tapi bukan itu yang menjadi hal utama untuk saat ini. Antara yang saat itu mendapatkan balasan dari adiknya langsung menghubungi sang adik.

“hallo kak ada apa?”

“Kamu sudah sampai di indonesia?”

“Yalah emang sampai mana? Kakak dimanam?”

“kakak di amerika?” Auri menjauhkan hp dan melihat siapa peneleponnya. Bagaimana kakaknya bisa di amerika ketika dia harus pulang ke indonesia kemarin.

“kakak kok di amerika?”

“Auri kamu harus kuat mendengarnya”

“apa sih kakak ? aneh banget.”

“Aura meninggal dunia Auri.”

Saat itu tubuh Auri seaakan lemas. Hp yang dipegangnya jatuh begitu saja. Air mata yang sudah lama tidak keluar mengalir bersamaan suara yang mengiringi.

“Auri-Auri kamu dimana?”

“mas yang punya hp nya pingsan.” Ucap suara seseorang yang tidak di kenal oleh Antara.

“Mas saya boleh minta tolong.”

“Boleh mas.”

“Tolong antarkan adik saya ke alamat yang nanti saya kirimkan dari nomor ini.”

“Ok mas.”

“Terimakasih mas.” Ucap Antara.

Dia juga tidak menyangka beberapa jam lalu setelah Aura mengabari tentang penerbangan Auri. Sebuah kabar datang dari polis Amerika mengenai keadaan sang adik. Bahkan saat dia melihat kondisi adiknya yang sangat mengenaskan.

Sungguh dirinya tidak percaya adiknya yang beberapa jam lalu masih bercanda gurau dengannya di telepon. Ditemukan dengan kondisi berbagai luka dan organ yang hilang. Bahkan adiknya semapat mengalami pelecehan sebelum di siksa.

Sungguh Antara tidak cara untuk menceritakan kondisi Aura pada adiknya satunya lagi. Bagaimana Auri bisa bertahan jika Aura separuh nyawa adiknya itu hilang. Belum saja luka 15 tahun lalu sembuh dari Auri. Adiknya harus menerima kabar menyakitkan kembali.

Setelah Auri sadar dari pingsannya. Dia langsung menghubungi tangan kanan ayahnya untuk menyiapkan pesawat jet pribadi. Dia tidak peduli kalau kakak dan kedua orang tuanya akan marah jika dia pergi tanpa izin. Karena sekarang yang utama adalah kondisi sang adik.

Antara tahu akan begini jadinya. Auri pasti akan meminta jet pribadi untuk pergi menyusulnya ke amerika. Antara juga tidak berniat menghalangi sang adik. Dari semua orang yang terluka atas kepergian Aura hanya Auri yang dapat meraskan ribuan kali lebih kehilangan dan terluka.

Mereka selalu bersama, ketika kesempatan kedua kalinya berpisah dengan kembarannya. Auri harus mengalami kejadian yang menyakitkan. Tentu pertama kali berpisah dengan Aura, Auri harus mengalami penyiksaan selama 3 hari saat umurnya masih kecil.

“kakak dimana Aura?” tanya Auri yang baru saja datang.

Sekarang mereka sedang berada di ruang otopsi. Mayat Aura sedang dilakukan otopsi oleh pihak polisi agar diketahui pelaku dan penyebab pembunuhan. Auri yang sudah tidak bisa menahan dirinya. Tanpa peduli langsung masuk dan melihat kondisi sang adik.

Saat itu Auri terdiam melihat kondisi adiknya yang terakhir kali masih tertawa dan tersenyum bersamanya. Sekarang terbujur kaku dengan luka di berbagai tubuh. Bahkan dia melihat beberapa organ sang adik menghilang.

“Sebaiknya ada keluar dari sini. Karena telah mengganggu jalan proses otopsi.” Ucap seorang pria yang membantu dokter melakukan otopsi pada tubuh Aura.

Auri yang dibawa keluar dari ruangan itu tanpa ada penolakan. Tubuhnya seperti membeku tidak tahu harus bereaksi apa saat melihat kondisi Auri.

“dek.” Panggil Antara yang berdiri di depan tubuh sang adik.

Saat itu Auri langsung memeluk tubuh sang kakak dan tangisnya pun pecah. Antara yang mendengarnya ikut sedih. Tentu saja kepergian adiknya membawa luka mendalam untuk keluarga Alaksana.

Aura dikuburkan di kota C di tempat impiannya untuk menggampai pendidikan hingga S2. Auri sejak awal hingga beberapa tamu meninggalkan kuburannhanya diam dan menatap gundukan tanah bertuliskan nama kembarannya.

“Ayo kita kembali.” Ajak Antara pada adiknya. Tapi tubuh Auri seperti tidak berniat meninggalkan tempat peristirahatan terakhir sang adik.

“kakak tidak bisakah aku ikut bersama Aura saja. Kasihan dia di sini sendirian.” Ucap Auri dengan wajah yang polos menatap Antara. Tanpa sadar pria itu menitihkan air mata melihat kondisi sang adik.

“Ayo kita kembali ke indonesia malam ini.Ayah sedang di rawat di rumah sakit karena shock mendengar kabar Aura. Ayah dan ibu membutuhkan kita Auri.” Ucap Antara sambil membawa tubuh adiknya ke dalam sebuah mobil. Auri hanya duduk dan menatap keluar jendela. Dia seperti cangkang kosong saat ini. Tidak memiliki gair sedikitpun untuk hidupnya.

Hari itupun Auri dan Antara kembali ke indonesia. Sejak tiba ke rumah, Auri langsung masuk kedalam kamar tanpa berniat untuk keluar. Ibu Auri juga sibuk mengurus sang suami dan sesekali menangis saat malam hari ketika mengingat kedua anak kembarnya. Sedangkan Antara tidak memiliki kesempatan untuk menangisi kepergian sang adik.

Sekarang perusahaan sedang membutuhkanya. Sang adik senang tidak bisa diandalkan. Karena dia juga sadar Auri masih merasa kehilangan sang adik. 3 hari Auri tidak keluar dari kamarnya. Tidak makan maupun minum. Antara sudah membujuk sang adik tapi Auri sama sekali berniat untuk keluar dari kamarnya.

Setelah 3 hari berlalu Auri keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang kerja kakaknya. Dia tahu saat ini kakanya sedang berada di sana. Sebenarnya Auri merasa dirinya sangat egois. Dia merasa sangat terpuruk dengan kepergian kembarannya. Sedangkan kakaknya tidak memiliki kesempatan untuk menangis karena perusahan keluarganya sedang menagalami masalah.

“Kakak.” Panggil Auri yang mengalihkan fokus Antara dari tumpukan berkas perusahaan yang harus dirinya kerjakan. Selama beberapa hari di amerika, banyak pekerjaanya yang terbengkalay.Belum lagi data yang bocor dan dicuri oleh perusahaan menyebabkan harga saham sempat turun.

‘Ada apa Auri? Kemarilah.” Ajak Antara ke sebuah sofa yang ada di ruangan itu.

Auri duduk di hadapan Antara. Air matanya sudah benar-benar kering dari wajah Auri. Saat Auri menatap kakaknya terlihat wajah lelah bercampur sedih. Dia sadar selama ini dirinya terlalu berlarut dalam kesedihannya sendiri. Sedangkan kakaknya harus berusaha kerasa untuk menjaga keluarganya.

“kakak ingat satu tahun lalu aku meminta satu permintaan yang harus kalian kabulkan tanpa ada penolakan.” Ucap Auri yang membuat Antara terdia, Dia sangat ingat permintaan aneh dari sang adik.

“Ya, apakah kamu ingin meminta sesuatu pada kakak?” tanya Antara pada sang adik.

“Kak izinkan aku untuk mencari pelaku kematian Aura.” Ucap Auri dengan nada tegasnya.

“Auri.”

“kakak tidak boleh menolaknya. Aku tahu kalau polisi sudah angkat tangan untuk kasus Aura. Jadi hanya ada satu cara untuk mencarinya dengan masuk ketempat dimana sebuah informasi dengan mudah di dapatkan.”

“Auri jangan gila kamu, itu terlalu bahaya.”

“kakak aku sudah tidak peduli dengan nyawaku. Aku penah hampir pergi dari dunia ini bukan. Jadi kali ini aku juga tidak akan takut dengan nyawaku yang akan menghilang. Aku minta kakak menghapus semua dataku. Satu minggu dari sekarang aku akan kembali ke amerika. Sebelum itu aku akan membantu kakak menyelesaikan masalah perusahaan.” Ucap Auri.

Antara tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Saat melihat tegad dari sang adik. Tidak akan ada yang bisa menolak permintaan gila sang adik. Jika dia menolak hanya akan mempercepat kepergian Auri.

Besok paginya auri pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang ayah dan meminta izin pada sang ibu. Semua urusan di perusahaan sedikit demi sedikit dirinya selesaikan.

Saat Auri masuk dia melihat wajah ibunya yang jauh dari kata semangat. Matanya bengkak karena terlaru banyak menangis. Wajah pucat dan suaranya purau.

“Ibu.” Panggil Auri. Ibu Auri langsung menatap kakak kembar dari anaknya yang telah meninggalkannya untuk selamanya.

“Auri kemarilah.” Ucap ibu yang sedang duduk di sofa sambil menatap sebuah bingkai photo berisikan keluarga Alaksana.

“Auri datang karena ada yang ingin dibicarakan dengan ibu.” Ucap Auri. Gadis itu memegang kedua tangan ibunya. Dia seperti menyalurkan semangat pada sang ibu. Perlahan ibunya tersenyum menatap anak gadisnya. Dia sadar kalau Auri pasti lebih terluka karena kepergian adik kembarnya dibandingkan dirinya.

“Apa yang ingin Auri bicarakan dengan ibu?” tanya ibu sambil mengelus tangan sang anak.

“Satu minggu dari sekarang aku akan terbang ke amerika. Mungkin ibu dan ayah tidak akan bisa menghubingi Auri dalam waktu yang lama.” Ucapan Auri bagaikan panah yang menusuk hati ibunya. Dia baru saja kehilangan satu anak gadisnya. Sekarang dia harus melepaskan anaknya satunya untuk waktu yang lama. Ibu Auri langsung menggelengkan kepala.

“Tidak, ibu tidak akan mengizinkanmu untuk pergi meninggalkan keluarga ini. Cukup Aura yang sudah meninggalkan ibu. Tidak kamu juga Auri.” Ucap ibu yang mulai menangis mengingat kepergian aura.

“Ibu aku mohon mengertilah dengan pilihanku ini. Aku akan kembali waktu waktunya belum pasti kapannya. Tapi ibu harus percaya kalau aku akan kembali berkumpul dengan kalian. Auri lakukan ini untuk kita semua dan Aura. Aku yakin aura ingin tahu balik pembunuhannya. Jadi Auri harap ibu tidak melarang Auri untuk pergi.”

Saat itu ibu Auri menangis dengan kencang. Dia tidak tahu lagi cara untuk menahan sang anak untuk pergi. Auri bukan anak yang bisa dikekang. Auri adalah burung yang bebas tapi memaksakan dirinya untuk hidup di sangkar. Sekarang Auri ingin lepas dari keluarga Alaksana dan ibu Auri tidak bisa menolaknya. Karena sejak awal Auri sudah tidak memiliki alasan untuk bertahan di keluarga ini kecuali Aura.

Ibu Auri sadar kesalahannya dan sang suami dalam menjaga Auri di masa lalu membuat Auri berubah. Sejak tragedi 15 tahun yang lalu Auri sudah tidak memiliki kepercayaan pada kedua orang tuanya maupun kakaknya. Selama tiga hari menunggu kedatangan keluarganya yang tidak kunjung datang membuatnya tidak percaya jika mereka bisa melindungi dirinya.

Episodes
1 Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2 Chapter 2:Auri diculik
3 Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4 Chapter 4: Kunjungan Auri
5 Chapter 5: Aura punya pacar
6 Chapter 6: Hari 2
7 Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8 Chapter 8: Kepergian Aura
9 Chapter 9: Negara penuh kenangan
10 Chapter 10: Awal
11 chapter 11: Bekerja di toko bunga
12 Chapter 12: Mengunjungi Aura
13 Chapter 13: Misi pencurian
14 Chapter 14: Mainan baru
15 Chapter 15: Misi gagal
16 Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17 Chapter 17 : Surat dari kakak
18 Chapter 18: Amarah ketua mafia
19 Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20 Chapter 20: Menemukanmu
21 Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22 Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23 Chapter 23: Auri vs Edgar
24 Chapter 24 :Auri diculik
25 Chapter 25 : Auri terluka
26 Chapter 26 :Takut Suntikan
27 Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28 Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29 Chapter 29: Menghubungi sahabat
30 Chapter 30 : Pacar Aura
31 Chapter 31: Amarah Auri
32 Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33 Chapter 33 : Serangan
34 Chapter 34: Bekerja sama
35 Chapter 35 : Auri kembali
36 Chapter 36 : Kamu gila?
37 Chapter 37 :
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44 : Tergila-gila
45 Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49 Chapter 49 : Kesurupan?
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124 (18+)
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2
Chapter 2:Auri diculik
3
Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4
Chapter 4: Kunjungan Auri
5
Chapter 5: Aura punya pacar
6
Chapter 6: Hari 2
7
Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8
Chapter 8: Kepergian Aura
9
Chapter 9: Negara penuh kenangan
10
Chapter 10: Awal
11
chapter 11: Bekerja di toko bunga
12
Chapter 12: Mengunjungi Aura
13
Chapter 13: Misi pencurian
14
Chapter 14: Mainan baru
15
Chapter 15: Misi gagal
16
Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17
Chapter 17 : Surat dari kakak
18
Chapter 18: Amarah ketua mafia
19
Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20
Chapter 20: Menemukanmu
21
Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22
Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23
Chapter 23: Auri vs Edgar
24
Chapter 24 :Auri diculik
25
Chapter 25 : Auri terluka
26
Chapter 26 :Takut Suntikan
27
Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28
Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29
Chapter 29: Menghubungi sahabat
30
Chapter 30 : Pacar Aura
31
Chapter 31: Amarah Auri
32
Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33
Chapter 33 : Serangan
34
Chapter 34: Bekerja sama
35
Chapter 35 : Auri kembali
36
Chapter 36 : Kamu gila?
37
Chapter 37 :
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44 : Tergila-gila
45
Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49
Chapter 49 : Kesurupan?
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124 (18+)
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!