Setelah mandi dan mengganti baju Auri segera menghubungi temannya yang selalu dirinya kunjungi setiap ke Amerika. Auri bukanlah wanita yang mudah bersosialisasi, temannya sangat berbatas. Karena kebanyakan tidak kuat dengan sikap dinginnya dan jutek. Teman yang akan diadatangi bisa dibilang memiliki sifat dan karakter sebelah dua belas dengan Auri. Karena itu keduanya bisa sangat dekat hingga hari ini.
Es berjalan
[Mah kamu masih tempat yang dulu kan?]
Penggila cowok tampan
[Yoi, kamu lagi di amerik? Sini aku butuh bantuin nih]
Es berjalan
[10 menit lagi sampai]
Auri menyimpan hpnya di jaket kulitnya. Dia mengambil helm fullface berwarna hitam serasi dengan baju yang sekarang di pakai. Dia langsung keluar dan berjalan menuju parkiran motornya.
Tidak butuh waktu lama untuknya melajukan motornya menuju apartement sang sahabat. Tempat Apartement sahabatnya berada di tempat yang jauh dari kota. Kalau orang lihat tempatnya terlihat kumuh dan tak terurus. Tapi semua itu hanya kedok untuk menyembunyikan isi sebenarnya.
Seluruh bangunan Apartement yang hanya memiliki 4 lantai itu sepenuhnya milik sahabat Auri. Tempat yang digunakan untuk bisnis gelap sang sahabat.
Setelah sampai di memakirkan di tempat parkir khusus untuknya. Setelah itu dia berjalan menuju lift tanpa membuka helmnya. Dia menekan lantai 4 tempat sahabatnya tinggal. Suara dentingan menandakan lift telah sampai di lantai 4 tapi belum terbuka.
Pintu itu baru terbuka setelah Auri memasukkan password. Beberapa saat kemudia pintu terbuka dan terlihat seorang wanita yang rambutnya acak-acakkan dengan kaca mata kotaknya yang bertengker di hidungnya. Baru saja Auri keluar dari lift badannya sudah diterjang oleh sahabatnya.
“Aku selamat, terima kasih tuhan sudah mengirimkan malaikat pelindungku di saat genting seperti ini.” Ucap wanita itu saat memeluk tubuh Auri. Segera Auri dorong tubuh sahabatnya ketika mencium bau tidak sedap.
“Kamu belum mandi ya.” Ucap Auri sambil menutup hidungnya. Dia memerhatikan penampilan sahabatnya jauh dari kata bersih dan rapih.
“Iya, aku sudah tidak mandi selama 1 minggu karena pekerjaanku belum selesai.” Ucap wanita.
“Gila kamu mahlika, mandi sana. Pekerjaanmu aku yang kerjakan.”
“terima kasih sayangku Auri.” Mahlika berniat memeluk tubuh auri tapi langsung dihadang oleh tangan lain wanita itu yang tidak menutupi hidungnya.
“Sana mandi jangan peluk-peluk aku sebelum bau badanmu menghilang.”
“Baik komandan, terima kasih. Aku serakah segera nyawaku padamu.”teriak Mahlika yang sedang berjalan menuju kamar mandi.
“Oh iya seperti biasa penjelasan tugasku berada di stick note yang terpajang di komputerku.”
Auri melirik komputer yang penuh dengan sticker tertempel di sekitar layarnya. Dia menghela nafas dengan kasar melihat kebiasaan sahabatnya. Sticker note satu persatu dicopot oleh Auri dan dibuang ke tong sampah. Hanya tersisa Sticker note berwarna merah muda sedangkan stick note yang dibuang auri berwarna kuning.
“Kamu selalu saja menerima pekerjaan yang membuat diri kamu susah.” Gerutu Auri yang sudah duduk di depan Komputer. Kedua tangannya sudah mulai berselancar di keyboard. Tangannya bergerak sangat cepat. Layar komputer yang tadinya berisi tulisan-tulisan tidak beraturan perlahan mulai menghilang digantikan beberapa file yang mulai muncul.
“Gila ya kamu hanya membutuhkan 10 menit melakukan ini. Sedangkan aku selama 1 minggu saja baru bisa menyalin satu file saja.” Ucap Mahlika yang baru saja mandi dengan cepat sambil membawa dua kaleng soda.
“kamu benar mandi atau nyelup doang sih. “ sindir Auri yang menerima kaleng soda yang ditawarkan oleh sahabatnya.
“kamu kok ribet sih, yang penting tidak bau. Toh aku gak akan keluar.”
Mahlika sekarang duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Terlihat dilantai itu tidak banyak barang kecuali beberapa komputer dan perlatan penunjang pekerjaan. Bahkan tempat tidurpun tidak ada. Hanya sofa bed yang sekarang digunakan untuk Mahlika duduk.
“Mau sampai kapan kamu hidup seperti ini.”
“Sampai aku menemukan alasan untuk berhenti.”
“Setidaknya isi rumahmu ini dengan barang-barang. Tempat ini hanya ada komputer dan sofa bed. Apakah kamu tidak bosan huh?”
“kamu tidak lupa kita tidak beda jauh.”
“Setidaknya beli lah tempat tidur untukmu beristirahat.”
“Bukankah sofa bed ini lebih praktis.”
“Terserah padamu sajalah.” Auri mematikan komputer karena pekerjaan mahlika sudah diselesaikan seluruhnya oleh Auri.
“Kamu ke sini untuk mengunjungi Aura lagi. Kapan kamu fokus dengan hidupmu sendiri. Bahkan kamu tidak pernah menikmati hidupmu tanpa Aura.” Ucap Mahlika yang membuka kaleng soda lain.
“berhenti menceramahiku mahlika.”
“aku hanya kasihan padamu. Kita tahu sampai kapan orang di sekitarkan kita hidup. Jangan bergantung pada orang lain walaupun dia adalah keluargamu. Kamu tahu itu kan Auri.”
Auri sama sekali tidak menjauh ucapan sang sahabat. Dia sekarang hanya menatap air soda yang berada di kaleng. Pekirannya entah pergi ke mana yang pasti pikirannya sedang tidak ada di tempat ini.
“Aura saja bisa hidup tanpa kamu Auri. Dia hidup bahagia memiliki kekasih sedangkan kamu selalu berada di bawah bayang-bayang adik kembarmu. Kamu juga tidak akan mungkin hidup selamanya bersama Aura.”
“Tunggu kamu bilang Aura mempunyai kekasih. Sejak kapan kamu tahu dan tidak pernah menceritakanku.” Ucap Auri dengan suara yang dingin.
Mahlika menyesal sudah membuka rahasia yang tidak semestinya dibuka. Padahal Aura sudah mengatakannya untuk tidak memberi tahu Auri. Tentu saja dia akan dalam bahaya karena tidak bisa menjaga adik sahabatnya.
Auri memang mengizinkan Aura hidup di Amerika sendirian. Tapi selama ini sahabat Auri, Mahlika selalu menjaga adik sahabatnya dari jauh. Tentu saja Aura tahu dengan kegilaan kakak kembarnya. Dia tidak masalah dengan itu karena Aura sadar yang dilakukan Auri demi keamanannya sendiri.
“Aku baru tahu beberapa minggu ini.” Ucap Mahlika dengan suara gagunya.
“Satu bulan bukan?” Mahlika sadar kalau sahabatnya tidak bisa dibohongi bahkan dia bisa menebak dengan baik.
“Apakah kamu akan marah pada Aura?” tanya Mahlika dengan pelan. Dia takut kalau sahabatnya ini menyalahkan keteledoran dalam mengawasi Aura. Bisa-bisa hidupnya akan berakhir sangat cepat kalau orang seperti Auri marah.
“Tidak,Aku yakin pria itu baik. Kalau tidak pasti kamu akan memberi tahunya padaku.” Ucap Auri dengan santai yang membuat mahlika bisa bernafas dengan santai.
“Aku pikir kamu akan marah padaku.”
“Aku sedikit marah padamu. “
“hey yang benar saja.” Mahlika yang sudah berpindah ke samping sahabatnya. Dia dalam bahaya kalau Auri tidak ingin membantu pekerjaanya.
“Sudahlah, kamu sudh mencari informasi tentang Aura.” Mahlika menganggukan kepalanya. Dia mengambil sebuah map di laci bawah komputernya. Map itu diberikan pada Auri.
Auri membaca setiap informasi yang tertulis. Tiba-tiba sebuah kerutan muncul di dahi wanita itu yang membuat Mahlika tegang sendiri. Dia takut ada yang membuat sahabatnya ini marah. Walaupun Auri sangat jarang marah tapi sekalinya marah Aura saja sulit untuk menenangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Normelin Enil
lanjut lagi
2022-08-29
0
Cherry🍒
ceritanya rame 🥰🤗 ada
2022-07-04
0
zuyoka
wah wah wah.....,
2022-04-04
0