Chapter 5: Aura punya pacar

Setelah mandi dan mengganti baju Auri segera menghubungi temannya yang selalu dirinya kunjungi setiap ke Amerika. Auri bukanlah wanita yang mudah bersosialisasi, temannya sangat berbatas. Karena kebanyakan tidak kuat dengan sikap dinginnya dan jutek. Teman yang akan diadatangi bisa dibilang memiliki sifat dan karakter sebelah dua belas dengan Auri. Karena itu keduanya bisa sangat dekat hingga hari ini.

Es berjalan

[Mah kamu masih tempat yang dulu kan?]

Penggila cowok tampan

[Yoi, kamu lagi di amerik? Sini aku butuh bantuin nih]

Es berjalan

[10 menit lagi sampai]

Auri menyimpan hpnya di jaket kulitnya. Dia mengambil helm fullface berwarna hitam serasi dengan baju yang sekarang di pakai. Dia langsung keluar dan berjalan menuju parkiran motornya.

Tidak butuh waktu lama untuknya melajukan motornya menuju apartement sang sahabat. Tempat Apartement sahabatnya berada di tempat yang jauh dari kota. Kalau orang lihat tempatnya terlihat kumuh dan tak terurus. Tapi semua itu hanya kedok untuk menyembunyikan isi sebenarnya.

Seluruh bangunan Apartement yang hanya memiliki 4 lantai itu sepenuhnya milik sahabat Auri. Tempat yang digunakan untuk bisnis gelap sang sahabat.

Setelah sampai di memakirkan di tempat parkir khusus untuknya. Setelah itu dia berjalan menuju lift tanpa membuka helmnya. Dia menekan lantai 4 tempat sahabatnya tinggal. Suara dentingan menandakan lift telah sampai di lantai 4 tapi belum terbuka.

Pintu itu baru terbuka setelah Auri memasukkan password. Beberapa saat kemudia pintu terbuka dan terlihat seorang wanita yang rambutnya acak-acakkan dengan kaca mata kotaknya yang bertengker di hidungnya. Baru saja Auri keluar dari lift badannya sudah diterjang oleh sahabatnya.

“Aku selamat, terima kasih tuhan sudah mengirimkan malaikat pelindungku di saat genting seperti ini.” Ucap wanita itu saat memeluk tubuh Auri. Segera Auri dorong tubuh sahabatnya ketika mencium bau tidak sedap.

“Kamu belum mandi ya.” Ucap Auri sambil menutup hidungnya. Dia memerhatikan penampilan sahabatnya jauh dari kata bersih dan rapih.

“Iya, aku sudah tidak mandi selama 1 minggu karena pekerjaanku belum selesai.” Ucap wanita.

“Gila kamu mahlika, mandi sana. Pekerjaanmu aku yang kerjakan.”

“terima kasih sayangku Auri.” Mahlika berniat memeluk tubuh auri tapi langsung dihadang oleh tangan lain wanita itu yang tidak menutupi hidungnya.

“Sana mandi jangan peluk-peluk aku sebelum bau badanmu menghilang.”

“Baik komandan, terima kasih. Aku serakah segera nyawaku padamu.”teriak Mahlika yang sedang berjalan menuju kamar mandi.

“Oh iya seperti biasa penjelasan tugasku berada di stick note yang terpajang di komputerku.”

Auri melirik komputer yang penuh dengan sticker tertempel di sekitar layarnya. Dia menghela nafas dengan kasar melihat kebiasaan sahabatnya. Sticker note satu persatu dicopot oleh Auri dan dibuang ke tong sampah. Hanya tersisa Sticker note berwarna merah muda sedangkan stick note yang dibuang auri berwarna kuning.

“Kamu selalu saja menerima pekerjaan yang membuat diri kamu susah.” Gerutu Auri yang sudah duduk di depan Komputer. Kedua tangannya sudah mulai berselancar di keyboard. Tangannya bergerak sangat cepat. Layar komputer yang tadinya berisi tulisan-tulisan tidak beraturan perlahan mulai menghilang digantikan beberapa file yang mulai muncul.

“Gila ya kamu hanya membutuhkan 10 menit melakukan ini. Sedangkan aku selama 1 minggu saja baru bisa menyalin satu file saja.” Ucap Mahlika yang baru saja mandi dengan cepat sambil membawa dua kaleng soda.

“kamu benar mandi atau nyelup doang sih. “ sindir Auri yang menerima kaleng soda yang ditawarkan oleh sahabatnya.

“kamu kok ribet sih, yang penting tidak bau. Toh aku gak akan keluar.”

Mahlika sekarang duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Terlihat dilantai itu tidak banyak barang kecuali beberapa komputer dan perlatan penunjang  pekerjaan. Bahkan tempat tidurpun tidak ada. Hanya sofa bed yang sekarang digunakan untuk Mahlika duduk.

“Mau sampai kapan kamu hidup seperti ini.”

“Sampai aku menemukan alasan untuk berhenti.”

“Setidaknya isi rumahmu ini dengan barang-barang. Tempat ini hanya ada komputer dan sofa bed. Apakah kamu tidak bosan huh?”

“kamu tidak lupa kita tidak beda jauh.”

“Setidaknya beli lah tempat tidur untukmu beristirahat.”

“Bukankah sofa bed ini lebih praktis.”

“Terserah padamu sajalah.” Auri mematikan komputer karena pekerjaan mahlika sudah diselesaikan seluruhnya oleh Auri.

“Kamu ke sini untuk mengunjungi Aura lagi. Kapan kamu fokus dengan hidupmu sendiri. Bahkan kamu tidak pernah menikmati hidupmu tanpa Aura.” Ucap Mahlika yang membuka kaleng soda lain.

“berhenti menceramahiku mahlika.”

“aku hanya kasihan padamu. Kita tahu sampai kapan orang di sekitarkan kita hidup. Jangan bergantung pada orang lain walaupun dia adalah keluargamu. Kamu tahu itu kan Auri.”

Auri sama sekali tidak menjauh ucapan sang sahabat. Dia sekarang hanya menatap air soda yang berada di kaleng. Pekirannya entah pergi ke mana yang pasti pikirannya sedang tidak ada di tempat ini.

“Aura saja bisa hidup tanpa kamu Auri. Dia hidup bahagia memiliki kekasih sedangkan kamu selalu berada di bawah bayang-bayang adik kembarmu. Kamu juga tidak akan mungkin hidup selamanya bersama Aura.”

“Tunggu kamu bilang Aura mempunyai kekasih. Sejak kapan kamu tahu dan tidak pernah menceritakanku.” Ucap Auri dengan suara yang dingin.

Mahlika menyesal sudah membuka rahasia yang tidak semestinya dibuka. Padahal Aura sudah mengatakannya untuk tidak memberi tahu Auri. Tentu saja dia akan dalam bahaya karena tidak bisa menjaga adik sahabatnya.

Auri memang mengizinkan Aura hidup di Amerika sendirian. Tapi selama ini sahabat Auri, Mahlika selalu menjaga adik sahabatnya dari jauh. Tentu saja Aura tahu dengan kegilaan kakak kembarnya. Dia tidak masalah dengan itu karena Aura sadar yang dilakukan Auri demi keamanannya sendiri.

“Aku baru tahu beberapa minggu ini.” Ucap Mahlika dengan suara gagunya.

“Satu bulan bukan?” Mahlika sadar kalau sahabatnya tidak bisa dibohongi bahkan dia bisa menebak dengan baik.

“Apakah kamu akan marah pada Aura?” tanya Mahlika dengan pelan. Dia takut kalau sahabatnya ini menyalahkan keteledoran dalam mengawasi Aura. Bisa-bisa hidupnya akan berakhir sangat cepat kalau orang seperti Auri marah.

“Tidak,Aku yakin pria itu baik. Kalau tidak pasti kamu akan memberi tahunya padaku.” Ucap Auri dengan santai yang membuat mahlika bisa bernafas dengan santai.

“Aku pikir kamu akan marah padaku.”

“Aku sedikit marah padamu. “

“hey yang benar saja.” Mahlika yang sudah berpindah ke samping sahabatnya. Dia dalam bahaya kalau Auri tidak ingin membantu pekerjaanya.

“Sudahlah, kamu sudh mencari informasi tentang Aura.” Mahlika menganggukan kepalanya. Dia mengambil sebuah map di laci bawah komputernya. Map itu diberikan pada Auri.

Auri membaca setiap informasi yang tertulis. Tiba-tiba sebuah kerutan muncul di dahi wanita itu yang membuat Mahlika tegang sendiri. Dia takut ada yang membuat sahabatnya ini marah. Walaupun Auri sangat jarang marah tapi sekalinya marah Aura saja sulit untuk menenangkannya.

Terpopuler

Comments

Normelin Enil

Normelin Enil

lanjut lagi

2022-08-29

0

Cherry🍒

Cherry🍒

ceritanya rame 🥰🤗 ada

2022-07-04

0

zuyoka

zuyoka

wah wah wah.....,

2022-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2 Chapter 2:Auri diculik
3 Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4 Chapter 4: Kunjungan Auri
5 Chapter 5: Aura punya pacar
6 Chapter 6: Hari 2
7 Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8 Chapter 8: Kepergian Aura
9 Chapter 9: Negara penuh kenangan
10 Chapter 10: Awal
11 chapter 11: Bekerja di toko bunga
12 Chapter 12: Mengunjungi Aura
13 Chapter 13: Misi pencurian
14 Chapter 14: Mainan baru
15 Chapter 15: Misi gagal
16 Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17 Chapter 17 : Surat dari kakak
18 Chapter 18: Amarah ketua mafia
19 Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20 Chapter 20: Menemukanmu
21 Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22 Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23 Chapter 23: Auri vs Edgar
24 Chapter 24 :Auri diculik
25 Chapter 25 : Auri terluka
26 Chapter 26 :Takut Suntikan
27 Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28 Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29 Chapter 29: Menghubungi sahabat
30 Chapter 30 : Pacar Aura
31 Chapter 31: Amarah Auri
32 Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33 Chapter 33 : Serangan
34 Chapter 34: Bekerja sama
35 Chapter 35 : Auri kembali
36 Chapter 36 : Kamu gila?
37 Chapter 37 :
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44 : Tergila-gila
45 Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49 Chapter 49 : Kesurupan?
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124 (18+)
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Chapter 1: Anak kembar Alaksana
2
Chapter 2:Auri diculik
3
Chapter 3: Sang Kembar berpisah
4
Chapter 4: Kunjungan Auri
5
Chapter 5: Aura punya pacar
6
Chapter 6: Hari 2
7
Chapter 7 : Hari Ulang tahun
8
Chapter 8: Kepergian Aura
9
Chapter 9: Negara penuh kenangan
10
Chapter 10: Awal
11
chapter 11: Bekerja di toko bunga
12
Chapter 12: Mengunjungi Aura
13
Chapter 13: Misi pencurian
14
Chapter 14: Mainan baru
15
Chapter 15: Misi gagal
16
Chapter 16 : Mencari sang pencuri
17
Chapter 17 : Surat dari kakak
18
Chapter 18: Amarah ketua mafia
19
Chapter 19 : Mahlika menjadi Florist
20
Chapter 20: Menemukanmu
21
Chapter 21 : Identitas gadis pencuri
22
Chapter 22 : Menemukanmu pencuri kecil
23
Chapter 23: Auri vs Edgar
24
Chapter 24 :Auri diculik
25
Chapter 25 : Auri terluka
26
Chapter 26 :Takut Suntikan
27
Chapter 27 : Suapan berasa hukuman
28
Chapter 28:Rencana pelarian Auri
29
Chapter 29: Menghubungi sahabat
30
Chapter 30 : Pacar Aura
31
Chapter 31: Amarah Auri
32
Chapter 32 :Bayaran untuk kesalahan
33
Chapter 33 : Serangan
34
Chapter 34: Bekerja sama
35
Chapter 35 : Auri kembali
36
Chapter 36 : Kamu gila?
37
Chapter 37 :
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44 : Tergila-gila
45
Chapter 45 : Hasrat Mahlika
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48 : Pernyataan Marcello
49
Chapter 49 : Kesurupan?
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124 (18+)
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!