Hana cemberut, dia bingung saat Kelana mengajaknya ke sebuah toko baju dan memilihkan satu gaun cantik sebatas lulut untuknya. Pria itu memintanya bergegas mengganti setelan kerjanya dengan baju itu.
“Pak, kita mau ke acara pemakaman siapa?” tanya Hana saat Kelana membelokkan mobil ke sebuah toko bunga.
“Sudah diam saja! nanti kamu juga tahu, ini akan menjadi acara pemakamanku kalau sampai dia tahu,” ucap Kelana. Ia tinggalkan Hana beberapa menit di dalam mobil sebelum keluar membawa seikat Bunga.
“Pegang ini!”
“Pak, bisakah Anda menjelaskan ke saya? saya mengikuti Anda karena saya pikir ada urusan pekerjaan, tapi Anda malah mengajak saya ke toko baju yang bahkan rolling door-nya belum terbuka dengan sempurna, lalu berbelok membeli bunga,” cerocos Hana sambil mencium bunga itu. “Tak wangi pun,” gerutunya setelah itu bersin-bersin sebanyak tiga kali.
“Astaga, kamu menyebarkan virus,” gerutu Kelana. Pria itu langsung menutup mulut dengan sapu tangan, yang dia ambil dari saku jasnya.
“Ah … Anda sangat licik Pak, bisa-bisanya Anda memperalat saya. Anda pekerjakan saya seenaknya di luar tupoksi.” Hana mengeluh, bibirnya sudah tertekuk ke sana kemari.
“Apa seratus juta dan dua kali gaji belum cukup? Kamu bahkan membeli gaun di toko baju bekas, apa aku salah?”
Hana melongo tak menyangka bahwa Kelana tahu bahwa dia mengakali uang seratus juta itu. Ia sedikit merasa tak enak hati, meskipun ucapan Kelana tentang gaun yang dibeli dari toko baju bekas itu salah besar. Hana membelinya baru, hanya saja dari sebuah onlineshop. Menurut Hana gaun itu bagus, tapi mungkin stok lama hingga serat kainnya sudah gampang robek.
“Tapi saya tidak meminta Anda membelikan lho Pak, saya tidak mau dipotong gaji karena ini. Saya tidak akan ridho dunia akhirat kalau harus mengganti uangnya,” ucap Hana sambil menunduk ke arah bawah.
Kelana pun menoleh, dia melihat Hana mengangguk-anggukkan kepala seperti sedang menunjuk ke bagian dada, padahal yang dimaksud wanita itu adalah gaun yang dikenakan. Kelana menggeleng cepat, dia tak sadar sudah menatap ke arah dua melon Hana yang padat berisi.
“Ayolah! Apa kamu mau dikatai atasan mesum,” umpat Kelana memarahi kebodohan yang dilakukannya sendiri. Ia pun fokus berkendara dan tak berani melirik Hana lagi.
**
Hana menoleh saat mobil Kelana masuk ke sebuah rumah yang besarnya hampir seperti istana negara, dia bahkan heran saat pagar rumah itu bisa terbuka sendiri tanpa ada orang yang membukanya. Hana tak bergerak, tangannya menggenggam erat bunga yang dibeli kelana tadi meski sang atasan sudah melepas sabuk pengaman untuk keluar dari mobil.
“Mungkinkah ada tempat pemakaman seperti ini di kota?” Hana bertanya-tanya di dalam hati.
“Ayo turun! Lakukan tugasmu seperti kemarin, aku jamin ini kali terakhir,” ucap Kelana.
Hana mencebik kesal, dia sudah menduga pasti Kelana akan memperalatnya lagi. “Kenapa tidak sekalian Anda jadikan saya istri Pak? seperti di TV. Nanti kita bikin kontrak pernikahan.”
Kelana menggosok telinga, dia benar-benar heran dengan tingkat kecerewetan Hana. “Apa kamu tadi sarapan biji?” tanyanya.
Kelana ingin menghina Hana dengan menyamakan wanita itu seperti burung kicaun, tapi dia tak tahu bahwa sekretarisnya itu memang sangat gila dalam menjaga berat badan.
“Kok Bapak tahu? saya memang selalu sarapan biji-bijian- multigrain,” jawab Hana dengan santai meski tahu dirinya sedang dihina oleh Kelana.
Hana pun berjalan bersisian dengan sang atasan, hingga saat sampai di teras rumah beberapa pembantu sudah berdiri untuk menyambut mereka.
“Di mana nenek gayung itu?” tanya Kelana ke salah satu pembantu.
“Nyonya besar sedang duduk di teras belakang Tuan.”
Hana pun bingung, hingga Kelana meraih tangannya dan melangkah masuk ke dalam. Wanita itu kaget melihat beberapa orang yang sempat dia temui di pesta berada di sana, termasuk Tata dan putranya yang baru saja menikah juga Dinar. Namun, Hana heran karena Kelana terus saja berjalan menggandengnya melewati orang-orang itu.
“Sebenarnya ini rumah siapa?” tanya Hana bingung.
“Rumah nenek gayung.”
“Lalu untuk apa kita ke sini? dan kenapa Anda menyeret saya?”
“Nenekku baru kembali dari luar negeri, kamu harus membantuku agar dia tidak bawel dan banyak bicara.” Kelana mengangkat dagu dan merapikan jasnya dengan sebelah tangan.
“Apa Pak? Wah ... sepertinya dia lebih menyeramkan dari Bu Dinar,” bisik Hana yang sadar kalau Kelana takut. Terbukti tangan pria yang masih menggenggam tangannya itu berkeringat.
“Dia ingin aku menikah lebih dulu dari pada sepupuku, tapi aku tidak bisa memenuhinya dan dia sekarang sedang bersama mantan pacarku.” Kelana langsung menutup mulut saat melihat neneknya sedang duduk berbincang bersama Amanda.
“Wah … apa dia mantan pacar Pak Kelana?” gumam Hana dalam hati saat melihat gadis berkemeja hijau pastel dan celana putih sedang duduk menyamping bersama seorang wanita yang rambutnya sudah nampak berubah warna.
Amanda adalah seorang dokter dan nenek Kelana menjadikan gadis itu sebagai dokter pribadi sepulangnya dari luar negeri. Kelana baru tahu kalau neneknya datang dari sang mama. Semalam dia memilih tidur di apartemennya dari pada pulang ke rumah, dia juga membuat ponselnya dalam mode diam, sampai saat tiba di kantor tadi dia melihat banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari Dinar. Kelana tak berdaya, karena wanita tua yang dia panggil nenek gayung itu masih belum mewariskan hartanya.
“Nek,” sapa Kelana dengan nada lembut.
Amanda pun menoleh. Wanita itu kaget, tapi jelas bukan karena melihat Kelana berada di sana, melainkan karena mantan kekasihnya itu menggandeng mesra Hana.
“Hidungnya, matanya, dagunya.” Hana malah memindai pahatan wajah Amanda. Ia tidak percaya ada wanita dengan bagian muka yang sangat proporsional seperti itu hidup di muka bumi ini.
“Apa kamu datang karena mamamu yang memberitahu?” sindir sang nenek. “Aku tahu kalian pasti berharap nenek tidak akan pernah kembali ke sini.”
“Kenapa nenek berbicara seperti itu?” tanya Kelana mencoba untuk mengambi hati. hingga wanita tua itu melihat Hana yang tersenyum manis ke arahnya.
“Siapa kamu?” tanya nenek Kelana dengan mata menyipit.
“Dia kekasihku,” jawab Kelana tegas. Tak hanya membuat Amanda dan sang nenek kaget, dia juga membuat Hana grogi.
“Jika dia kekasihmu kenapa kamu tidak menikah dulu? Sungguh tidak keren,” cibir nenek. “Aku pikir kamu masih mengharapkan Amanda jadi aku memintanya menjadi dokter pribadiku agar kalian bisa lebih dekat.”
Ucapan sang nenek membuat Amanda sedikit kecewa, dia pikir nenek Kelana menjadikannya dokter pribadi karena kepasitas dan kemampuannya, tapi ternyata karena ingin menjodohkan mereka.
“Jika saja nenek tahu kalau gadis itu sudah berselingkuh dengan pria lain di belakangku, apa nenek akan masih menyukainya,” gumam Kelana di dalam hati.
Suasana pun hening seketika, hingga Hana mendekat dan memberikan bunga yang masih dia pegang ke nenek Kelana.
“Nek, ini bunga untuk nenek, kami sengaja memilihkan yang paling cantik untuk nenek yang sangat cantik. Sekarang aku percaya, pantas saja Kelana menyebut nenek bidadari.”
Kelana kaget, bagaimana bisa Hana berkata seperti itu. Ia pun hanya bisa menipiskan bibir dan berbicara di dalam hati, "Kalau sampai aku tidak mendapat warisan karenamu, awas saja!”
Namun, tak lama pria itu dibuat berpikir dua kali dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Ekspresi wajah dan reaksi neneknya sangat tak Kelana duga, wanita yang dia panggil nenek gayung itu malah tersipu sambil memegangi pipi.
“Kamu terlalu memuji, mulutmu sungguh manis. Apa kamu habis makan kembang gula?”
“Ah … tidak Nek, itu memang fakta kok,” jawab Hana dengan senyum malu-malu kemudian menatap Amanda.
“Pak Kel, Anda berhutang besar ke saya, bukankah saya sudah melakukan sesuatu seperti pepatah, sekali tepuk dua nyamuk tewas? Saya menghibur nenek Anda dan membuat mantan pacar Anda berpikir tidak akan ada lagi kesempatan untuknya.”
“Pepatah dari mana itu? Lalu kamu mau apa?”
“Duit lah, apa lagi!”
_
_
_
_
_
Reader : kamu mau apa Na?
Na : Komen, vote, poin lah. Apa lagi???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
May Keisya
duit duit duit🤣🤣🤣
2023-07-27
2
May Keisya
pantes gampang sobek🤣🤣🤣
2023-07-27
1
ayudesy subardo
andai si nenek tau sebutan cucunya buat dia
2023-03-28
1