Pagi itu Hana dibuat kaget, dia bahkan berlari cepat ke arah ruangan Kelana karena berpikir atasannya itu sepertinya sudah datang, pintu ruang kerjanya terbuka. Jika bukan Kelana pun dia harus mengecek siapa gerangan yang berada di sana. Mba Kunti? Tentu bukan, mahkluk astral itu hanya karangan Kelana dan dibumbui oleh Hana.
“Pak Kelana, tumben!” ucap Hana spontan tanpa mengucapkan selamat pagi lebih dulu. Ia melihat Kelana sudah mondar-mandir bak sedang berjalan di treadmill di dalam ruangan.
“Hana!”
“Ya Pak! apa Mba kunti baru saja menampakkan diri,” cicit Hana.
“Diam-diam!” perintah Kelana sambil menunjuk-nunjuk ke arah Hana. “Sekali lagi kamu ngomongin setan, aku bakal kunci kamu di ruangan ini semalaman.”
Hana mengedikkan bahu, takut juga jika harus berada di sana sendirian. Dipikir uji nyali? Hana pun meminta maaf dan bertanya apa gerangan yang terjadi pada Pak Kelana yang terkenal sangat galak itu.
“Hana!” Kelana akhirnya berhenti berjalan mondar-mandir, pria itu menghadap tepat ke arah Hana dan memegang kedua bahu sang sekretaris. “Kamu mau duit nggak?” tanyanya
“Ah … Pak Kelana, pakai nanya. Mau lah!” jawab Hana dengan semangat, dia memang sedang mengumpulkan uang untuk melakukan salah satu perawatan impiannya. Semenjak diceraikan karena gendut, Hana seperti terkena mental, dia benar-benar takut berat badannya naik.
“Jadilah pacarku!” ucap Kelana tak menjelaskan lebih detail.
Hana pun salah tangkap dia menggeleng ketakutan kemudian memegang pipinya.
“Bagaimana kalau saya digampar lagi sama Bu Dinar? Saya nggak pantas buat Bapak,” ucap Hana yang terlalu percaya diri.
“Kamu pikir pacar betulan? Aku butuh kamu untuk mau menjadi pacar bohongan, satu hari saja.”
Hana malah melongo, dia tepis tangan Kelana yang masih memegang kedua lengannya. “Pak, Anda harus ke psikiater, saya yakin Anda bisa sembuh.”
“Apa?” Kelana bingung, tak mengerti dengan apa yang Hana bicarakan.
“Tidak apa-apa Pak, tidak perlu malu. Saya yakin penyimpangan selera Anda pasti bisa diobati.”
“Apa maksudmu?” bentak Kelana. “Kamu pikir aku homo?”
“Apa saya salah Pak?” Hana malah bertanya sambil menunjuk hidungnya kebingungan.
“Hana! Dengarkan baik-baik, aku sebenarnya tidak perlu mengatakan ini karena sebagai bawahan kamu tidak butuh tahu ranah pribadiku, tapi sepertinya sangat butuh untukku meluruskan, bahwa aku bukan penyuka sesama jenis,” bentak Kelana.
Hana tersentak kaget, dia bahkan memejamkan mata karena Kelana berteriak dengan lantang seolah menganggap telinganya tuli. Wanita itu tak langsung membuka mata, tapi mengintip dengan menjauhkan kelopak pelan-pelan
“Aku pria normal, bahkan jika rudalku kulepaskan pasti akan membuat wanita manapun terkapar tak berdaya dan terkena mental.”
Hana mengangguk, dia jelas tahu apa maksud ucapan sang atasan tapi memilih untuk berpura-pura bodoh. “Sepertinya tidak hanya terkapar Pak, terkena rudal pasti langsung mati dan tubuhnya hancur tidak bisa dikenali.”
“Kamu-“
“Maaf Pak, saya cuma bercanda,” potong Hana cepat. “Berapa uang uang Anda tawarkan? Saya ‘kan butuh dandan, beli baju yang bagus agar lebih meyakinkan.”
Kelana mencebik kesal, ternyata ada wanita yang begitu mata duitan tapi blak-blakan seperti Hana. Ia membuka dompet dan kali ini bukan uang, Kelana mengambil ATM dan menempelkannya ke jidat Hana.
“Beli apapun yang kamu mau, tenang saja! aku akan membayarmu dua kali gaji untuk pekerjaan ini,” ucap Kelana dengan mimik wajah sombong.
“Tapi Pak-“
Kelana yang hampir berjalan ke arah kursi kerja dibuat Hana menoleh kembali. Ia memutar bola mata malas sebelum bertanya, “Apa lagi?”
“Bolehkah saya mendaftar asuransi sekali waktu dan membayarnya dengan uang di sini?” Hana memegang kartu milik Kelana dan nyengir kuda.
“Lumayan nanti kalau saya kena gampar lagi di pipi dapat ganti."
Kelana pun gemas dan meremas udara di depan mukanya sendiri. Ia tidak menyangka bahwa Hana sangat cerewet dan begitu mengada-ada. Kelana pun menekuk kedua tangan ke sisi pinggang dan menyindir. “Kenapa tidak kamu asuransikan semua, mata, hidung, bokong dan dadamu itu.”
Hana melongo dan menyilangkan tangan ke depan dada. Tingkahnya membuat pipi Kelana merona merah karena menahan malu.
“Hah … berurusan dengan wanita sepertimu memang beda,” ucap Kelana sebelum memilih mengusir Hana dari ruang kerjanya.
_
_
_
_
Hana : "Sini Mister Mas Kel, aku ajari!"
Reader : "Ajari apa sih Hana? melepas rudal?" (cekikikan)
Na syantik :" Sudah jangan mancing aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
May Keisya
Ampe kena mental cenah🤣🤣🤣
2023-07-27
2
Rosi Ajja
aku baca nya sambil cekikikan sendiri..
2023-06-09
0
'Nchie
haha pak kelana kicep ya sama Hana🤣🤣🤣
2023-01-18
0