“Bunga kamu keterlaluan!” bentak Bagas yang tidak suka dengan sikap sang istri. Terlebih mereka sudah menjadi tontonan di sana. Pria itu pun menarik tangan Bunga pergi dan terus mengomel sepanjang perjalanan pulang ke rumah.
“Aku hanya ingin membicarakan masalah pekerjaan, bagaimana bisa kamu tanpa bertanya lebih dulu malah membuat keributan seperti ini?”
Bagas tetap saja mengomel hingga Bunga juga tidak bisa diam begitu saja, bayangan Bagas dan Hana yang akan kembali bersama terlintas di pikirannya dan membuat dia ketakutan. Bunga takut Bagas akan kembali pada Hana.
“Apa tidak bisa dibicarakan besok pagi? Lagi pula besok libur, kalau mau cari alasan itu yang bener donk Mas!” bentak Bunga dengan muka merah, dia sambar tisu di dashboard mobil untuk mengeringkan bajunya.
“Apa alasan yang benar?” tanya Bagas dengan nada yang masih tak kalah emosi.
“Lha ya apa donk, kok malah nanya,” sembur Bunga.
“Sudah aku bilang, kami itu akan membahas kerjaan, tapi kamu tidak percaya jadi alasan seperti apa yang menurutmu benar?”
Bunga tak bisa membalas ucapan Bagas, dia memilih untuk diam sampai tiba di rumah. Wanita itu masuk ke kamar dan membanting pintu setelah berkata, “Tidur sana kamu di ruang tamu!”
“Eh … apa maksudmu? Bunga bunga pintunya!” teriak Bagas mencoba membujuk, dia tidak ingin tidur kepanasan tanpa AC.
Namun, tidak ada jawaban dari Bunga, hingga otak Bagas yang memang sudah licik sejak dari setelan pabrik mulai mengancam sang istri. “Aku akan menemui Hana lagi, atau tidur di mont-“
“Masuk!”
Dengan wajah garang Bunga membuka pintu, dia pun mengancam Bagas dengan sangat serius, “Aku tidak akan tinggal diam ya Mas, kalau kamu sampai berani dekat-dekat lagi sama wanita gendut itu.”
“Siapa yang kamu maksud?” Kening bagas mengernyit heran.
“Siapa lagi? Hana lah.”
“Tapi dia sudah kurus.”
Satu pukulan mendarat di lengan Bagas, di susul dengan pukulan yang lian. Bunga benar-benar menjadi semakin waspada, dia tidak ingin Hana kembali merebut pria yang sudah direbutnya itu, apa lagi suami dan kakak tirinya itu bekerja di satu perusahaan. Bunga tidak mau kehilangan aset yang sangat berharga di hidupnya.
***
Hari berikutnya, Kelana nampak heran dengan muka Hana yang tertekuk bak uang seribuan sisa kembalian. Ia pun harus sampai mengingatkan sekretarisnya itu tidak boleh memasang muka seperti itu di depan nenek gayung nanti.
“Memang siapa sih nama asli nenek Anda? kenapa Anda memanggilnya nenek gayung?” tanya Hana sambil memasang muka cemberut, dia takut keceplosan nanti memanggil nama nenek gayung ke wanita tua itu.
“Ayu, namanya Ayu,” jawab Kelana yang mulai terbiasa dengan tingkah Hana yang apa adanya.
“Nama cantik seperti itu kenapa Anda beri awalan G dan NG di belakangnya? Ada-ada saja.” Hana geleng-geleng kepala seoalah mencibir sikap sang atasan.
“Itu panggilan kesayangan,” elak Kelana.
“Kalau begitu aku akan memanngilnya nenek gayung nanti.”
“Jangan!”
Spontan Kelana menutup mulut Hana dengan talapak tangan, alhasil hanya mata wanita itu saja yang menunjukkan ekspresi keterkejutan. Bulu mata Hana berkedip dengan sangat cantik, terang saja membuat Kelana tiba-tiba saja salah tingkah.
“Ehem … bulu matamu extension ya?” tanya Kelana sambil menjauhkan tangan.
Hana pun menatap dengan sorot curiga, hingga menyentuh sedikit bulu matanya dengan jari tengah tangan, “Tidak semua printilan di wajah saya ini palsu ya Pak, jangan menghina! Bulu mata ini asli, saya rawat dengan selalu rutin menggunakan eyelash serum.” Hana mengedipkan matanya di depan muka Kelana dan membuat pria itu mengerjab beberapa kali.ppp
“Benar-benar panjang dan lentik ya Pak?” tanya Hana lagi sambil menjinjitkan kaki dan menyodorkan mukanya.
Kelana pun mendorong kening Hana agar tidak melakukan hal seperti itu, perjaka polos sepertinya memang susah kalau harus berurusan dengan janda sableng seperti Hana. Urat malu sekretarisnya itu seperti sudah putus.
“Sudah ayo masuk, kita sudah telat dua menit,” ucap Kelana yang memilih berjalan mendahului Hana.
Wanita itu nampak memutar badan, membuat rok berwarna peach yang dia kenakan ikut mengembang bagian bawahnya. Seperti anak kecil Hana berucap, “Ini kali kedua aku pergi ke sini, tapi kenapa aku masih sangat takjub, aku tidak pernah melihat rumah sebesar ini bahkan dalam mimpi.”
Kelana tersenyum tipis mendengar ucapan Hana, baginya wanita itu sangat lucu. Dan satu hal yang tidak Hana tahu karena sang atasan tidak mungkin akan pernah menyebutkannya, dia adalah sekretaris tercantik dan terberani yang pernah Kelana punya.
***
“Nenek!” Sapaan Hana yang riang gembira membuat Ayu tersenyum.
Ternyata tak hanya mereka bertiga yang berada di sana, Tata dan putranya bahkan Amanda juga ikut datang.
“Apa mereka semua sedang berencana untuk menjilat nenek gayung juga?” gumam Kelana di dalam hati. Ia mencoba menunjukkan sikap biasa.
Berbeda dengan Tata dan Amanda yang sejak tadi hanya memotongi dedaunan di pot karena takut kuku mereka kotor. Hana malah langsung berjongkok untuk menanam satu tanaman yang sudah dipersiapkan oleh pembantu rumah. Wanita itu tidak peduli jika roknya kotor. Ia tahu Kelana mengajaknya berkebun, bukan pura-pura berkebun.
Alhasil Ayu pun mendekat ke arah Hana dan bertanya ke wanita yang diakui cucu kesayangannya sebagai kekasih itu.
“Apa kamu suka menanam bunga?”
Hana mendongak dan terkejut mendapati Ayu mau berbicara dengannya. Di saat wanita tua itu mengajaknya berbicara, semua orang memerhatikannya tak terkecuali Kelana.
“Ya, sebelum bekerja sebagai sekretaris Pak Kelana saya memang hanya pengangguran, saya suka menanam bunga, tapi ada satu bunga yang sangat saya benci di dalam hidup saya.” Hana memasang air muka geram setelah menjawab pertanyaan Ayu, sampai menusukkan skop kecil di tangan ke tanah.
Namun, Hana tak sadar bahwa sudah keceplosan, dia sukses membuat Kelana tersentak, Tata dan Amanda pun sampai menoleh ke arah pria itu.
“Jadi dia sekretarismu?” tanya Tata yang memang selalu ingin tahu.
Kelana pun menatap Hana yang baru sadar keceplosan, sekretarisnya itu nampak tersenyum bodoh menatap ke Ayu, tapi bukannya penasaran dengan kata ‘sekretaris’ yang dia sebut, Ayu malah bertanya-
“Bunga apa yang kamu benci?”
“Bu-bu-bunga Bangkai,” jawab Hana dengan senyuman aneh di wajah.
_
_
_
_
_
Sajennya : Like + komen + poin + vote 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
May Keisya
udah mulai tumbuh rasa nih😂
2023-07-28
2
May Keisya
cocoklah😂😂😂😂🤣
2023-07-28
0
May Keisya
😂😂😂😂
2023-07-28
0