Istri Simpanan Tuan Lu(ISTRIKU CANDU KU)
Sang mentari telah bangun dari peraduannya. Bias sinarnya yang hangat membuat embun tampak bersinar keemasan. Burung-burung pun tak mau kalah, mereka bercicit saling bersahutan dan turut meramaikan pagi.
Sungguh suasana pagi yang damai. Namun sayangnya hal itu tidak berlangsung lama, ketika sebuah teriakkan nyaring terdengar di salah satu rumah sederhana yang berada di pinggiran kota Seoul.
"JUNG SEE-YEON, BANGUN!!!"
Seorang wanita berusia dipertengahan tiga puluhan berteriak dan mengguncang tubuh ramping seorang gadis yang masih terlelap dalam mimpi indahnya.
Tubuhnya tersembunyi di balik selimut tebal miliknya. Tapi sepertinya usahanya tidak membuahkan hasil, terlihat si gadis mengeratkan tubuhnya pada selimut yang menutup sekujur tubuhnya, mana kalah ia mendengar teriakkan bibi kesayangannya.
"Hei pemalas, cepat bangun. Kau bisa terlambat kuliah jika tidak bangun sekarang,"
"Bibi, kau ini berisik sekali. Biarkan aku tidur sebentar lagi. Semalam aku begadang sampai tengah malam. Dan satu lagi, berhenti memanggilku See-Yeon, tapi panggil aku Jessica!"
"Apa-apaan kau ini. Jelas-jelas , See-Yeon, adalah nama pemberian ayah dan ibumu. Kenapa malah seenaknya saja kau ingin menggantinya?"
Jessica mengeratkan pegangan pada selimutnya sambil menutup rapat-rapat kedua matanya yang mulai memanas. "Justru karena itu, Bibi. Hatiku seperti teriris setiap kali mendengar seseorang memanggilku dengan nama pemberian mereka," lirihnya parau.
"See-Yeon," Ellie menatap Jessica dengan sendu.
Memang tidak seharusnya dia mengungkit apapun yang bisa membuat hati Jessica kembali terluka. Jessica selalu terluka setiap kali mengingat tentang orang tua ya.
"Aku akan bangun sepuluh menit lagi." Ucap Jessica tanpa merubah posisinya. Suaranya terdengar serak seperti menahan tangis.
"Baiklah, kalau begitu. Bibi, keluar dulu. Segeralah turun, setelah ini kita sarapan sama-sama. Bibi, sudah masak banyak makanan kesukaanmu." Ucap Ellie sambil mengusap kepala Jessica dengan lembut.
"Hm."
Jessica bukanlah seorang yatim piatu. Dia masih memiliki keluarga yang utuh. Ayah, Ibunya masih hidup. Hanya saja mereka berpisah sejak Jessica masih berusia 10 tahun. Dan sejak saat itu Jessica hidup bersama Ellie, Bibi dari pihak ibu.
Setiap kali mengingat peristiwa itu, hati Jessica selalu sakit. Mereka terlalu jahat padanya, itulah kenapa yang membuat Jessica sangat membenci orang tuanya. Dan sejak 10 tahun lalu, Jessica tidak pernah lagi bertemu dengan mereka. Karena Ellie membawa Jessica pergi jauh dari mereka berdua.
Dan hanya Ellie yang selalu peduli padanya, dan hanya pada bibirnya itu Jessica bisa bergantung. Karena Ellie sudah seperti ibu kedua baginya.
-
Ellie duduk termenung di meja makan. Dia sangat menyesali dan merutuki kebodohannya tadi. Bagaimana bisa dia mengingat sesuatu yang membuat hati Jessica kembali terluka. Dan Ellie sangat-sangat menyesalinya.
Derap langkah kaki seseorang yang datang menyita perhatian Ellie. Wanita berusia 35 tahun itu tersenyum melihat kedatangan Jessica. "Sayang, kemari lah dan lihat apa yang sudah Bibi masak untukmu." Seru Elli sambil mengurai senyum lebar.
"Kelihatannya sangat lezat, sungguh Bibi yang memasak semua ini?" Jessica menatap Ellie tidak percaya.
"Lalu menurutmu siapa yang memasaknya jika bukan, Bibi?!"
"Jangan tersinggung. Karena memang tidak biasanya Bibi memasak sebanyak ini, apalagi hampir semua menu yang Bibi masak pagi ini adalah daging. Apakah pagi ini kepala Bibi terbentur sesuatu?!" Tanya Jessica sambil memasang muka tanpa dosanya.
"Yakk!!! Gadis tak tau terimakasih. Jelas-jelas Bibi memasak semua ini untukmu, tapi kau malah mengatakan hal yang tidak-tidak pada Bibi?!"
"Oke, oke, oke. Aku minta maaf, aku hanya bercanda dan jangan di anggap serius, oke!!!"
"Baiklah, kali ini kau Bibi maafkan. Tapi lihat saja kalau sampai kau ulangi lagi. Tidak ada maaf bagimu!!!"
"Iya, iya, aku tau!!"
Ponsel milik Jessica tiba-tiba berdering. Alih-alih menjawab, gadis itu malah buru-buru mematikannya. "Kenapa tidak diangkat?" tanya Ellie penasaran.
"Bukan panggilan penting, Bibi. Sudahlah, sebaiknya kita lanjutkan sarapannya."
Ponsel Jessica kembali berdering dan masih dari nomor yang sama. Gadis cantik itu mendesah berat. Dengan kesal Jessica menerima panggilan itu.
"Bukankah sudah aku bilang, berhenti menghubungiku dan merecoki hidupku. Aku ingin hidup dengan tenang tanpa gangguan darimu, apalagi dari Tuan Muda mu yang mirip balok es berjalan itu!"
'Nona, saya mohon jangan dimatikan dulu telfonnya. Ijinkan saya bicara sebentar dengan Anda. Karena jika saya tidak menyampaikan pesan dari Tuan Muda pada Anda. Tuan muda , bisa memecat saya."
"Itu bukan urusanku!"
Jessica memutusakan sambungan telfonnya begitu saja. Dengan kesal gadis itu membongkar ponselnya dan melepaskan kartunya, memotongnya menjadi dua lalu membuangnya begitu saja. Moodnya pagi ini benar-benar hancur karena orang itu.
Dan sementara itu. Ellie yang memang tidak tau apa-apa hanya bisa menatap Jessica dengan bingung. Dia sangat penasaran siapa sebenarnya orang yang menghubungi Jessica dan membuat dia sampai semarah itu.
"Memangnya siapa yang menelfon mu? Kenapa kau sampai semarah itu? Dan mengenai Tuan Muda yang kau sebutkan tadi, memangnya siapa dia?"
"Bukan siapa-siapa, Bibi. Hanya orang yang tidak penting. Ya sudah, aku berangkat dulu!!"
Jessica bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja. Bahkan dia tidak menyentuh sedikit pun sarapannya. Jessica benar-benar kehilangan moodnya yang sudah dia bangun dengan susah payah. Dan Jessica tidak tau kapan orang itu akan berhenti mencampuri hidupnya.
-
Jessica menghembuskan nafasnya dengan kasar. Berkali-kali gadis itu menengok kan kepalanya untuk melihat apakah bus yang dia tunggu sudah tiba atau belum. Sudah hampir 20 menit, tapi Bus yang dia tunggu belum juga datang. Tidak biasanya Bus itu terlambat.
Padahal kelas pertamanya akan di mulai sekitar 45 menit lagi. Sedangkan perjalanan dari halte ke kampusnya sekitar 30 menit. Bisa-bisa dia tertinggal satu mata pelajaran jika seperti ini.
"Aaarrkkhh!!! Kenapa hari ini aku sial sekali!!" Maki gadis itu entah pada siapa.
Ckiiittt...
Dan di saat bersamaan. Sebuah sedan hitam mengkilap tiba-tiba berhenti di depan Jessica. Seorang pria berusia 30 puluhan keluar dari mobil tersebut dan menghampiri gadis bermarga Jung itu.
"Apa lagi sekarang?! Apa masih belum puas kau merecoki hidupku?!"
"Nona, saya mohon ikutlah dengan saya sebentar saja. Tuan Muda, dia sungguh-sungguh ingin bertemu dengan Anda. Beliau bilang dia sangat..!!"
"Aku tidak mau." Jessica menyela cepat. Bahkan dia tidak memberikan kesempatan pada pria itu untuk menyelesaikan kalimatnya.
"Nona, saya...!!"
"Katakan saja pada, Tuan Muda mu yang mirip balok es itu, jika aku tidak mau bertemu lagi dengannya!" Ucap Jessica menegaskan.
"Tapi, Nona. Jika Anda menolaknya lagi, maka Tuan Muda benar-benar akan memecat saya. Jadi saya mohon."
"Itu sih masalahmu, bukan masalahku. Jadi pergilah, aku tidak ada waktu untuk hal seperti itu. Dan katakan pada Tuan Muda mu itu, jika aku tidak mau bertemu lagi dengannya!!" Kemudian Jessica berbalik dan pergi begitu saja, sampai akhirnya...
"Jadi kau benar-benar ingin dia kehilangan pekerjaannya karena dirimu?" sahut suara dingin seseorang dari arah belakang.
Sontak saja Jessica menoleh dan mendapati seorang pria tampan yang terkesan cantik, namun minim ekspresi berjalan menghampirinya dengan wajah dinginnya, membuat kedua mata Jessica membelalak saking kagetnya.
"KAU!"
"Ya, ini aku, Suamimu!!!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Supi
mampir
2022-10-01
0
Vina Pembriyani
sepertinya seru...kk mampir De😍😍🥰🥰🥰
2022-03-16
0
Mella Putri
Mampir thor, aku udah like dan vote.Semabgat ya
2022-03-15
1