Nathan menghentikan langkahnya. Entah kenapa tiba-tiba dia merasakan perasaan yang tidak enak. Dia merasa seperti akan terjadi hal buruk yang pada Jessica.
CEO muda nan tampan tersebut menggulirkan pandangannya pada jam yang menggantung di dinding kamarnya, dan waktu menunjuk angka 10 malam.
Nathan meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Jessica tapi ponselnya malah tidak aktif. Ingin memastikannya sendiri, Nathan memutuskan untuk mendatangi kampus Jessica, di mana acara pesta tahunan itu di gelar.
"Segera siapkan Hanfu, mask setengah wajah dan rambut palsu untukku. Aku harus segera menyusul Jessica dan memastikan sendiri keadaannya."
"Baik, Tuan Muda."
Tiga puluh menit kemudian Nathan keluar dengan penampilan yang sangat-sangat berbeda. Nathan yakin dengan penampilan ini tidak mungkin ada yang mengenali dan menyadari jika ini adalah dirinya. Dia tidak membuang waktu lagi, dia bergegas pergi menuju kampus Jessica dan memberi kejutan padanya.
Diam-diam Leo menarik sudut bibirnya, ia tidak menduga bila tuan mudanya akan melakukan apapun untuk gadis bermarga Jung tersebut.
Dan sepertinya Jessica benar-benar sebuah pengecualian bagi seorang Nathan Lu, dan sebuah prestasi yang sangat tinggi karena pria dingin dan kaku seperti Nathan bisa menunjukkan sisinya yang berbeda meskipun hanya di depan Jessica.
"Tuan Muda, dalam penampilan Anda kali ini, anda benar-benar terlihat seperti Pangeran dari Kerajaan China. Saya sampai hampir tidak mengenali Anda lagi. Dan pasti ,nona, akan sangat terkejut melihat kedatangan Anda di sana." Tutur Leo menuturkan.
"Hn."
Setelah berkendara selama empat puluh menit. Mobil Nathan tiba di tujuan. CEO muda itu segera turun dan masuk ke dalam gedung. Suasana China zaman kuno begitu terasa ketika dia menginjakkan kakinya di lantai aula gedung pesta.
Seperti yang Jessica katakan sebelumnya jika semua yang hadir di sana memang memakai Hanfu, baik pria ataupun wanita.
Pandangan Nathan kemudian menyapu, mencari sosok Jessica di antara ratusan manusia, sedikit sulit memang tapi bukan Nathan namanya jika sampai tidak menemukannya.
"Apakah kau hanya ada pikiran iri dan dengki saja, sampai-sampai berusaha membuatku malu di depan umum dengan mengatakan jika aku ini sudah menjadi simpanan pria hidung belang hanya untuk mendapatkan kemewahan?"
"Jika bukan menjadi simpanan pria hidung belang, lalu dari mana kau bisa mendapatkan uang sebanyak itu hanya untuk sebuah Hanfu yang kau pakai ini, Jessica?"
"Apa kau pikir aku ini bodoh dan tidak tau jika Hanfu itu memiliki harga yang sangat mahal, dan bagaimana kalau aku membuat Hanfu barumu itu menjadi tidak bernilai lagi?" gadis itu menyeringai lalu menarik hanfu Jessica hingga robek.
"Yakk, Hyuna apa yang kau lakukan?" pekik Jessica terkejut.
"Hahahah, lihatlah sekarang, Hanfu mahal mu itu sudah menjadi barang bekas yang tidak ada nilainya dan...."
PLAK...
Tamparan Jessica pada wajahnya memotong ucapan Hyuna. Wajah Hyuna sampai menoleh kesamping saking kerasnya tamparan tersebut. Hyuna yang merasa tidak terima berniat untuk balik menampar Jessica, tapi sebuah tangan mencegahnya sebelum jari-jari Hyuna menyentuh permukaan pipi Jessica.
Hyuna berteriak dan menjerit karena rasa sakit pada pergelangan tangannya yang di genggam kuat oleh orang itu. Sontak saja Jessica mengangkat wajahnya dan kedua matanya membelalak melihat siapa yang ada dihadapannya.
"KAU? Bagaimana kau bisa tiba-tiba ada di sini?" pekik Jessica penuh keterkejutan.
"Kau mengenaliku?" tanya orang itu 'Nathan' memastikan.
"Tentu saja aku tau karena kau adalah... pria paling menyebalkan yang selalu ada untuk menolongku setiap kali berada dalam bahaya dan masalah, jadi mana mungkin aku tidak mengenalimu." Ujarnya.
"Hn."
Kemudian Nathan meraih tangan Jessica dan membawanya meninggalkan pesta. Dan kepergian mereka menyita perhatian semua orang yang hadir di sana.
Bukan untuk pulang, tapi Nathan ingin supaya Jessica mengganti pakaiannya dengan Hanfu lain yang sudah dia siapkan, karena dia sudah menduga hal semacam ini pasti akan terjadi.
Tiga puluh menit kemudian Jessica keluar dari ruangan itu dengan pakaian yang berbeda. Sebuah Hanfu cantik berwarna merah terlihat memagut tubuh rampingnya dengan sempurna.
Jessica begitu cantik dan menawan dalam balutan Hanfu itu, dan untuk yang kesekian kalinya Nathan jatuh dalam pesonanya.
Nathan menghampiri Jessica dengan senyum terkutuknya, yang mampu membuat Jessica mengalami sport jantung.
"Ke-kenapa kau menatapku seperti itu? Apakah ada yang aneh di wajahku?" tanya Jessica memastikan.
"Tidak, kau justru sangat cantik dalam balutan Hanfu itu. Bahkan Putri Kerajaan China pun kalah cantik darimu." Ujar Nathan memberi pujian.
Tidak ada kebohongan dalam kalimatnya, Nathan benar-benar tulus mengatakanya. "Kita kembali ke aula pesta, bukankah acaranya baru selesai tengah malam nanti?" Jessica mengangguk.
Setibanya di sana, Jessica dan Nathan di suguhi sebuah pertunjukan yang begitu menyenangkan. Hyuna, wanita itu di kerjai habis-habisan oleh tiga pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah junior Jessica di kampusnya. Mereka bertiga adalah....
Sean...
Stefan..
Dan Adrian...
Mereka bertiga bekerja sama dengan Nara. Nara yang merasa tidak tahan karena sahabatnya telah dipermalukan memutuskan untuk membalas dendam dengan balik mempermalukan Hyuna di depan semua orang.
"Yakk! Bocah, apa kalian bertiga sudah bosan hidup, eo? Berani-beraninya kalian sengaja menjegal kakiku dan membuatku terjatuh." Amuk Hyuna pada Sean, Stefan dan Adrian. Yang terlihat pura-pura tidak tau apa-apa
Keadaan Hyuna saat ini benar-benar sangat berantakan. Rambutnya berantakan dan pakaiannya basah oleh minuman yang Adrian tumpahkan saat menabraknya.
Rambutnya berantakan karena hiasannya nyangkut di pakaian Stefan. Dan Sean membuatnya terjatuh dengan menjulurkan kakinya saat Hyuna hendak melewatinya.
Berurusan dengan mereka bertiga benar-benar membuat Hyuna berada dalam sebuah mimpi buruk. Dan bukan lagi sebuah rahasia umum bila mereka bertiga memiliki tingkat kenakalan dan kejahilan di atas rata-rata. Dan hari ini Hyuna lah menjadi korbannya.
"Yakk, Nunna, jelas-jelas kau yang salah tapi kenapa malah menyalahkan kami? Makanya kalau jalan jangan menggunakan mata tapi kaki." Ucap Adrian tak mau kalah.
"Dasar bocah nakal, kalian bertiga dalam masalah besar. Aku akan mengadukan kalian pada papi, supaya papi memberikan hukuman pada kalian. Dan khusus untukmu, tunggu saja pembalasanku." Tunjuk Hyuna pada Nara dan pergi begitu saja.
Nara, Adrian, Stefan dan Sean melambaikan tangannya pada Hyuna. Dan mereka berempat langsung bertos ria.
Perhatian keempatnya teralihkan oleh kedatangan Jessica yang terlihat begitu mempesona dengan balutan Hanfu merahnya, sampai-sampai Stefan tidak berkedip dan meneteskan liur melihat bagaimana cantiknya Senior pujaannya.
Susah payah Stefan menelan saliva nya. Ia tidak tau kenapa Jessica bisa begitu mempesona sekali.
"Huaaaa, Nunna kau sangat cantik dan sempurna dalam balutan Hanfu itu. Kau lah bintangnya malam ini."
"Begitu kah." Stefan mengangguk. Jessica kembali terkekeh.
"Sica, aku tidak tau kalau kau akan datang membawa pasangan. Dan pasanganmu sangat tampan, dan ohh ... kenapa wajahnya terlihat tidak asing ya? Aku seperti pernah melihatnya tapi di mana?" Nara mengingat-ingat.
"Ahh, mungkin itu hanya perasaanmu saja. Tiba-tiba aku merasa lelah, aku pulang duluan, ne. Dan selamat bersenang-senang." Kemudian Jessica membawa Nathan meninggalkan aula. Tiba-tiba Jessica merasa lelah dan ingin segera membaringkan tubuhnya.
-
Saat ini mereka dalam perjalanan pulang. Baik Jessica maupun Nathan sudah mengganti pakaiannya. Dan tak ingin dirinya di kenali, Nathan melakukan penyamaran dengan topi dan kacamata.
Nathan tidak ingin menempatkan Jessica dalam bahaya dan menurutnya masih belum saatnya, dunia mengetahui seperti apa wujud dari istrinya.
Nathan mengemudikan mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi, sedangkan Jessica yang duduk disampingnya terlihat begitu sibuk dengan ponselnya.
Sesekali Nathan melirik gadis disampingnya, dan Jessica tidak melirik sedikit pun padanya. Dalam hatinya terus bertanya-tanya sebenarnya Jessica sedang bertukar pesan dengan siapa sampai-sampai dia begitu serius.
"Saling bertukar pesan dengan siapa?" tanya Nathan penasaran.
"Bibi. Bibi, bilang malam ini dia tidak pulang, bosnya memintanya untuk bekerja lembur malam ini." Jawabnya.
"Aku pikir kau sudah meminta bibi mu untuk bekerja."
"Memang sudah, dan bibi akan bekerja sampai akhir bulan ini. Dia akan berhenti setelah mendapatkan gaji terakhirnya." Jelas Jessica.
"Hn."
Dan setelah obrolan singkat itu tidak ada lagi perbincangan di antara mereka berdua. Keduanya sibuk larut dalam kesibukkan masing-masing, seperti Nathan yang tetap fokus pada jalanan beraspal di depan sana sedangkan Jessica masih tetap asik bertukar pesan.
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Aria Yohanes
Semangat oke
2022-03-17
0
Tarisa Reina
Suami idaman bahget ya.
2022-03-17
1
Reyzel
Semangat terus Wulan, next
2022-03-17
0