"Nunna....."
"Ayam, ayam."
"Hahaha...."
"Yakk! Bocah sialan, berani-beraninya kau menertawai ku setelah membuatku hampir jantungan, kau sudah bosan hidup ya?" amuk Jessica pada seorang pemuda yang nyaris saja membuat jantungnya meloncat dari tempatnya. Alih-alih merasa bersalah dan meminta maaf, pemuda itu malah tertawa terbahak-bahak.
Minho adalah junior Jessica di kampusnya. Selain memiliki sifat yang sangat jahil. Minho adalah pemuda yang sangat hangat dan mudah bergaul. Dia merupakan Pangeran di kampusnya, sosoknya begitu diidolakan dan didambakan oleh para gadis yang berkuliah di S.N.U.
Tapi sayangnya berkali-kali Minho mematahkan hati mereka dengan mengatakan jika dirinya adalah pria yang menyimpang. Tapi tentu saja itu tidak benar, hal itu Minho lakukan semata-mata untuk menghindari mereka yang begitu memusingkan dirinya.
Minho sangat menyayangi Jessica dan sudah menganggapnya seperti kakaknya sendiri. Jessica adalah gadis yang paling dekat dengan Minho selain Nara, teman sekelas Jessica yang diam-diam Minho sukai.
Tapi sayangnya perasaan Minho hanya bertepuk sebelah tangan karena Nara hanya menganggapnya sebagai adik, tidak lebih.
"Nunna, kau kemana saja selama dua hari belakangan ini? Kau tidak datang ke kampus dan ponselmu juga tidak bisa dihubungi. Aku mencari ke rumahmu, tapi di sana kosong dan tidak ada siapa-siapa, aku pikir kau hilang di culik Alien."
"Sembarangan. Lagi pula mana ada Alien yang mau sama gadis secantik diriku ini. Aku tidak hilang tapi sedang liburan bersama, bibi." Jelas Jessica memaparkan.
"Jahat, pergi liburan tapi tidak mau ajak-ajak," Minho mencerutkan bibirnya.
"Memangnya siapa kau? Sampai-sampai aku harus mengajakmu?" ketus Jessica.
"Jahat, jelas-jelas aku ini adalah adikmu yang paling tampan, malah pura-pura amnesia lagi."
"Adik? Memangnya kapan Ibuku melahirkan bocah sialan sepertimu? Lagi pula aku juga tidak sudi memiliki adik super menyebalkan sepertimu." Ujar Jessica panjang lebar.
"Nunna, kau sangat jahat. Kenapa mulutmu tajam sekali seperti pisau cukur saja? Apa kau tidak sadar jika ucapan mu itu telah melukai hatiku yang rapuh ini."
"Bodoh amat." Ucap Jessica dan pergi begitu saja, meninggalkan Minho yang mengeram kesal sambil berteriak memanggil nama Jessica.
"SICA NUNNA, KAU SANGAT JAHAT PADAKU!"
Jessica menghentikan langkahnya lalu menjulurkan lidahnya pada Minho. Gadis itu melambaikan tangan sambil terkekeh. Jessica melanjutkan langkahnya dan pergi ke kelasnya.
Di tengah langkahnya, Jessica memperhatikan apa yang ada di sekelilingnya, hampir semua gadis di ruangan itu histeris sambil menatap layar ponselnya termasuk Nara.
Penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Jessica mempercepat langkahnya dan menghampiri sahabatnya tersebut. "Nara, sebenarnya ada apa ini? Kenapa semua gadis di ruangan ini pada histeris sendiri?" tanya Jessica memastikan.
"Jadi kau belum tau?"
"Tentang apa?" bingung Jessica.
"Kau tau Nathan Lu bukan?" Jessica mengangguk. "Dia mematahkan hati kami semua dengan pernyataannya dalam sebuah wawancara."
"Wawancara?" Jessica memicingkan matanya.
Nara menganggu. "Secara terang-terangan dia mengatakan pada dunia bila dia telah menikah dan memiliki seorang istri. Rasanya aku masih tidak percaya, aku sungguh-sungguh iri pada gadis yang beruntung itu." Tutur Nara dan menjatuhkan kepalanya pada meja di hadapannya
"Apa? Nathan Lu, mengakui pada publik jika dia memiliki seorang istri?" kaget Jessica. Nara mengangguk membenarkan.
"Tapi sayangnya sosok gadis itu masih dirahasiakan olehnya, dan itu membuat publik sangat penasaran dengan istri misterius seorang ,Nathan Lu." Tutur Nara.
Kata-kata Nara membuat Jessica terdiam. Lagi-lagi dia di buat bingung dengan sikap pria bermarga Lu tersebut. 'Kali ini apa lagi yang sedang kau rencanakan, Nathan Lu?' ujar Jessica membatin.
Nara adalah sahabat terdekat Jessica selain Minho. Mereka berdua sudah bersahabat sejak sepuluh tahun yang lalu. Dan persahabatan yang terjalin diantara mereka berdua lebih kental dari pada sebuah ikatan darah.
Jessica dan Nara sudah seperti sepasang sepatu yang selalu bersama, dan ikatan persaudaraan diantara mereka begitu kuat. Tak ada rahasia apapun yang mereka sembunyikan.
Tapi sayangnya Nara tidak tau jika sahabatnya itu sedang menyembunyikan sebuah rahasia yang sangat besar darinya. Jessica ingin sekali memberi tau Nara , tapi sayangnya keadaan lah yang tidak memungkinkan.
Mereka selalu berbagi banyak hal baik itu suka maupun duka. Nara sangat menyayangi Jessica dan sudah menganggapnya seperti adik sendiri. Usia mereka berdua hanya terpaut tiga bulan saja dan Nara lebih tua sedikit dari Jessica.
"Sica, kau mau ke mana?" seru Nara melihat Jessica tiba-tiba bangkit dari duduknya.
"Aku lupa harus melakukan sesuatu, aku bolos lagi hari ini. Aku pergi dulu, oke." Jessica melambai di tengah langkahnya pada Nara. Dia berencana untuk menemui Kevin dan meminta sebuah penjelasan darinya.
-
Cheeers....
Hari ini Nathan sedang berada di sebuah restoran mewah di pusat kota bersama tiga sahabatnya. Mereka sedang merayakan kehamilan kekasih salah satu sahabat Nathan dan rencana pernikahan mereka yang akan di gelar tiga minggu lagi. Mereka adalah.....
Justin Kim
Daniel Cho
Dan Leon Park...
"Hai, Mr Evil." Leon bangkit dari duduknya dan berpindah ke samping Daniel. Jari-jarinya menekan-nekan pipi Daniel. "Katakan pada kami, berapa banyak pukulan yang harus kau terima dari dua bocah setan itu sampai-sampai wajahmu penuh lebam begini?"
Semua orang di dalam ruangan itu tertawa mendengar pertanyaan Leon, Daniel mencerutkan bibirnya. Dan merasa terganggu dengan apa yang Leon lakukan, dengan kesal Daniel menepis tangan Leon dari wajahnya.
"Kau tidak perlu tau, Tiang gila!! Yang paling penting aku bisa menikahi pujaan hatiku."
"Hei, Maniak Dolar, hilang kemana kau selama beberapa hari ini? Kenapa semua panggilan dariku tidak ada satu pun yang kau terima? Padahal aku memiliki sebuah berita yang sangat bagus untukmu." Ujar Leon. Malas mengerjai Daniel, Leon beralih pada Justin.
"Tentu saja menjalankan bisnis, memangnya apa lagi? Jika satu hari saja aku tidak bekerja, aku bisa rugi dan dolar-dolar ku tidak akan bertambah. Dan jika dolar ku tidak bertambah lalu bagaimana aku bisa menyaingi, Tuan Muda Lu, kita ini. Dan memangnya berita bagus apa yang kau miliki untukku?" tanya Justin penasaran.
"Tentu saja berita bagus yang bisa membuatmu merasa bahagia, tapi sayangnya harganya tidak murah."
"Jika berita itu malah membuatku harus mengeluarkan dolar-dolar kesayanganku yang sangat berharga lagi, mending tidak usah." Justin menjawab cepat.
"Sayang sekali, padahal berita ini ada hubungannya dengan Aira loh," Ucap Leon berpura-pura menyesal. Dan mendengar nama 'Aira' membuat mata Justin membelalak seketika.
"Apa? Aira? Yakk, kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi. Memangnya berapa banyak dolar yang harus aku keluarkan untuk informasi mu itu?" tanya Justin memastikan.
"Tidak banyak, hanya 50 juta dolar ."
"Bukan masalah jika hanya 50 juta dolar saja, 100 pun aku tidak akan keberatan jika sudah berhubungan dengan, Aira." Tukas Justin.
Nathan dan Daniel hanya bisa mendesah berat sambil menggelengkan kepala. Mereka tidak tau apakah Leon yang terlalu cerdik atau malah Justin yang terlalu bodoh, pasalnya dia masih bisa di tipu oleh Leon yang jelas hanya ingin memanfaatkannya saja. Dan hal itu terjadi untuk yang kesekian kalinya.
Juatin menjuluki dirinya sendiri sebagai tuan dolar karena jumlah dolarnya yang tidak akan habis meskipun di makan sampai tujuh turunan.
Tapi Justin sangat pelit dan penuh perhitungan jika sudah berhubungan dengan dolar-dolar nya, dan hal itulah yang Leon manfaatkan untuk mengambil celah darinya dan mendapatkan keuntungan.
Tiba-tiba ponsel milik Nathan berdering, pria itu terlihat bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruangan begitu saja setelah melihat nama orang yang menghubunginya.
Nathan mengatakan jika dia tiba-tiba ada urusan mendadak pada teman-temannya. Di tengah langkahnya, Nathan mengetik sebuah pesan untuk orang tersebut.
-
Nathan menghentikan mobil mewahnya di sebuah cafe yang letaknya tak terlalu jauh dari kampus Jessica. Natha langsung diantarkan ke ruang VIP oleh seorang pelayan dan di sana Jessica sudah menunggunya.
Jessica sedang duduk tenang menikmati makanan yang telah dipesan ketika Nathan datang. Gadis itu begitu cantik dan anggun dalam balutan gaun biru mudanya.
Jessica memperhatikan penampilan suaminya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan untuk sesaat dia melupakan bagaimana caranya harus bernafas melihat bagaimana tampan dan panasnya Nathan saat ini.
Tidak seperti hari-harinya yang selalu rapi dengan pakaian formalnya. Tapi sekarang dia hanya memakai tank top yang dibalut rompi hitam yang memperlihatkan lengan kokohnya. Ada sebuah tribal di lengan kirinya.
Natha menghampiri Jessica yang terlihat sangat gugup. Wajah dinginnya menyunggingkan seringai tipis melihat wajah memerah istrinya.
"Yak, jangan dekat-dekat. Nathan Lu, apa yang sedang kau lakukan?" amuk Jessica saat tiba-tiba Nathan menariknya untuk berdiri.
Salah satu tangan Nathan melingkari pinggang rampingnya sedangkan tangan lain membelai pipi Jessica yang sehalus dan seputih porselen.
"Bukankah kau mengajakku bertemu karena merindukanmu, hm?"
"Si-Siapa bilang, memangnya kapan aku mengatakan itu? Jangan sembarangan dan sebaiknya jangan terlalu percaya diri." sinis Jessica sambil mencerutkan bibirnya.
Jessica hendak melepaskan pelukan Nathan tapi pelukannya justru semakin erat. Tubuh mereka menempel sempurna dan tidak ada jarak lagi.
"Jika bukan karena rindu, lalu untuk apa kau mengajakku bertemu?" tanya Nathan lalu mel*mat singkat bibir tipis Jessica.
"Tentu saja karena ada hal penting yang ingin aku bicarakan dan tanyakan padamu. Soo, bisa kau lepaskan aku sekarang?"
"Tidak bisa, karena aku belum mendapatkan jatahku."
"Apa?"
Kedua mata Jessica sontak membelalak karena ulah Nathan yang lagi-lagi mencium bibirnya dengan sesuka hati. Kedua tangan Nathan membingkai wajah Jessica yang memerah, bibirnya terus *****@* bibir tipis itu dengan rakus dan candu.
Meskipun tidak ada balasan, namun Nathan tetap menikmati ciuman sepihak itu. Dan dia merasa begitu candu untuk bisa selalu merasakan manisnya bibir Jessica yang kenyal itu.
Nafas Jessica memburu karena ciuman Nathan yang terlalu menuntut. Meskipun hanya beberapa detik saja, tapi itu cukup untuk menguras semua oksigen di dalam paru-parunya.
"Nathan Lu, kau benar-benar ingin membunuhku? Dasar Patung Es menyebalkan!!" Nathan terkekeh kecil.
Dan sekali lagi Nathan mendaratkan bibirnya pada bibir Jessica, dan ciuman kali ini lebih dalam dan menuntut dari ciuman mereka yang sebelumnya.
Dan nyaris saja tubuh Jessica jatuh dari posisi berdirinya jika saja pelukan Nathan pada pinggangnya tidak erat. Kedua kaki Jessica tiba-tiba bertransformasi menjadi jelly.
'Jessica, bumi memanggilmu!'
.
.
BERSAMBUNG.
Terimakasih buat semua yang dah menyempatkan diri untuk mampir dan kasih like ❤ komennya di sini. Karena satu ❤ kalian sangat berarti untuk Author. Salam hangat dari Author Lusica 🙏🙏🙏😘😘😘😙😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Vina Pembriyani
hadir De...makin seru kisahnya😍😍🥰🥲lanjuttttt
2022-03-16
0
Dhimaz
Next lagi Thor
2022-03-16
0
Lana_Ayu
Sepi, kemana pembacanya? tapi aku selalu hadir
2022-03-16
0