"Dari mana saja kau?!"
"OMO!!!"
Jessica terlonjak kaget karena kedatangannya di sambut oleh seorang pemuda yang berdiri sambil bersidekap dada. Dan orang itu tak lain dan tak bukan adalah Sammy.
"Yakk!! Manusia kardus, apa kau sengaja ingin membuatku terkena serangan jantung eo?!" Bentak Jessica penuh emosi.
Sammy benar-benar membuatnya terkejut setengah mati. Untung saja Jessica tidak memiliki riwayat penyakit jantung karena jika punya pasti saat ini dia sudah terkapar tak bernyawa.
"Di rumah, Bibi mu dan aku mencemaskan mu. Tapi di luar sana kau malah asik-asikkan dengan seorang pria. Bolos kuliah dan mematikan ponsel sepanjang hari, apa itu pantas, Jess?!"
Jessica mengambil nafas panjang dan menghelanya. "Aku memang bersalah pada, Bibi, karena tidak mengabarinya sama sekali selama satu hari ini. Tapi memangnya apa hak mu marah-marah padaku?! Bahkan kau bukan siapa-siapa, jadi berhentilah mencampuri hidupku. Karena aku sangat terganggu dengan sikapmu ini!!!"
"Sica, beginilah sikapmu padaku setelah semua yang aku lakukan padamu?! Selama ini aku selalu bersikap baik dan perhatian padamu. Tapi apa semua itu tidak ada artinya sama sekali di matamu?! Jess, sebenarnya kau anggap apa aku selama ini, hah?!"
Jessica menepis tangan Sammy dari bahunya."Apa-apaan kau ini, Sam?! Kau sangat menggangguku!! Sikap dan kata-katamu selalu membuatku tertekan. Minggir lah, aku mau masuk." Jessica menyenggol lengan Sammy dan melewatinya begitu saja.
.
Jessica menghampiri Ellie yang sedang duduk termenung di ruang keluarga. Melihat wajah lesu Bibinya membuat Jessica merasa bersalah. Tanpa mengatakan apapun, Jessica langsung memeluk Ellie dan membuat wanita itu terkejut karenanya.
"Sica?!"
"Maafkan aku Bibi. Karena sudah membuat Bibi cemas." Ucap gadis itu penuh sesal.
"Gadis nakal, kemana saja kau seharian ini? Bolos kuliah dan ponselmu juga tidak bisa dihubungi, apa kau tau bagaimana cemas dan paniknya Bibi seharian ini?!"
"Sekali lagi aku minta maaf, Bibi. Banyak sekali hal yang ingin ku katakan dan ceritakan pada, Bibi. Tapi aku tidak tau harus memulainya darimana." Ujar Jessica tanpa mengakhiri kontak matanya dengan Ellie.
Tiba-tiba Jessica terdiam, membuat Ellie memicingkan mata dan bertanya-tanya. Kemudian Jessica menatap wanita di depannya dengan serius. "Sica, ada apa? Kenapa kau menatap Bibi seperti itu?"
"Bibi, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Tapi Bibi harus menjawab dengan jujur."
"Tentang apa?" tanya Ellie penasaran.
"Jika aku mengatakan bahwa sebenarnya kita memiliki uang yang sangat banyak, apa Bibi akan percaya dan tidak berpikir jika aku menjadi simpanan suami orang?" tanya Jessica memastikan.
Ellie tidak langsung menjawab dia tampak berfikir. "Tergantung, sebanyak apa uang yang kau miliki, dan lebih baik kita hidup miskin dari pada kau harus menjadi simpanan suami orang." Terang Ellie dengan penuh keseriusan.
"Tapi bagaimana jika aku mengatakan bila pria itu adalah seorang CEO muda yang belum berkeluarga. Dan dia adalah salah satu orang yang cukup berpengaruh di negeri ini? Apa Bibi akan menerima uang-uang itu atau mungkin justru menolaknya?" sekali lagi Jessica memastikan.
"Selama itu tidak merugikan orang lain apalagi menyakiti hati seorang wanita, Bibi sih tidak ada masalah."
"Kalau memang begitu. Mulai besok sebaiknya Bibi berhenti bekerja, kau tidak perlu bekerja lagi untuk membiayai kuliahku dan kehidupan kira sehari-hari. Dan mulai minggu depan, sebaiknya kita pindah ke rumah yang jauh lebih layak dari pada tempat tinggal kita sekarang." Tegas Jessica bersungguh-sungguh.
"Sica, apa kau serius? Tapi siapa pria yang kau maksud itu? Kenapa dia begitu baik padamu sampai memberikanmu banyak uang? Sebenarnya apa yang kau berikan padanya? Atau mungkin kau telah menjual dirimu padanya?!"
"Enak saja, tentu saja tidak. Aku masih perawan Bibi, bahkan dia tidak menyentuhku sama sekali, sentuhan kami tak lebih dari sekedar berciuman."
"Bibi tenang saja, dia bukan orang jahat yang hanya akan memanfaatkan diriku saja. Kalau begitu aku akan tidur sekarang, selamat malam Bibi." Jessica mencium pipi Ellie dan pergi begitu saja.
Ellie menatap kepergian Jessica dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Dia hanya bisa berdoa semoga gadis itu tidak mengambil jalan yang salah.
-
Jessica terlonjak kaget karena suara dering pada ponselnya. Gadis itu berdecak sebal melihat nama orang yang menghubunginya. Dengan tak berminat, Jessica menerima panggilan tersebut.
"Apa?!"
"Kenapa bicaramu sinis sekali, Sayang? Beginilah caramu berbicara dengan suamimu sendiri? Kau belum tidur?"
"Lalu kau berharap aku bicara seperti apa? Atau mungkin aku harus berkata 'Iya suamiku sayang, ada apa kau menelfon ku malam-malam begini? Apa kau sangat merindukanku?!' Uhh, itu sangat mengerikan!!"
Nathan terkekeh mendengar ucapan Jessica. Dia membayangkan bagaimana ekspresi gadisnya itu saat ini. "Apa yang kau tertawa kan, Tuan Muda Lu?!" Sinis Jessica mendengar suara tawa Nathan di seberang sana.
"Kau sangat menggemaskan, Sayang. Aku menghubungimu hanya untuk memastikan apakah istriku yang cantik ini sudah tidur atau belum. Sica, aku merindukanmu."
"Tapi aku tidak!!" Jessica menjawab cepat.
"Aku tau kau akan menjawab begitu. Ini sudah malam, sebaiknya kau tidur sekarang. Good Night, My Sweet Heart!!"
"Jangan mengatakan omong kosong, dan jangan di tutup dulu. Aku sudah bicara dengan Bibi, dan dia setuju untuk pindah ke tempat yang kau siapkan untuk kami."
"Aku senang mendengarnya. Besok salah satu orang ku akan menjemput kalian berdua. Aku tutup dulu, mimpi indah, Baby."
Jessica mendesah berat. Bicara dengan Nathan terkadang memang memerlukan kesabaran yang ekstra. Pria itu begitu menyebalkan dimatanya, apalagi dia hobi sekali membuatnya memerah. Dan Nathan adalah pria paling menyebalkan yang pernah Jessica temui dalam hidupnya.
-
Nathan Lu sendiri adalah seorang bisnisman muda sukses asal negeri Tirai Bambu. Sudah lebih dari sepuluh tahun dia memutuskan untuk tinggal dan menetap di Korea setelah kematian kedua orang tuanya.
Orang tua Kevin meninggal karena terbunuh, tapi sayangnya kematian mereka belum berhasil terungkap hingga saat ini. Kematian orang tua Nathan yang sangat tiba-tiba tentu meninggalkan sebuah tanda tanya besar di benak Nathan, apalagi para pelakunya masih berkeliaran bebas di luar sana.
Kisah Nathan dan Jessica sendiri di mulai sejak 10 tahun yang lalu. Jessica adalah gadis yang pernah hadir dan mewarnai hidup Nathan saat masih remaja.
Selain Leo, Jessica adalah orang yang peduli padanya saat dia terpuruk dalam duka. Hampir setiap hari Jessica datang untuk menghibur dia pasca kepergian orang tuanya. Meskipun Nathan selalu bersikap dingin dan acuh padanya, tapi dia selalu datang ke tempat yang sama.
Namun kebersamaan mereka tidak berlangsung lama, karena satu bulan setelah perkenalan mereka Jessica dan Bibinya pindah ke America.
Delapan tahun kemudian mereka kembali bertemu dengan keadaan yang sangat berbeda, karena Jessica tidak lagi mengenalinya. Nathan tidak tau apa yang sudah terjadi pada gadis itu sampai-sampai dia melupakannya.
Tak ingin kehilangan lagi cintanya, kemudian Nathan memutuskan untuk langsung menikahinya bahkan tanpa persetujuan dari Jessica.
Tidak ada yang tau tentang pernikahan mereka termasuk Ellie, yang tak lain dan tak bukan adalah Bibi Jessica. Nathan meminta supaya Jessica merahasiakan pernikahan itu tanpa tau apa alasannya , termasuk alasan kenapa Nathan menikahinya secara tiba-tiba.
Setelah menikah mereka berdua hidup dan tinggal di rumah yang berbeda. Tapi bukan berarti Nathan lepas tanggung jawab atas diri Jessica. Setiap bulannya Nathan selalu mengirimkan uang pada gadis itu dalam jumlah besar, yang jumlahnya 10× lipat dari gaji yang Ellie dapatkan setiap bulannya.
Bisa saja Jessica meminta Ellie untuk berhenti bekerja dan pindah ke sebuah rumah yang mewah, tapi itu hanya akan membuatnya curiga tentang dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu.
"Tuan Muda, Anda belum tidur?"
"Belum, ada apa Leo? Kenapa kau menemui ku malam-malam begini? Apa ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanya Nathan pada pria di depannya.
Leo mengangguk. "Mengenai orang yang merusak makam Nyonya dan Tuan Besar, saya sudah menemukan orangnya. Orang itu benarnya Simon Doris, dia adalah pria berkebangsaan Jerman. Tapi sudah menetap lama di Korea, tapi apa motifnya saya tidak tau."
"Selidiki terus, dan cari tau apa motifnya. Tangkap orang itu secepatnya, aku ingin mendengar langsung alasannya!!"
"Baik, Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi dulu." Nathan mengangguk.
Pria itu mengepalkan tangannya, Nathan tidak akan tinggal diam. Cepat atau lambat dia pasti akan mendapatkan jawaban dari teka-teki perusakan makan kedua orang tuanya. Dan Nathan tidak akan pernah melepaskan apalagi memaafkannya.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Vina Pembriyani
oh ternyta Sica teman remaja Natan....mungkin Sica pernah kecelakaan makanya lupa sama Natan.....btw makin seru ceritanya...lanjut De🥰🥰😍😍
2022-03-16
1
Wulan Selly
Next thor
2022-03-15
1
Juniel
Pemasaran apa yang sebenarnya terjadi pada Sica .Kenapa dia sampai gak ingat Nathan 🤔🤔🤔 Next thor jangan lama2 ya 🙏🙏🙏
2022-03-15
1