Di pagi yang cukup cerah. Terlihat seorang gadis tengah duduk sendirian di sebuah halte yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Gadis itu tengah asik membaca novel favoritnya.
Dan karena terlalu asik dengan dunianya, sampai-sampai dia tidak menyadari kedatangan seseorang di sana.
Seorang pria dalam balutan kemeja hitam yang lengannya di gulung sampai siku tengah berdiri sambil melipat tangannya di depan dada. Sepasang manik mata berlapis lensa abu-abunya, menatap gadis itu dengan tatapan tak terbaca.
"Ekhem!!" Sampai dia mendengar seseorang berdehem cukup keras.
"Omo!!" Sontak saja gadis itu mengangkat wajahnya dan...
"Nathan Lu, sedang apa kau di sini? Bukankah aku sudah bilang supaya kau tidak mengganggu hidupku lagi, jadi berhentilah membuat hidupku yang sudah hambar menjadi semakin runyam."
"Kau sudah terlalu banyak bicara, ikut aku ke mobil." Kemudian Nathan meraih pergelangan tangan Jessica dan menariknya paksa menuju mobilnya. Bahkan dia tidak peduli dengan teriakkan dan makian gadis bermarga Jung tersebut padanya.
Nathan menutup pintu di samping kanan Jessica kemudian dia berjalan memutar menuju kursi kemudi. Di dalam mobil Nathan, gadis itu terus menekuk wajah cantiknya. Lagi-lagi Nathan menghancurkan Moodnya.
"Dasar pria menyebalkan, kenapa kau suka sekali memaksakan kehendak padaku?!" Gerutu Jessica, mulutnya terus saja berkomat-kamit tidak jelas. Membuat orang yang duduk disebelahnya menjadi geli sendiri.
Kekehan pelan yang keluar dari bibir Nathan membuat Jessica semakin kesal. Sontak saja gadis itu menoleh dan hendak melayangkan protesnya. Tapi hal tersebut dia urungkan saat dia melihat wajah Nathan yang sedikit babak belur.
"Omo!! Apa yang terjadi padamu? Kenapa wajahmu bisa babak belur seperti ini? Apa kau habis di keroyok orang satu kampung?" Tanya Jessica sambil menunjuk wajah Nathan yang babak belur.
Terlihat perban yang melilit kening pria itu dengan bercak merah tepat di atas alis kirinya. Dan sebuah plaster sepanjang jari telunjuk orang dewasa menutup luka di bawah mata kiri Nathan, lebih tepatnya di kelopak mata bawah.
Jessica tidak tau apa yang terjadi pada pria ini. Padahal kemarin saat mengantarkannya pulang dia masih baik-baik saja. Tapi pagi ini wajahnya malah berantakan seperti habis dihajar orang satu kampung.
"Apa kau mencemaskan ku, hm? Tenang saja, ini hanya luka kecil saja. Dan aku sudah terbiasa terluka seperti ini."
"Si..siapa juga yang mencemaskan mu? Kau terlalu percaya diri, Tuan Muda Lu. Lagipula apa untungnya juga untukku jika mencemaskan mu!!" Ujar Jessica.
Nathan terkekeh geli melihat Jessica yang tampak begitu menggemaskan itu. Tanpa sepatah kata pun, Nathan meraih tengkuk Jessica lalu ******* singkat bibirnya. Dan apa yang dia lakukan tentu saja membuat gadis itu terkejut bukan main.
"Yakk!! Dasar Nathan Lu menyebalkan, aku Membencimu!!!"
"Hn, aku tau." Dan selanjutnya mobil Nathan sudah meninggalkan halte.
Kali ini Jessica tidak tau Nathan akan membawa dirinya kemana. Semoga saja pria ini tidak berniat untuk menculik dirinya.
.
Setelah hampir 30 menit berkendara, mereka tiba di sebuah mansion mewah yang letakkan cukup jauh dari keramaian kota.
Nathan pun segera turun dari mobilnya begitu pula dengan Jessica yang kemudian berjalan mengekor dibelakang pria itu. Meskipun tanpa bertanya pun, tentu Jessica tau jika mansion mewah itu adalah milik suaminya, mengingat jika Nathan adalah seorang pria yang sangat kaya raya.
Setibanya di dalam. Jessica di buat terperangah dengan segala kemewahan yang ada. Dan sepanjang hidupnya, ini pertama kalinya Jessica bisa menginjakkan kakinya di sebuah mansion semegah dan semewah ini.
"Kita hanya sebentar di sini. Aku ganti baju dulu, setelah ini aku antar kau ke rumah barumu. Salah satu anak buah ku sedang menjemput, Bibi mu. Dan kalian bisa bertemu di sana."
"Kenapa harus menjelaskan padaku. Kau mau ganti pakaian atau tidak itu tidak ada hubungannya denganku!!"
Nathan mendengus geli. Tanpa persetujuan dari Jessica, Nathan mengangkat gadis itu bridal style dan membawa Jessica ke kamarnya. Ini pertama kalinya ia mendatangi mansion utama kediaman keluarga Lu. Sebelumnya Jessica hanya di bawah ke salah satu hunian milik Nathan, tapi bukan Mansion utama.
"Yakk!! Apa yang kau lakukan? Nathan Lu, turunkan aku. Kau membuatku malu, lihatlah semua orang memperhatikan kita!!"
"Kalau malu, kau hanya perlu bersandar saja, Sayang. Tempatkan dirimu dengan nyaman di dadaku. Dan abaikan mereka, anggap saja orang-orang itu sebagai butiran debu!!"
"Kau pria kejam!!"
Jessica mengalungkan kedua tangannya pada leher Nathan. Gadis itu lalu menyandarkan kepalanya pada dada bidang suaminya yang tersembunyi di balik kemeja hitamnya. Jessica bisa merasakan jantung Nathan yang berdetak normal, sungguh sangat berbanding balik dengan detak jantungnya saat ini.
Hangat dan nyaman...
Dua rasa yang tidak bisa Jessica pungkiri setiap kali dia berada di dalam dekapan Nathan. Dan ini bukan pertama kalinya pria itu mendekap nya seperti ini, dan Jessica selalu merasakan perasaan yang sama.
Setibanya di kamar miliknya. Nathan menurunkan Jessica dan mendudukkan gadis itu di tempat tidurnya. "Tunggu di sini sebentar ya." Nathan mengusap kepala Jessica lalu beranjak dari hadapannya.
Tiba-tiba Jessica bangkit dari duduknya dan mengejar Nathan yang berjalan menuju walk in closet miliknya. "Nathan Lu, tunggu!!" Seru Jessica dan menghentikan langkah Nathan. Sontak saja pria itu menoleh.
"Ada apa, Sayang?"
"Boleh aku ikut masuk ke dalam? Aku ingin melihat Walk On Closet milikmu. Apa boleh?"
"Kenapa masih harus bertanya? Tentu saja boleh, ayo." Nathan merangkul bahu Jessica, keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam.
Itu adalah ruangan dimana Nathan menyimpan semua barang-barang pribadi miliknya. Seperti pakaian, sepatu, tas kerja, dasi, sampai aksesoris seperti jam tangan, ikat pinggang, cincin, kalung dan pricing.
Jessica berjalan mengelilingi Walk In Closet itu. Dia berjalan di deretan kemeja milik pria yang berstatus sebagai suaminya itu. Sedangkan Nathan juga sibuk memilih pakaian mana yang harus dia pakai. Sampai suara cempreng Jessica menyita perhatiannya.
"Bagaimana dengan kemeja yang ini?" Jessica menunjukkan sebuah kemeja lengan terbuka berwarna gelap pada Nathan. Meskipun dia tak yakin jika pria itu akan setuju dengan kemeja pilihannya.
Kemudian Nathan menghampiri Jessica lalu mengambil kemeja itu dari tangannya. "Kau ingin aku memakai kemeja ini?"
"Tidak juga, aku hanya asal memilih saja. Kalau tidak suka letakkan saja, kau bisa memilih pakaian mana yang harusnya kau pakai."
"Baiklah aku akan memakai kemeja yang ini saja."
Jessica mengangkat wajahnya dan menatap Nathan dengan terkejut. "Kau setuju dengan pilihanku? Kenapa? Aku pikir kau tidak menyukainya." Ujar Jessica masih dengan menatap pria itu tak percaya.
"Apa aku mengatakan jika aku tidak suka pada pilihanmu atau menolaknya?" Jessica menggeleng. "Kalau begitu apa yang kau permasalahkan. Aku akan memakai kemeja ini." Nathan mengusap kepala Jessica lalu meninggalkannya begitu saja.
Blus...
Muncul rona merah di pipinya. Jessica sungguh merutuki Nathan yang selalu berhasil membuat jantungnya berdegup kencang. Diam-diam gadis itu menarik sudut bibirnya.
"Nathan Lu, kenapa kau begitu menyebalkan?!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Siti Ika
gemesin deh..sica galak2 mau
2022-09-12
0
Lana_Ayu
Kenapa Nathan bisa sabar banget ya ngadepin perempuan kayak sica
2022-03-16
2
Lisa
Bagus banget ceritanya
2022-03-16
1