Jessica membuka matanya dan menepati keadaan di luar telah berubah gelap. Lalu pandangan gadis itu bergulir pada jam yang menggantung di dinding. Dan waktu telah menunjuk angka 18.30 petang. Gadis itu tidak ingat berapa jam dia ketiduran di kamar ini.
"Sial, bagaimana bisa aku ketiduran di sini." Sebuah umpatan keluar dari bibir tipis itu.
Jessica menyibak selimutnya lalu bangkit dari berbaring nya, tanpa sengaja iris Hazel nya menemukan sebuah kotak berukuran sedang tergeletak di atas meja samping tempat tidurnya. Di dalam kotak itu, terdapat sebuah dress cantik berwarna putih gading yang memang di siapkan oleh Nathan untuknya.
'Segeralah mandi dan dress ini khusus aku siapkan untukmu. Setelah ini temani aku makan malam, aku akan menunggumu dibawah.'
Jessica meletakkan kertas itu di atas meja. Kemudian dia beranjak dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket semua. Tak lupa dia membawa dress itu juga. Karena tak mungkin ia masih tetap memakai pakaian yang sama, yang dia pakai sedari pagi.
.
Jessica memicingkan matanya saat melihat sosok pria yang tengah duduk membelakanginya. Yang terlihat hanya punggung tegap yang tersembunyi di balik kemeja hitam dan vest v-neck abu-abunya.
Dalam hatinya, Jessica terus bertanya-tanya kenapa pria itu bisa duduk di sana, sedangkan dia sendiri yang mengatakan akan pergi. Tak ingin memikirkannya, Jessica melanjutkan langkahnya dan berjalan tenang menuju meja makan, tempat suaminya itu berada.
Pria itu yang pastinya adalah Nathan segera menoleh setelah mendengar derap langkah kaki seseorang yang datang. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis menyambut kedatangan gadis tercintanya.
"Aku sudah menunggumu dari tadi, duduklah ayo kita makan malam sama-sama."
"Aku tidak mau makan malam, tapi aku mau pulang!!!"
"Aku akan mengantarkan mu setelah makan malam."
"Tidak!!! Pokoknya aku mau pulang sekarang juga, lagipula aku juga tidak sedang lapar. Aku~"
KRUYUKK...
Jessica tak melanjutkan ucapannya setelah mendengar suara yang berasal dari perutnya.Gadis itu menunduk malu sambil memegangi perutnya yang baru saja berbunyi.
Nathan terkekeh geli melihat perubahan ekspresi pada gadisnya ini. Dia tau jika Jessica sedang lapar sekarang, ditambah lagi dia juga melewatkan makan siangnya.
Dengan lembut, Nathan menarik lengan Jessica dan menuntun gadis itu untuk duduk disampingnya. Nathan mengambilkan nasi untuk Jessica lengkap dengan lauk pauknya. Dan semua makanan yang tersusun di atas meja adalah makanan kesukaan Jessica.
Jika biasanya seorang istri yang melayani suaminya. Tapi ini malah kebalikannya, karena Nathan lah yang melayani Jessica. "Aku tau kau sedang lapar, makan yang banyak dan setelah ini aku antar kau pulang."
Jessica menepis tangan Nathan dari kepalanya. "Aku tidak suka ketika orang lain menyentuh kepalaku, dan itu juga berlaku pada dirimu!!! Dan berhenti menatapku seperti itu, aku tidak bisa makan jika terus di perhatikan seperti seorang tawanan!!" Ujar Jessica setengah menggerutu.
Nathan tersenyum. "Baiklah, aku tidak akan menatapmu lagi. Sebaiknya sekarang kau makan dengan tenang." Ucapnya masih dengan senyum yang sama.
Dan selanjutnya kebersamaan mereka hanya di isi dengan keheningan. Tak sepatah kata pun keluar dari bibir Nathan maupun Jessica. Hanya terdengar suara denting sendok dan piring yang saling bersentuhan.
-
Nathan menghentikan mobil mewahnya di depan pagar sebuah rumah sederhana yang terletak dipinggiran kota.
Lalu pandangan Nathan bergulir pada rumah itu, menatapnya dengan tatapan tak terbaca, tidak seharusnya dia membiarkan Jessica tetap tinggal di sini, apalagi di rumah sekecil ini. Nathan sudah memberikan hunian yang lebih layak padanya, tapi Jessica justru menolaknya.
"Sica, tunggu!!" Seru Nathan sambil menahan pergelangan tangan Jessica.
Sontak saja gadis itu menoleh dan membalas tatapan Nathan. Jessica gugup setengah mati karena di tatap sedalam itu oleh Nathan dalam jarak yang sangat dekat. Tak sanggup menatap mata itu lebih lama lagi, Jessica pun memutuskan untuk mengakhiri kontak mata di antara mereka.
"Jika tidak ada yang ingin kau katakan, aku akan turun sekarang. Bibiku pasti sangat mencemaskan ku." Jessica hendak turun dari mobil Nathan, tapi lagi-lagi di tahan olehnya."Ada apa lagi, Nathan Lu?!"
"Aku ingin supaya kau dan Bibi mu pindah dari sini. Aku ingin agar kalian tinggal di rumah yang memang telah ku siapkan untuk kalian berdua."
"Kenapa?!"
"Jujur saja, Sica. Aku tidak tega jika kau harus tinggal di rumah sekecil ini, rumah ini sungguh terlihat tidak layak untuk dihuni. Lihat saja atap dan dindingnya yang terlihat tidak layak itu."
"Aku mohon, untuk kali ini saja, biarkan aku membantumu. Kau bisa memberikan tempat tinggal dan hidup yang lebih baik pada, Bibi mu."
"Lalu apa yang harus aku katakan padanya, Nathan Lu?! Pasti Bibi akan bertanya-tanya dari mana aku bisa mendapatkan rumah sebagus itu. Bibi, bisa berpikir yang tidak-tidak dan mengira jika aku bekerja sebagai wanita tidak benar. Apa itu yang kau inginkan?!"
"Jika itu yang kau cemaskan, biar aku sendiri yang bicara pada Bibi mu. Aku hanya perlu mengatakan jika saat ini aku membutuhkan tenaga yang bisa merawat dan mengurus rumah itu, aku juga akan memberikan gaji yang sangat besar pada Bibi mu. Kau hanya perlu mengatakan iya, aku mau. Maka semua akan beres!!"
Jessica menundukkan wajahnya. "Aku tidak bisa memutuskannya sekarang. Berikan aku waktu untuk berpikir. Sebaiknya sekarang kau pulang saja, aku masuk dulu."
Nathan keluar dari mobilnya dan segera mengejar Jessica. Sebelah tangan Nathan menarik pergelangan tangan Jessica hingga tubuh gadis itu tertarik ke depan.
Sebelah tangan Nathan menelusup masuk ke dalam helaian panjang Jessica, sedangkan tangan satu lagi memeluk pinggang rampingnya.
Kedua mata Jessica membelalak sempurna saat merasakan sebuah benda lunak dan basah menyapu permukaan bibirnya, yang di susul dengan pagutan-pagutan lembut pada bibir atas dan bawahnya secara bergantian.
Dan sementara itu... Tanpa mereka berdua sadari. Ada sepasang mata yang sedang menatap mereka berdua dari kejauhan dengan pandangan terluka. Orang itu mengepalkan tangannya, dengan hati terbakar, dia masuk kembali ke dalam rumah.
"Pikirkan baik-baik penawaran ku tadi. Sekarang masuklah, aku akan menemui mu lagi besok." Ucap Nathan sesaat setelah mengakhiri tautan bibirnya.
Jessica menggeleng. "Lebih baik kita tidak usah bertemu lagi. Karena itu lebih baik untukku. Sehari saja aku ingin merasakan ketenangan tanpa gangguan dari mahluk menyebalkan sepertimu!!!"
Nathan terkekeh. Dia tidak marah ataupun tersinggung dengan ucapan Jessica. Karena dia sudah terbiasa mendengar kata-kata tajam Jessica untuknya.
Mungkin jika orang lain yang melakukannya. Pasti orang itu hanya akan tinggal nama saja. Tapi ini adalah Jessica, Nathan tidak bisa marah apalagi berbuat kasar padanya, karena Jessica adalah sebuah pengecualian di dalam hidupnya.
"Sica, meskipun kini kau tidak sama lagi dengan yang aku kenal dulu. Tapi setidaknya sekarang aku bisa menahan mu untuk selalu di sisiku!!!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Aini Chayankx Ahmad N
novelnya bagus.tapi makin kesini makin banyak rahasia.
2022-04-03
0
Vina Pembriyani
ada rahasia apa Natan sama Sica...kynya Sica kenal Natan sudah lama🤔🤔🤔
2022-03-16
1
Juniel
Nathan kelihatan sayang banget ya sama sica, aku jadi baper 🤧🤧
2022-03-15
2