Nathan berdiri di balkon kamarnya dengan pandangan tertuju pada langit malam bertabur bintang.
Langit malam ini lebih cerah dari malam-malam sebelumnya, manik-manik langit terlihat memainkan sinarnya.
Dinginnya malam tak membuat Nathan beranjak sedikit pun dari posisinya, bahkan dia tidak merasa terusik meskipun pakaian yang melekat ditubuhnya sangat kontras dengan udara malam ini. Hanya sebuah singlet putih dan jeans panjang hitam.
Di antara banyaknya bintang di angkasa, hanya ada dua bintang yang menarik perhatiannya. Kedua bintang itu adalah bintang yang bersinar paling terang diantara bintang yang lainnya. Dan jika sedang merindukan kedua orang tuanya, hanya melihat bintang dan mendatangi makam mereka yang selalu Nathan lakukan.
Sepuluh tahun telah berlalu. Tapi luka kehilangan masih begitu membekas di hati dan perasaannya.
Terlalu sulit untuk Nathan melupakan kepergian mereka yang begitu tragis. Nathan masih berusaha untuk menemukan siapa pelakunya yang jejaknya hilang bak ditelan bumi.
Namun bukan Nathan namanya jika mudah pasrah dan menyerah pada takdir. Dia bersumpah, pasti akan menemukan mereka dan memberikan balasan yang setimpal atas apa yang telah dilakukan pada keluarganya.
Nathan membuang putung rokoknya yang hanya tinggal setengah saat tiba-tiba ponsel miliknya berdering. Pria itu beranjak dari balkon dan kembali ke kamarnya. Satu nama tertera dan menghiasi layar ponselnya yang menyala.
"Hn."
'Boss, apa Anda sudah tidur? Saya sudah menemukan lokasi mereka, seperti dugaan kita sebelumnya, memang mereka yang melakukannya. Sekarang apa yang harus kami lakukan pada mereka?'
"Jangan lakukan apapun sampai aku datang, aku akan tiba di sana dalam waktu lima belas menit," segera Nathan memutuskan sambungan telfonnya begitu saja.
Dia menyambar long vest abu-abu yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan pergi begitu saja. Kali ini dia akan pergi sendiri tanpa Leo, dia tau jika asisten pribadinya itu sudah tidur mengingat jika ini sudah lewat tengah malam.
Deru suara mobil yang meninggalkan halaman membuat kedua mata Jessica kembali terbuka. Meskipun sangat penasaran, tapi gadis itu tetap enggan untuk bangun dan kembali menutup matanya.
-
Nathan menghentikan mobilnya di halaman luas sebuah rumah sederhana bergaya Eropa kuno yang terletak di pinggiran kota.
Kedatangannya langsung di sambut oleh seorang laki-laki berkulit tan yang bernama Kai. Kai mengantarkan Nathan ke ruang bawah tanah di mana dia dan rekannya mengurung tawanannya.
Tiga pria terikat pada sebuah kursi kayu yang tampak usang dengan luka di sekujur tubuhnya. Wajahnya babak belur dan darah terlihat pada hidung, pelipis dan mulutnya yang kemudian menetes menuju dagunya.
BRAAKK...
Salah satu dari ketiga pria itu tersungkur ke lantai karena tendangan Nathan pada dadanya. Kepalanya berbenturan dengan lantai dengan keras hingga berdarah.
"Aku tidak akan memperpanjang masalah ini, dan sebaiknya kalian katakan di mana kalian menyimpan 'Angel Heart' milikku?"
"Benda itu sudah tidak ada pada kami, Tuan. Sungguh, kami berani bersumpah. Seseorang telah mengambilnya dan membawanya kabur ke luar negeri."
"ARRKKHH! KACAU SEMUA." Nathan berteriak marah membuat Kai dan satu temannya lagi 'Jimin' hanya bisa menunduk ketakutan. "Aku tidak mau tau, segera temukan cincin itu bagaimana pun caranya dan aku ingin cincin itu kembali padaku kurang dari 24 jam.
"Baik, Boss."
Angel Heart sendiri merupakan cincin berlian warisan keluarga Xi yang paling berharga. Digadang-gadang cincin itu merupakan cincin yang paling mahal dan satu-satunya di dunia.
Angel Heart adalah cincin turun temurun dan sudah tujuh generasi yang mewarisinya, dan Nathan adalah generasi ke tujuh dalam keluarganya.
Nathan berencana untuk memberikan cincin tersebut pada Jessica karena dia adalah menantu keluarga Lu satu-satunya. Tapi sayangnya cincin itu saat ini hilang dan Nathan sedang memburu pencurinya.
-
Jessica yang baru saja membuka matanya dikejutkan dengan deretan gaun dan dress yang terletak di sudut kamarnya.
Tidak hanya pakaian, ada beberapa set perhiasan dan beberapa pasang sepatu dan semuanya sangat indah dan mewah. Dan tanpa bertanya pun, tentu Jessica tau siapa yang telah menyiapkan semua itu.
Jessica beranjak dari berbaring nya dan berjalan ke sudut ruangan. Jari-jarinya memilah satu persatu gaun-gaun itu dengan perlahan. Semua sangat mewah dan elegan, Jessica tidak tau berapa banyak uang yang Nathan keluarkan untuk semuanya. Lalu pandangannya bergulir pada beberapa set perhiasan yang terletak pada satu tempat.
Dan sedikitnya ada sembilan set perhiasan di sana. Terkadang Jessica berfikir, apakah Nathan benar-benar menikahinya karena cinta atau karena hal lain.
Tapi melihat sikap dia selama satu tahun ini, membuat Jessica merasa yakin bila itu adalah cinta, namun di sisi lain hatinya dia juga merasa ragu karena tiba-tiba Nathan mendatanginya dan langsung menikahinya.
Jessica mengambil nafas panjang dan menghelanya. "Nathan Lu, sebenarnya apa arti dari semua ini? Benarkah kau menikahi ku karena cinta? tapi kenapa rasanya begitu tidak masuk akal. Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" lirih Jessica bergumam.
"OMO?"
Ellie yang baru saja datang langsung dikejutkan dengan puluhan gaun indah dan mewah serta beberapa set perhiasan juga lima pasang sepatu. Wanita itu menghampiri Jessica yang tengah menatap sendu padanya. "Sica, ini....?"
"Nathan, dia yang menyiapkan semuanya."
"Apa? Bagaimana mungkin, tuan Lu, menyiapkan semua ini untukmu?"
"Lalu aku harus menjelaskan bagaimana lagi agar Bibi bisa percaya? Bukankah semua sangat nyata dan Bibi juga melihatnya!"
"Sica, kenapa Bibi jadi berfikir jika pria yang kau bicarakan malam itu adalah, tuan Lu. Dan benarkah jika dia orangnya?" tanya Ellie memastikan.
"Aku sedang tidak ingin membicarakannya. Hatiku sangat risau, Bibi. Sungguh aku bingung harus bagaimana sekarang."
Ellie menghampiri Jessica kemudian duduk berhadapan dengannya. Wanita itu menatap manik jernih Jessica dengan penuh keseriusan. "Sekarang cerita pada, Bibi. Bibi, tau jika kau sedang menyembunyikan sebuah rahasia besar dari , Bibi."
Jessica menundukkan wajahnya dan menghela nafas. "Aku dan Nathan, kami sudah menikah sejak satu tahun yang lalu. Maaf, Bibi, jika aku baru mengatakannya sekarang. Dia melarang ku untuk memberi tau siapa pun tentang pernikahan itu termasuk ,Bibi. Dan dia bilang semua itu demi kebaikan ku." Tutur Jessica panjang lebar.
Ellie mendesah berat. Menarik bahu Jessica dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya."Tidak apa-apa. Bibi, bisa memahami posisimu. Toh semua sudah terjadi, selama dia bisa bersikap baik padamu dan menyayangimu. Bibi, tidak akan mempermasalahkannya."
"Terimakasih, Bibi."
"Sama-sama, Sayang."
Ellie adalah satu-satunya keluarga yang Jessica miliki setelah kedua orang tuanya meninggalkannya. Ellie sangat menyayangi Jessica dan menganggapnya seperti putri kandungnya sendiri.
-
Hari beranjak siang dan Jessica mulai berasa bosan karena tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan. Gadis itu meninggalkan kamarnya dan pergi ke lantai satu. Ada hal menarik yang begitu menyita semua perhatiannya, yakni taman mawar berbagai warna yang berada di halaman belakang.
Tiba-tiba Jessica menghentikan langkahnya saat tanpa sengaja berpapasan dengan Nathan yang sepertinya baru tiba dari suatu tempat. Dia melihat sebuah perban masih melingkari kening pria itu dan Plaster juga masih melekat di tempat yang sama.
"Lukamu masih belum membaik?" tunjuk Jessica pada perban itu.
"Belum, lukanya cukup dalam jadi butuh waktu untuk sembuh. Dan kau tidak perlu merasa cemas, Sayang."
"Ck, memangnya siapa juga yang mencemaskan mu? Kau terlalu percaya diri, Tuan Lu." Sinis Jessica dan pergi begitu saja."Aahh," Jessica memekik karena tarikan Nathan, tubuhnya terhimpit pada tembok yang ada di belakangnya.
"A-apa yang mau kau lakukan, Nathan Lu?" tanya Jessica gugup. "Lepaskan aku!!"
Alih-alih menjawab, Nathan malah mengangkat dagu Jessica dan mencium bibir ranumnya. Dengan lembut, bibir Nathan ******* dan menghisap bibir tipis Jessica atas bawah bergantian.
Rasanya Jessica ingin sekali menghajar Nathan sampai babak belur karena lagi-lagi dia berani mencium bibirnya dengan seenak jidat. Sekeras apapun memberontak, endingnya akan tetap sia-sia, dan yang bisa Jessica lakukan hanyalah pasrah dan menikmati ciuman itu.
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Eka Tri Eka
Thor aku bingung sebenar nama nya Nathan atau kevin sih Thor
2022-03-18
1
Lana_Ayu
Bangun2 kasih barang mewah, lha gw bangun2 kasih sapu sama emak 😏😏😏
2022-03-16
2
Lisa
Aku juga minta crazy up lagi. Kalau cuma satu bab nanggung
2022-03-16
1