Nathan menempatkan Jessica di atas pangkuannya. Saat ini keduanya masih berada di restoran. Jessica sangat merasa tidak nyaman dengan posisinya saat ini, tapi Nathan malah tidak mau melepaskannya.
Bagus mereka berada di ruang VIP yang sangat terjaga privasinya. Dan lagi-lagi dia harus merasakan sport jantung karena jarak wajahnya dan Nathan begitu dekat. Wajahnya memerah dan mirip kepiting rebus.
"Sampai kapan kau akan menahan ku di atas pangkuan mu? Lepaskan dan biarkan aku turun dari pangkuan mu. Nathan Lu, aku ini berat." Rengek Jessica memohon.
"Siapa yang bilang kau ini berat? Malah kau sangat ringan, dan apakah kau tidak merasakan sesuatu yang keras di bawah sini?" Nathan menyeringai. Membuat pipi Jessica semakin memerah.
"Dasar m*sum." Ucapnya menggumam. Nathan terkekeh. Jessica terlihat berfikir sebelum melayangkan sebuah pertanyaan pada Nathan."Aku ingin bertanya padamu, dan kau harus menjawabnya dengan jujur."
"Tentang apa?"
"Kenapa kau mengatakan di depan publik jika kau telah menikah dan memiliki seorang Istri? Pasti publik akan bertanya-tanya seperti apa sebenarnya sosok wanita misterius yang saat ini mendampingi CEO muda yang begitu diidolakan oleh wanita di seluruh dunia."
"Dan bukankah kau sendiri yang ingin merahasiakan pernikahan ini dari semua orang? Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan? Dan apakah kau tau jika saat ini publik begitu heboh karena kekacauan yang kau ciptakan itu." Tutur Jessica panjang lebar.
Nathan menyentil gemas kening Jessica. "Kau terlalu banyak bertanya, Sayang. Dan baiklah aku akan menjawab semua pertanyaan mu itu."
"Pertama, karena aku ingin seluruh dunia tau jika aku sudah menikah dan memiliki seorang Istri yang sangat aku cintai. Kedua, awalnya aku memang ingin merahasiakannya tapi setelah aku pikir-pikir dunia perlu tau mengenai pernikahan ini, selama identitas mu tidak terungkap aku rasa tidak ada masalah."
"Ketiga, aku tidak merencanakan apapun. Dan keempat, aku tidak peduli dengan hal itu. Dan apakah kau puas dengan semua jawaban yang aku berikan?" Jessica mengangkat bahunya.
"Entah, aku sendiri tidak tau. Harus merasa puas atau tidak. Dan bisakah sekarang kau turunkan aku? Aku mohon," Rengek Jessica memohon.
"Tentu, tapi setelah aku mendapatkan jatahku...."
"Jatah apa? Jangan macam-macam atau aku akan membunuhmu." Ancam Jessica dan lagi-lagi Nathan terkekeh.
Nathan benar-benar di buat gemas oleh sikap Jessica. Dan rasanya dia ingin sekali menyergap gadis itu saat ini juga, tapi keinginannya itu harus Nathan kubur dalam-dalam.
Nathan tidak ingin melakukannya kecuali Jessica yang memberikan sendiri padanya. Dan sebagai gantinya, dia menyergap bibir tipis Jessica yang selalu menggoda dimatanya.
Bibir Nathan terus menyapu permukaan bibir Jessica dengan lembut. Mel*mat bibir atas dan bawahnya secara bergantian.
Nathan memperdalam ciumannya dengan menekan tengkuk Jessica, sedangkan tangan lain menarik tubuh gadis itu lebih dekat hingga tak ada jarak lagi diantara mereka kecuali helaian kain yang membalut tubuh masing-masing.
Meskipun merasa ragu. Jessica memberanikan diri untuk membalas ciuman Nathan dengan menyesap lidahnya dan tentu saja hal itu membuat Nathan terkejut.
Sudut bibirnya tertarik ke atas, setelah sekian lama, akhirnya ciumannya mendapatkan sebuah balasan.
Satu menit kemudian Nathan mengakhiri ciumannya. Jari-jari besarnya menyeka sisa liur di bibir Jessica. Bibirnya menyunggingkan senyum lembut. "Sekarang kau boleh turun, kau sangat lapar bukan." Ucapnya dengan senyum yang sama.
Alih-alih turun dari pangkuan Nathan, Jessica malah menatap iris jernih pria dihadapannya itu dalam-dalam.
"Kenapa kau selalu memperlakukanku dengan hangat, padahal aku selalu bersikap tidak baik padamu. Dan apakah kau tidak pernah merasa marah dan tersinggung dengan kata-kataku yang selalu ketus?" tanya Jessica penasaran.
"Jika aku menjawab tidak bagaimana?"
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan dirimu, Nathan Lu!! Sungguh kau begitu misterius dan sulit di tebak."
"Aku hanya melakukan apa yang seorang suami lakukan, memangnya salah? Kita sudahi dulu perbincangan ini. Semua makanannya hampir dingin, lebih baik kita makan dulu sekarang." Ucap Nathan yang kemudian di balas anggukan oleh Jessica.
"Baiklah."
Ponsel milik Jessica yang tiba-tiba berdering menginterupsi si empunya untuk menghentikan sejenak kegiatan menyantap makanan siangnya. Dan nama Nara tertera menghiasi layar ponselnya yang menyala.
"Telfon dari siapa?" tanya Nathan penasaran.
"Nara, aku hampir lupa jika sudah membuat janji dengannya jika hari ini akan pergi untuk membeli gaun untuk menghadiri pesta tahunan di kampus." Ujar Jessica menjelaskan.
"Kenapa masih harus membeli lagi? Bukankah aku sudah menyiapkan banyak gaun indah untukmu." Tanya Nathan memicingkan mata.
"Aku tau, tapi semua gaun itu tidak sesuai dengan tema yang diambil tahun ini. Tema kali ini adalah kerajaan China lampau, dan semua yang hadir baik laki-laki maupun perempuan harus memakai Hanfu (Pakaian tradisional China.)" Jelas Jessica.
"Apa perlu aku membantumu menyiapkannya?" tawar Nathan.
Jessica menggeleng. "Tidak usah, dan untuk kali ini biarkan aku melakukannya sendiri dan tanpa bantuan mu."
"Baiklah, jika memang itu kemauanmu. Aku tidak akan memaksa." Nathan tersenyum.
-
Ellie menghampiri Jessica di Kamarnya. Gadis itu sedang bersiap untuk menghadiri pesta tahunan yang diadakan oleh kampusnya.
Jessica terlihat begitu cantik dan anggun dalam balutan hanfu soft pink nya. Warna hanfunya yang lembut menyatu dengan kulit tubuhnya yang seputih porselen.
Dia terlihat begitu berbeda dan semakin cantik dalam balutan hanfu itu, dia terlihat seperti Putri Kerajaan China kuno.
"Huaaa, lihatlah dirimu, Sica. Kau begitu cantik dan anggun dalam balutan hanfu itu. Bibi, berani menjamin jika tuan Lu tidak akan berkedip saat melihat wujud mu yang seperti ini."
Bluss.... Muncul rona merah di pipi Jessica ketika Ellie tiba-tiba menyebut-nyebut marga Nathan.
"Apa yang Bibi bicarakan. Jangan mengada-ada." Ucap Jessica tersipu. Diam-diam Ellie mengambil foto Jessica dan mengirimkan pada Nathan.
Ellie ingin agar Nathan melihat kecantikan Jessica malam ini.
"Baiklah baiklah, Bibi, tidak akan bicara lagi. Jemputan mu sudah tiba."
Sontak Jessica menoleh. "Jemputan?" Ellie mengangguk. Kemudian satu pesan masuk ke dalam ponsel Jessica dan itu dari Nathan.
'Aku mengirimkan supir dan dua bodyguard untuk mengawal dan mengantarmu.'
Jessica mendesah berat. Dia benar-benar tidak tau apa yang difikirkan oleh Nathan. Bisa-bisanya dia mengirimkan dua bodyguard untuk mengawalnya. Dan Jessica pasti akan membuat perhitungan dengan pria bermarga Lu tersebut.
"Bibi, aku pergi dulu." Pamit Jessica dan memeluk Ellie.
"Baiklah, hati-hati dan selamat bersenang-senang."
-
TING...
Denting nada pesan masuk ke dalam ponselnya menginterupsi Nathan dari tumpukan dokumen dihadapannya. Pria itu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dan membuka pesan tersebut. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk lengkungan indah di wajah dinginnya.
"Kau tetap terlihat cantik dalam balutan pakaian apapun, sayang." Ucapnya seraya menatap foto Jessica yang dikirimkan oleh Jae Eun lekat-lekat.
"KEPONAKAN/SEPUPU, DUA PAMAN TAMPAN KESAYANGANMU DATANG."
Suara nyaring yang berasal dari lantai satu rumahnya menyita perhatian Nathan dari foto Jessica.
Dan tanpa melihat pun tentu dia sudah tau siapa yang berteriak dan membuat keributan. Menghela nafas panjang, Nathan beranjak dari duduknya dan pergi untuk menyambut para tamunya, mereka berdua adalah...
Jimmy Lee....
Dan Devan Wu....
Nathan yang terlihat begitu tampan dalam balutan kemeja hitamnya menuruni tangga dan menghampiri kedua pamannya.
Iris matanya yang dingin menatap keduanya dengan tajam. "Kalian tidak bisa apa, datang tanpa membuat keributan." Ucap Nathan penuh penekanan.
Jika saja yang datang orang lain, pasti Nathan sudah menembak kepala mereka berdua."Untuk apa kalian datang kemari?" tanya Nathan kurang bersahabat.
"Dasar Patung Es berjalan, tidak bisakah kau bersikap hangat dan lembut pada pamanmu sendiri. Seharusnya kau menyambut kami dengan hangat, begini contohnya. Pamanku yang tampan, kenapa datang tidak bilang-bilang? Begitu, bukannya dengan nada sinis tak bersahabat seperti itu." Ujar Jimmy yang hanya di sikapi datar oleh Nathan.
"Ada hal penting yang ingin kami tanyakan padamu dan hal ini mengenai....?"
"....Konfrenai Pers, yang aku lakukan dua hari yang lalu?" Nathan menyela cepat. Devan dan Jimmy mengangguk. "Dan jawabannya adalah, iya. Aku memang sudah menikah dan memiliki istri, apa sekarang kalian puas?"
"Kalau kau benar-benar sudah menikah tapi kenapa kau tidak mengabari kami dan di mana istrimu sekarang?" tanya Jimmy penasaran.
"Tidak penting di mana dia sekarang. Jika saatnya tiba, aku pasti akan membawa dia kehadapan kalian sebagai menantu keluarga Lu. Dan karena urusan kalian di sini sudah selesai. Sebaiknya kalian pulang sekarang." Kemudian Kevin beranjak dan meninggalkan kedua pamannya begitu saja.
"NATHAN LU, KAU BENAR-BENAR MAHLUK KUTUB UTARA YANG PALING MENYEBALKAN."
Sebenarnya Devan dan Jimmy tidak lagi merasa terkejut apalagi tersinggung dengan sikap dingin Nathan. Mereka mengenal pria itu lebih baik dari siapapun. Sejak kecil Nathan memang memiliki sifat yang dingin dan bermulut tajam.
Dia tidak pernah bisa bersikap hangat pada siapa pun termasuk keluarganya. Namun akan berbeda ceritanya jika dia sudah berhadapan dengan Jessica, karena baginya Jessica adalah sebuah pengecualian.
.
.
.
BERSAMBUNG.
Terimakasih banyak buat semua yang dah mampir ke sini. Jangan bosan-bosan ya buat selalu ninggalin ❤ pada setiap BAB-nya. Karna satu like dan 5 rate kalian sangat berarti buat Author. Mari kita saling mendukung sebagai sesama Author 🙏🙏.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Aria Yohanes
Makin seru Thor, next
2022-03-17
0
Tarisa Reina
Disahkan yang kayak Nathan satu aja untukku thor
2022-03-17
0
Anonymous
Wah bagus baget dan makin seru
2022-03-17
0