"Aku sudah siap, bisa kita berangkat sekarang?!"
Jessica yang sedang sibuk dengan ponselnya diinterupsi oleh suara berat seorang pria yang masuk dan berkaur di dalam telinganya. Sontak gadis itu mengangkat wajahnya dan mendapati Nathan berjalan menghampirinya.
Rona merah muncul di kedua pipi Jessica saat melihat penampilan Nathan yang bisa dibilang sangat Cool.
Nathan memadukan kemeja yang ia pilihkan tadi dengan sebuah long Vest abu-abu berleher tinggi. Dan Jessica tidak bisa memungkiri bila Nathan sangat tampan dengan stylenya itu.
Jessica memalingkan wajahnya saat melihat pria itu semakin mendekat. Hingga akhirnya dia merasakan pinggangnya di tarik hingga tubuhnya berbenturan dengan sesuatu yang hangat, dada Nathan. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku," pinta Jessica menuntut.
"Tidak sebelum aku mendapatkan apa yang aku inginkan!!"
Sebelah tangan Nathan menelusup masuk ke dalam helaian panjang Jessica, jari-jarinya dengan menarik tengkuknya hingga bibir mereka bertemu. Nathan memagut dan mel*mat lembut bibir tipis itu dengan penuh perasaan.
Dan Jessica yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya pasrah dan membiarkan Nathan terus mel*mat bibirnya. Sedangkan dalam hatinya dia menjerit dan memaki Nathan dengan berbagai sumpah serapahnya. Dan ciuman itu baru berakhir ketika Nathan merasakan pukulan pada dada bidangnya.
"Dasar pria menyebalkan, kau sengaja ingin membunuhku ya?! Aku hampir saja kehabisan napas karena dirimu, kau menyebalkan Nathan Lu!!" Teriak Jessica dan pergi begitu saja.
Nathan hanya terkekeh geli melihat tingkah menggemaskan istrinya. Dimatanya Jessica selalu menggemaskan, kemudian dia mengayunkan kedua kakinya dan berjalan menyusul Jessica yang sudah meninggalkannya.
Ellie merasa kebingungan sekaligus ketakutan saat sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di halaman rumah sederhananya. Dan kedatangan dua pria berpakaian formal yang turun dari mobil tersebut membuatnya semakin berkeringat dingin, apalagi saat kedua pria itu menghampirinya dan mengatakan jika dirinya harus ikut bersama mereka.
Ellie menolak mentah-mentah tapi mereka tetap memaksa hingga dia tidak memiliki pilihan lain, namun semua rasa takutnya lenyap begitu saja setelah mobil itu tiba di sebuah bangunan mewah yang memiliki dua lantai, dan kedua orang itu mengatakan bila Jessica sudah menunggunya di dalam.
"Silahkan, Nyonya. Lewat sini,"
"Sebenarnya ini rumah siapa? Dan kenapa Jessica juga ada di dalam?"
"Anda akan mengetahuinya setibanya di dalam." Jawab pria itu.
Ellie tidak bertanya lagi. Dia diantarkan ke sebuah ruangan dimana Jessica telah menunggunya. Kemudian Ellie teringat pada obrolannya dan Jessica semalam, mungkinkah ini adalah rumah yang dia maksud? Ucap Ellie membatin.
"Nona ada di dalam, silahkan masuk Nyonya."
"Ya, kalian boleh pergi."
Kemudian Ellie membuka pintu di depannya dengan penuh keraguan. Dia hanya merasa takut jika ini adalah jebakan. Bagaimana jika yang menunggu di dalam sana bukanlah Jessica melainkan orang jahat seperti yang ada di film-film.
Dengan yakin tak yakin. Ellie membuka pintu itu dan... "JESSICA?!" Ellie memekik sekencang-kencangnya saat melihat siapa yang ada di dalam sana. Itu sungguh-sungguh Jessica. Dan gadis itu sedang sibuk membaca novel favoritnya
"Bibi, aku tidak tuli. Jadi tidak perlu berteriak seperti itu. Lagipula ini bukan hutan!!!"
"Hehehe.. Maaf, Bibi hanya terlalu syok saja. Ngomong-ngomong ini rumah siapa? Dan kenapa kita ada di sini?"
"Ini adalah rumah yang aku katakan semalam. Dan mulai hari ini kita berdua akan tinggal di sini. Ini kamarku sedangkan kamar Bibi, kau bisa memilihnya sendiri. Rumah ini sudah lengkap, semua fasilitas sudah ada dan kita tidak perlu memikirkan untuk membayar listrik dan ***** bengeknya. Kita akan hidup nyaman di sini!!"
"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam sampai-sampai bisa tinggal di rumah sebagus ini. Sica, apa hidup kita benar-benar sudah berubah?"
Jessica mengangguk. "Ya, bisa dibilang begitu. Apa Bibi merasa bahagia?" tanya Jessica memastikan.
"Tentu saja Bibi sangat bahagia. Bagaimana mungkin Bibi tidak bahagia bisa merasakan hidup mewah di rumah sebesar ini. Sungguh ini sudah sangat luar biasa." Tuturnya Ellie dengan mimik wajah bahagia.
"Dan mulai besok Bibi tidak perlu bekerja lagi untuk membiayai kuliahku dan hidup kita. Aku memiliki banyak uang yang sangat banyak."
"Tapi, Sica?!"
"Nona, Nyonya, makan siang sudah siap. Sebaiknya Anda berdua segera turun sekarang. Tuan Muda sudah menunggu dibawah." Kalimat Ellie diintrupsi oleh kedatangan seorang pelayan yang memanggil mereka berdua untuk makan malam.
"Baiklah, sebentar lagi kami akan segera turun." Jawab Jessica.
.
"Ya Tuhan?!"
Ellie nyaris terkena serangan jantung dadakan saat melihat siapa pria yang ada dihadapannya."Tu-tuan Xi?" Buru-buru Jessica menahan tubuh Bibinya yang nyaris roboh saking terkejutnya.
"Bibi, kau ini apa-apaan, bikin malu saja." Omel Jessica sambil mencerutkan bibirnya. Kemudian gadis itu membantu Ellie untuk berdiri dengan tegap.
Ellie pun segera membungkuk dan memberi hormat pada Nathan, dia benar-benar merasa terkejut dan syok. Sungguh, Ellie tidak pernah menyangka bila dirinya akan bertemu dengan CEO muda yang saat ini paling dibicarakan di seluruh Asia bahkan Dunia.
"Tidak perlu seformal itu, sekarang kita adalah keluarga. Silahkan duduk dan nikmati makan siangnya."
"Ba...Baik, Tuan Xi."
.
Usai makan siang, Jessica memutuskan untuk langsung pergi ke kamarnya, dia merasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Kamar Jessica dan Ellie berada di tempat terpisah, kamar Jessica berada di lantai dua sedangkan Ellie memilih kamar di lantai satu.
Decitan suara pintu di buka dari luar membuat mata Jessica yang terasa berat kembali terbuka. Buru-buru gadis itu bangkit dari posisi berbaring nya melihat siapa orang yang datang.
"Mau apa kau kemari?" sinis Jessica pada orang itu yang pastinya adalah Nathan. Nathan tetap tidak menghentikan langkahnya."Yak! Jangan mendekat, keluar sana."
"Keluar ke mana? Ini kamarku!" jawabnya santai.
"A-apa? Sejak kapan ini kamarmu?! Bukankah kau sendiri yang memberikan rumah ini padaku?! Jadi aku memiliki hak penuh atas rumah ini. Tapi baiklah, kalau begitu biar aku saja yang pindah kamar." Ucap Jessica kemudian beranjak dari tempat tidur.
"Ah." Tubuh Jessica terbanting ke atas kasur karena ulah Nathan. Laki-laki itu mengungkung tubuh Jessica dengan tubuhnya. "A-apa yang kau lakukan, Nathan Lu? Menyingkir dari atas tubuhku, kau itu berat."
"Kalau aku tidak mau bagaimana? Bukankah di ruangan ini hanya ada kita berdua, bagaimana kalau kita lewatkan malam yang dingin ini dengan saling menghangatkan?" Nathan menyeringai.
"A-apa maksudmu? A-aku tidak mau, jangan coba-coba mengambil keper@wanan ku, atau kau akan mati." Ancam Jessica bersungguh-sungguh. Nathan malah terkekeh, menjahili Jessica memang sangat menyenangkan dan Nathan menyukainya.
"Aku hanya bercanda. Kenapa kau begitu serius? Aku memang akan melakukannya tapi setelah kau siap. Sudah malam, segeralah tidur." Nathan menempelkan bibirnya pada kening Jessica lama-lama, menyalurkan rasa cintanya yang begitu besar pada sang dara.
Dan seketika Jessica merasa kosong setelah Nathan pergi. Kemudian dia menutup matanya, dan dalam hitungan detik saja, Jessica sudah pergi berlayar ke alam mimpinya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ani Yuningsih
aku ilfil sangat sm Jesica
2022-11-17
0
mamahe Lana
aku kok rada bingung sih kak...ini nama marga nya nathan tu Lu apa Xi...tlong donk masih bnyak typonya...tapi bagus ceritanya aku suka...semangat kak🤗🤗
2022-11-03
0
Dewi Dina
Nathan menyebalkan , tetapi Jessica mulai suka
2022-07-15
0