BAB 6 : Meminta izin untuk bekerja

Setelah malam itu, Abian tidak pernah menghubungi Kanzia lagi padahal ia ingin sekali membicarakan soal keinginannya untuk bekerja.

Tidak terasa sudah satu Minggu Kanzia berada di kediaman Abian, hal yang ia lakukan selama seminggu ini hanyalah bermain hp, menonton tv, makan dan rebahan, benar benar definisi orang pemalas melekat pada dirinya saat ini.

Hidupnya memang sudah berubah, ia yang dulu diperlakukan sebagai pelayan oleh ibu tirinya tidak mempunyai waktu bersantai karna harus mengerjakan pekerjaan rumah layaknya seorang pelayan di rumahnya sendiri, kini ia bisa bersantai sesuka hatinya tanpa ada yang mengomelinya.

Hidupnya benar benar telah berubah seratus delapan puluh derajat dengan kehidupannya sebelumnya, walaupun Abian jarang menemaninya layaknya pasangan suami istri pada umumnya, Kanzia tidak pernah merasa terbebani oleh hal itu, ia sangat bersyukur telah dipertemukan oleh orang sebaik Abian yang mau membantunya saat orang lain tidak memperdulikan keberadaannya.

"Bik, biar aku bantu siram tanamannya ya," tawar Kanzia yang ingin membantu bik Sofi.

"Nggak usah Non, ini tugas kami lagian tuan juga akan marah jika membiarkan Nona mengerjakan pekerjaan kami di sini," ucap Bik sofi melarang Kanzia.

Kanzia yang tidak ingin membuat orang lain terkena masalah karna ulahnya akhirnya mengalah. "Baiklah, kalau gitu aku masuk dulu," ucap Kanzia meninggalkan bik Sofi yang sedang menyiram tanaman.

"Astaga ... baiklah Kanzia nikmati saja hidup mu sebagai nona rumah ini, mari kita nikmati waktu bersantai ini dengan baik," gumam Kanzia lalu mendudukkan tubuhnya di sofa untuk dan kembali menyalakan televisi.

Tidak lama setelah itu suara seseorang mengalihkan pandangannya dari acara tv yang ditontonnya.

"Sepertinya kau menggunakan waktu bersantai mu dengan baik Nona,,," ucap Abian dengan suara beratnya, hal itu membuat Kanzia sangat terkejut dengan kedatangan Abian yang tiba tiba.

Kanzia yang melihat sosok tinggi bertubuh atletis dengan topeng yang selalu menempel di wajahnya sedang berdiri di ambang pintu sambil menatapnya, ia pun langsung bangun dari duduknya dan menyambut kedatangan Abian dengan senyum manisnya.

"Tu,, eh Abian kamu sudah pulang?" tanya Kanzia.

"Kamu sepertinya sudah menantikan kedatanganku, apakah kamu begitu merindukan ku?" tanya Abian menggoda Kanzia.

"Iya aku sudah sangat menantikan kepulangan mu," ucap Kanzia mengeluarkan senyum terbaiknya, karna memang ia sudah menunggu kepulangan Abian untuk membicarakan soal keinginannya yang ingin bekerja.

"Sebaiknya aku bersikap manis dulu padanya agar nanti aku bisa mendapatkan izin untuk bekerja." Batin Kanzia.

"Tumben, biasanya kamu tidak begitu peduli dengan kepulangan ku," sindir Abian menatap Kanzia curiga dan duduk di sofa.

"Siapa bilang aku tidak peduli, kamu saja yang terlalu cuek," ucap Kanzia.

"Benarkah?" tanya Abian yang dibalas anggukan oleh Kanzia.

Malam harinya Kanzia menunggu Abian keluar dari ruang kerja, tapi sampai saat ini Abian belum juga keluar dari sana.

"Apakah dia tidak capek, baru tadi siang dia pulang dari luar kota dan sekarang ia sudah kembali mengurung diri bersama pekerjaannya, benar benar pria gila kerja," gumam Kanzia yang terus menatap pintu ruang kerja Abian.

Akhirnya karena sudah bosan menunggu Abian yang tak kunjung keluar, Kanzia pun memberanikan diri untuk menemui Abian di ruang kerjanya.

Tok ... tok ... tok ...

Abian yang sedang fokus dengan leptopnya, menghentikan pekerjaannya dan membukakan pintu.

"Ada apa?" tanya Abian begitu melihat Kanzia di depan pintu.

"Maaf aku menggangu, tapi aku mau membicarakan sesuatu dengan mu, boleh ya," ucap Kanzia memohon.

"Masuk," suruh Abian pada Kanzia.

Untuk pertama kalinya Kanzia masuk ke ruang kerja Abian selama ia tinggal di sini.

"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Abian datar.

Kanzia pun ikut duduk di samping Abian dan mulai mengutarakan keinginannya.

"Mm,,, Abian aku mau meminta izin untuk bekerja," ucap Kanzia memberanikan diri.

"Oh jadi ini yang membuat mu terus  bersikap manis hari ini," ucap Abian terdiam sejenak.

"Tidak bisa," jawab Abian.

"Kenapa tidak bisa? Aku ingin sekali bekerja, boleh ya ..." ucap Kanzia kembali.

"Pokoknya tidak bisa," jawab Abian tegas. "Apa uang yang aku berikan masih kurang? Aku bisa menambahkannya," ucap Abian kembali.

"Ini bukan masalah uang Abian, aku hanya ingin bekerja, aku bosan jika terus terusan berdiam diri tanpa melakukan apapun," jawab Kanzia.

"Tetap tidak bisa." Abian masih tetap tidak mau memberikannya izin.

"Tapi, ak–"

"Sebaiknya kamu tidur ini sudah malam, dan pekerjaan ku masih banyak kamu malah menggangu ku," Abian memotong ucapan Kanzia.

Kanzia akhirnya keluar dari ruang kerja Abian dengan perasaan kesal. "Aku tidak akan menyerah, besok aku akan kembali mengganggu mu," ucapnya lalu beranjak ke kamarnya.

*

*

Keesokan harinya seperti ucapannya semalam Kanzia kembali menggangu Abian. Apalagi hari ini Abian tidak meninggalkan rumah seperti biasanya.

"Abian ayolah biarkan aku bekerja, selama dua tahun ini aku sudah menjadi seorang pengangguran hanya berdiam diri di rumah," ucap kanzia.

"Tidak bisa," jawab Abian.

"Astaga apakah kamu ingin mengurung ku selamanya di dalam rumah?" Kanzia kembali berucap.

"Sepertinya itu ide bagus," jawab Abian sambil terus menatap dokumen di depannya.

"Abian aku mohon ..." Kanzia mengeluarkan ekspresi memelasnya.

Abian tidak menjawab, ia beranjak dari kursi kerjanya dan diikuti oleh Kanzia.

"Abian ..." ucap Kanzia sambil terus mengikuti Abian.

"Apa kau akan mengikuti ku ke kamar mandi?" tanya Abian.

"Sepertinya itu ide yang bagus," jawab Kanzia mengingat cara itu yang membuat ia bisa keluar rumah beberapa hari yang lalu.

"Silahkan kalau kamu mau ikut," ucap Abian tersenyum samar dan beranjak ke kamar mandi.

"Hah, apa dia serius?" gumam Kanzia bertanya sendiri.

Dan di sinilah Kanzia, dia benar benar mengikuti Abian ke kamar mandi, ia hanya menutup matanya ketika Abian buang air kecil.

"Sepertinya kamu belum menyerah?" ucap Abian begitu keluar dari kamar mandi dengan Kanzia yang terus mengekornya.

"Baiklah aku akan mengizinkan kamu untuk bekerja, tapi sebelum itu kamu harus melakukan sesuatu untuk ku," ucap Abian.

"Aku akan melakukan apapun asal kamu izinkan aku untuk bekerja," ucap Kanzia.

"Kalau begitu ikut aku ke kamar," perintah Abian.

"Kenapa dia malah mengajak ku ke kamarnya, sesuatu seperti apa yang akan aku lakukan untuknya? Dia gak bakalan menyuruh aku melakukan yang aneh aneh kan?" Batin Kanzia sambil mengikuti langkah Abian.

"Mulai malam ini kamu tidur di kamar ini dengan ku," ucap Abian.

"Ha,,, maksudnya kita sekamar?"

"Iya," jawab Abian singkat.

"Tapi kenapa?"

"Bukankah pasangan suami istri semestinya harus tidur di kamar dan ranjang yang sama? Jadi mulai malam ini kamu tidur di sini, besok pagi bibi yang akan memindahkan barang barang milik mu dan itu salah satu syarat jika kamu ingin mendapatkan izin untuk bekerja." Ucap Abian.

Kanzia pun pasrah dengan perintah Abian, lagi pula Abian adalah suaminya jadi bukan hal yang salah jika mereka tidur di kamar yang sama.

"Dan syarat kedua kamu harus pijitin aku sebelum tidur," ucap Abian dan membaringkan tubuhnya di ranjang dengan posisi tengkurap.

Kanzia mulai memijit punggung Abian.

"Jadi aku sudah diperbolehkan buat kerjakan?" tanya Kanzia memastikan ucapan Abian, sambil tetap memberikan pijitan pada tubuh Abian.

"Memangnya kamu akan bekerja di perusahaan mana?" tanya Abian.

"Aku baru mau coba buat masukin lamaran setelah mendapatkan izin tu,, eh izin dari kamu." jawab Kanzia yang masih suka kelepasan menyebut kata tuan.

"Hm,,, tapi kamu harus ingat satu hal, jangan pernah biarkan diri mu ditindas atau pun terlihat lemah di depan orang orang yang hendak merendahkan mu," ucap Abian mengingatkan.

"Ternyata kamu masih meragukan ku, Kanzia yang sekarang bukanlah gadis gendut yang hanya pasrah ketika orang lain memperlakukannya semena-mena, jadi kamu tenang saja." ucap Kanzia.

"Baiklah kalau begitu buktikan!" ucap Abian.

"Apa itu artinya kamu mengizinkan ku untuk bekerja?" tanya Kanzia memastikan.

"Iya, cepat lanjutkan pijitannya,,," jawab Abian.

"Terimakasih Abian," ucap Kanzia dan ia pun melanjutkan pijatannya pada punggung Abian dengan penuh semangat karna akhirnya ia mendapatkan izin Abian untuk bekerja.

.

.

.

Bersambung . . . . . . .

Jangan lupa di like👍🏻

Komen dan Favorit juga ya😉

Terpopuler

Comments

Herman

Herman

kapan olahraganya, ktnya sdh kurus karen olahraga, masa dirumah cuma makan n rebahan aja, biasanya org yg sdh terbiasa olahraga akan sering olahraga biarpun dirumah

2023-01-22

0

Silvira Aulia

Silvira Aulia

duh enaknya jd kaum rebahan kanzianya

2022-07-06

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

penasaran am wajah nya

2022-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Penghianatan
2 BAB 2 : Memulai perubahan
3 BAB 3 : Kembali
4 BAB 4 : Pertemuan
5 BAB 5 : Pertemuan 2
6 BAB 6 : Meminta izin untuk bekerja
7 BAB 7 : Kenangan pahit
8 BAB 8 : Hari pertama bekerja
9 BAB 9 : Teman baru
10 BAB 10 : Undangan pernikahan
11 BAB 11 : Datang ke pernikahan Clara
12 BAB 12 : Menjalankan rencana
13 BAB 13 : Tamu penting
14 BAB 14 : Telat
15 BAB 15 : Kekesalan Kanzia
16 BAB 16 : Bertemu Clara
17 BAB 17 : Melampiaskan kekesalan
18 BAB 18 : Bertemu ayah
19 BAB 19 : Jonathan Abian Pramudya
20 BAB 20 : Pengganggu
21 BAB 21 : Rutinitas dihari libur
22 BAB 22 : Bos menyebalkan
23 BAB 23 : Menjalankan hukuman
24 BAB 24 : Clara berulah
25 BAB 25 : Pembalut
26 BAB 26 : Menemui kakek
27 BAB 27: Masa lalu
28 BAB 28 : Serangan
29 BAB 29 : Rindu
30 BAB 30 : Bertemu ibu sambung
31 BAB 31 : Penguntit
32 BAB 32 : Rencana dadakan
33 BAB 33 : Telponan
34 BAB 34 : Rencana Noah
35 BAB 35 : Kemarahan Abian
36 BAB 36 : Khawatir
37 BAB 37 : Kekecewaan Kanzia
38 BAB 38 : Ketakutan Kanzia
39 BAB 39 : Menghilang
40 BAB 40 : Pelaku penculikan
41 BAB 41 : Wanita licik
42 BAB 42 : Kejutan
43 BAB 43 : Pemilik perusahaan
44 BAB 44 : Perasaan Abian
45 BAB 45 : Keributan
46 BAB 46 : Membereskan sampah
47 BAB 47 : Nasib Kevin
48 BAB 48 : Mulai menemukan titik terang
49 BAB 49 : Nasib Kevin 2
50 BAB 50 : Pertengkaran pertama
51 BAB 51 : Kejutan yang gagal
52 BAB 52 : Rencana Clara
53 BAB 53 : Kecurigaan tuan Bara
54 BAB 54 : Pengakuan Abian
55 BAB 55 : Kenangan Masa lalu
56 BAB 56 : Masa lalu part 2
57 BAB 57 : Flashback Of
58 BAB 58 : Kanzia terluka
59 BAB 59 : Tingkah Abian
60 BAB 60 : Kegeraman tuan Bara
61 BAB 61 : Kebenaran
62 BAB 62 : Usaha Kanzia
63 BAB 63 : Hukuman Abian
64 BAB 63 : Hukuman Abian
65 BAB 64 : Kembali bertemu mantan
66 BAB 65 : Keributan
67 BAB 66 : Keanehan Kanzia
68 BAB 67 : Menginap
69 BAB 68 : Rencana Clara dan Maya
70 BAB 69 : Pergi
71 BAB 70 : Mencari Kanzia
72 BAB 71 : Kabar bahagia
73 BAB 72 : Kepergok
74 BAB 73 : Kesakitan Kanzia
75 BAB 74 : Maaf Kanzia
76 BAB 75 : Posesif
77 BAB 76 : Pesona istri gendut
78 BAB 77 : Kabar mengejutkan
79 BAB 78 : Nyonya muda Pramudya
80 BAB 79 : Tentang Tania
81 BAB 80 : Akhir dari hidup Maya
82 BAB 81 : Kebencian Clara
83 BAB 82 : Rencana Clara
84 BAB 83 : Khawatir
85 BAB 84 : Clara mulai beraksi
86 BAB 85 : Pertolongan
87 BAB 86 : Nasib Clara
88 BAB 87 : Tania
89 BAB 88 : Kebesaran hati Kanzia
90 BAB 89 : Bertemu Sepupu Ibu
91 BAB 90 : Rencana Nyonya Sinta
92 BAB 91 : Pengkhianat
93 BAB 92 : Jebakan
94 BAB 93 : Ngidam
95 BAB 94 : Akhir bahagia
96 JODOH TEMAN KELAS
Episodes

Updated 96 Episodes

1
BAB 1 : Penghianatan
2
BAB 2 : Memulai perubahan
3
BAB 3 : Kembali
4
BAB 4 : Pertemuan
5
BAB 5 : Pertemuan 2
6
BAB 6 : Meminta izin untuk bekerja
7
BAB 7 : Kenangan pahit
8
BAB 8 : Hari pertama bekerja
9
BAB 9 : Teman baru
10
BAB 10 : Undangan pernikahan
11
BAB 11 : Datang ke pernikahan Clara
12
BAB 12 : Menjalankan rencana
13
BAB 13 : Tamu penting
14
BAB 14 : Telat
15
BAB 15 : Kekesalan Kanzia
16
BAB 16 : Bertemu Clara
17
BAB 17 : Melampiaskan kekesalan
18
BAB 18 : Bertemu ayah
19
BAB 19 : Jonathan Abian Pramudya
20
BAB 20 : Pengganggu
21
BAB 21 : Rutinitas dihari libur
22
BAB 22 : Bos menyebalkan
23
BAB 23 : Menjalankan hukuman
24
BAB 24 : Clara berulah
25
BAB 25 : Pembalut
26
BAB 26 : Menemui kakek
27
BAB 27: Masa lalu
28
BAB 28 : Serangan
29
BAB 29 : Rindu
30
BAB 30 : Bertemu ibu sambung
31
BAB 31 : Penguntit
32
BAB 32 : Rencana dadakan
33
BAB 33 : Telponan
34
BAB 34 : Rencana Noah
35
BAB 35 : Kemarahan Abian
36
BAB 36 : Khawatir
37
BAB 37 : Kekecewaan Kanzia
38
BAB 38 : Ketakutan Kanzia
39
BAB 39 : Menghilang
40
BAB 40 : Pelaku penculikan
41
BAB 41 : Wanita licik
42
BAB 42 : Kejutan
43
BAB 43 : Pemilik perusahaan
44
BAB 44 : Perasaan Abian
45
BAB 45 : Keributan
46
BAB 46 : Membereskan sampah
47
BAB 47 : Nasib Kevin
48
BAB 48 : Mulai menemukan titik terang
49
BAB 49 : Nasib Kevin 2
50
BAB 50 : Pertengkaran pertama
51
BAB 51 : Kejutan yang gagal
52
BAB 52 : Rencana Clara
53
BAB 53 : Kecurigaan tuan Bara
54
BAB 54 : Pengakuan Abian
55
BAB 55 : Kenangan Masa lalu
56
BAB 56 : Masa lalu part 2
57
BAB 57 : Flashback Of
58
BAB 58 : Kanzia terluka
59
BAB 59 : Tingkah Abian
60
BAB 60 : Kegeraman tuan Bara
61
BAB 61 : Kebenaran
62
BAB 62 : Usaha Kanzia
63
BAB 63 : Hukuman Abian
64
BAB 63 : Hukuman Abian
65
BAB 64 : Kembali bertemu mantan
66
BAB 65 : Keributan
67
BAB 66 : Keanehan Kanzia
68
BAB 67 : Menginap
69
BAB 68 : Rencana Clara dan Maya
70
BAB 69 : Pergi
71
BAB 70 : Mencari Kanzia
72
BAB 71 : Kabar bahagia
73
BAB 72 : Kepergok
74
BAB 73 : Kesakitan Kanzia
75
BAB 74 : Maaf Kanzia
76
BAB 75 : Posesif
77
BAB 76 : Pesona istri gendut
78
BAB 77 : Kabar mengejutkan
79
BAB 78 : Nyonya muda Pramudya
80
BAB 79 : Tentang Tania
81
BAB 80 : Akhir dari hidup Maya
82
BAB 81 : Kebencian Clara
83
BAB 82 : Rencana Clara
84
BAB 83 : Khawatir
85
BAB 84 : Clara mulai beraksi
86
BAB 85 : Pertolongan
87
BAB 86 : Nasib Clara
88
BAB 87 : Tania
89
BAB 88 : Kebesaran hati Kanzia
90
BAB 89 : Bertemu Sepupu Ibu
91
BAB 90 : Rencana Nyonya Sinta
92
BAB 91 : Pengkhianat
93
BAB 92 : Jebakan
94
BAB 93 : Ngidam
95
BAB 94 : Akhir bahagia
96
JODOH TEMAN KELAS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!