Hujan deras masih mengguyur, seorang pria paruh baya berbalut selimut yang sama dengan wanita cantik berusia muda. Seorang wanita yang tengah tertidur, tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Hingga perlahan membuka matanya, menatap Sakha, pemilik salah satu perusahaan penerbangan dan perusahaan exportir ternama itu diam.
Sakha bangkit dari tempat tidur meraih piama berbentuk yukata prianya. Menatap ke arah pepohonan di pekarangan rumahnya.
"Tuan, kenapa kita tidak menikah saja? Hubungan kita, sudah seperti ini, lagipula masalah keturunan..." kata-kata sang wanita disela.
"Uangmu sudah aku transfer, aku tidak ingin kamu melayaniku lagi," ucapnya tegas, masih hanya terpaku menatap pada jendela.
"Tuan, anda tidak memiliki keturunan, aku bisa menjadi istri yang baik untuk..." sang wanita muda tertunduk ketakutan.
Prang...
Gelas yang dipenuhi dengan air dingin pecah berkeping-keping. "Pergi!!" teriaknya.
Sang wanita yang berprofesi sebagai pramugari, memunguti pakaiannya yang berceceran dengan cepat. Keluar dari kamar tempat pria itu berada, memakai kembali pakaiannya di lorong, ketakutan pada kemarahan seorang Sakha.
"Keturunan?" air mata pria paruh baya itu mengalir, menatap foto lama, dirinya tersenyum bersama ibu dan putranya. Dalam kebahagiaannya yang hanya tinggal selama 3 hari di desa, pasca perceraiannya.
Jemari tangannya mengepal dalam tangisan penuh rasa sesal.
***
20 tahun yang lalu...
Pernikahannya dengan Melani berakhir, dirinya tidak dapat menerima segalanya. Hanya karena harta? Apa itu lebih penting dari dirinya? Air matanya mengalir."Ayah..." ucap putra tunggalnya, menatap Sakha yang tertunduk, di ruang tamu rumah kontrakan mereka.
"Ibumu tidak menginginkanmu. Ayah akan menjadi kaya, kemudian semua akan kembali seperti semula. Kamu tinggal bersama nenek di kampung menunggu ayah pulang dari bekerja ya!?" ucapnya berlutut mensejajarkan tingginya dengan putra tunggalnya.
Sang anak menggeleng, menangis sesenggukan,"Randy ikut ayah, Randy tidak nakal lagi!! Randy janji, Randy sayang ayah..."
Sakha mengepalkan tangannya, tidak boleh begini, dirinya harus kuat. Randy hanya akan menjadi penghalang baginya. Setelah dirinya kaya, Melani akan kembali, keluarga mereka akan seperti sedia kala.
Hingga air matanya dihapus olehnya,"Randy!! Kamu itu anak laki-laki!! Jaga nenekmu di kampung nanti!!" bentaknya, berjalan ke kamar putranya, memasukkan pakaian sang anak dengan paksa ke dalam tas koper besar.
Ini juga untuk kebaikan Randy, agar Melani kembali. Setidaknya itulah yang ada dalam fikirannya, memasukkan semua barang putranya ke dalam tas koper. Anak yang tertunduk menangis sesenggukan, menghalangi ayahnya memasukkan pakaiannya, tidak ingin dipisahkan dari ayah yang mencintainya.
Keputusan yang salah diambilnya, melirik sang anak tertidur dalam bis yang melaju menuju kampung halamannya. "Nenekmu akan bisa menjagamu sementara waktu, sabar ya Randy, ayah akan menjemputmu nanti. Tinggal bersama dengan ibumu seperti dulu,"
Hingga rumah yang bagaikan gubuk itu terlihat, sang nenek yang telah berusia 80 tahun terkadang berjalan menggunakan tongkat. Memberi makan ayam peliharaannya yang dilepas liarkan.
Jemari tangan Sakha mengepal seharusnya diusia tua ibunya, dirinya dapat membahagiakan sang ibu. Namun kini? Dirinya bahkan berhenti dari sekolah penerbangan hanya untuk menikahi Melani, bekerja serabutan. Berakhir ditinggalkan untuk pria yang lebih kaya.
Bahkan sekarang dirinya hendak menyusahkan kembali sang ibu, menitipkan putra tunggalnya pada sang ibu yang tinggal seorang diri.
Hanya tiga hari dirinya disana, menebang kayu bakar, membuat layangan untuk Randy. Bermain bersamanya menghabiskan waktu ayah dan anak. Bahkan membimbing putranya menuruni perbukitan dengan handuk di bahu, serta ember kecil berisikan sabun dan sikat gigi. Mandi bersama di sungai.
Anak yang menyayanginya, pada hari ketiganya di kampung halaman, harus ditinggalkannya...
"Ayah..." teriaknya memegangi kaki sang ayah. Tidak tega rasanya, namun dirinya harus menata masa depan. Mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, untuk mengembalikan Melani, serta untuk membahagiakan ibunya yang telah renta.
"Ibuk pegang dia!! Aku akan bekerja di kota!!" ucapnya mendorong putra tunggalnya.
"Randy, sudah!! Ayahmu harus pergi bekerja..." Sang nenek membantu cucu kecilnya bangkit, memeluknya erat.
"Randy sayang ayah!! Jangan pergi!! Randy sayang ayah!!" teriaknya menangis lirih.
Air matanya menggenang tertahan di pelupuk mata Sakha. Berusaha untuk tidak menangis, mengepalkan tangannya, berusaha untuk menepis kasih putra tunggalnya.
"Sayang!? Kamu menyayangi ayah!? Kalau begitu biarkan ayah pergi!! Kamu itu anak laki-laki!! Jangan hanya asal bicara, sayang!! Tapi cuma jadi benalu!!" bentak Sakha, emosional ingin segera pergi, berjuang untuk kembali, membuat keluarganya kembali utuh.
"Randy masih kecil, jangan bicara begitu..." wanita renta yang memegang tongkatnya itu berucap, iba pada cucunya.
"Aagghh...anak sial!!" pria itu berteriak, tetap pergi membawa kopernya. Tidak ingin dirinya kembali berbalik untuk memeluk putranya yang masih berselimut dalam tangisan.
Samar-samar tangisan Randy terdengar dari jauh, bersamaan dengan air mata Sakha yang mengalir. Mengepalkan tangannya, tetap meninggalkan sang anak mengejar harta dan kesuksesan, sesuatu yang diyakininya dapat mengembalikan keluarganya utuh seperti semula.
Maaf... hanya satu kata itu yang tertahan dalam bibirnya yang kelu. Tiga hari yang indah dihabiskannya dengan putra tunggalnya dan sang ibu. Memegang janji dalam hatinya untuk kembali menjemput Randy dan sang ibu suatu hari nanti.
***
Tidak banyak pekerjaan yang dapat dijalani lulusan SMU sepertinya. Seorang teman yang bekerja di bandara, membantunya untuk dapat mendapatkan pekerjaan sebagai security.
Apa yang paling penting dalam bisnis? Relasi, dari sanalah dirinya mengenal banyak orang. Belajar bahasa inggris dengan lebih fasih, pengalamannya pernah mengikuti sekolah penerbangan membuatnya lebih dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Hingga seorang temannya yang berkewarganegaraan asing memberikan peluang bisnis padanya. Mengingat kesulitannya untuk berinvestasi di tempat yang dipercayai atau memiliki usaha dan tanah, di negara ini.
Membuka showroom mobil dengan Sakha sebagai pengelolanya. Tentunya dengan pengawasan sang warga negara asing. Dari sanalah titik balik hidupnya yang hanya seorang lulusan SMU. Memiliki banyak pengalaman, dijadikan guru olehnya untuk kembali bangkit.
Hingga surat dikirimkannya pada Warijah, ibu kandungnya, nenek yang merawat putranya. Melalui alamat salah satu saudara kandungnya, Salma yang tinggal satu desa dengan sang ibu. Mengingat Warijah yang buta huruf.
Isi surat? Menanyakan kabar putra tunggalnya, Randy. Serta meminta saudaranya mengirimkan nomor rekening, guna mengirim uang untuk biaya hidup Randy dan Warijah, sang ibu yang telah renta. Mengingat dirinya yang belum dapat pulang ke kampung halaman, karena showroom mobil yang baru dibuka beberapa bulan.
Balasan surat diterimanya beberapa minggu setelahnya, balasan yang dilumuri dengan kebohongan. Memberikan nomor rekening Salma, mengatakan jika Warijah sakit keras hanya dirinya yang merawat sang ibu dan Randy tinggal dengannya sementara, disekolahkan dan diberi hidup yang baik. Namun, juga memerlukan biaya yang besar untuk perawatan Warijah yang masih berada di rumah sakit, serta kebutuhan sekolah Randy yang juga banyak.
Menyembunyikan fakta yang sesungguhnya, Warijah telah meninggal satu bulan lalu, serta Randy diusir dari rumah sang nenek dengan hanya berbekal uang 200.000 rupiah. Hanya karena Salma dan saudara-saudara Sakha yang lain, ingin warisan berupa rumah kecil bagaikan gubuk itu dijual, dibagi rata.
Sakha yang tidak mengetahui apapun, mempercayai Salma. Mengirimkan uang yang tidak sedikit, setiap bulannya, untuk ibu yang melahirkan serta membesarkannya dan putra tunggalnya.
Bibirnya tersenyum mengingat putranya sudah dapat kembali bersekolah seperti dahulu kala memiliki keluarga yang utuh. Anak cerdas, yang selalu menjadi kebanggaannya.
"Maaf, aku hanya bisa mengirim uang dan doa. Semoga ibu segera sembuh..." gumamnya, menghapus air matanya, menatap foto ibu dan putranya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
bojo matre kok dibot i pak Sakha .
2024-11-19
0
buna Risma
inilah kenapa qt gak boleh men judge org lain,meskipun dr luar terlihat menyebalkan qt gak tau isi hatinya...pasti pd keselkan sm ayah rain ..tanpa qt tau gmna perasaan nya dia..
2024-02-08
1
ρuʝi ¢ᖱ'D⃤ ̐ OFF 🤍
astaga, sodaranya kok begitu ya🤧🤧🤧
2023-05-20
2