Jangan Membuangku

Calon ayah sekaligus pasangan yang sempurna. Singgel, mapan, berwajah maskulin, profesi yang jelas, seorang kontraktor yang biasa menangani proyek besar. Satu-satunya pasangan kencan buta yang tidak aneh.

Tidak, kali ini tidak boleh gagal, dirinya harus terlepas dari masa depan yang buruk. "Gerald, jangan dengarkan dia. Dia hanya teman satu pantiku dulu..."

"Teman satu panti!? Kita bahkan terbiasa melihat tubuh satu sama lain tanpa penghalang. Tadi pagi aku masih bangun di ranjangmu, hanya teman satu panti...?" ucap Rain berusaha tersenyum.

Krisan memijit pelipisnya sendiri, kehabisan kata-kata."Rain!? Bisa berhenti mengganggu hidupku?"

"Kita pulang, anak kita menunggu di rumah," dustanya tersenyum.

"A...aku, maaf aku tidak bermaksud menggagu rumah tangga orang lain. Aku pergi..." Gerald segera meraih kunci mobilnya, tidak ingin Rain menyadari dirinya adalah salah satu kontraktor di proyek, pembangunan pusat perbelanjaan miliknya.

"Gerald tunggu!! Aku belum menikah! Di jari manisku tidak ada cincinnya!! Aku juga belum memiliki anak..." Krisan mulai bangkit dari kursinya,"Br*ngsek!! Jangan pergi, makanan ini siapa yang bayar!?" teriaknya, yang sejatinya ingin membayar patungan, mengingat tempat mereka janji temu adalah restauran berbintang.

Hingga Krisan menghela napas pasrah kembali duduk, makan hidangan pembuka dengan tenang.

"Kamu tidak menyusulnya?" Rain mengenyitkan keningnya.

"Makanan yang sudah dipesan, aku harus membayarnya. Tidak bisa kabur, hidangan utama dan penutup belum datang. Mengejarnya, jika ketemu juga sulit untuk menjelaskan. Uang yang aku gunakan untuk membayar makanan juga terbuang," Krisan kembali menghela napas,"Lebih baik duduk dan nikmati uang yang harus aku habiskan untuk membayar,"

"Aku boleh bergabung!? Aku lapar..." ucapnya memelas.

"Duduklah..." Krisan kembali memakan hidangan pembuka di hadapannya."Rain, bisa tidak muncul di hidupku?"

Rain menggeleng, "Aku adalah ayah, ibu, saudara, teman dan..." kata-katanya terhenti sejenak,"Dan satu-satunya pria yang mencintaimu..." ucapnya mulai memakan hidangan pembuka yang tidak sempat di konsumsi Gerald.

Dua orang yang mulai terdiam terhanyut akan fikirannya masing-masing...

Aku mencintaimu, sangat... satu-satunya anggota keluargaku, tapi suatu saat kamu akan berpaling untuk mencintai wanita lain... batin Krisan, memasukkan irisan makanan menggunakan garpu ke mulutnya.

Air matanya mengalir, bersamaan dengan Rain yang menatapnya."Kenapa menangis?"

Krisan menghapus air matanya,"Bukan apa-apa, hanya saja makanannya terlalu enak. Aku sampai tidak sadar sudah menangis, saking enaknya," ucapnya kembali makan.

"Krisan, bisa kamu mempercayaiku? Menikahlah denganku, setidaknya jadilah kekasihku..." pinta Rain.

Wanita itu hanya diam tidak menjawab, hingga jemari tangannya digenggam Rain,"Aku mencintaimu..." ucapnya tidak pernah lelah mengatakan perasaannya.

Mata yang terlihat bersungguh-sungguh, saling menatap dalam diam. Seolah-olah saling membalas dalam keraguan.

Hingga...

"Kamu mencuri pakaian dan jam tangan ini dimana!?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Ini, aku..." Rain menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Terlalu canggung memamerkan apa yang 10 tahun ini diperjuangkannya. Ingin membahagiakan Krisan dan anak mereka, yang belum sempat terlahir ke dunia, ketika waktu belum terulang.

Kini dirinya akan melindungi istri dan anaknya dengan baik. Itulah tujuan dan ambisinya.

"Kamu meminjamnya? Jika meminjam tidak apa-apa asalkan jangan mencuri. Satu lagi, lain kali jangan mencemarkan nama baikku dengan mengatakan kita sudah menikah atau memiliki anak..." kesalnya.

"Kenapa!? Kita memang sudah seperti pasangan suami istri kan? Aku mengetahui ukuranmu pakaianmu. Bahkan ukuran senjata rahasiaku juga kamu tau..." jawaban datar nan mesum diucapkan Rain tanpa tagu, makan tanpa rasa bersalah.

"Kita sama-sama belum menikah, belum memiliki anak. Membuat kebohongan untuk mencemarkan nama baikku, apa kamu tidak iba padaku? Bagaimana aku bisa menikah nanti!?" geramnya berusaha tersenyum.

"Belum, bukan berarti tidak, bagaimana jika kita membuat anak kita malam ini. Kamu, aku dan anak kita. Satu anggota keluarga kita bertambah..." jawaban yang begitu lugas dan lancar.

Seorang waiter datang mengambil piring kosong sisa hidangan pembuka. Menggantinya dengan hidangan utama. Pasangan aneh itu kembali makan, sesekali saling menatap.

Krisan lagi-lagi menghela napasnya,"Rain carilah wanita lain. Wanita yang benar-benar kamu cintai..." pintanya, ingin perlahan melupakan hatinya untuk pria yang dicintainya.

Rain memegang erat garpu di tangannya, air mata tertahan di pelupuk matanya. Krisan tidak menginginkannya lagi? Tidak boleh, hanya Krisan yang dimilikinya, satu-satunya anggota keluarga yang paling menyayanginya.

Dengan cepat Rain menghapus air matanya.

"Kamu menangis?" Krisan mengenyitkan keningnya.

"Kamu benar, makanan mahal di restauran ini terlalu enak..." alasan darinya, mengiris daging, menikmati makanan di piringnya.

"Rain, suatu saat nanti kamu akan mencintai wanita lain yang lebih cantik dariku. Jadi..." kata-kata Krisan terhenti.

"Waiter!!" panggil Rain, hingga seorang waiter datang mendekatinya,"Bawakan bill-nya kemari,"

"Makanannya belum habis, hidangan penutup juga belum datang..." kalimat Krisan disela.

Mata Rain memerah, bagaikan menahan tangisnya, bibirnya tersenyum,"Ingin membuangku? Ingin meninggalkanku? Tidak akan bisa..."

Krisan terdiam, ingin rasanya menghapus air mata itu. Namun, ini harus dilakukannya, agar takdir yang buruk tidak terulang kembali.

"Rain, akan ada wanita yang mencintaimu. Dan kamu juga akan mencintainya lebih dari perasaanmu padaku..." kata-kata dari mulutnya, bibirnya bergetar. Tidak rela? Sejatinya Krisan tidak rela, melepaskan satu-satunya orang yang dianggap keluarga olehnya. Tapi ini demi anak yang tidak sempat dimilikinya sebelum waktu terulang.

Sang waiter mengambil dua buah bill, meja yang sebelumnya di duduki Rain saat menunggu Krisan dan meja yang ditempati mereka kini.

Rain mengambil dompetnya, membayar bill restauran.

"Kamu belum gajian biar aku saja ..." Krisan menghentikan, hendak mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.

"Masukkan dompetmu kembali..." ucapnya dengan aura dingin mendominasi.

"I...iya ..." tangan Krisan gemetar, tidak pernah melihat kemarahan Rain seperti sekarang ini. Lebih baik dimarahi dengan kata-kata pedas, dirinya hanya menangis sebelum waktu terulang, dari pada situasi saat ini.

Bergerak pun rasanya menyesakkan, tangannya benar-benar gemetar ketakutan.

Hingga akhirnya Rain menariknya meninggalkan restauran. Membukakan pintu mobil berharga fantastis, memakaikan sabuk pengaman padanya.

"I...ini mobil siapa? Kamu menyewa mobil?" tanyanya.

"Diam, dan ikut saja!!" ucapnya mulai duduk di kursi pengemudi, melajukan mobilnya dalam kecepatan sedang.

Hingga pada akhirnya berhenti di pinggir jalan yang sepi dekat hutan.

Rain hanya terdiam menutup matanya, menyandarkan punggungnya pada kursi pengemudi.

Hujan gerimis mulai mengguyur, perlahan mulai deras.

"Rain, sebaiknya kita..." kata-kata Krisan disela.

"Aku mohon jangan membuangku," ucapnya masih dengan mata terpejam namun air matanya mengalir. Tidak menoleh pada Krisan, punggungnya bersandar pada kursi pengemudi, bagaikan berusaha menghapus lelahnya.

"Aku masih disini, jika tidak menjadi pasangan kekasih, kita masih bisa menjadi sahabat..." ucapnya tersenyum, mengepalkan tangannya. Memaksakan dirinya, mengingkari hatinya sendiri.

Tanpa aba-aba, tengkuknya diraih tangan Rain, menautkan bibirnya, menciumnya secara paksa. Krisan awalnya berusaha mendorong. Namun tenaga pemuda itu lebih besar.

Membuai dirinya untuk membalas ciuman memabukkan darinya. Mata wanita itu akhirnya terpejam sempurna, membiarkan lidahnya saling membelit. Merasakan kehangatan yang memabukkan disana..

"Tidak akan, Krisan, kamu hanya akan menjadi milikku. Begitu pula aku, hanya akan dapat dimiliki olehmu..." bisiknya dengan deru napas tidak teratur.

Tengkuk itu kembali diraihnya, perasaan ini benar-benar membuatnya gila. Kala bibir mereka kembali saling membuai, hingga tangan Krisan terangkat mengalung di lehernya.

Rain, kenapa aku masih mencintaimu? Aku bodoh bukan...

Samar-samar bayangan dua orang yang bertaut terlihat di jendela mobil yang berembun, di tengah hujan deras melanda, jalanan dekat hutan yang sepi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sukma Sae

Sukma Sae

untuk yg komen knp laki2 menangis...
percayalah...aku saksi hidup untuk org sprti ini..
tampilanya seperti preman pasar...badanya tinggi besar...sangat bertanggung jawab...tdk membiarkan istrinya berkulit kusam...tapi menangis dengan memukuli kepalanya ketika istrinya minta cerai...

#baca ulang karya emejing

2023-10-27

1

Mooie Jkt

Mooie Jkt

Thor.. usul yaa.. utk pemeran laki2nya.. jgn cengeng gitu dong.. Beberapa cerita yg udh dibaca.. pemeran laki2nya kadang2 keluar air mata.. kayanya utk yg ga terlalu nyakitin ceritanya.. ga usah dibikin nangis lah... 😂😂 sedih boleh.. nangis jgn..

2022-11-07

1

Putri Nunggal

Putri Nunggal

😂😂😂😂sadiiiis disangkanya mencuri

2022-08-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!