...Tetesan air hujan yang jatuh diatas bunga Krisan putih. Itulah aku......
...Menyentuh kelopakmu yang dingin, berusaha memuja, menyegarkan dirimu. Tidak ingin, Krisan-ku kering dan layu, karena rasa takut untuk mengatakan......
...Aku mencintaimu......
Rain...
Bersikap profesional, itulah Krisan saat ini, membawa Rain ke hadapan orang-orang di departemen Food & Beverage.
"Perkenalkan namamu!!" ucapnya di hadapan Chef, koki, waiter, serta waitrees yang ada disana.
"Perkenalkan, namaku Rain, kekasih Krisan. Sekaligus partner diatas ranjangnya..." ucapnya penuh kebanggaan dan kesungguhan.
Para karyawan menahan tawanya, mulai berbisik-bisik. Tentang sosok Krisan yang sering mengikuti kencan buta, namun pada kenyataannya memiliki partner ranjang berwajah rupawan.
"Rain, sejak kapan otakmu jadi konslet begini?" tanya Krisan kehabisan kata-kata.
"Sejak kita bertemu, aku mencintaimu..." pemuda itu berlutut, memberikan bunga yang diambilnya dari salah satu vas di lobby.
"Terima saja ..." celoteh salah satu koki sembari tertawa.
"Kamu mengambilnya di lobby!? Ini properti hotel..." Krisan merebut bunga yang digenggam Rain berjalan dengan langkah kesal meninggal area restauran yang belum buka.
"Krisan!! Aku bahkan tau, kamu sering garuk-garuk sebelum tidur!! Lebih menyukai WOT..." teriaknya dengan sengaja, tidak tau malu. Membuat Krisan yang awalnya berjalan melarikan diri.
Karyawan F&B mulai bergerak mendekati Rain,"WOT? Woman On Top? Kalian benar-benar sering melakukannya!?" tanya salah seorang waitrees penasaran dengan gaya hidup manager mereka yang terlihat judes.
"Tentu, dia sering diatas dan..." kata-kata Rain yang memang berniat membuat Krisan hanya dapat menikah dengannya terpotong.
Chef Damien menghela napas kasar,"Berhentilah berbohong, aku tinggal di sebelah apartemen Krisan. Kami bersinggungan lebih banyak daripada pasangan suami istri pada umumnya,"
"Pagi bertemu di tempat kerja, pulang kerja hampir bersamaan saat memarkirkan mobil, aku melihatnya memarkirkan motor. Bahkan besoknya berangkat kerja hampir bersamaan. Lagipula setiap sore hingga malam, jika Krisan tidak mengikuti kencan buta, dia akan menonton drama Korea. Mungkin dinding kamar kami bersebelahan, jadi terdengar. Dia benar-benar berisik ketika menonton..." lanjutnya.
"Aku tau letak tahilalat dan tanda lahir di tubuhnya, kalau kalian tidak percaya," Rain meninggikan intonasi suaranya.
"Setelan pakaian dalamnya ada 7 dengan warna biru muda, kuning terang, merah muda, hitam, hijau lemon, merah tua, dan orange..." komat-kamit mulut Damien kesal.
"Kenapa kamu tau?" Rain menatap tajam padanya.
"Laundry-nya sering salah mengantar alamat ke apartemenku..." jawabnya menatap sinis.
"Jadi diantara kalian siapa yang sebenarnya pacar Krisan, salah maksudku partner ranjangnya..." tanya Fikri yang bekerja sebagai Chef Steward.
Damien menatap tajam padanya, menyakini Rain berbohong, mengingat tidak pernah ada suara pria di kamar Krisan."Aku..." ucapnya dengan sengaja memancing amarah.
"Jangan berbohong, aku ingat dengan persis ukurannya tidak berubah..." kata-kata Rain terpotong.
"Kenapa diam saja!! Restauran akan segera buka!! Semua kembali bekerja!!" bentak Krisan dengan kekesalan yang diubun-ubun.
"Damien!! Potong rambutmu!!" lanjutnya menatap tajam, seakan mengetahui semua pembicaraan mereka.
"Jangan marah, nanti tekanan darahmu naik. Kalau terkena stroke atau serangan jantung di usia muda, bagaimana? Aku mencintaimu..." goda Rain, memperlihatkan senyuman mautnya. Sembari menyodorkan sebotol air mineral.
Krisan mengenyitkan keningnya,"Aku bisa terkena serangan jantung, karena melihat tingkah anehmu..." geramnya, berjalan pergi menuju tempat minuman, guna mendata, stoknya.
"Jika berdebar cepat!! Itu bukan serangan jantung!! Itu karena kamu mencintaiku juga..." Rain tersenyum, menyenangkan untuk melihat wajah malu dari wanita yang dicintainya.
Tidak akan membiarkan semuanya terjadi kembali, kala melihat wajah dingin dengan mata yang masih terbuka itu terkena derasnya air hujan. Wanita yang pergi, saat tengah mengandung buah hati mereka.
***
Kitchen (Dapur)...
Jemari tangan Damien bergerak dengan cepat mengiris daging. Kesal? Tentu saja. Hingga makhluk itu kembali datang, makhluk yang sejatinya perfeksionis.
"Chief!! Kenapa potongan seladanya tidak sama dengan yang difoto. Apa ini masih layak disajikan!?" tanya seorang waiter, siapa lagi kalau bukan Rain.
"Curut! Aku sudah berkali-kali mengatakan potongan sayuran tidak mungkin selalu sama. Tomat cherry juga tidak mungkin memiliki ukuran sama persis..." geramnya, mengambil alat pelunak daging. Memukul-mukul daging di hadapannya penuh kemarahan.
"Owh, begitu ya... lain kali tolong lebih profesional. Buat semirip mungkin dengan di foto. Dari pada sibuk mengamati pakaian wanita," cibir Rain, komat-kamit kembali keluar dari kitchen.
"Pekerjaan ini, benar-benar membuat tekanan darahku naik..." geramnya masih sibuk memukul-mukul daging.
"Karena saingan cinta!?" Fikri menipiskan bibir menahan tawanya.
***
Hingga sore menjelang, hujan deras mengguyur, Krisan menghela napas kasar mulai mengenakan jas hujan kelelawarnya. Hendak menghidupkan mesin motor matic-nya.
"Aku boleh ikut?" tanya Rain menghadang motornya.
"Kamu sebaiknya pulang ke rumahmu sendiri..." Krisan mengenyitkan keningnya kesal.
"Aku baru datang dari luar negeri, semua uangku dirampok. Besok aku akan mencari tempat tinggal baru. Ijinkan aku menginap di rumahmu semalam saja ya?" dustanya, tersenyum di hadapan Krisan."Saat di panti, kita sering tidur bersama, ingat kan?" matanya mengundang rasa iba, memegang jemari Krisan.
"T I D A K..." ejaan huruf yang diucapkan Krisan, mulai melajukan motornya.
Hujan deras dengan angin disertai petir, Rain berlari mengejar motor wanita itu. Sejenak Krisan melirik dari kaca spion motornya, hatinya terasa sakit entah kenapa. Perasaan itu harusnya sudah mati seiiring waktu bukan? Motor kembali dilajukannya, menatap sang pemuda yang sempat terjatuh karena mengejarnya.
Sedangkan Rain merasakan terpaan air hujan di tubuhnya, mengetahui Krisan yang tidak menoleh ke belakang sama sekali. "Kenapa semuanya berubah? Apa keputusan yang aku ambil untuk mencari kedudukan lebih tinggi salah? Apa karena aku merubah jalannya waktu, perasaannya juga ikut berubah..." gumamnya dengan air mata mengalir, bercampur dengan air hujan.
Ini mungkin lebih baik baginya tidak dicintai, namun Krisan masih tetap hidup.
Tapi apa perasaannya dapat benar-benar berubah?
"Naik!! Hanya boleh menginap semalam!!" tegasnya, mengingat Sela teman satu apartemennya berangkat untuk menginap mengerjakan skripsi, di rumah asisten dosen.
Rain menoleh ke arah asal suara. Krisan kembali, dengan cepat pemuda itu naik,"Ayo berangkat!!" teriaknya, tubuhnya basah kuyup, sembari tertawa, menunjukkan jati dirinya.
Tidak seperti sebelum waktu terulang, menjaga image dinginnya di hadapan Krisan. Bahkan kesulitan mengatakan isi hatinya.
Karena itu... karena itu... dikesempatan ini dirinya ingin mengatakan semua tentang perasaan sebenarnya pada Krisan. Tidak mencari perhatian dengan memerintahkannya melepaskan dasi lagi. Karena sekarang dirinyalah yang akan melayani istrinya. Menunjukkan rasa kasihnya yang sebenarnya.
***
Pada akhirnya Rain telah usai membersihkan tubuhnya, matanya menelisik mengamati kamar milik Krisan. Apartemen itu tidak begitu besar, memiliki dua kamar dengan kamar mandi dalam, serta dapur.
Pakaian Krisan di lemari digeledahnya, hanya dengan sehelai handuk putih melilit di pinggangnya."Masih sama seperti dulu," Rain menghela napas kasar, menatap isi lemari wanita itu yang benar-benar minimalis. Pakaian kerja, dua buah gaun, serta 6 buah pakaian santai sesuai hari.
"Sudah selesai?" teriak Krisan yang menunggu di ruang tamu. Rain membersihkan tubuhnya, yang basah karena air hujan.
"Sudah..." terdengar suara Rain dari dalam sana.
Perlahan Krisan membuka pintu, wajah rupawan pemuda itu terlihat hanya berbalut handuk putih yang menutupi pinggang hingga lututnya. Lekuk tubuh yang benar-benar sempurna, sama seperti dulu.
Jantungnya tiba-tiba berdegup cepat, namun tidak boleh. Takdir tidak boleh terulang kembali. Entah sejak kapan pemuda itu sudah ada di hadapannya. Mendekatkan wajahnya, berbisik di telinganya,"Kamu tau saat terbaik untuk berhubungan badan? Ketika hujan..."
Suara petir menyambar terdengar, bersamaan dengan senyuman Rain yang terlihat. Memeluk tubuh Krisan yang masih terdiam.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Vlink Bataragunadi 👑
astagaaa..... Krisan yg diteriakin aku yg malu nya wkwkwk
2023-01-09
2
Pau Jiah
sumpah klu aku JD Krisan langsung gampar tu hujan
2022-11-28
1
Idha Idha Jinnie
🤣🤣🤣🤣
2022-10-22
1