Nevan 2

"Namanya hati yang sudah dikecewakan begitu dalam meskipun sudah memaafkan, bekas lukanya tak akan mudah dihilangkan."

______________________________________________

Keesokkan harinya ketika aku sedang bersiap-siap menjalani rutinitasku sebagai seorang karyawan. Kudengar deru mobil sekitar pukul setengah tujuh. Aku pikir itu Andrew. Namun mengapa Andrew menjemputku di jam segini?

Aku bergegas keluar dari kamar dan bermaksud mengeceknya. Siapa tau memang Andrew yang akan memberitahu ada meeting dadakan atau mengajakku sarapan diluar. Itulah yang ada dibenakkku saat ini.

Namun apa daya, ketika langkahku mulai mendekati pintu depan. Aku mendengar suara yang kupikir bukan milik Andrew, dan pemiliknya sedang berbincang dengan Bi Emi. Setelahnya Bi Emi mempersilahkan masuk.

"Kok Nevan kesini lagi sih?" Gumamku kesal.

Aku memilih kembali ke kamar. Bola mataku bergerilya menatap seisi ruangan kamar. Aku menggigit ujung kuku ibu jariku sambil mondar-mandir. Aku merasa heran dengan sikap Nevan saat ini. Apa maunya? dan mengapa ia kembali? Bahkan saat ini hatiku sedang jatuh pada Andrew. Meskipun tidak ada yang aku sukai saat ini, bukan berarti aku mau kembali pada Nevan.

Sejenak aku terdiam di depan cermin riasku. Aku memikirkan perbincangan Nevan dan Bi Emi sekelebat. Nevan yang bermaksud mengantarkanku untuk bekerja.

"Aaiisshh... nyebelin banget." Gumamku kesal, kuraih ponselku dan bermaksud menelepon Andrew.

"Iya Vya, selamat pagi kok telpon?" Sapa suara Andrew dari kejauhan.

"Ehmm.. Ndrew ehmm..." Aku sedikit ragu untuk menjelaskan situasiku saat ini.

"aahhmm ehmm ahmm ehmm.. Kenapa? kenapa? ngomong aja."

"Itu si, si cowo yang kemaren kesini lagi."

"Mantan kamu?"

"Ii...iiyaa."

"Mau ngapain?"

"Nganter aku katanya gimana dong?"

Andrew terdiam beberapa saat, sungguh aku merasa tidak enak. Meskipun kami tak ada ikatan apapun. Mau bagaimanapun saat ini aku sedang dekat dengannya. Segala sesuatu yang kumau ia turuti. Dan sekarang Nevan datang lagi. Ohh... sial.

"Yaudah." Kata Andrew.

"Yaudah gimana?" Tanyaku sembari mengeryitkan dahi.

"Kamu bareng dia dulu kasian kan udah jauh-jauh."

"Hihhh!!! apaan sih kamu?"

"Kenapa Vya?"

"Dasar gak peka, gampang banget ya nyuruh aku sama cowo lain????!!!"

Aku segera mematikan panggilanku pada Andrew. Sejujurnya aku kecewa dengan sikap Andrew. Mungkin ia memberikanku keleluasaan. Namun mengapa tak ada sedikitpun kekhawatiran atau setitik saja kecemburuan. Mengapa dengan gampangnya ia bilang aku harus menerima mobil pria lain. Bahkan pria itu mantan kekasihku.

"Gak ada yang beres!!" Aku mendengus sangat kesal.

Aku meraih tas dan ponselku kembali. Kemudian kulangkahkan kakiku keluar dari istana bonekaku. Dengan langkah tegas dan hati yang panas aku berjalan menyusuri lantai-lantai rumahku. Bahkan selera makanku saat ini sudah musnah, padahal Bi Emi sedang memasakkan makanan kesukaanku.

"Ehm pagi Navya? ehm boleh aku anter ya?" Tanya Nevan saat aku tengah berada di ruang tamu.

Aku menghiraukan sapaan Nevan, kulanjutkan langkah kakiku untuk keluar ke garasi mobil. Namun tak berapa lama langkahku terhenti ketika Nevan memegang jari-jari tanganku dari arah belakang. Aku hanya menatapnya nanar.

"Apaan sih Van? Kalo mau maen mah maen aja gue gak akan ngusir lo tapi lepasin tangan gue, gue mau berangkat!!" Kataku padanya, kukibaskan tangan Nevan dari tanganku.

"Vya ini masih pagi aku gak mau berantem sama kamu, aku cuman pengen nganterin kamu doang kok." Pinta Nevan.

"Van gue bisa kok berangkat sendiri gue punya mobil walopun butut tapi gue gak butuh bantuan lo buat nganterin jadi gak usah sok baik deh lo!"

"Navya kok kamu bisa jadi kayak gini sih sekarang? apa sebegitu hebatnya aku nyakitin kamu, nyampe kamu gak mau ngomong lagi sama aku gak bahkan liat aku aja gak mau?"

"Hahaha.... emang lo siapa? kepedean banget nyampe bisa bikin gue kayak gini. Intinya ya Van sekarang lo tu bukan siapa-siapa gue lagi, lo anak konglo Van dan gue cuman karyawan biasa bahkan semua orang yang setara ama lo bisa nyakitin gue juga. Jadi kalo gue sekarang begini bukan karena lo tapi gue gak mau ada lagi orang yang nyakitin gue seenak jidatnya!!!"

Aku menatap tajam pada Nevan, aku lebih menegaskan lagi perkataanku padanya. Aku hanya berharap saat ini Nevan menyerah. Bukan karena aku Ge-eR hanya saja untuk apa seorang mantan kembali dengan segala perhatiaannya kalau tidak untuk meminta bersama lagi. Kalau tidak, mungkin kekasihnya saat ini tak sebaik dari diriku.

Aku segera melangkah tegas menuju mobil putihku. Sedang Nevan masih berdiri ditempatnya sembari menatapku sayu. Mungkin ada penyesalan dalam hatinya yang telah melepasku.

Tak lama kemudian aku telah sampai pada mobilku. Ku buka pintu dan bermaksud memasukinya. Namun di tahan oleh tangan seseorang yang tak lain adalah Nevan.

"Fuuuhhhh.... apaan lagi? kurang jelas emang?" Tanyaku tajam.

"Maaf. maafin aku Navya. Aku kangen kamu aku bener-bener kangen kamu. Maaf aku bodoh saat itu, aku mulai sadar kamu yang paling aku cintai selama ini. Bahkan mama juga udah setuju aku sama kamu mama juga kangen kamu. Tapi semua hancur gara-gara aku sendiri. Vya kasih aku kesempatan sekali lagi, aku mohon."

Aku menghela nafas dalam-dalam, ketika aku tatap wajah Nevan yang berderai air mata penyesalan. Ada rasa iba yang tumbuh di hatiku. Apalagi ia membawa nama ibunya. Memang dulu aku cukup dekat dengan ibunya. Bahkan sudah aku anggap ibu sendiri. Kemudian ku pegang pundak Nevan dan mengusapnya halus.

"Maaf Van kalau sikap gue kayak gini tapi jujur hati gue udah terlanjur sakit dulu. Gue juga minta maaf jika selama pacaran sama lo gak bisa ngasih apa yang lo mau. Tapi sekarang gue udah gak ada rasa ama lo lagi Van, udah ada orang yang bisa bikin hati gue terbuka lagi setelah kekecewaan gue. So, gue gak bisa ngasih lo kesempatan lagi maaf." Kataku padanya.

Ku lepaskan tanganku pada pundak Nevan. Aku memasuki mobilku dengan tatapan yang masih kutuju padanya bukan tatapan kesal lagi saat ini melainkan lebih ke rasa iba.

"Vya.. tunggu sebentar! Aku gak akan nyerah sampai cinta kamu tumbuh lagi buat sku. Dan saat ini kamu juga belom bilang udah pacaran kan? Jadi aku gak akan nyerah ngejar kamu lagi jadiin ini kesempatan terakhir aku." Katanya.

"Bener-bener deh ni orang."

Aku memacu mobilku dan mengabaikan Nevan yang masih saja ngeyel. Mengingat sifatnya yang semua ia mau harus didapat. Bukan hal semudah itu Nevan melepasku. Aku sedikit menyesal memberikan rasa iba padanya.

" Duhh... tu anak mau apalagi besok dan besoknya lagi???!!!"

____________________________________________

***Bersambung...

Dasar mas mantan ngeyelan***.

Terpopuler

Comments

Imas Masrifah Priyadi

Imas Masrifah Priyadi

hay mantan,,apa kbr ny...?..😁

2020-05-07

0

Dasri Dasri

Dasri Dasri

Tpo aku suka nevan drpd andrew hehe stdknya ortu nevan kn dh tau hubungan mrka

2020-03-19

0

Erwin Nultri

Erwin Nultri

laahh thorr itu sih masih mending..la aku nih..mantan mlah jadi adik sepupu aku gimna coba...saban hari ketemu...nikah ma saudara aku

2020-02-16

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Sakit Hati
2 Bayangannya
3 Sadar
4 Memori
5 Alasan
6 TOKOH VISUAL
7 Berusaha
8 Mulai Pudar
9 Tatapan
10 Mendekat
11 Langkah Awal
12 Harapan
13 Kencan
14 Perasaan
15 Hanyut
16 Perhatian
17 Berdua Denganmu
18 Tak Terduga
19 Nevan 1
20 Nevan 2
21 Ngambek
22 Pertemuan
23 Pamit
24 Berpisah
25 Rindu
26 Kabar
27 Penasaran
28 Ungkapan
29 Rahasia
30 Kosong
31 Andrew
32 Bersikukuh
33 Penjelasan
34 Hubungan
35 Pilu
36 Happy
37 Terpaksa
38 Muak
39 Menghindar
40 Tidak Habis Pikir
41 Permintaan Gila
42 Terpaksa
43 Tak Berkutik
44 Perkenalan
45 Stress
46 Tidak Stabil
47 Pulang
48 Tergerus Perih
49 Lagi-lagi
50 Bertahan
51 Menimbang
52 Malam Hari
53 Oh Haris!
54 Kencan Wajar
55 Merawat
56 Niat
57 Keputusan Tak Terduga
58 Hati Navya
59 Tak Mengerti
60 Dihadang
61 Yah!
62 Hmm
63 Keputusan
64 Pengaruh Diriku
65 Kesepakatan Balasan
66 Permulaan
67 Kini Bertemu
68 Ulah?!
69 Sisa
70 Papa
71 Pulang ke Rumah
72 Permintaan sang Ayah
73 Datang Berkunjung
74 Mengubah
75 Berangkat!
76 Terbang
77 Hari Pertama Kerja
78 Ajakan Affandy
79 Lelah Sekali!
80 Jalan-jalan
81 Begitu
82 Curhat
83 Canggung
84 Fans
85 Ungkapan
86 Merenung
87 Definisi
88 Cemburu
89 Cara
90 Tring
91 Suasana Baru
92 Kate
93 Respon
94 Curhat
95 Bertemu Diam-Diam
96 Tengil
97 Usahanya
98 Jatuh Cinta Berkali-kali
99 Nanti Dulu
100 Bruk!
101 Rencana
102 Usul
103 Paginya, duh!
104 Tidak Terduga
105 Mantan
106 Dia Marah
107 Dimaafkan
108 Geram
109 Bantuan
110 Jebakan
111 Telepon dari ...?!
112 Kembali
113 Meminta Izin
114 Persiapan
115 Batal Pulang?!
116 Kejutan
117 Tak Menyangka
118 Bicara Terpisah
119 Pesta
120 Dia Lagi
121 Tolak
122 Respon Orang tua
123 Ribet!
124 Sebel, lalu kejutan ...?
125 Kehadiran Dirimu
126 Curhat dari Kate
127 Jalan
128 Baikan
129 Merasa Aneh
130 Retaknya Hubungan
131 Pusing
132 Tidak Membaik
133 Tidak, setelah kecewa.
134 Jangan Ikut
135 Dia Aneh
136 Permintaan
137 Keputusan Hati
138 Baikan
139 Pertunangan
140 Pasangan Baru
141 Beban
142 Izin Kerja
143 Arti Sahabat
144 Rencana Sepihak
145 Pengakuan
146 Pertemuan dengan Haris
147 Hampir Melakukannya
148 Resepsi
149 Sitaku
150 Malam Yang Indah
151 Kejutan Dari Teman-teman
152 END—Bahagia
153 Amanat Istri Pertama
154 Pembalasan Istri Yang Dibunuh Suaminya
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Awal Sakit Hati
2
Bayangannya
3
Sadar
4
Memori
5
Alasan
6
TOKOH VISUAL
7
Berusaha
8
Mulai Pudar
9
Tatapan
10
Mendekat
11
Langkah Awal
12
Harapan
13
Kencan
14
Perasaan
15
Hanyut
16
Perhatian
17
Berdua Denganmu
18
Tak Terduga
19
Nevan 1
20
Nevan 2
21
Ngambek
22
Pertemuan
23
Pamit
24
Berpisah
25
Rindu
26
Kabar
27
Penasaran
28
Ungkapan
29
Rahasia
30
Kosong
31
Andrew
32
Bersikukuh
33
Penjelasan
34
Hubungan
35
Pilu
36
Happy
37
Terpaksa
38
Muak
39
Menghindar
40
Tidak Habis Pikir
41
Permintaan Gila
42
Terpaksa
43
Tak Berkutik
44
Perkenalan
45
Stress
46
Tidak Stabil
47
Pulang
48
Tergerus Perih
49
Lagi-lagi
50
Bertahan
51
Menimbang
52
Malam Hari
53
Oh Haris!
54
Kencan Wajar
55
Merawat
56
Niat
57
Keputusan Tak Terduga
58
Hati Navya
59
Tak Mengerti
60
Dihadang
61
Yah!
62
Hmm
63
Keputusan
64
Pengaruh Diriku
65
Kesepakatan Balasan
66
Permulaan
67
Kini Bertemu
68
Ulah?!
69
Sisa
70
Papa
71
Pulang ke Rumah
72
Permintaan sang Ayah
73
Datang Berkunjung
74
Mengubah
75
Berangkat!
76
Terbang
77
Hari Pertama Kerja
78
Ajakan Affandy
79
Lelah Sekali!
80
Jalan-jalan
81
Begitu
82
Curhat
83
Canggung
84
Fans
85
Ungkapan
86
Merenung
87
Definisi
88
Cemburu
89
Cara
90
Tring
91
Suasana Baru
92
Kate
93
Respon
94
Curhat
95
Bertemu Diam-Diam
96
Tengil
97
Usahanya
98
Jatuh Cinta Berkali-kali
99
Nanti Dulu
100
Bruk!
101
Rencana
102
Usul
103
Paginya, duh!
104
Tidak Terduga
105
Mantan
106
Dia Marah
107
Dimaafkan
108
Geram
109
Bantuan
110
Jebakan
111
Telepon dari ...?!
112
Kembali
113
Meminta Izin
114
Persiapan
115
Batal Pulang?!
116
Kejutan
117
Tak Menyangka
118
Bicara Terpisah
119
Pesta
120
Dia Lagi
121
Tolak
122
Respon Orang tua
123
Ribet!
124
Sebel, lalu kejutan ...?
125
Kehadiran Dirimu
126
Curhat dari Kate
127
Jalan
128
Baikan
129
Merasa Aneh
130
Retaknya Hubungan
131
Pusing
132
Tidak Membaik
133
Tidak, setelah kecewa.
134
Jangan Ikut
135
Dia Aneh
136
Permintaan
137
Keputusan Hati
138
Baikan
139
Pertunangan
140
Pasangan Baru
141
Beban
142
Izin Kerja
143
Arti Sahabat
144
Rencana Sepihak
145
Pengakuan
146
Pertemuan dengan Haris
147
Hampir Melakukannya
148
Resepsi
149
Sitaku
150
Malam Yang Indah
151
Kejutan Dari Teman-teman
152
END—Bahagia
153
Amanat Istri Pertama
154
Pembalasan Istri Yang Dibunuh Suaminya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!