Dalam kurun waktu hampir dua bulan ini, tak ada yang berkembang antara aku dan Andrew. Aku hanya sekedar berbalas pesan lewat aplikasi yang bernama whatapps. Jujur saja aku mengharapkan lebih dari ini, maksudku lebih dekat dari ini. Namun mengingat diriku sebagai seorang wanita akan sangat malu jika maju terlebih dahulu. Kadangkala hatiku bimbang saat Andrew tak membalas pesan dariku dan aku tak berhak menanyakannya kan?
"Ah... sudahlah mungkin dia hanya mencari teman. gue aja yang keGe-Eran." Gumamku.
Aktivitasku masih sama saja. Masih setia menjadi karyawan kantor yang bejibaku dengan kertas-kertas membosankan. Apalagi hari ini akan ada peluncuran produk baru pada perusahaan. Mau tidak mau semua karyawan di harapkan mengerahkan segala gagasan dan idenya. Hampir seisi ruangan tak ada yang bersuara, hanya terdengar sanyup helaan nafas dan suara ketikan. Situasi ini terus berlanjut sampai jam makan siang tiba.
"Fyuhhhh..." Aku menghela nafas lega.
Terlihat di sebrang tempat kerjaku, Andrew dan Sita saling berbincang. Tak lama kemudian Andrew berjalan ke arahku. Aku menatap Sita yang menyipitkan satu matanya padaku.
"Mau makan siang bareng gak?" Tanya Andrew sedikit membuatku tercengang.
"Ehm... Sita?"
"Gue udah minta izin dia kok, mau bareng sama temen lainnya katanya. Mau ya?"
"Oke."
Senyumku merekah indah terpancar di wajah. Ada rasa berdesir di hatiku. Kemudian Andrew mengajakku ke sebuah restoran cukup mewah tapi masih mampu lah untuk sekelas karyawan. Kami saling memesan makanan masing-masing.
"Vy... malem ini ada acara gak?" Tanya Andrew.
"Ohh... Ada kok." Jawabku sembari menatap Andrew. Kulihat raut wajahnya sedikit lesu.
"Hehe... tidur kan acaranya." Lanjutku
"Ehm... navya gue serius kali. ada gak?"
"iya gak ada ganteng."
"Kalo gitu jalan yuk, gue ada dua tiket nonton nih abis maghrib. Janji deh pulangnya gak malem-malem."
"Orang jalan malem gak pulang malen berarti pagi gitu?"
"Nev?"
"Hehe... iya iya bisa kok. kaku amat sih."
"Dandan yang cantik ya."
Andrew menyentil pelan dahi ku. Aku senang menggodanya seperti ini. Ibarat sudah mengeluarkan segala keberanian tapi di luluhkan tiba-tiba. Andrew terlihat sangat imut di saat-saat seperti itu.
Kami kembali menyantap makan siang sampai habis. Dan bergegas ke kantor untuk mengerahkan segala kemampuan di otak. Beruntung aku bekerja di dalam tim yang kompeten dan mudah di ajak bekerja sama. Dalam kondisi karakterku yang susah bergaul, mereka mampu membuatku masuk ke dalam keakraban.
Jujur saja setelah gurauan Sita saat mendapatiku menatap Andrew menjadi bahan candaan bagi rekan-rekan kerjaku untuk menggodaku. Saat itulah aku mulai bisa berbaur dengan mereka.
Aku sangat bersyukur bertemu Sita, sahabatku yang bisa mendengarkan segala keluh kesahku. Dengan sifatnya yang tampak kekanakan ia mampu menghidupkan suasana sampai merubah kebiasaan burukku.
Setibanya dirumah aku merebahkan tubuh sebentar, terlintas wajah Andrew yang kikuk saat mengajakku jalan tadi siang. Spontan aku terbangun dari tiduranku, aku memikirkan baju yang bagus hari ini. Ku buka lemariku.
"Ehm... pake yang mana ya?" Gumamku, padahal banyak sekali baju-baju yang ku miliki. Tapi yang namanya wanita, sebanyak apapun pakaian pasti kelabakan pada saat akan bepergian apalagi kencan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Zubethh Nci
vya lucu juga thor
2020-07-08
0
Yanti Suryanti
yg cntk az bngung n susah klo mw jln pa lg yng jlek n gndut ya 😀😀
2020-01-18
0