"Navyaaaaa.....!!"
Terdengar suara cempreng memanggilku, yang tak lain adalah milik Sita sahabatku sekaligus rekan kerja. Aku menengadah ke arahnya. Tampak ia berlarian kecil kearahku. Tubuhnya yang mungil dengan kulit putih kemerahan, berbadan agak pendek dan sedikit berisi tampak bergeol-geol melangkahkan kakinya. Karyawan lain tak merasa aneh lagi dengan kelakuannya yang kocak serta suara cemprengnya.
"Ya Ampun beby kamu kenapa?" tampak raut wajah heran Sita saat mendapati mataku yang memerah dan sembab.
"I'm fine." Jawabku acuh tak acuh.
"Seriously?"
"Iya Sit. Entar gue ceritain kalo ada waktu."
"Hmmm. oke deh."
Dibalik sifat Sita yang kekanakan, ia cukup mengerti situasi apalagi saat aku merasa tak ingin terlalu diganggu. Sita menggandengku kearah lingkaran beberapa orang karyawan melakukan do'a pagi dan briefing bersama.
Beberapa saat kemudian, kami kembali ke tempat masing-masing mulai disibukkan dengan aktivitas di depan komputer masing-masing. Suasana cukup kondusif hanya terdengat ketikan keyboard atau karyawan yang saling membahas suatu proposal. Kulihat Andrew sedang berdiri berada di meja paling pojok cukup jauh dariku. Tampak menggaruk kepalanya dengan sebuah bolpoin. Aku berencana akan berterima kasih dengan benar soal kemarin.
Tampak didepanku beberapa berkas bertumpuk yang harus aku selesaikan. Namun pikiranku sama sekali tidak bisa fokus. Sampai akhirnya aku memutuskan ke kamar kecil untuk sekedar membasuh wajah.
Ku tatap lukisan diriku pada cermin. Aku menguatkan diri agar tak lagi memikirkan Nevan. Harus fokus dan badai sudah berlalu. Setelah ku rasa cukup tenang aku bergegas kembali ke ruang kerja.
Dugg!!
Kepala terbentur sesuatu di depanku tepat di lantai belokan. Aku mengangkat kepalaku. Duhh... Aku menabrak seseorang. Yang tak lain adalah Andrew.
"Eh... sorry ndrew gue gak sengaja."
"Kayaknya hobi lo emang tabrak menabrak ya."
Wajahku memerah, aku hanya tersenyum sipu malu.
"Fokus ya Vhy apapun masalahnya jangan membahayakan diri. Masih mending nabrak gue, kalau nabrak si bos besar langsung dapet surat peringatan seharian gak bakal pulang kantor lo." Kata Andrew seraya mengelus lembut kepalaku.
"Ya sorry. Gue kan gak sengaja lagian kemana-mana pasti ada lo. Jangan-jangan lo ngikutin gue lagi.. hihi."
"Walopun nggak.. tapi kalo boleh bakal gue ikutin kemanapun lo pergi. Gue siap."
"Dih..Apaan sih."
Andrew terus meledekku dengan kalimat yang cukup membuatku malu. Ia hanya cekikian mendapati wajahku yang memerah. Aku pun segera kabur ke kembali ke medan perang melawan berkas-berkas membosankan.
Di sela kesibukanku, terlintas hal-hal lucu dan gombalan Andrew tadi. Tanpa kusadari tersungging senyum manis di wajahku.
"Dia sangat manis ternyata. Tapi belum menarik hatiku hihi.."
Tepat pukul jam dua belas siang, seluruh pegawai berhamburan keluar. Jam makan siang telah tiba. Tampak Sita berjalan ke arahku.
"Mau makan dimana beb?" Tanya Sita.
"Ehmm gak pengen ke kantin. Aku pengen ke tempat agak sepi yaa.. kafe depan."
"Tapi beb gue pengen makan nasiiii taukkk.. di cafe tuh makanannya sedikit. mana kenyang gue." Cerocos Sita dengan gaya ala centilnya
Aku terdiam sebentar.
"Yaudah ke KFC aja ya pliiisss." Pintaku memohon.
"Iyaaa udah dehh."
Beruntung kami memiliki jam makan siang yang lumayan lama, dengan mengendarai mobilku kami menuju pada sebuah gedung KFC yang berjarak sekitar 300meter dari kantor. Tampak hanya segelintir orang yang datang hari ini, jadi tidak terlalu ramai.
"Sit lo yang pesen ya." Pintaku pada Sita seraya mencubit pipi gembulnya.
"Ihh.. iyaa menu biasa kan?"
Setelah mendapat pesanan, aku mengajak Sita ke meja kosong paling pojok.
"Vhy tadi pagi kenapa?" Tanya Sita agak canggung.
"Nggak papa sih, gue cuman putus sama Nevan dari tiga hari yang lalu." Jawabku acuh.
"Haaaaaahh!!! serius! kenapa? perasaan kalian adem ayem aja tuh?"
"Gak ada masalah apa-apa Sit. Gak tau."
"Ceritain dong siapa tau bisa bantu saran. Lo keliatan gak banget hari ini."
Aku menghentikan aktivitas mengunyahku. Dengan sesak, aku ceritakan semuanya termasuk kejadian di lampu merah pada Sita. Sesekali aku menghela napas dalam mencoba menenangkan diri agar tidak menangis lagi. Tampak Sita menyimak dengan seksama.
"Ya ampun beb. Kenapa dia jahat banget ya? Maafin gue ya, gue gak ada maksud ngenalin lo sama orang kayak gitu, Sumpah gue baru tau kalo Nevan tipe gek setia. Maaf ya."
"Ini bukan salah lo kok, lagian ini hubungan gue."
"Ya tapikan.."
"Udah ah."
Sita terus meminta maaf padaku, ada rasa tak enak dalam dirinya. Sebenarnya Sita merupakan mak comblangku dengan Nevan. ia adalah temen satu kampus dengan Nevan ketika duduk di bangku perkuliahan. Saat itu, Sita menggundangku di acara ulang tahunnya. Disitulah Sita mengenalkanku pada Nevan karena Nevan memintanya.
Jam makan siang perlahan habis. Aku dan Sita kembali ke kantor. Sesekali Sita melirikku, ada rasa tak enak hati serta iba terpancar diwajahnya. Ia hanya mampu mengusap pundakku dan memberi saran. Ia berharap aku cepat melupakan Nevan dan tabah dengan sakit hatiku saat ini.
Para karyawan memulai aktivitasnya kembali dengan serius sampai waktu jam kerja usai.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Endang Werdiningsih
ternyata sdh bnyk bgt novel yg haidr setelah aku gendut,,,
lama bgt ga buka profile mba vhie devi putir
piye jal nulise sing bener...
2021-04-23
1
AsnaIloponu
bagus thor
2021-04-20
0
Sari Sari
bagus bagus
2020-07-17
0