Oh hari senin, hari yang paling menyebalkan untuk sebagian besar umat manusia di dunia.
Dengan wajahku yang cukup cantik, bibir tipis namun sensual, kulit putih, tinggi 160 cm, berat badan kurang lebih 50 kg, mata belo' yang indah, hidung mbangir. Seperti itulah penilaian orang terhadapku. Tak cukup memakan waktu lama untuk berias, hanya dengan sentuhan make up tipis, rambut kuncir kuda, pakaian formal karyawan. Kurasa aku cukup elegan.
Setelah bersiap dan usai sarapan. Jam tujuh pagi aku berangkat ke kantor dengan mobil putih kesayangan. Ku pacu perlahan si putih. Aku bertekad ingin mengawali hari lebih baik dari kemarin.
Di tengah perjalanan ku putar lagu-lagu aliran jazz agar lebih semangat. Hiruk-pikuk perkotaan di pagi hari memang cukup padat. Belum lagi harus terjebak macet di beberapa tempat. Sesekali aku tengok keluar jendela, aku merasa miris kudapati banyak anak kecil mengemis atau mengamen di pagi hari yang anak biasa pasti telah berada di ruang kelas untuk belajar.
Tepat di lampu merah menyala, barisan mobil dan sepeda kotor berjejer rapi menunggu si hijau menyala selama 3 menit lamanya. Terdengar sayup-sayup perbincangan mesra di mobil hitam sampingku. Aku tengok sebentar.
"Hmm.. dulu aku sama Nevan juga seperti ini kalo lagi dianterin." Batinku iri sembari ku buka kaca mobilku. Kepo.
"Sayang tumben ya jam segini panas, kacanya di buka dulu ya biar ada angin seger masuk." Pinta seorang gadis dari mobil tersebut.
Wajahnya oriental, kulitnya putih dan hidungnya agak pesek namun ia cukup imut mungkin ada darah cinanya. Disaat aku mengamatinya tampak ia mengecup bibir pria disampingnya mungkin kekasih.
"Hmmm.. tak tau malu sekali." Batinku.
Aku semakin merasa kepo dengan kelakuan mereka. Aku amati mobilnya, seperti tak asing. Aku melongok lagi pada si pengendara yang masih saja bermesraan. Aku tersontak kaget. Mataku bertemu dengan mata pria tersebut.
"Nevan!!!!" Pekikku reflek.
Tampak raut kaget pada wajah Nevan, dan ada kebingungan terpancar di wajah si gadis oriental disamping. Aku terdiam sesaat, aku tak percaya baru terhitung tiga hari semenjak kami putus. Dan kudapati Nevan sudah menemukan tambatan hati baru. Aku tersadar kembali ketika mendengar klakson dari pengendara di belakangku. Lampu hijau sudah menyala, tanpa pikir panjang aku pacu mobil dengan cepat.
"BANGSAT!!!"
Padahal aku berencana melupakan semua hari ini, tapi malah aku bertemu dia. Tidak! aku bertemu mereka. Dadaku sesak sekali, aku menangis lagi.
Beruntung aku selamat sampai kantor. Mataku sembab, tak ku hiraukan karyawan karyawan lain yang saling bertegur sapa. Aku terus melangkahkan kaki sampai ke meja kerja ku kemudian aku terduduk lesu. Kutundukkan kepalaku diatas tangan yang ku silangkan di papan meja. Terisak lagi, pelan sangat pelan walau rasanya ingin sekali aku berteriak. Namun aku tak ingin orang lain tau, aku sangat malu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Dasri Dasri
Ih klo wktu itu d kasih akan lebih hancur lagi pastinya skrg aja yg cuma ciuman nangis trus wakkaka bucin
2020-03-18
1
delesia
cerita yg bagus ..
2020-02-13
0
Yanti Suryanti
cwo kyk gtu mah gk sah dtangisin syng air mtanya..
2020-01-18
0