Nevan 1

__________________________________________

Benar saja. Ketika aku memasuki pintu rumah tampak Nevan sedang berbincang dengan Bi Emi. Ku hentikan langkahku dan kusandarkan tubuhku pada kusen pintu. Belum ada yang tersadar diantara mereka bahwa aku sudah tiba di rumah. Ada perasaan malas untuk menyapa Nevan bukan karena aku masih sakit hati. Entahlah intinya aku malas saja.

"Apaan sih maksudnya pake kesini segala." Gumamku sembari mendengus kesal.

Mau tak mau aku langkahkan kaki mendekat. Ingin sekali berjalan diam-diam ke arah kamar agar tidak harus bertegur sapa dengan Nevan. Namun kuurungkan niatku. Aku takut jika menimbulkan masalah atau dianggap tuan rumah yang tidak sopan.

"Ehh non Vya udah pulang?" Celetuk Bi Emi dibarengi dengan tengokan Nevan yang mengarah padaku.

"Iya udah." jawabku jutek.

"Ehm.. Vya aku bawain cookies kesukaan kamu lho." Kata Nevan.

Aku menghiraukannya, aku mendudukkan tubuhku di kursi tamu yang berseberangan dengan Nevan. Situasi kecanggungan pun menyerang ditambah Bi Emi yang meninggalkan kami berdua.

"Ehm.. Maaf Vya kamu pasti capek ya? aku malah udah kesini pas kamu baru pulang hehe." Kata Nevan mencoba membuka percakapan dengan raut wajah malu-malu.

"Ya sedikit." Jawabku yang masih saja jutek.

"Tadi aku mau jemput takut kamu bawa mobil gitu Vy. Oh iya ini cookies kesukaan kamu." Katanya lagi seraya membuka bungkus cookies.

"Van lo ngapain sih?"

"Maksud kamu Vy?"

"Ditanya kok malah nanya maksud lo tu apa dateng kesini bawa ini itu dan nomor baru itu punya lo kan?"

"Ehm kamu sekarang galak banget ya. hehe iya itu nomor aku, aku juga gak ada maksud laen kok."

Aku menghela nafas panjang dan mendengus kesal. Benar-benar menyebalkan, begitulah perasaanku pada Nevan saat ini. Namun ia sama sekali tak peka atas sikapku yang seolah-olah ingin mengusirnya, ia malah semakin menunjukkan perhatiaannya padaku. Sialan!

"Vya jangan galak gitu dong emang aku gak boleh ya kangen kamu? aku tau aku salah tapi gak segitunya juga sikap kamu." Katanya tiba-tiba mungkin ia dapati raut wajahku yang semakin masam saja.

"Nah itu lo tau kenapa gak pulang-pulang sih gue capek!"

"Navya kok bisa jadi begini sih? segitu bencinya ya aku kan udah minta maaf atau jangan-jangan udah punya pacar baru?"

"Emang ada urusan apa sama lo? mau punya ke mau gak ke, lo tu gak ada sangkut pautnya. Bisa gak sih ngertiin gue, gue kan baru pulang kerja hihhh!"

"Fuhh... iya aku tau aku salah dan gak ada urusan lagi. Tapi gak seharusnya kamu bersikap kayak gini. Setiap orang pasti punya salah tapi bukan berarti mereka gak bisa berubah."

"Terserah lo!"

Aku meninggalkan Nevan menuju kamarku. Sedang ia masih duduk di ruang tamu sambil menunduk frustasi. Sejujurnya aku merasa tak enak juga apalagi setelah mendengar perkataan terakhirnya dari pertengkaran kami. Namun, sepertinya rasa kesalku padanya jauh lebih besar. Terlebih ia menggagalkan rencana Andrew yang akan mampir kerumahku hari ini.

Kurebahkan tubuhku pada ranjang kesayanganku. Tidak kuketahui apakah Nevan sudah pergi atau belum. Aku memilih memainkan ponselku dan mendengarkan musik beraliran jazz kesukaanku. Tak ada yang lebih nyaman dari ini ya terkecuali saat bersama Andrew. Hihi..

"Tok..tok..tok." Terdengar suara ketukan dari arah pintu kamarku.

"Siapa?" Tanyaku, aku agak sangsi takut-takut Nevan masih bersikeras saja ingin menemuiku.

"Bibi non." Jawab sang pemilik jari pengetuk.

Aku segera membangunkan tubuhku dan membuka pintunya.

"Kenapa Bi?" Tanyaku.

"Enggak non, cuman pengen ngomong sebentar aja." Jawabnya, lalu kupersilahkan masuk dan kami duduk diatas ranjangku dengan posisi bersebelahan.

"Non Bibi gak tau masalah non Vya sama den Nevan tapi bukannya tadi agak keterlaluan ya non maaf tadi bibi gak sengaja denger."

"Enggak kok Bi yang aku omongin tadi gak sebanding ama perlakuan si pecundang itu yang dulu pas aku pulang nangis-nangis apalagi mobil aku nyampe nabrak."

"Owalah, bibi sih bisa paham perasaan non Vya tapi ya non seharusnya non Vya ngasih kesempatan den Nevan ngomong dulu."

"Mau ngomong apalagi bi lagian itu udah lama terus sekarang juga udah gak boleh maen kerumah aku seenaknya dong Bi."

Bi Emi terdiam mendengar perkataanku. Mungkin ia masih merasa heran dengan sikap keras kepalaku yang tak hilang-hilang.

"Emang tadi Nevan ngobrol apa sama bibi?" Lanjutku.

"Gak ada sih non cuman ngobrol selama ini kabar non Vya gimana ngapain aja."

"Ohh..."

"Non maaf ya bukannya bibi mau ngajarin. Tapi coba deh non Vya bersikap lebih dewasa. Coba dengerin den Nevan dulu siapa tau ada yang penting yang mau disampaikan."

"Kapan-kapan bi kalo gak males."

"Hmmm... tadi bibi liat wajah den Nevan kayak melas gitu kasian. Mungkin nyesel tapi gak ada salahnya saling memaafkan kan bukan berarti balikan lagi. Sang Kuasa aja maha pemaaf lho non."

Aku hanya mengangguk sambil menyimak nasehat Bi Emi. Tutur lembut gaya bicaranya membuatku manggut-manggut terkagum. Andai saja mama yang di posisinya sekarang ini.

Tak berapa lama, Bi Emi pamit kembali untuk menyelesaikan beberes. Dan aku kembali merebahkan tubuhku. Otakku berputar mengingat ulang perkataan Bi Emi. Aku cerna sedikit demi sedikit. Terlintas pula sikap Nevan yang tiba-tiba datang dan bersikap manis. Aku mulai penasaran apa motif di balik ini.

Bersambung...

_____________________________________________

Wahh... wahh.... wahhh.... drama macam apa lagi ini 😆

udah di-up dari hari jum'at tapi gak dirilis-rilis sama pihak MT..😶😶

Terpopuler

Comments

Imas Masrifah Priyadi

Imas Masrifah Priyadi

klu udh d sakiti,susah untuk melupakn ny,,,aoa lagi ini datang lg tiba2,,,hadeuuhhhh bikin galau aja...😔

2020-05-07

0

Yanti Suryanti

Yanti Suryanti

wjar klo vy prti tu tp yg bi emi ktakn bnr n lbh bjak

2020-01-19

0

Ika Wati

Ika Wati

lanjut

2019-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Sakit Hati
2 Bayangannya
3 Sadar
4 Memori
5 Alasan
6 TOKOH VISUAL
7 Berusaha
8 Mulai Pudar
9 Tatapan
10 Mendekat
11 Langkah Awal
12 Harapan
13 Kencan
14 Perasaan
15 Hanyut
16 Perhatian
17 Berdua Denganmu
18 Tak Terduga
19 Nevan 1
20 Nevan 2
21 Ngambek
22 Pertemuan
23 Pamit
24 Berpisah
25 Rindu
26 Kabar
27 Penasaran
28 Ungkapan
29 Rahasia
30 Kosong
31 Andrew
32 Bersikukuh
33 Penjelasan
34 Hubungan
35 Pilu
36 Happy
37 Terpaksa
38 Muak
39 Menghindar
40 Tidak Habis Pikir
41 Permintaan Gila
42 Terpaksa
43 Tak Berkutik
44 Perkenalan
45 Stress
46 Tidak Stabil
47 Pulang
48 Tergerus Perih
49 Lagi-lagi
50 Bertahan
51 Menimbang
52 Malam Hari
53 Oh Haris!
54 Kencan Wajar
55 Merawat
56 Niat
57 Keputusan Tak Terduga
58 Hati Navya
59 Tak Mengerti
60 Dihadang
61 Yah!
62 Hmm
63 Keputusan
64 Pengaruh Diriku
65 Kesepakatan Balasan
66 Permulaan
67 Kini Bertemu
68 Ulah?!
69 Sisa
70 Papa
71 Pulang ke Rumah
72 Permintaan sang Ayah
73 Datang Berkunjung
74 Mengubah
75 Berangkat!
76 Terbang
77 Hari Pertama Kerja
78 Ajakan Affandy
79 Lelah Sekali!
80 Jalan-jalan
81 Begitu
82 Curhat
83 Canggung
84 Fans
85 Ungkapan
86 Merenung
87 Definisi
88 Cemburu
89 Cara
90 Tring
91 Suasana Baru
92 Kate
93 Respon
94 Curhat
95 Bertemu Diam-Diam
96 Tengil
97 Usahanya
98 Jatuh Cinta Berkali-kali
99 Nanti Dulu
100 Bruk!
101 Rencana
102 Usul
103 Paginya, duh!
104 Tidak Terduga
105 Mantan
106 Dia Marah
107 Dimaafkan
108 Geram
109 Bantuan
110 Jebakan
111 Telepon dari ...?!
112 Kembali
113 Meminta Izin
114 Persiapan
115 Batal Pulang?!
116 Kejutan
117 Tak Menyangka
118 Bicara Terpisah
119 Pesta
120 Dia Lagi
121 Tolak
122 Respon Orang tua
123 Ribet!
124 Sebel, lalu kejutan ...?
125 Kehadiran Dirimu
126 Curhat dari Kate
127 Jalan
128 Baikan
129 Merasa Aneh
130 Retaknya Hubungan
131 Pusing
132 Tidak Membaik
133 Tidak, setelah kecewa.
134 Jangan Ikut
135 Dia Aneh
136 Permintaan
137 Keputusan Hati
138 Baikan
139 Pertunangan
140 Pasangan Baru
141 Beban
142 Izin Kerja
143 Arti Sahabat
144 Rencana Sepihak
145 Pengakuan
146 Pertemuan dengan Haris
147 Hampir Melakukannya
148 Resepsi
149 Sitaku
150 Malam Yang Indah
151 Kejutan Dari Teman-teman
152 END—Bahagia
153 Amanat Istri Pertama
154 Pembalasan Istri Yang Dibunuh Suaminya
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Awal Sakit Hati
2
Bayangannya
3
Sadar
4
Memori
5
Alasan
6
TOKOH VISUAL
7
Berusaha
8
Mulai Pudar
9
Tatapan
10
Mendekat
11
Langkah Awal
12
Harapan
13
Kencan
14
Perasaan
15
Hanyut
16
Perhatian
17
Berdua Denganmu
18
Tak Terduga
19
Nevan 1
20
Nevan 2
21
Ngambek
22
Pertemuan
23
Pamit
24
Berpisah
25
Rindu
26
Kabar
27
Penasaran
28
Ungkapan
29
Rahasia
30
Kosong
31
Andrew
32
Bersikukuh
33
Penjelasan
34
Hubungan
35
Pilu
36
Happy
37
Terpaksa
38
Muak
39
Menghindar
40
Tidak Habis Pikir
41
Permintaan Gila
42
Terpaksa
43
Tak Berkutik
44
Perkenalan
45
Stress
46
Tidak Stabil
47
Pulang
48
Tergerus Perih
49
Lagi-lagi
50
Bertahan
51
Menimbang
52
Malam Hari
53
Oh Haris!
54
Kencan Wajar
55
Merawat
56
Niat
57
Keputusan Tak Terduga
58
Hati Navya
59
Tak Mengerti
60
Dihadang
61
Yah!
62
Hmm
63
Keputusan
64
Pengaruh Diriku
65
Kesepakatan Balasan
66
Permulaan
67
Kini Bertemu
68
Ulah?!
69
Sisa
70
Papa
71
Pulang ke Rumah
72
Permintaan sang Ayah
73
Datang Berkunjung
74
Mengubah
75
Berangkat!
76
Terbang
77
Hari Pertama Kerja
78
Ajakan Affandy
79
Lelah Sekali!
80
Jalan-jalan
81
Begitu
82
Curhat
83
Canggung
84
Fans
85
Ungkapan
86
Merenung
87
Definisi
88
Cemburu
89
Cara
90
Tring
91
Suasana Baru
92
Kate
93
Respon
94
Curhat
95
Bertemu Diam-Diam
96
Tengil
97
Usahanya
98
Jatuh Cinta Berkali-kali
99
Nanti Dulu
100
Bruk!
101
Rencana
102
Usul
103
Paginya, duh!
104
Tidak Terduga
105
Mantan
106
Dia Marah
107
Dimaafkan
108
Geram
109
Bantuan
110
Jebakan
111
Telepon dari ...?!
112
Kembali
113
Meminta Izin
114
Persiapan
115
Batal Pulang?!
116
Kejutan
117
Tak Menyangka
118
Bicara Terpisah
119
Pesta
120
Dia Lagi
121
Tolak
122
Respon Orang tua
123
Ribet!
124
Sebel, lalu kejutan ...?
125
Kehadiran Dirimu
126
Curhat dari Kate
127
Jalan
128
Baikan
129
Merasa Aneh
130
Retaknya Hubungan
131
Pusing
132
Tidak Membaik
133
Tidak, setelah kecewa.
134
Jangan Ikut
135
Dia Aneh
136
Permintaan
137
Keputusan Hati
138
Baikan
139
Pertunangan
140
Pasangan Baru
141
Beban
142
Izin Kerja
143
Arti Sahabat
144
Rencana Sepihak
145
Pengakuan
146
Pertemuan dengan Haris
147
Hampir Melakukannya
148
Resepsi
149
Sitaku
150
Malam Yang Indah
151
Kejutan Dari Teman-teman
152
END—Bahagia
153
Amanat Istri Pertama
154
Pembalasan Istri Yang Dibunuh Suaminya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!