Pagi hari ini malas sekali beranjak dari ranjang empuk. Mengingat ini hari Minggu, rasanya sangat tepat untuk bermalas-malasan. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh padahal. Aku masih tak ingin ingin bangun, terdengar sayup suara Bi Emi bermelodi sambil memasak sepertinya. Sedangkan si kecil Cika mungkin masih terlelap.
"Tuling..tuling.."
Aku raih ponselku disamping bantal, yang memaksaku harus membuka mata. Ku mainkan jariku pada layarnya. Tampak nomer tidak dikenal mengirimkan pesan pada aplikasi chat pada ponselku.
"Selamat pagi cewe .."Kalimat yang tertera pada pesan tersebut
Aku berpikir ini ulah orang iseng. Kulihat pada bagian foto profilnya hanya logo salah satu klub sepak bola luar negeri, Menchester United. Lalu aku mengabaikannya. Aku memilih kembali memejamkan mata
"Tuling..tuling.."
Belum ada semenit aku mengabaikannya, nomer tersebut kembali mengirim pesan sampai tiga kali. Ingin kuabaikan, hatiku malah tergerak penasaran pada akhirnya.
"Ini siapa ya." Balasku pada nomer tersebut.
"Masa gak kenal gue vy. si sipit ganteng." Balasnya kembali.
Aku terperanjat sampai bangun dari tiduranku.
"Andrew!!! " Pekikku tak percaya.
Kemudian aku melanjutkan percakapan online itu. Semanis mungkin aku membalas setiap pesannya. Sehingga tidak menimbulkan percakapan yang monoton.
Cukup lama aku saling berbalas pesan dengan Andrew sampai akhirnya dia berpamitan ingin beberes rumah terlebih dahulu. Akupun beranjak dari ranjang dan bergegas mandi. Tercium aroma lezat masakan Bi Emi yang sangat familiar bagiku.
"Ehm... Bi Emi lagi masak ayam kecap kayaknya." gumamku
Aku buru-buru membasuh seluruh tubuh tak sabar ingin menyantap hidangan kesukaanku. Apalagi Bi Emi merupakan koki yang handal untuk menyesuaikan selera lidahku.
Di ruang makan, aku sangat lahap menyantap makanan yang sudah kuidamkan sejak tadi. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bi Emi, apa yang ia masak tidak sia-sia terbukti pancaran senyum merekah pada wajahnya.
"Non, kemaren Bapak telvon katanya bulan ini belom bisa pulang lagi." Kata Bi Emi membuatku terhenti melahap.
"Gak ada urusan sama aku Bi." Jawabku sekenanya, hal seperti ini memang sangat lumrah mengingat mereka hampir setahun tidak pulang sama sekali, bahkan menelepon bisa di hitung dengan jari.
"Gak boleh gitu non, gimanapun mereka orang tua non vya apalagi non vya anak tunggal."
"Terus mereka kerja nyari duit terus nyampe gak pulang buat apa Bi, toh sekarang aku udah kerja. Gak butuh duit banyak juga. Udahlah bi kalo bahas mereka tuh gak ada abisnya."
Perkataanku mampu membuat Bi Emi menciut untuk membahasnya lagi. Ia hanya menghela napas perlahan. Ia sudah tidak heran dengan sifat keras kepalaku.
Setelah sarapan, aku berencana jalan bersama Sita. Mumpung hari liburku tak terisi kegiatan apapun. Lalu kuraih ponselku dan menekan tombol panggil pada nomor yang bertulis "Nona Cempreng".
"Halo beb, kenapa?" Jawab suara cempreng dari jauh sana.
"Jalan yuk , shoping ke apa ke lagi kosong nih."
"Hayu aja cowo gue juga gak jadi maen."
"Sekarang ya, gue langsung jemput."
Aku bergegas berganti pakaian, bercelana jeans lebar selutut dan baju kaos biasa ku padukan dengan sepatu sneakers berwarna putih. Lalu kunyalakan mobil perlahan meninggalkan istanaku menuju rumah Sita.
Selang beberapa saat Aku dan Sita berada di salah satu Mall. Kami berjalan berkeliling mampir toko baju atau sepatu, ke tempat-tempat surga para wanita.
Kami berbelanja cukup lama. Hingga matahari mulai beranjak naik. Aku dan Sita memilih tempat sebuah kafe untuk melepas lelah dan dahaga ketika pesanan telah sampai.
"Sit gue dapet sesuatu pagi ini." Kataku mengawali perbincangan.
"Apaan beb."
"Si Andrew ngechat gue."
"WAAAAAAAAAA.....opsss." Teriak Sita histeris mengundang pengunjung lain menatap kami.
"Bloon lo kenceng bener." Kataku sebal.
"Abisnya gue syooookkk tau gak. Si kalem itu akhirnyaaaa memberanikan diri."
Aku menceritakan semua pada Sita kejadian pagi hari tadi. Aku juga mengungkapkan rasa ketertarikanku padanya. Sita hanya manggut-manggut sesekali meledekku. Inilah yang kami lakukan ketika bertemu saling terbuka masalah satu sama lain dan pastinya tidak ketinggalan budaya anak perempuan "Ghibah".
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Imas Masrifah Priyadi
ya perempuan klu dah kumpul ujung2 ny ghibah....😁😁🙏✌
2020-05-07
0
Yanti Suryanti
asyknya pny shbt 👍👍
2020-01-18
0
Kasma AnngiNg
pmeran utama cwox smp skrg blum muncul thor..
penasarn sangat thor...
2019-10-07
0