Bab 14. Indah Hamil?

Lagi lagi hal ini terjadi, tidak ada satupun yang tahu apa penyebabnya. Bagus dengan sigap menggendong tubuh Indah untuk dipindahkan ke atas tempat tidurnya.

"Kalian jangan diam saja, cepat ambil air hangat dan handuk!" Perintah Bagus kepada Rara dan Bi Lasmi.

Rara segera mengambil baskom yang diisikan oleh air hangat dan juga handuk baru seperti yang diminta Bagus.

Sementara Bi Lasmi juga pergi ke dapur untuk memasak air dan membuatkan teh hangat untuk Indah.

Belum sampai Rara ke dalam kamar Indah terdengar suara teriakan dari Bagus. Rara tergopoh – gopoh masuk  kedalam kamar Indah dan kini Bagus terlihat yang tergeletak di lantai kamar.

Pada punggungnya nampak seperti ada lebam, Rara terkejut melihatnya.

Rara takut penyerang yang waktu itu datang lagi ke dalam rumah itu. dia bergegas mencari Pak Shu. Pak Shu pun akhirnya datang ke kamar Indah untuk melihat apa yang terjadi. Rara Dan Pak Shu panik melihat banyak darah di atas tempat tidur Indah.

Rara dan Bi Lasmi mengurus Indah, setelah itu Bi Lasmi membantu Pak Shu menggendong  Bagus ke kamarnya. Pak Shu dan Bi Lasmi bingung dengan apa yang terjadi.

Rara mencoba menghubungi Om Dinar lagi, tapi masih sama hasilnya, Om Dinar tidak bisa dihubungi lagi. Akhirnya Pak Shu menghubungi Pak Narto meminta tolong untuk membawakan dokter langganan Om Dinar agar bisa memeriksa kondisi Indah.

1 jam kemudian.

Akhirnya dokter pun datang langsung ditemani oleh Rara untuk memeriksa Indah. Pak Shu dan Bi Lasmi menunggu di luar kamar.

"Kamu sudah berkeluarga?" tanya dokter kepada Rara.

Rara menggeleng.

"Kamu siapanya Indah?" tanya dokter itu lagi.

"Saya kawan dari kawannya Indah" jawab Rara cepat.

"Kalau begitu panggil orang dewasa yang bisa bertanggung jawab untuk kemari menemui saya, karena ada yang perlu saya bicarakan. Siapa yang bisa saya ajak bicara di sini?" kata dokter itu lagi.

Rara menjelaskan bahwa dia sudah mencoba menghubungi Om Dinar seharian tapi tidak berhasil. Akhirnya Rara memanggil Pak Shu dan Bi Lasmi untuk bertemu dengan dokter dan Rara diminta untuk menunggu di luar kamar.

Rara baru saja mengetahui dari dokter penyebab Om Dinar tidak bisa dihubungi, menurut dokter alasannya adalah Om Dinar sedang menunggu keluarganya yang sedang dalam keadaan koma di rumah sakit. Rara yang mendengar kabar itu sedih jadinya. Rara mengira sakit istrinya Om Dinar sepertinya semakin parah. Rara kecewa Om Dinar tidak mengabarinya, padahal Rara sangat ingin berkenalan sekaligus menjenguknya.

Pak Shu dan Bi Lasmi terlihat sedih dan bingung saat keluar dari kamar Indah. Rara penasaran dengan apa yang terjadi didalam sana dan dia menanyakannya kepada Bi Lasmi. Bi Lasmi menjelaskan kepada Rara, dan Rara pun sangat terkejut.

Ternyata Indah baru saja mengalami keguguran akibat jatuh ke lantai, dan dokter menyarankan untuk segera membawa Indah ke rumah sakit agar segera ditangani.

Dan saat itu juga dokter menghubungi pihak rumah sakit untuk menyiapkan penanganan pasien yang keguguran dan

“Oh ya, Sus, saya juga minta ambulance segera datang dengan beberapa tenaga medis dengan peralatan untuk berjaga jika situasinya darurat terjadi.” kata dokter di teleponnya.

Rara melihat wajah cemas sang dokter, Rara merasa situasinya mengkhawatirkan.

“Berapa lama mereka akan sampai, Dok?” Tanya Rara.

“Mungkin 30 – 40 menit lagi mereka akan tiba disini. Karena pasti akan butuh waktu, tapi tenang saya sudah memberikan obat untuk menghentikan pendarahannya untuk sementara,” dokter itu meminta pengertian Rara.

“Iya, Dok. Tapi bisakah Indah dapat penanganan darurat dulu dari dokter? Rara takut ada apa – apa,” Rara memohon.

“Pastinya dokter sudah memberikan tindakan yang terbaik yang bisa beliau lakukan saat ini, lihatlah dokter ini pun masih berusaha. Saya tahu karena mantan suami saya berprofesi sebagai dokter juga, dan saya sering menemaninya. Sebaiknya kamu temani pasien,” tiba – tiba bu Tania memberikan pendapatnya.

Tidak ada yang tahu sejak kapan bu Tania ada disana dan menyaksikan semuanya. Rara yang mendengar perkataan bu Tania , bergegas masuk ke dalam kamar Indah dan menemui Indah. Di sana Rara melihat Indah sudah sadar dan Indah sedang menangis. Rara mendekatinya dan memeluknya.

Lalu Rara meminta hand phone Indah untuk menghubungi beberapa keluarga dan sahabatnya. Pada awalnya Indah menolaknya, namun setelah Rara memberikan pengertian bahwa kondisi yang Indah hadapi sungguh serius dan bisa membahayakan nyawa Indah, akhirnya Indah pun setuju.

Ternyata ambulance dan tenaga medis datang lebih cepat. Segera mereka membawa Indah. Namun dokter minta izin untuk tidak ikut mereka karena masih ada satu pasien lagi yang membutuhkannya. dokter melaporkan kepada tenaga medis itu tentang kondisi Indah.

“Saya akan ikut pasien, Dok” kata bu Tania menawarkan diri. Semua orang terkejut dengan penawaran Bu Tania.

“Baik, terima kasih. Maaf sudah merepotkan, kalau ada apa – apa segera hubungi saya,” kata dokter ke bu Tania sambil menepuk bahunya. bu Tania mengangguk tersenyum.

“Rara, titip Tiara ya. Dia sedang tidur sekarang,” pesan bu Tania sebelum akhirnya pergi dengan ambulance yang membawa Indah. Rara hanya mengangguk sedih.

Ketika akan masuk ke dalam rumah, saat yang bersamaan terdengar suara Bagus yang sedang berteriak-teriak meminta tolong. Bi Lasmi, Pak Shu dan dokter pun berlari ke arah kamar Bagus, di sana terlihat Bagus sedang meronta-ronta seperti sedang melepaskan diri dari cekikan.

Mereka pun panik dan membantu itu Bagus untuk sadar. namun saat itu terdengar Bagus menyebut-nyebut nama Angga. Bagus meminta Angga pergi dan meminta Angga untuk memaafkannya. Semua orang bingung dengan yang dikatakan oleh Bagus.

Apa maksud dari yang dikatakan oleh Bagus? Mereka jadi bertanya – tanya apa hubungannya dengan yang terjadi saat ini. Tapi sayang, Bagus segera tak sadarkan diri.

Dokter meminta kepada Rara, Bi Lasmi dan Pak Shu untuk membiarkan Bagus beristirahat dahulu. Jadi ketika Bagus sadar, dia bisa bercerita apa yang sebenarnya terjadi.

Rara, Bi Lasmi, Pak Shu, dan dokter menunggu di ruang tengah. Mereka sibuk dengan pikiran masing – masing, kecuali dokter yang terlihat sibuk mondar – mandir bertelepon mencari bantuan.

“Rara, tolong bantu saya mengabari pihak keluarga pasien ya,” kata dokter membuyarkan lamunan Rara.

“Eh .. eh .. iya, Dok,” sahut Rara tergagap. Seketika Rara tersadar.

“Oh ya, Dok. Keluarga pasien yang mana? Om Dinar kan tidak bisa dihubungi,” sahut Rara lagi.

“Nona Indah, dia sekarang sedang membutuhkan tindakan cepat. Baru saja saya dihubungi oleh rumah sakit. Tolong hubungi siapa saja orang terdekat Indah jika keluarganya tidak bisa dihubungi. Atau kamu bisa cek hand phone nya melalui riwayat panggilan terakhir atau panggilan keluar yang sering dihubunginya, hand phone nya masih padamu kan?” dokter memberikan instruksi kepada Rara.

“Handphone nya sudah dibawa dengan Indah, Dok. Tadi saya membantunya memasukkan ke dalam tas pakaiannya,” Rara menginformasikan.

Kemudian dokter menghubungi seseorang.

“Ma, hand phone pasien ada di tas pakaiannya. Tolong kamu periksa, dan hubungi segera keluarga dan

kenalannya. Tolong ya, aku minta bantuanmu,” dokter itu menginstruksikan kepada seseorang di telepon.

“Kenapa tidak minta tolong bu Tania saja, Dok. Kan bu Tania ada disana. Saya ada nomornya bu Tania kalau dokter membutuhkannya.” Kata Rara ketika dokter itu menutup teleponnya.

“Tidak perlu, Rara. Terima kasih,” cegah dokter itu.

“Sebaiknya kamu duduk disini saja sambil menunggu perkembangan Bagus, saya akan mengecek dia di dalam,” kata dokter itu lagi.

Rara menurut, dan dia duduk bersandar di samping Bi Lasmi yang sudah duduk disana.

Rara pun jadi berasumsi sendiri karena tidak sabar menunggu Bagus sadar.

Mungkin saja Angga itu sudah bangun dari komanya, dan dia datang kesini menyerang Bagus.

Kalau memang benar demikian, apa motif penyerangan yang dilakukan Angga?

Bukankah Bagus sahabatnya dari kecil?

Tapi apakah mungkin Angga menyerang Indah yang sedang hamil?

Kalau bukan Angga yang menyerang Indah, lalu siapa yang menyerang Indah?

Apakah tujuannya agar orang tidak tahu bahwa dia sudah menghamili Indah?

Apakah Angga tersangka utamanya?

Tapi apakah mereka benar diserang seseorang? 

Ah, Rara merasa terlalu penat kepalanya untuk memecahkan teka – teki ini.

Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari kamar Bagus dan mengabarkan kalau Bagus sudah sadar.

Rara dan Bi Lasmi bergegas untuk masuk ke dalam kamar Bagus. Langkah Rara sempat terhenti karena melihat Pak Shu yang tidak mau beranjak dari duduknya. Pak Shu duduk tertunduk.

“Mungkin Pak Shu tertidur, ah sudahlah. Kasian beliau, mungkin sangat lelah” gumam Rara. Lalu melanjutkan langkahnya memasuki kamar Bagus.

Bi Lasmi memberikan segelas teh hangat kepada Bagus. Bagus menerima dan meminumnya.

Setelah sadar Bagus pun bercerita kalau sebenarnya dia dan Indah menjalin sebuah hubungan di belakang Rani dan Angga. Pengakuan yang sungguh mengejutkan semua orang. Lalu apa hubungannya dengan penyerangan yang dialami Bagus dan Indah?

Terpopuler

Comments

Lina Sandi

Lina Sandi

aku jg bingung

2022-06-02

0

Fadhil Erland Bolo Bolo

Fadhil Erland Bolo Bolo

bingung

2022-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Ayah Meninggal
2 Bab 2. Om Dinar?
3 Bab 3. Rara Menerima Tawaran Om Dinar
4 Bab 4. Rara Pindah ke Rumah Om Dinar
5 Bab 5. Rumah Singgah
6 Bab 6. Tamu Pertama
7 Bab 7. Kawan Misterius
8 Bab 8. Bagus Terpukul
9 Bab 9. Rahasia Bagus
10 Bab 10. Pasti Ada Sesuatu
11 Bab 11. Keributan di Rumah Sakit
12 Bab 12. Rumah Singgah Sudah Buka
13 Bab 13. Penyerangan Kedua
14 Bab 14. Indah Hamil?
15 Bab 15. Pengakuan Bagus
16 Bab 16. Tiara Mengungkap Sebuah Misteri
17 Bab 17. Kedatangan Tamu Backpacker
18 Bab 18. Bayu dan Penyelidikan Orang Hilang
19 Bab 19. Misteri Tamu Backpacker Terpecahkan untuk Rara
20 Bab 20. Kejutan Untuk Rara, Kejutan Dari Rara
21 Bab 21. Ada Apa Dengan Ibu ?
22 Bab 22. Mengapa Tidak Ada Pemakaman?
23 Bab 23. Ada Apa dengan Kematian Ayah?
24 Bab 24. Ayah Jadi Tumbal?
25 Bab 25. Bantuan dari Pak Shu Datang
26 Bab 26. Malam Sangat Panjang
27 Bab 27. Bi Lasmi Menghilang Secara Misterius
28 Bab 28. Pak Narto Berbicara, Pak Shu Memilih Diam
29 Bab 29. Bi Lasmi Sudah Kembali, Pak Narto Tewas
30 Bab 30. Kronologis Hilangnya Bi Lasmi
31 Bab 31. Bi Lasmi Ingin Pergi, Roy Mencari Solusi
32 Bab 32. Teror Di Tengah Hujan
33 Bab 33. Ada Dua Rani
34 Bab 34. Pak Ading Sang Indigo
35 Bab 35. Eksplorasi Pak Ading
36 Bab 36. Rara dan Pak Ading Diserang
37 Bab 37. Petunjuk Pak Narto
38 Bab 38. Teror Lagi di Rumah Singgah
39 Bab 39. Fase Tenang
40 Bab 40 . Mencari Jejak Pak Shu (Part 1)
41 Bab 41. Mencari Jejak Pak Shu (Part 2)
42 Bab 42. Mencari Jejak Pak Shu (Part 3)
43 Bab 43. Separuh Misteri Terjawab
44 Bab 44. Diskusi
45 Bab 45. Penemuan Bi Sri
46 Bab 46. Pertolongan Pertama Untuk Bagus
47 Bab 47. Kisah Pak Dokter
48 Bab 48. Pemusnahan
49 Bab 49. Teror Lagi
50 Bab 50. Rencana Penyelamatan
51 Bab 51. Penyelamatan dan Yang Tak terduga
52 Bab 52. Kabur dari Rumah
53 Bab 53. Bodoh, Merepotkan Banyak Orang!
54 Bab 54. Yang Terjadi Pada Rara [Flashback]
55 Bab 55. Terjebak di Rumah Singgah
56 Bab 56. Rara Diselamatkan Penjaganya
57 Bab 57. Tidak Perlu Menepati Janji
58 Bab 58 . Dikejar Saat Kabur
59 Bab 59. Siapa Makhluk Penyebab Rara Kecelakaan?
60 Bab 60. [ TAMAT ]
61 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1. Kabar Ayah Meninggal
2
Bab 2. Om Dinar?
3
Bab 3. Rara Menerima Tawaran Om Dinar
4
Bab 4. Rara Pindah ke Rumah Om Dinar
5
Bab 5. Rumah Singgah
6
Bab 6. Tamu Pertama
7
Bab 7. Kawan Misterius
8
Bab 8. Bagus Terpukul
9
Bab 9. Rahasia Bagus
10
Bab 10. Pasti Ada Sesuatu
11
Bab 11. Keributan di Rumah Sakit
12
Bab 12. Rumah Singgah Sudah Buka
13
Bab 13. Penyerangan Kedua
14
Bab 14. Indah Hamil?
15
Bab 15. Pengakuan Bagus
16
Bab 16. Tiara Mengungkap Sebuah Misteri
17
Bab 17. Kedatangan Tamu Backpacker
18
Bab 18. Bayu dan Penyelidikan Orang Hilang
19
Bab 19. Misteri Tamu Backpacker Terpecahkan untuk Rara
20
Bab 20. Kejutan Untuk Rara, Kejutan Dari Rara
21
Bab 21. Ada Apa Dengan Ibu ?
22
Bab 22. Mengapa Tidak Ada Pemakaman?
23
Bab 23. Ada Apa dengan Kematian Ayah?
24
Bab 24. Ayah Jadi Tumbal?
25
Bab 25. Bantuan dari Pak Shu Datang
26
Bab 26. Malam Sangat Panjang
27
Bab 27. Bi Lasmi Menghilang Secara Misterius
28
Bab 28. Pak Narto Berbicara, Pak Shu Memilih Diam
29
Bab 29. Bi Lasmi Sudah Kembali, Pak Narto Tewas
30
Bab 30. Kronologis Hilangnya Bi Lasmi
31
Bab 31. Bi Lasmi Ingin Pergi, Roy Mencari Solusi
32
Bab 32. Teror Di Tengah Hujan
33
Bab 33. Ada Dua Rani
34
Bab 34. Pak Ading Sang Indigo
35
Bab 35. Eksplorasi Pak Ading
36
Bab 36. Rara dan Pak Ading Diserang
37
Bab 37. Petunjuk Pak Narto
38
Bab 38. Teror Lagi di Rumah Singgah
39
Bab 39. Fase Tenang
40
Bab 40 . Mencari Jejak Pak Shu (Part 1)
41
Bab 41. Mencari Jejak Pak Shu (Part 2)
42
Bab 42. Mencari Jejak Pak Shu (Part 3)
43
Bab 43. Separuh Misteri Terjawab
44
Bab 44. Diskusi
45
Bab 45. Penemuan Bi Sri
46
Bab 46. Pertolongan Pertama Untuk Bagus
47
Bab 47. Kisah Pak Dokter
48
Bab 48. Pemusnahan
49
Bab 49. Teror Lagi
50
Bab 50. Rencana Penyelamatan
51
Bab 51. Penyelamatan dan Yang Tak terduga
52
Bab 52. Kabur dari Rumah
53
Bab 53. Bodoh, Merepotkan Banyak Orang!
54
Bab 54. Yang Terjadi Pada Rara [Flashback]
55
Bab 55. Terjebak di Rumah Singgah
56
Bab 56. Rara Diselamatkan Penjaganya
57
Bab 57. Tidak Perlu Menepati Janji
58
Bab 58 . Dikejar Saat Kabur
59
Bab 59. Siapa Makhluk Penyebab Rara Kecelakaan?
60
Bab 60. [ TAMAT ]
61
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!