Bab 6. Tamu Pertama

Rara dan Om Dinar bergegas menuju kamar Rara dan terlihat Bi Lasmi sudah tergeletak didepan kamar mandinya yang berada di dalam kamar Rara.

"Bi ... Bibi ... " teriak Rara terus memanggil Bi Lasmi sambil tepuk - tepuk pipi Bi Lasmi perlahan.

Om Dinar dan Pak Shu cepat mengangkat Bi Lasmi ke atas kasur. Sementara Rara duduk di sisinya dan mendekap kepala Bi Lasmi sambil sesekali memberi aroma terapi mencoba menyadarkan Bi Lasmi. Tidak berapa lama, Bi Lasmi pun sadar, namun padangannya kosong memandang langit - langit kamar. Rara khawatir dengan kondisi Bi Lasmi.

"Om ... Rara khawatir dengan keadaan Bi Lasmi. Apakah sebaiknya kita panggil dokter saja, Om?" tanya Rara memohon.

"Baiklah Om akan panggil dokter langganan Om, " Om Dinar keluar kamar sambil mengeluarkan gawai ponsel miliknya. Sepertinya Om Dinar sedang menghubungi seseorang.

Tiga puluh menit kemudian, datang seorang pria setengah baya berpakaian sangat rapi dan rambutnya pun disisir klimis. Orang itu langsung berbicara serius dengan Om Dinar. Kemungkinan pria itu adalah seorang dokter langganannya Om Dinar. Kemudian Om Dinar pun mengantarkan pria itu masuk ke dalam kamar Rara.

Dokter itu pun mulai mendekati Bi Lasmi dan mulai memeriksanya. Mulai dari denyut nadi, detak jantung, dan lain sebagainya. Rara masih terisak karena sedih dan takut ada apa-apa dengan Bi Lasmi, segala doa Rara panjatkan untuk Bi Lasmi.

Dokter itu sudah selesai memeriksa Bi Lasmi, kemudian mengeluarkan buku kecil dari dalam tasnya, kemudian menulis di atasnya. Rara mendekati Bi Lasmi dan membelai lembut wajahnya.

"Bi Lasmi terpeleset?" tanya Rara perlahan.

Bi Lasmi hanya menggeleng tanpa berkata - kata.

"Bi Lasmi kenapa?" tanya Rara lagi.

Bi Lasmi pun hanya menggeleng lagi.

Dokter itu memberikan secarik kertas yang sudah ditulisnya  kepada Om Dinar.  Dan Dokter itu pun berkata

"Sebaiknya ibu itu dibiarkan istirahat dulu, sepertinya ibu itu habis mengalami kelelahan. Ini vitamin dan obat yang meredakan rasa nyerinya, karena terlihat ada lebam di punggungnya, mungkin akibat benturan dengan lantai kamar." Kata Dokter itu lagi.

Om Dinar pun hanya mengangguk.

Tiba - tiba masuk seorang pemuda masuk kamar itu dengan tergesa - gesa. Dia tampak bingung dengan orang - orang yang ada di kamar itu.

"Ada apa ini Pa? kok ada dokter dan ada orang tergeletak disitu?" kata pemuda itu.

"Nanti Papa jelaskan. Tolong tunggui mereka sebentar, Papa akan membeli obat di apotek depan perumahan, sekalian antar om dokter kedepan, ya" pesan Om Dinar kepada pemuda itu. Pemuda itu pun hanya mengangguk.

Lalu Om Dinar pun mengantar dokter itu pergi.

Pemuda itu memandangi Bi Lasmi dan Rara dengan penuh khawatir. Namun, dia tidak berani bertanya.

Rara mengambil minum untuk Bi Lasmi dan memberikannya kepadanya, Rara pun membantunya meninggikan posisi kepalanya. Setelah minum air putih Bi Lasmi tampak mulai sadar. Bi Lasmi pun terduduk lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Rara senang hingga memeluk tubuh Bi Lasmi erat - erat.

Pemuda itu pun pergi meninggalkan kamar itu. Rara baru sadar kalau ternyata ada orang lain di kamar itu.

Rara terus memijat kaki Bi Lasmi, dia sedang terus menerka kejadian apa yang sedang menimpa Bi Lasmi. Karena Rara lihat lantai kamarnya dan lantai kamar mandinya tidak basah, namun kenapa Bi Lasmi sampai terjatuh? Apakah Bi Lasmi baru saja terkejut sehingga kehilangan keseimbangan.

Lalu teringat saat siang tadi,  sewaktu Rara mandi, Dia merasa ada yang aneh dengan kamar mandinya itu, karena kran airnya selalu menyala sendiri, padahal sudah berulang kali Rara matikan. Apakah Bibi melihat sesuatu?

Tidak berapa lama kemudian Om Dinar masuk ke kamar Rara. Terlihat Rara masih menunggui Bi Lasmi.

Om Dinar menepuk bahu Rara sambil menyodorkan bungkusan plastik berisi obat yang di resepkan oleh dokter tadi.

"Berikan Bi Lasmi ini, Rara. Kemudian biarkan dia beristirahat" seketika lamunan Rara sirna jadinya.

" Terima kasih , Om. Maaf malah merepotkan."

Om Dinar hanya tersenyum sebelum akhirnya keluar dari kamar.

Setelah Bi Lasmi tertidur, Rara keluar kamar mencoba mencari tahu ada apa di luar kamar. Karena sepertinya ada suara - suara banyak orang.

Benar saja, di ruang tengah Rara melihat ada 2 perempuan dan 3 laki - laki muda termasuk pemuda itu yang dilihatnya di kamar saat menemani Bi Lasmi. Disana juga ada Om Dinar.

" Bagaimana dengan keadaan Bi Lasmi?" tanya Om Dinar.

"Sudah tidur, Om" Rara agak rikuh untuk akrab dengan Om Dinar, karena 5 pasang mata lainnya memandang Rara dengan penuh tanda tanya.

"Papan nama - nya sudah jadi, Rara. Besok pagi akan dipasang oleh Pak Shu, Malam ini Om akan pulang dulu. Kasihan tante di rumah sendirian. Kamu tidak usah takut, kebetulan Bagus, anak Om, sudah datang bersama kawan - kawannya, " kata Om Dinar sambil beranjak dari tempat duduknya untuk bersiap pulang.

Kemudian terlihat menepuk bahu seorang pemuda,

"Perkenalkan, itu Rara. Rara ... ini Bagus."

Pemuda itu mendekati Rara dan menyalaminya. Tak ada senyum di wajahnya, tatapannya pun dingin. Rara merasa takut kalau dia dan Bagus tidak akan akur.

" Om pergi dulu ya, Rara ..."

Sepeninggalnya Om Dinar, Rara pun berkenalan dengan keempat temannya Bagus.

"Rani ...

Indah ...

Roy ...

Angga"

" Saya Rara"

Setelah Rara mengobrol beberapa saat dengan kenalan barunya, Akhirnya Bagus bersuara juga.

" Teman - temanku akan menginap disini malam ini, Maaf saya tidak tahu rumah ini akan berubah menjadi penginapan. Tapi tenang mereka bukan penumpang gratisan kok" kata Bagus. Nadanya dingin, Rara merasa tidak enak mendengarnya,

'Apakah dia menyindirku karena terlalu lancang?' pikir Rara.

"Kami mau istirahat dulu, Tolong nanti jika ada kawanku datang, beritahu aku ya," Pesan Bagus.

" Ya, Mas Bagus,"

Uuuh, aku merasa seperti pembantunya, gumam Rara.

"Bye ... Rara" kata Rani dan Indah sambil melambaikan tangan dan tersenyum padanya. Rara hanya mengangguk.

Kenapa Om Dinar tidak bilang dari awal kalau Bagus sering membawa teman - temannya menginap disini? Jika diberitahukan sebelumnya, Rara tidak akan memikirkan bisnis 'Rumah Singgah'. Ada penyesalan dihatinya, namun mau bagaimana lagi, lebih baik dipikirkan besok saja. Hari ini aku terlalu lelah untuk memikirkan sebuah rencana.

Tiba - tiba terdengar suara petir, dan pintu ruang tamu bergetar hebat. Rara terkejut mendengarnya.

'Tenang Rara, pintu itu bergetar karena efek gelombang suara dari petir dan angin itu,' Rara mencoba menenangkan diri.

Dia bangkit dari duduknya, dan mencoba menutup gorden jendela ruang tamu yang melambai-lambai ke sana kemari karena angin dari ventilasi jendela. Di luar memang sedang hujan dan anginnya pun berhembus kencang, Rara merasa merinding karena kedinginan.

Saat Rara akan menutup gorden jendela, dia melihat sesosok berbaju putih sedang berlari ke arahnya.  Sosok itu kemudian berdiri didepan pintu rumahnya. Sepertinya dia basah kuyup karena kehujanan.

Awalnya Rara ragu untuk membukakan pintu, dia mencari ke sana kemari sosok Pak Shu. Karena dia takut untuk membukakan pintu. Namun pria itu tidak mengetuk pintu, dia hanya menghadap pintu sambil terus menggosok kedua lengan atasnya.

'mungkin dia kedinginan di luar' pikir Rara.

Karena pria itu tidak juga mengetuk pintu, Rara yang penasaran akhirnya membukakan pintu.

Pria itu terkejut, lalu tersenyum ramah. Tiba - tiba Rara teringat pesannya Bagus, jika nanti ada kawannya yang akan datang.

" Halo, siapa ya?" tanya Rara ramah.

" Saya Angga," kata pria itu. Rara yakin dia menyebut dirinya bernama Angga. Namun mengapa Rara tidak melihat bibirnya mengucapkannya. Apakah mulutnya bergerak saat sambil tersenyum tadi? Rara mengerutkan dahinya.

'Hmmm ... Angga??? seperti pernah dengar,' pikir Rara.

'Tadi, apakah Bagus menyebutkan temannya yang akan datang namanya Angga ya?' pikir Rara bingung.

"Temannya Bagus?" tanya Rara.

Pria itu mengangguk. Rara melihat kebelakang pria itu, rupanya tidak ada siapa - siapa dan tidak ada kendaraan yang terparkir juga selain kendaraannya Bagus.

' Mungkin dia naik ojek online' pikir Rara.

Rara mempersilahkan masuk tamunya. Kemudian Rara masuk ke dalam rumah dan kembali lagi ke ruang tamu sambil memberikan handuk pada pria itu.

"Sendirian aja kak?" tanya Rara berbasa basi.

Rara sempat melihat pria itu  mengangguk dan tersenyum. Rara menutup pintu dan menutup semua gorden.

" Saya antarkan langsung ke kamar Bagus ya." ajak Rara.

Pria itu pun mengangguk tanda setuju.

Sesampainya didepan kamar Bagus, Rara mengetuk pintu kamar Bagus berulang - ulang. namun tidak ada jawaban. Akhirnya Rara mencoba membuka pintunya, namun terkunci. Rara kesal jadinya.

"Sepertinya Bagus sudah tidur" Rara menjelaskan. Rara merasa tidak enak terhadap pria itu karena Bagus.

Rara langsung cepat - cepat berpikir untuk membawa pria itu ke kamar yang lain, melewati 1 pintu dari kamar Bagus.

Mereka berdua berhenti didepan kamar itu.

"Kak, sebaiknya kak Angga langsung istirahat saja disini. Sepertinya kak Angga kedinginan sampai bibirnya pucat dan membiru begitu. Mau Rara ambilkan teh hangat?"

Pria itu menggeleng.

Rara melihat pria ini tidak membawa tas sama sekali.

" Sebentar kak" Rara berlari ke kamarnya dan kembali membawa jaket serta celana training olah raganya, dan diberikan kepada pria itu.

"Kak pakai ini buat ganti, baju kakak basah dan maaf ... agak kotor mungkin karena hujan. dan celana ini mungkin tidak akan sedikit kekecilan," kata Rara tersipu. Pria itu lagi - lagi tersenyum sambil menggeleng - geleng.

Tiba -  tiba terdengar suara pintu dari arah dapur . Rara menoleh, ternyata itu adalah Pak Shu.

"Pak Shu dari mana? tadi, ada temannya ..." kalimat Rara terhenti

"BRUK !," pintu kamar itu pun tertutup.

'Oooh pria itu sudah masuk kamarnya, padahal baru saja mau aku perkenalkan ke Pak Shu biar aku tidak dituduh macam-macam' pikir Rara.

Kemudian Rara pergi meninggalkan Pak Shu yang keheranan, dan masuk kamar.

Terpopuler

Comments

Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ

Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ

Baca ini jam 12 malam... ko serem thoorrrrrr

2022-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Ayah Meninggal
2 Bab 2. Om Dinar?
3 Bab 3. Rara Menerima Tawaran Om Dinar
4 Bab 4. Rara Pindah ke Rumah Om Dinar
5 Bab 5. Rumah Singgah
6 Bab 6. Tamu Pertama
7 Bab 7. Kawan Misterius
8 Bab 8. Bagus Terpukul
9 Bab 9. Rahasia Bagus
10 Bab 10. Pasti Ada Sesuatu
11 Bab 11. Keributan di Rumah Sakit
12 Bab 12. Rumah Singgah Sudah Buka
13 Bab 13. Penyerangan Kedua
14 Bab 14. Indah Hamil?
15 Bab 15. Pengakuan Bagus
16 Bab 16. Tiara Mengungkap Sebuah Misteri
17 Bab 17. Kedatangan Tamu Backpacker
18 Bab 18. Bayu dan Penyelidikan Orang Hilang
19 Bab 19. Misteri Tamu Backpacker Terpecahkan untuk Rara
20 Bab 20. Kejutan Untuk Rara, Kejutan Dari Rara
21 Bab 21. Ada Apa Dengan Ibu ?
22 Bab 22. Mengapa Tidak Ada Pemakaman?
23 Bab 23. Ada Apa dengan Kematian Ayah?
24 Bab 24. Ayah Jadi Tumbal?
25 Bab 25. Bantuan dari Pak Shu Datang
26 Bab 26. Malam Sangat Panjang
27 Bab 27. Bi Lasmi Menghilang Secara Misterius
28 Bab 28. Pak Narto Berbicara, Pak Shu Memilih Diam
29 Bab 29. Bi Lasmi Sudah Kembali, Pak Narto Tewas
30 Bab 30. Kronologis Hilangnya Bi Lasmi
31 Bab 31. Bi Lasmi Ingin Pergi, Roy Mencari Solusi
32 Bab 32. Teror Di Tengah Hujan
33 Bab 33. Ada Dua Rani
34 Bab 34. Pak Ading Sang Indigo
35 Bab 35. Eksplorasi Pak Ading
36 Bab 36. Rara dan Pak Ading Diserang
37 Bab 37. Petunjuk Pak Narto
38 Bab 38. Teror Lagi di Rumah Singgah
39 Bab 39. Fase Tenang
40 Bab 40 . Mencari Jejak Pak Shu (Part 1)
41 Bab 41. Mencari Jejak Pak Shu (Part 2)
42 Bab 42. Mencari Jejak Pak Shu (Part 3)
43 Bab 43. Separuh Misteri Terjawab
44 Bab 44. Diskusi
45 Bab 45. Penemuan Bi Sri
46 Bab 46. Pertolongan Pertama Untuk Bagus
47 Bab 47. Kisah Pak Dokter
48 Bab 48. Pemusnahan
49 Bab 49. Teror Lagi
50 Bab 50. Rencana Penyelamatan
51 Bab 51. Penyelamatan dan Yang Tak terduga
52 Bab 52. Kabur dari Rumah
53 Bab 53. Bodoh, Merepotkan Banyak Orang!
54 Bab 54. Yang Terjadi Pada Rara [Flashback]
55 Bab 55. Terjebak di Rumah Singgah
56 Bab 56. Rara Diselamatkan Penjaganya
57 Bab 57. Tidak Perlu Menepati Janji
58 Bab 58 . Dikejar Saat Kabur
59 Bab 59. Siapa Makhluk Penyebab Rara Kecelakaan?
60 Bab 60. [ TAMAT ]
61 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1. Kabar Ayah Meninggal
2
Bab 2. Om Dinar?
3
Bab 3. Rara Menerima Tawaran Om Dinar
4
Bab 4. Rara Pindah ke Rumah Om Dinar
5
Bab 5. Rumah Singgah
6
Bab 6. Tamu Pertama
7
Bab 7. Kawan Misterius
8
Bab 8. Bagus Terpukul
9
Bab 9. Rahasia Bagus
10
Bab 10. Pasti Ada Sesuatu
11
Bab 11. Keributan di Rumah Sakit
12
Bab 12. Rumah Singgah Sudah Buka
13
Bab 13. Penyerangan Kedua
14
Bab 14. Indah Hamil?
15
Bab 15. Pengakuan Bagus
16
Bab 16. Tiara Mengungkap Sebuah Misteri
17
Bab 17. Kedatangan Tamu Backpacker
18
Bab 18. Bayu dan Penyelidikan Orang Hilang
19
Bab 19. Misteri Tamu Backpacker Terpecahkan untuk Rara
20
Bab 20. Kejutan Untuk Rara, Kejutan Dari Rara
21
Bab 21. Ada Apa Dengan Ibu ?
22
Bab 22. Mengapa Tidak Ada Pemakaman?
23
Bab 23. Ada Apa dengan Kematian Ayah?
24
Bab 24. Ayah Jadi Tumbal?
25
Bab 25. Bantuan dari Pak Shu Datang
26
Bab 26. Malam Sangat Panjang
27
Bab 27. Bi Lasmi Menghilang Secara Misterius
28
Bab 28. Pak Narto Berbicara, Pak Shu Memilih Diam
29
Bab 29. Bi Lasmi Sudah Kembali, Pak Narto Tewas
30
Bab 30. Kronologis Hilangnya Bi Lasmi
31
Bab 31. Bi Lasmi Ingin Pergi, Roy Mencari Solusi
32
Bab 32. Teror Di Tengah Hujan
33
Bab 33. Ada Dua Rani
34
Bab 34. Pak Ading Sang Indigo
35
Bab 35. Eksplorasi Pak Ading
36
Bab 36. Rara dan Pak Ading Diserang
37
Bab 37. Petunjuk Pak Narto
38
Bab 38. Teror Lagi di Rumah Singgah
39
Bab 39. Fase Tenang
40
Bab 40 . Mencari Jejak Pak Shu (Part 1)
41
Bab 41. Mencari Jejak Pak Shu (Part 2)
42
Bab 42. Mencari Jejak Pak Shu (Part 3)
43
Bab 43. Separuh Misteri Terjawab
44
Bab 44. Diskusi
45
Bab 45. Penemuan Bi Sri
46
Bab 46. Pertolongan Pertama Untuk Bagus
47
Bab 47. Kisah Pak Dokter
48
Bab 48. Pemusnahan
49
Bab 49. Teror Lagi
50
Bab 50. Rencana Penyelamatan
51
Bab 51. Penyelamatan dan Yang Tak terduga
52
Bab 52. Kabur dari Rumah
53
Bab 53. Bodoh, Merepotkan Banyak Orang!
54
Bab 54. Yang Terjadi Pada Rara [Flashback]
55
Bab 55. Terjebak di Rumah Singgah
56
Bab 56. Rara Diselamatkan Penjaganya
57
Bab 57. Tidak Perlu Menepati Janji
58
Bab 58 . Dikejar Saat Kabur
59
Bab 59. Siapa Makhluk Penyebab Rara Kecelakaan?
60
Bab 60. [ TAMAT ]
61
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!