Bab 12. Rumah Singgah Sudah Buka

Rara terbangun dari tidurnya. Jam sudah menunjukkan jam 7 Pagi. Dia segera melompat dari tempat tidurnya.

"Aduh aku kesiangan," Rara berlari menuju dapur.

Tapi ketika melintasi meja makan, semua orang sudah berkumpul di meja makan. Disana ada Rani, Bi Lasmi, Pak Shu, dan Indah. Rara menggosok - gosokan wajahnya dan matanya, Rara terheran dengan apa yang sudah dilihatnya. Mengapa semua ada disini dan terlihat normal?

"Ayo ikut sarapan, Mbak Rara" kata Bi Lasmi.

"Bi Lasmi? kok tidak membangunkan Rara? Maaf Bibi malah menyiapkan semuanya sendiri," sesal Rara sambil menuju meja makan.

Sarapan bersama itu terasa hening. Tidak ada obrolan ringan, bahkan dentingan sendok beradu dengan piring pun tidak. Rara mencoba sadar, karena menganggap semuanya hanya mimpi, namun susah sekali untuk menyadari apa yang terjadi.

Rara melirik ke arah Rani, 'kok dia disini? Roy bagaimana?' pikir Rara.

Rara memperhatikan Indah, 'Kok bisa ya kak Indah diam saja? kok tidak ada yang bertanya tentang keadaan Indah? Apa sudah ditanyakan tapi aku tidak tahu?' Rara penasaran sampai tidak melepaskan pandangannya dari Indah.

'Sebenarnya malam itu ada apa ya dengan Indah, Roy dan Bagus? Apakah Rani tidak masalah dengan Indah karena Roy masuk Rumah Sakit?' Pikir Rara lagi.

Lalu Rara menggelengkan kepalanya menepis pikiran - pikiran yang berprasangka dengan orang - orang disekitarnya.

'Lebih baik aku fokus makan saja, mungkin efek bangun tidur kesiangan,' batin Rara.

Tiba - tiba Rara teringat yang baru saja dilihatnya seperti sebuah keganjilan. Seingat Rara saat melirik ke arah Rani dan Indah\, mereka terlihat pergerakan makannya seperti *slowmotion.*

Untuk memastikannya Rara hanya sedikit melirik ke piring Rani dan Indah untuk memastikannya. Dan benar saja apa yang Rara lihat. Rara tidak berani memandang langsung wajah Indah dan Rani. Akhirnya Rani melirik ke Bi Lasmi untuk mengalihkan pandangannya, namun ternyata Bi Lasmi juga bergerak seperti itu. Bi Lasmi tiba - tiba menatap wajah Rara dengan pandangan dingin dan tersenyum sinis membuat Rara terkejut dan merinding, begitu pula dengan Rani dan Indah, Rara merasa ketakutan, dan Rara spontan bangun dari duduk sambil berteriak.

"AAAAAAAAAAHHHH!!!"

Tiba - tiba semua terasa gelap, dan ...

"BRUUUUG!!! ... DAAAKK!!!"

Rara jatuh pingsan ke lantai dan kepalanya membentur lantai dengan keras.

\=====

Rara merasa tubuhnya sakit semua, terlebih kepalanya, sehingga Rara tidak mampu membuka matanya karena terlalu pusing. Sebagai awal Rara hanya mampu menggerakkan jari - jarinya. Rara berpikir apakah baru saja dia telah bermimpi buruk ?

"Mbak Rara ... Mbak Rara ..." pipi Rara di tepuk - tepuk perlahan oleh Bi Lasmi.

"Hmmmm ... " Rara hanya bisa sedikit menggerakan kepalanya. Sebagai tanggapan panggilan Bi Lasmi.

'Hah.. suara Bi Lasmi???' Tiba - tiba Rara teringat sesuatu, dan

"AAAAAHHH!!!" mata Rara terbuka lebar dan berteriak ketakutan.

"Mbak .. Mbak Rara .. ini Bibi .." Kata Bi Lasmi sambil mengusapkan air ke wajah Rara beberapa kali sampai Rara tenang.

Rara melihat ke arah Bi Lasmi. Memandanginya dengan benar - benar meneliti wajah Bi Lasmi. Setelah yakin itu Bi Lasmi, Rara bangkit dari tidurnya dan langsung memeluk Bi Lasmi sambil menangis.

"Rara mau pulang saja, Bi" rengek Rara.

Bi Lasmi hanya memeluk dan mengelus - elus punggung Rara untuk menenangkannya.

Kini Rara sudah mulai tenang.

"Aku kenapa, Bi? " Tanya Rara.

" Mbak Rara sejak bangun tidur sudah bertingkah aneh, seperti kesurupan, terus Mbak Rara marah - marah lalu pingsan. " Bi Lasmi menjelaskan kepada Rara.

'Kesurupan? Beberapa aku ingat terakhir aku berada di meja makan bersama Bi Lasmi, Pak Shu, kak Indah, kak Rani ... Eeeh di mana ya kak Rani dan kak Indah? ' Pikir Rara sambil matanya mencari kedua sosok itu.

"Cari siapa, Mbak Rara? "

"Kak Rani dan Kak Indah kemana ya? " Tanya Rara.

"Mbak Indah masih belum bangun dari tempat tidurnya, Mbak Rani masih di rumah sakit menjaga Mas Roy" sahut Bibi.

"Mbak Rara, bangun yuk, sudah Bibi siapkan sarapan di meja makan, Bibi tidak ada temannya nih untuk sarapan, " lanjut Bi Lasmi sambil tersenyum.

"Oke, Bi" sahut Rara.

\======

Rara sangat semangat hari ini, dia ingin membersihkan dan merapikan rumah ini agar pantas sebagai Rumah Singgah.

Rara merasa tidak enak hati dengan Om Dinar yang sudah mempercayakan rumah ini kepadanya.

Rara juga menyapu halaman rumah. Dia melihat papan nama kayu itu sudah dipasang di depan rumah ini.

'Hmmm... kapan papan itu dipasang ya? Kok aku tidak melihatnya semalam? ' pikir Rara sambil mengingat - ingat hal semalam.

Rara mengingat kejadian semalam, dia menemani Rani di RS dan pulang ditemani oleh Om Dinar pada pukul 4 pagi.

'Berarti benar, yang terjadi tadi adalah benar di luar kendaliku saja seperti yang dituturkan oleh Bi Lasmi. Tapi kenapa terasa seperti nyata ya? ' pikir Rara.

Rara bersantai duduk di halaman rumah itu sambil memegang hand phone nya. Dia sedang merancang untuk promosi di media sosial nya tentang Rumah Singgah ini.

"Permisi .. permisi .. " Rara terkejut dengan teguran seorang wanita separuh baya di hadapannya.

"Ya Bu, ada yang bisa saya bantu?" Rara menanggapi dengan sopan.

Wanita itu sangat cantik meskipun sudah berumur, pakaiannya pun terlihat mewah. Rara melihat ada mobil mewah terparkir di luar pagar.

"Ini Rumah Singgah? " Tanyanya.

"Benar, Bu" sahut Rara bersemangat.

"Untuk singgah disini, kami harus menghubungi pemilik atau pegawainya ya? " Tanyanya lagi.

"Bisa dengan saya, Bu. Perkenalkan, saya Rara. Silahkan masuk, Bu. Kita bicara di dalam, " ajak Rara.

Wanita itu mengikutinya masuk ke dalam rumah, dan dipersilahkan duduk di sofa ruang tamu.

Rara masuk ke dalam kamar, dia bingung harus apa. Tanpa pikir lagi dia mengambil notebook mungilnya dan alat tulisnya, serta kuitansi yang dulu sering berada di tas kuliahnya karena Rara dan Ibunya membuka katering dan Rara yang selalu mengurus masalah pembayarannya.

Rara menemui wanita yang baru saja ia temui dengan percaya diri.

"Maaf Bu, dengan Ibu siapa dan dari mana? " Tanya Rara sambil membuka notebook nya.

Meskipun dulu Rara pernah kesal dengan Ayah yang hanya mampu membelikannya sebuah notebook, bukan laptop, tapi kini dia merasa bersyukur alat itu sekarang berguna baginya.

"Tania. Jakarta" sahut wanita itu singkat.

"Rencana mau menginap berapa hari Bu? sendiri atau ada yang menemani? " tanya Rara lagi.

"Bisakah kamu menjelaskan fasilitasnya ada apa saja? dan ada berapa kamar? " tanya wanita itu.

"Baik bu, saya akan menjelaskan dan mengajak ibu untuk berkeliling rumah ini, mari saya antar " kata Rara.

Akhirnya wanita itu setuju untuk menginap disana.

Setelah transaksi, wanita itu memarkirkan mobilnya ke halaman rumah.

Sementara itu Bi Lasmi dan Pak Shu membantu membereskan dan merapikan kamar yang akan ditempati bu Tania.

Bu Tania mengeluarkan dua tas pakaian dan menggendong seorang anak perempuan yang masih balita. Mereka cukup menarik hingga menimbulkan banyak pertanyaan di kepala Rara. Namun Rara menahan keingintahuannya dan membantu bu Tania itu membawa tasnya.

Bi Lasmi tersenyum melihat Rara, dia tidak percaya Rara bisa bersikap dewasa.

Setelah mengantar bu Tania ke kamarnya, Rara segera menemui Bi Lasmi dan memeluknya tanda kegembiraan yang dirasakannya.

Terpopuler

Comments

Cita N

Cita N

ih deg-degan saya bacanya

2022-06-26

0

anggita

anggita

oke, trus berkarya, smoga novelnya sukses yah...

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Ayah Meninggal
2 Bab 2. Om Dinar?
3 Bab 3. Rara Menerima Tawaran Om Dinar
4 Bab 4. Rara Pindah ke Rumah Om Dinar
5 Bab 5. Rumah Singgah
6 Bab 6. Tamu Pertama
7 Bab 7. Kawan Misterius
8 Bab 8. Bagus Terpukul
9 Bab 9. Rahasia Bagus
10 Bab 10. Pasti Ada Sesuatu
11 Bab 11. Keributan di Rumah Sakit
12 Bab 12. Rumah Singgah Sudah Buka
13 Bab 13. Penyerangan Kedua
14 Bab 14. Indah Hamil?
15 Bab 15. Pengakuan Bagus
16 Bab 16. Tiara Mengungkap Sebuah Misteri
17 Bab 17. Kedatangan Tamu Backpacker
18 Bab 18. Bayu dan Penyelidikan Orang Hilang
19 Bab 19. Misteri Tamu Backpacker Terpecahkan untuk Rara
20 Bab 20. Kejutan Untuk Rara, Kejutan Dari Rara
21 Bab 21. Ada Apa Dengan Ibu ?
22 Bab 22. Mengapa Tidak Ada Pemakaman?
23 Bab 23. Ada Apa dengan Kematian Ayah?
24 Bab 24. Ayah Jadi Tumbal?
25 Bab 25. Bantuan dari Pak Shu Datang
26 Bab 26. Malam Sangat Panjang
27 Bab 27. Bi Lasmi Menghilang Secara Misterius
28 Bab 28. Pak Narto Berbicara, Pak Shu Memilih Diam
29 Bab 29. Bi Lasmi Sudah Kembali, Pak Narto Tewas
30 Bab 30. Kronologis Hilangnya Bi Lasmi
31 Bab 31. Bi Lasmi Ingin Pergi, Roy Mencari Solusi
32 Bab 32. Teror Di Tengah Hujan
33 Bab 33. Ada Dua Rani
34 Bab 34. Pak Ading Sang Indigo
35 Bab 35. Eksplorasi Pak Ading
36 Bab 36. Rara dan Pak Ading Diserang
37 Bab 37. Petunjuk Pak Narto
38 Bab 38. Teror Lagi di Rumah Singgah
39 Bab 39. Fase Tenang
40 Bab 40 . Mencari Jejak Pak Shu (Part 1)
41 Bab 41. Mencari Jejak Pak Shu (Part 2)
42 Bab 42. Mencari Jejak Pak Shu (Part 3)
43 Bab 43. Separuh Misteri Terjawab
44 Bab 44. Diskusi
45 Bab 45. Penemuan Bi Sri
46 Bab 46. Pertolongan Pertama Untuk Bagus
47 Bab 47. Kisah Pak Dokter
48 Bab 48. Pemusnahan
49 Bab 49. Teror Lagi
50 Bab 50. Rencana Penyelamatan
51 Bab 51. Penyelamatan dan Yang Tak terduga
52 Bab 52. Kabur dari Rumah
53 Bab 53. Bodoh, Merepotkan Banyak Orang!
54 Bab 54. Yang Terjadi Pada Rara [Flashback]
55 Bab 55. Terjebak di Rumah Singgah
56 Bab 56. Rara Diselamatkan Penjaganya
57 Bab 57. Tidak Perlu Menepati Janji
58 Bab 58 . Dikejar Saat Kabur
59 Bab 59. Siapa Makhluk Penyebab Rara Kecelakaan?
60 Bab 60. [ TAMAT ]
61 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1. Kabar Ayah Meninggal
2
Bab 2. Om Dinar?
3
Bab 3. Rara Menerima Tawaran Om Dinar
4
Bab 4. Rara Pindah ke Rumah Om Dinar
5
Bab 5. Rumah Singgah
6
Bab 6. Tamu Pertama
7
Bab 7. Kawan Misterius
8
Bab 8. Bagus Terpukul
9
Bab 9. Rahasia Bagus
10
Bab 10. Pasti Ada Sesuatu
11
Bab 11. Keributan di Rumah Sakit
12
Bab 12. Rumah Singgah Sudah Buka
13
Bab 13. Penyerangan Kedua
14
Bab 14. Indah Hamil?
15
Bab 15. Pengakuan Bagus
16
Bab 16. Tiara Mengungkap Sebuah Misteri
17
Bab 17. Kedatangan Tamu Backpacker
18
Bab 18. Bayu dan Penyelidikan Orang Hilang
19
Bab 19. Misteri Tamu Backpacker Terpecahkan untuk Rara
20
Bab 20. Kejutan Untuk Rara, Kejutan Dari Rara
21
Bab 21. Ada Apa Dengan Ibu ?
22
Bab 22. Mengapa Tidak Ada Pemakaman?
23
Bab 23. Ada Apa dengan Kematian Ayah?
24
Bab 24. Ayah Jadi Tumbal?
25
Bab 25. Bantuan dari Pak Shu Datang
26
Bab 26. Malam Sangat Panjang
27
Bab 27. Bi Lasmi Menghilang Secara Misterius
28
Bab 28. Pak Narto Berbicara, Pak Shu Memilih Diam
29
Bab 29. Bi Lasmi Sudah Kembali, Pak Narto Tewas
30
Bab 30. Kronologis Hilangnya Bi Lasmi
31
Bab 31. Bi Lasmi Ingin Pergi, Roy Mencari Solusi
32
Bab 32. Teror Di Tengah Hujan
33
Bab 33. Ada Dua Rani
34
Bab 34. Pak Ading Sang Indigo
35
Bab 35. Eksplorasi Pak Ading
36
Bab 36. Rara dan Pak Ading Diserang
37
Bab 37. Petunjuk Pak Narto
38
Bab 38. Teror Lagi di Rumah Singgah
39
Bab 39. Fase Tenang
40
Bab 40 . Mencari Jejak Pak Shu (Part 1)
41
Bab 41. Mencari Jejak Pak Shu (Part 2)
42
Bab 42. Mencari Jejak Pak Shu (Part 3)
43
Bab 43. Separuh Misteri Terjawab
44
Bab 44. Diskusi
45
Bab 45. Penemuan Bi Sri
46
Bab 46. Pertolongan Pertama Untuk Bagus
47
Bab 47. Kisah Pak Dokter
48
Bab 48. Pemusnahan
49
Bab 49. Teror Lagi
50
Bab 50. Rencana Penyelamatan
51
Bab 51. Penyelamatan dan Yang Tak terduga
52
Bab 52. Kabur dari Rumah
53
Bab 53. Bodoh, Merepotkan Banyak Orang!
54
Bab 54. Yang Terjadi Pada Rara [Flashback]
55
Bab 55. Terjebak di Rumah Singgah
56
Bab 56. Rara Diselamatkan Penjaganya
57
Bab 57. Tidak Perlu Menepati Janji
58
Bab 58 . Dikejar Saat Kabur
59
Bab 59. Siapa Makhluk Penyebab Rara Kecelakaan?
60
Bab 60. [ TAMAT ]
61
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!