Kesalahan Karena Telah Mengabaikan

"Kak.."

"Ini.."

Tasya memandangi kedua telapak tangannya sembari mencerna apa yang terjadi.

"Apa kita masuk ke dimensi masa lalu?" tanya Tasya.

"Sepertinya begitu dan jika benar maka.."

"Wanita dan balita itu adalah istri dan anak kedua kakek buyut," sahut Tasya.

"Iya," jawab Rasya seraya menganggukkan kepalanya.

Pemandangan selanjutnya yang mereka lihat adalah si asisten rumah tangga yang tengah sibuk menyetrika pakaian lalu seorang tukang kebun yang sedang merapikan taman.

"Apa dia yang bernama pak Tomo?" tanya Tasya di dalam hati.

Di kursi teras, terlihat seorang laki-laki sedang menyurut kopi sembari mengapit rokok di jemari tangannya.

"Mari pak Bayan!" seru seseorang yang lewat di depan rumah.

Tasya terperangah.

"Dia, kakek buyutku," gumam Tasya.

Tak lama datang seorang laki-laki yang wajahnya begitu mirip dengan sosok yang telah beberapa kali muncul di mimpi Tasya.

"Assalamualaikum!" ucap laki-laki yang baru datang tersebut seraya mencium tangan pak Bayan.

"Waalaikumsalam."

Tasya lekas menduga bahwa dialah yang bernama Aryo, anak sulung kakek buyutnya. Selanjutnya, Aryo berjalan masuk ke dalam, menembus tubuh Tasya yang tengah berdiri di depan pintu rumah. Kini, Tasya yakin bahwa ia dan Rasya benar-benar kembali ke masa lalu untuk ditunjukkan tentang bagaimana semua hal tak wajar terjadi. Hingga menghabiskan seluruh keturunan kakek buyutnya. Tasya kembali membuka lembaran berikutnya dan membaca apa yang Aryo tulis di sana.

......Hal yang selalu ayah sesali adalah ketika tak lekas menghentikan wanita itu.......

...Mengabaikannya karena memang tidak memiliki pikiran buruk apa pun....

...Sosok wanita yang awalnya dianggap sebagai penampakan hantu biasa tapi nyatanya, dia adalah jin yang diutus untuk memporak-porandakan keluarga kami....

Latar tempat berubah ke dapur. Entah bagaimana awalnya, kini Tasya dan Rasya telah berada di sana. Tak lama setelahnya, muncul wanita tua yang tak lain adalah asisten rumah tangga di rumah tersebut. Tampaknya, beliau masih mengantuk kala berjalan menuju kamar mandi. Setelah itu, dia melangkah hendak kembali ke kamar saat mendengar suara gemeresak dari pekarangan samping rumah. Rasa penasaran tiba-tiba datang memancing si mbok untuk mengintip dari balik jendela. Matanya terbelalak seketika lalu bergegas berlari kecil memanggil suaminya, pak Tomo untuk turut memeriksa. Pak Tomo lekas membuka pintu dapur lalu berteriak membuat sosok wanita yang tadi si mbok lihat memalingkan wajahnya. Si mbok beringsut mundur seraya mencengkeram baju suaminya.

"Pergi kamu! jangan berbuat macam-macam di sini!" teriak pak Tomo.

Teriakan ini jugalah yang membangunkan pak Bayan beserta Aryo. Mereka berdua lantas berjalan ke belakang, menghampiri pak Tomo dan si mbok. Sementara itu, sosok wanita di pekarangan hanya mengulas senyum ganjil sembari terus menaburkan sesuatu. Cahaya lampu yang temaram membuat mata tua pak Tomo tak dapat melihat dengan jelas apa yang sedang sosok itu taburkan.

"Ada apa Mo?" tanya pak Bayan.

"Ada hantu perempuan pak," jawab pak Tomo sembari menunjuk ke arah sosok wanita berada.

Pak Tomo lantas melihat ke arah yang pak Tomo tunjukkan. Bersamaan dengan itu, sosok wanita itu tertawa cekikikan lalu terbang dan kemudian menghilang.

"Sudah pergi, ayo semuanya kembali masuk ke dalam!" ajak pak Bayan.

"Yah.."

"Aryo, kamu takut?"

"Enggak."

"Bagus, tidak perlu takut dengan makhluk seperti itu!"

"Tapi pak, tadi saya melihat kalau sosok tadi menaburkan sesuatu," sela pak Tomo.

"Menaburkan apa?"

"Saya tidak bisa melihat dengan jelas. Bagaimana kalau kita periksa sekarang?"

"Untuk apa?"

"Saya hanya khawatir, tidak tahu kenapa tapi rasanya, perlu kita periksa apa sebenarnya yang dia taburkan di sana."

"Tidak usah, kuntilanak usil, tidak perlu dihiraukan! ayo semuanya kembali ke kamar! sudah malam, waktunya istirahat. Ohya Mo, besok kamu ikut saya ke kebun! kurang orang buat ngangkut panen cabe warga."

"Baik pak."

"Kamu juga Aryo, sudah waktunya kamu belajar. Suatu saat, kamu yang akan meneruskan pekerjaan Ayah ini."

"Iya yah."

Semua orang menurut, semua kembali ke kamar masing-masing meski di dalam hati kecil pak Tomo dan Aryo merasakan kegelisahan sekarang.

"Sosok wanita itukah yang dimaksud sebagai jin kiriman?" tanya Tasya di dalam hati.

Tasya melangkahkan kakinya hendak memeriksa, dia juga penasaran, apa yang sebenarnya sosok tadi taburkan. Sayangnya, tubuhnya langsung terpental ketika hendak membuka pintu dapur. Seolah, ia dilarang untuk melakukan apa pun selain menyaksikan apa yang telah disiapkan untuk dilihat Tasya beserta adiknya, Rasya.

"Kakak baik-baik saja?" tanya Rasya.

"Iya, kakak baik-baik saja."

"Kita baca lagi kak!"

"Iya," jawab Tasya sembari menganggukkan kepala.

...Setelah penampakan semalam, semua masih berjalan seperti biasa....

...Lancar dan tidak ada keanehan....

...Tidak ada kendala apa pun juga dalam pekerjaan....

...Sungguh tiada yang menyangka bahwa hal besar tengah menanti kami, bersiap untuk menikam dan menghabisi....

Tasya dan Rasya saling berpandangan dan dalam hitungan detik, pagi telah datang. Rumah terlihat sibuk dengan aktivitas harian seperti memasak, mandi dan lain sebagainya. Tasya dapat melihat kehangatan keluarga kakek buyutnya. Untuk sesaat, Tasya merasa tak percaya bahwa kini, dia berada di sini. Menerobos lorong waktu, kembali ke masa lalu dan menyaksikan semuanya seolah dia memang hidup di zaman itu.

Saat itulah Tasya mengetahui kebiasaan kakek buyutnya yang suka mencelupkan biskuit ke dalam air kopi sebelum kemudian memakannya. Tasya tersenyum, keluarga kakek buyutnya sarapan bersama sembari berbincang ringan. Bahkan, pak Tomo dan si mbok pun diajak untuk makan bersama dalam satu meja yang sama. Mana Majikan dan mana pesuruh sungguh tak terlihat sekarang.

"Kakek buyut orang yang baik," gumam Tasya.

Setelah sarapan, pak Bayan beserta pak Tomo dan Aryo berpamitan hendak ke kebun. Istri pak Bayan mengangguk lalu mengulurkan sekotak bekal untuk makan siang. Pak Bayan menerimanya seraya mengucapkan salam. Setelah salam dijawab, bergegaslah mereka, berangkat menuju kebun yang dituju. Sementara para laki-laki bekerja, si mbok di rumah membantu mengasuh anak perempuan pak Bayan. Sepertinya, beginilah rutinitas keseharian mereka.

...*Pekerjaan hari itu berjalan dengan lancar kecuali saat kami berpapasan dengan pak Basuki, pesaing ayahku....

...Meski hanya bertegur sapa sebentar tapi hatiku berdesir nyeri melihat tatapan yang tak biasa dari pak Basuki....

...Biasanya, dia akan menunjukkan wajah yang masam namun kali ini, terlihat sumringah bahagia....

...Saat itu, lekas kuhalau pikiran buruk yang muncul....

...Pikirku, mungkin, suasana hatinya memang sedang baik....

...Sialnya, di saat yang bersamaan, otakku kembali mengingat pada sosok hantu perempuan yang menurut penuturan pak Tomo sempat menaburkan sesuatu di pekarangan.*...

...🍂 Bersambung... 🍂...

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

next

2024-04-13

1

Lina Suwanti

Lina Suwanti

di awal sdh di jelaskan klo Tasya n adiknya mendapatkan warisan dr kakak nenek buyutnya,jd bukan keturunan lsg

2023-07-08

0

Shinta Teja

Shinta Teja

yang membuat ku bingung itu Thor .. kan kakek buyutnya Tasya Ama Rasya itu meninggal sekeluarga terus jadi bisa sampai ada hubungan keluarga nya dari mana Thor?!

2022-12-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!