BAB 20 : Teman Lama

Sejak pulang dari pantai hingga mendekati jam pulang kantor,  Anya masih tidur. Perutnya sudah terisi dan juga lelah, menyebabkan terlelap.  Sehingga Zaidan bisa leluasa beraktifitas, melanjutkan pekerjaan kantor yang menumpuk.

Hari ini kamu manis sekali putri kecilku. Tawamu, ceriamu, manjamu, membuat ayah punya keberanian untuk mengatakan isi hati ayah. Moga-moga ammah Dinda segera memberi jawaban. Bisik Zaidan di telinga putrinya yang tertidur pulas di sofa di ruang kerjanya.

"Ammah ... ." bibir mungil memanggil seseorang dalam keadaan mata terpejam. Lalu tertidur lagi dengan berbalik arah dari posisi awal menghadap sandaran. Membelakangi Zaidan yang menatapnya dengan kasih sayang. Dia tersenyum mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari bibir mungil putrinya. Kemudian dikecup dahinya dengan lembut.

"Ayah ...." Dia kibaskan wajah ayahnya, lalu tertidur lagi.

Lalu Zaidan berlalu meninggalkanya. Menuju ke tempat kebesarannya. Untuk melanjutkan memeriksa file-file yang masuk. Terlihat wajahnya kerut. Begitulah Zaidan kalau sudah bekerja, sangat fokus dan teliti. Namun tak banyak bicara. Sehingga disegani semua pegawai dan karyawan.

Adapun Aris sahabat beliau semasa sma adalah seorang sekretaris yang handal, sudah mengikuti Zaidan sejak pertama merintis usaha tersebut. Mengerti benar keadaan bossnya. Maka Zaidan sangat percaya padanya.

"Aris ... tolong bawa berkas keuangan dari Aifiyer."

Tak lama kemudian Aris masuk dengan membawa berkas yang dimaksud.

"Sebentar, Ris." lalu pak Aris duduk di depan meja Zaidan.

"Mengapa Aifiyer belakangan ini tidak ada perkembangannya. Malah justru menurun."

"Saya juga merasa begitu. Pak."

"Tolong ... besok Laila suruh  sini."

"Baik, Pak."

"Ya sudah."

"Saya kembali, Pak."

"Oh, ya ...." jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya pada berkas-berkas yang ada di depannya. Sampai-sampai tidak tahu, kalau ada panggilan yang masuk di hpnya. Baru setelah berkas itu terangkat, terdengar bunyi panggilan telpon dengan jelas.

Tanpa mengalihkan pandangan, dia mengangkat telpon dan bicara. Pada awalnya terkejut, tak lama kemudian terlihat kegembiraan di wajahnya.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh."

"Maaf, Mon. Tadi tertutup kertas."

"Mommy, kapan tibanya ...?"

"Okey ... Mon."

"Nanti aku jemput. "

Segera Zaidan membereskan berkas-berkas di atas mejanya. Menutup laptopnya. Merapikan mejanya. Lalu berjalan berlahan ke arah putrinya yang masih tidur. Dan membangunkannya dengan kasih sayang.

"Anya sayang ... Ayo bangun. Eyang putri mau datang." bisik Zaidan di telinga putrinya yang tertidur pulas di sofa ruang kerjanya.

"Benar Ayah ...?" tanya Anya dengan mata yang masih rapat terpejam.

"Benar. Baru saja aya mendapat telpon dari eyang putri di Singapura. Mungkin sekarang sudah di dalam pesawat. Ayo bangun ... Nanti telat

Menjemputnya." Sambil mengecup pipi putri kecilnya dengan lembut.

"Oke ... anak ayah yang manis." sambil menuntun Anya berjalan. Menuju toilet yang ada di samping ruangan. Karena mata Anya yang belum sempurna terbuka.

Sstelan selesai membersihkan mukanya, dengan telaten Zaidan merapikan rambut Anya yang berantakan. Dan menata pakaiannya pula, agar telihat lebih  rapi.

Dengan menggandeng Anya, Zaidan meninggalkan ruangan, hendak bergegas ke bandara. Tapi sebelum meninggalkan kantor, dia menuju ke meja pak Aris untuk memberikan beberapa petunjuk pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Anya ... Alhamdulillah Allah sudah menjawab kerinduanmu pada eyang putri." kata Zaidan ketika mereka menuju parkiran. Membuat Anya sangat senang.

"Kalau kita meminta, pasti Allah akan kasih ya, Ayah."

"Iya pasti, sayang. Buktinya kemarin Anya bilang kangen sama eyang putri. Hari ini, eyang putri  mau datang." jawab Zaidan dengan lembut.

"Berarti kalau Anya minta agar ammah Dinda jadi bunda Anya. Allah juga kasih."

Zaidan tersenyum dan menghentikan langkahnya, serta membelai rambut putrinya dengan gemas.

"Kapan Anya minta ke Allah."kata Zaidan sambil membukakan pintu untuk tuan putri kecilnya itu. Lalu berlalu ke sisi yang lain. Membuka pintu mobil untuk dirinya sendiri. Zaidan duduk di belakang kemudi dengan tenang. Dan menjalankan mobil, berlahan meninggalkan kompleks perkantoran. Menuju kawasan bandara, yang berjarak +_ 15 menit dari kantornya.

"Kapan ya ..." terlihat alisnya diangkat seakan-akan ingin mengingat sesuatu.

Sampai di bandaran menjelang sholat ashar. Zaidan kemudian memarkirkan kendaraannya. Mencari sebuah masjid. Kebetulan letaknya tak jauh dari tempat dia memarkir kendaraan.Yang berdada di kawasan bandara tersebut.

"Ayo kita sholat ashar dulu, minta sama Allah agar ammah Dinda jadi bunda Anya." jawab Zaidan sambil tersenyum.

Ngomongin eyang putri kok larinya ke ammah Dinda. Anya ... Anya ....

Semoga keinginanmu cepat terwujud. Doakan ayah ya ... Anya. Kata Zaidan dalam hati.

Membuat Zaidan jadi teringat akan Dinda. Dan ingin menghubunginya. Siapa tahu dia lagi online.

[Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh]

[Lagi apa?]

[Wa alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh]

[Baca buku di perpustakaan]

[Sudah sholat ashar?]

[Sudah waktunya apa?]

[Belum, persiapan ...]

[Baiklah]

[Dah...]

[Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh]

[Waalaikum dalam warohmatullahi wabarokatuh.]

Entah kenapa semakin dilarang oleh Dinda, Zaidan semakin penasaran.

Ah ... sudahlah hari ini cukup. Melepaskan 'merindukannya' pada seseorang yang senantiasa mengusik kegelisahannya.

Lalu dia pergi ke tempat wudhu untuk bersuci,  sambil menggandeng tangan Anya. Yang mengikutinya terus, dan menirukan apa yang Zaidan perbuat.

Sambil menunggu imam datang, Zaidan melakukan sholat sunnah dan berdzikir. Dia duduk tenang seorang diri. Sedangkan Anya duduk dekat pintu, menunggu ayahnya yang sedang sholat.

Tak berselang lama, ada seseorang yang mengumandangkan iqomah, bertanda sholat akan dimulai. Seseorang yang memakai jas abu-abu maju ke depan, untuk mengimami sholat. Zaidan berdiri tepat di belakang imam yang ditunjuk tadi. Mengikutinya dengan berusaha khusyu.

Selesai salam, Zaidan berdoa sejenak lalu bersalam-salaman dengan orang di sekitarnya.

"Syarief." sebut Zaidan ketika bersalaman dengan orang yang mengimani sholatnya tadi.

"Zaidankah?" jawabnya.

Syarief adalah teman kuliahnya, saat menempuh S1 di kota ini. Lalu keduanya berangkulan. 2 orang sahabat yang lama tak jumpa.

"Selama ini kamu kemana saja Syarief?"

"Aku tak kemana-mana. Tetap nyaman di kota kita tercinta ini. Kamunya ini yang kita tak tahu rimbanya. Hilang entah kemana." jawab Syarief senang.

"Bisa saja kamu, Syarief. Dari dulu tidak pernah berubah."

"Ada nich." Sambil menunjukkan badannya yang bertambah gemuk.

"Tidak terlalu juga. Kamu sendirian?"

"Ada 2 teman tuch." sambil menunjuk 2 orang yang sedang duduk di beranda masjid, menikmati senja yang menghias langit, dengan warna merah saganya.

"Maksudku ... kamu  bersama keluargamu ...."

"Ya ... aku tinggal di rumahlah. Masa kemana-mana aku bawa. Lagian ini tugas, bukan pribadi. Ke Balikpapan, hanya 2 hari."

"Anakmu berapa?"

"Baru dua."

"Ini putrimu ya ...?" tanya Syarief. Ketika melihat  Anya datang,  lalu duduk dipangkuan Zaidan.

"Ya ." sambil mencium ubun-ubun putrinya dengan manja.

"Kamu?"

"Ceritanya panjang." jawab Zaidan.

Lalu dialihkannya pertanyaan itu pada putri kecil yang ada di pangkuan Zaidan.

"Mana bunda?" sambil melihat Anya dengan senyum gemas.

"Sudah meninggal." jawab Zaidan sedih.

"Oh ... maaf."

"Ayah, tadi aku sudah minta sama Allah, supaya Ammah Dinda jadi bunda Anya ...."

Mendengar itu, senyum Syarief jadi mengembang.

"Ups ... kesenangan itu ...." sambil melirik Zaidan.

"Ayah yang baik harus nurut sama keinginan anaklah ... tidak ada salahnya, kan?"

"Undang ya ...!"

"Ku undang harus siap khotbah."

"Baik, Boss."

"Ngomong-ngomong kamu masih di Islamic Center?"

"Tetap. Sekali-kali mampirlah ... Jangan  bisnis melulu."

"Insya Allah." Lalu Zaidan berdiri sambil menggendong Anya.

" Mau menjemput mommy."

"Sama. Aku juga mau berangkat."

"Lanjut kapan-kapan ya ....."

"Ku tunggu."

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh."

"Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh."

Belum lama Zaidan berjalan, ada panggilan masuk dari Syarif.

"Ada apa?"

"Terima kasih, sudah diberi tahu."

"Doakan, agar segera tertangkap."

"Aamiin."

Lalu Zaidan memeluk Anya dan menoleh ke belakang.

Terpopuler

Comments

Nisharaa

Nisharaa

boom like kak..maaf ya baru sempat hafdir

semangat kak..like berlanjut.

Salamku Rindu suara azhan

2021-03-12

0

Nita.P

Nita.P

aku mampir lagi thor. Jangan lupa mampielr balik ya

2020-10-10

0

MomZiee

MomZiee

lanjuut

2020-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Pertemuan
2 BAB 2: Mengembangkan Sayap
3 BAB 3: Kenangan
4 BAB 4: Perjalanan
5 BAB 5 : Sampai Tujuan
6 BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7 BAB 7: Zaidan
8 BAB 8 : Iseng
9 BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10 BAB 10: Adinda
11 BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12 BAB 12: Anya Hari Ini
13 BAB 13: Piknik ke Pantai
14 BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15 BAB 15: Kantor Polisi
16 BAB 16: Karyawan
17 BAB 17: Folder baru
18 BAB 18: di Kampus
19 Bab 19 : Reza oh Reza
20 BAB 20 : Teman Lama
21 BAB 21 : Mommy
22 BAB 22 : Bercanda
23 BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24 BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25 BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26 BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27 BAB 27 : Surat Cinta
28 BAB 28 : Layla Haydi
29 BAB 29 : Hantaran
30 BAB 30 : Persiapan
31 BAB 31 : Khitbah
32 BAB 32 : Permintaan Anya
33 BAB 33 : Ijab Qobul
34 BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35 BAB 35 : Tidak malam ini
36 BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37 BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38 BAB 38 : Bunda Anya
39 BAB 39 : Kecemasan Anya
40 BAB 40 : Hasrat
41 BAB 41 : HAYDI
42 BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43 BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44 BAB 44 : Jelas Sudah
45 BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46 BAB 46 : Dia Istriku
47 BAB 47: Kita Keluarga
48 BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49 BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50 BAB 50 : Hangatnya Senja
51 BAB 51 : Dia Mayasa
52 BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53 BAB 53 : Penculikan
54 BAB 54 : Melarikan Diri
55 BAB 55 : Misi Layla dkk.
56 BAB 56 : Penyergapan
57 BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58 BAB 58 : Jadilah Cantik
59 BAB 59 : Kak Aris
60 BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61 BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62 BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63 BAB 63 : Aturan Mami
64 BAB 64 : Mengikuti Imamku
65 BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66 BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67 BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68 BAB 68 : Kakak Anya
69 BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70 BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71 BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72 BAB 72: Ini Untukmu
73 BAB 73 : Aris dan Layla
74 BAB 74 : Aku Merestuimu
75 BAB 75 : Panti Asuhan
76 BAB 76 : Berubahlah Fadly
77 BAB 77 : Gigitan Anya
78 BAB 78 : Bertemu Mayasa
79 BAB 79 : Untuk Si Kembar
80 BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81 BAB 81 : Tes Awal
82 BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83 BAB 83 : Bertukar Peran
84 BAB 84 : Lulus
85 BAB 85 : Paman Handoko
86 BAB 86 : Gagal
87 BAB 87 : Selalu Siap
88 BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89 BAB 89 : Masuk Tol saja
90 BAB 90 : Aksi Fadly
91 BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92 BAB 92 : Dimana Fadly
93 BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94 BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95 BAB 95 : Malam Pertama
96 BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97 BAB 97 : Memendam Rindu
98 BAB 98 : Resepsi
99 BAB 99 : Permulaan Pesta
100 BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101 extra part
102 pengumuman
103 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1: Pertemuan
2
BAB 2: Mengembangkan Sayap
3
BAB 3: Kenangan
4
BAB 4: Perjalanan
5
BAB 5 : Sampai Tujuan
6
BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7
BAB 7: Zaidan
8
BAB 8 : Iseng
9
BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10
BAB 10: Adinda
11
BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12
BAB 12: Anya Hari Ini
13
BAB 13: Piknik ke Pantai
14
BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15
BAB 15: Kantor Polisi
16
BAB 16: Karyawan
17
BAB 17: Folder baru
18
BAB 18: di Kampus
19
Bab 19 : Reza oh Reza
20
BAB 20 : Teman Lama
21
BAB 21 : Mommy
22
BAB 22 : Bercanda
23
BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24
BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25
BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26
BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27
BAB 27 : Surat Cinta
28
BAB 28 : Layla Haydi
29
BAB 29 : Hantaran
30
BAB 30 : Persiapan
31
BAB 31 : Khitbah
32
BAB 32 : Permintaan Anya
33
BAB 33 : Ijab Qobul
34
BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35
BAB 35 : Tidak malam ini
36
BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37
BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38
BAB 38 : Bunda Anya
39
BAB 39 : Kecemasan Anya
40
BAB 40 : Hasrat
41
BAB 41 : HAYDI
42
BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43
BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44
BAB 44 : Jelas Sudah
45
BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46
BAB 46 : Dia Istriku
47
BAB 47: Kita Keluarga
48
BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49
BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50
BAB 50 : Hangatnya Senja
51
BAB 51 : Dia Mayasa
52
BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53
BAB 53 : Penculikan
54
BAB 54 : Melarikan Diri
55
BAB 55 : Misi Layla dkk.
56
BAB 56 : Penyergapan
57
BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58
BAB 58 : Jadilah Cantik
59
BAB 59 : Kak Aris
60
BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61
BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62
BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63
BAB 63 : Aturan Mami
64
BAB 64 : Mengikuti Imamku
65
BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66
BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67
BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68
BAB 68 : Kakak Anya
69
BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70
BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71
BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72
BAB 72: Ini Untukmu
73
BAB 73 : Aris dan Layla
74
BAB 74 : Aku Merestuimu
75
BAB 75 : Panti Asuhan
76
BAB 76 : Berubahlah Fadly
77
BAB 77 : Gigitan Anya
78
BAB 78 : Bertemu Mayasa
79
BAB 79 : Untuk Si Kembar
80
BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81
BAB 81 : Tes Awal
82
BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83
BAB 83 : Bertukar Peran
84
BAB 84 : Lulus
85
BAB 85 : Paman Handoko
86
BAB 86 : Gagal
87
BAB 87 : Selalu Siap
88
BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89
BAB 89 : Masuk Tol saja
90
BAB 90 : Aksi Fadly
91
BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92
BAB 92 : Dimana Fadly
93
BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94
BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95
BAB 95 : Malam Pertama
96
BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97
BAB 97 : Memendam Rindu
98
BAB 98 : Resepsi
99
BAB 99 : Permulaan Pesta
100
BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101
extra part
102
pengumuman
103
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!