BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.

Jawab dong Dinda...aku juga menginginkannya. Bisik hati Zaidan.

Dengan senyum mengulum Dinda memberikan penjelasan pada tuan putri kecil.

"Anya sayang. Ammah juga sangat ingin bisa bersama kalian, sebagai bunda Anya sesungguhnya. Tapi bila tidak menjadi bunda sesungguhnya, ammah akan selalu sayang sama Anya. Anggap saja sebagai bunda. Ammah suka kok..do'a ammah selalu untuk kalian. Dan yang terpenting Anya harus selalu bahagia."

Aduh jawabannya kok mbuletisasi bin membingungkan. Ya atau tidak begitu saja Dinda ... teriak hati Zaidan, gemas dibuatnya.

"Oh ... berarti  mau ?"

Iihhhh ... mau tahu hati orang dewasa saja. Susah payah cari jawaban, mentah juga.

Kecil-kecil sudah pandai interogasi. Membuat Dinda makin bingung, tak tahu harus menjawab apa, seperti  kehabisan kata.

"Jawabannya ada di ayah, Anya."

Nyerah..nyerah...nyerah...ammah jangan suruh menjawab pertanyaanmu yang rumit ini.

"Ayah, bunda ...!"  Anya merajuk ke pangkuan Zaidan. Ditatapnya wajah ayahnya penuh harap. Sejenak diam lalu tersenyum, sambil mengecup dahi putrinya dengan lembut.

Anak kecil polos banget permintaannya. Minta bunda kayak minta permen saja.

"Anya duduk di sini sebentar ya ..."

Zaidan melepaskan Anya dari pangkuan. Pergi menuju mobil yang terparkir. Mengambil sesuatu. Disembunyikan di dalam saku kemeja. Berjalan berlahan mendekati Dinda, yang duduk mematung. Melepaskan pizza yang hendak dimakannya.

Dengan tenang dia menatap Dinda yang tertunduk malu. Ingin menyentuk tangan Dinda tapi diurungkan. Mungkin dia akan lari. Dan merusak suasana hati Dinda. Dia bukan orang yang suka demikian.

Sejenak  pandangannya menerawang. Menatap awan hendak bertanya apa yang mesti dia katakan.

Adinda Humaira. Nama yang bagus. Seingatku belum lama kita bertemu. Namun mengapa namamu yang hadir dalam do'aku. Akupun belum banyak mengenalmu. Jati dirimu, keluargamu, bahkan kesukaanmu.

Yang kutahu, hadirmu

Berlahan menyingkirkan kabut duka

Menghapus kenangan lara

Menabur pelangi di langit angan

Penuh akan warna tergambar

Kegembiraan dan keceriaan

Melintas senantiasa beriringan

Tatapan matamu memohon perlindungan

Dari seorang yang hendak engkau jadikan imam

Melewati sajadah perjalanan pengabdian

Pada yang kuasa ditujukan

Berharap hati memilki

Kasih yang hendak engkau tumbuhkan di hati

Siraman kasih Illahi menghiasi

Harapan kalbu berpaut indah pada ikatan suci

Lama terdiam, Zaidan mengumpulkan segenap keberanian untuk mengucapkan kata yang selama ini tersimpan.

"Dinda, maukah engkau jadi istriku."

Hanya itu saja yang bisa dia ungkap. Dari sekian banyak bisikan kata-kata yang dia rangkai dalam angannya.

Membuat Dinda terkesima, dan terdiam.

Ditatapnya wajah Zaidan dalam. Adakah ini main-main belaka, hanya sekedar menyenangkan putrinya atau ini benar-benar perasaan yang mendalam dari kalbunya.

Resah ini biarlah bersembunyi di balik hati. Satu yang tak bisa aku dipungkiri, putrinya membuatku tunduk pada keputusan Zaidan.

"Aku harus jawab apa?" Hanya itu yang bisa terucap dari bibir Dinda. Setelah sekian lama terdiam menghitung butir-butir pasir, terbang terbawa angin menyapanya di atas tikar.

"Hatimu teramat rapuh. Hingga keputusan itu engkau kembalikan padaku. Bila engkau percaya biarlah di bahu ini hendaklah engkau bersandar. Agar bisa kubisikkan hendak kemana biduk ini akan berlayar."

Dinda makin tertunduk, dalam diam dan terpejam. Mencoba melukiskan sebuah nama di hatinya. Yang selama ini dibiarkan kosong merana. Karena berharap imam sesungguhnya. Tak terasa bening tetesan embun terlihat disudut matanya, yang tampak berkaca-kaca. Namun tak tak disadari oleh Zaidan, karena diapun tak mampu menatap gadis yang ada di hadapannya.

"Bisakah engkau percaya ..?"

"Aku percaya."Akhirnya hati Dinda luluh juga. Membuat Zaidan ingin berteriak kegirangan. Tapi dilihatnya mata Dinda yang berkaca-kaca, spontan tangannya mengambil sapu tangan yang ada di celana dan memberikannya.

"Adakah aku telah menyakitimu ...?"

"Sudah duda masih bodoh juga."

Akhirnya Zaidan tersenyum. Dengan keberanian yang ada dia keluarkan kontak mungil bewarna merah dari dalam saku. Dan membukanya dihadapan Dinda dan disaksikan Anya. Ada sepasang cincin yang berkilauan ada di sana. Membuat Dinda terpaku.

"Maukah kupakaikan cincin ini di jari manismu?"

"Maaf, sebelum engkau memintanya pada kakakku, aku tak berani."

"Beri tahu kakakmu. Aku akan ke sana."

"Kapan?"

"Bila dirimu siap ..." Jawab Zaidan menyakinkan.

Tuhan. Mungkin ini keputusan yang terlalu cepat. Atas kebijaksanaanmu pula diriku punya daya untuk ungkapkan semua. Penuhi hasrat hati yang Engkau titipkan pada keinginan putriku ini. Bisik lirih kalbu Zaidan yang paling dalam. Sambil memeluk puterinya dengan hangat. Dan mengecup rambut dengan segenap rasa sayang.

Hembusan angin membelai lembut wajah-wajah yang berharap kasih segera sampai. Berirama dalam debur ombak  yang datang berkejaran menuju tepi, mengungkapkan isi hati tengah bernyanyi. Nyata terdengar dalam gelombang bergulung-gulung yang semakin tinggi, menggambarkan hasrat hati rindu terpatri. Menggapai pantai semakin mendekat pada kami yang berkeinginan duduk berjajar dalam ikatan sah pada pandanganNya,harapan kalbu perpaut cinta. Pada  langit berhias camar terbang berpasangan. Bertukar cerita tentang kehidupan. Serupakah kita dengan mereka? Yang ingin melangkah dalam cinta. Berpijak pada aturan Tuhan. Hingga halal.

Dinda hanya mampu menatap jauh langit yang tertutup awan. Memayungi lautan biru penuh gelombang. Ada rasa di sana. Kebimbangan dan keraguan hati yang ingin ungkapan hasrat. Apakah ini tidak terlalu cepat ku ambil keputusan.

Ah, aku hanya mampu berpasrah pada kehendakMu Tuhan. Qudrat irodatMu yang pasti akan terjadi. Ada suatu kebaikan yang hendak engkau tampakkan pada kami, yang tak kami sadari.

Bergelut mereka pada angan yang kian  liar mengembara. Tak tahu akhirnya dimana. Nyanyian merdu tak sadar terucap dari bibir Zaidan dengan segenap rasa yang ada. Lirih menggema berpaut rasa pada jiwa yang dirudung rindu akan harapan nyata.

🎵

Adinda dikaulah matahari..

Adinda dikaulah embun pagi..

Adinda dikaulah  permata hati..

Adinda ...oh adinda....

🎵

Dinda tersenyum mendengar senandung lagu yang didendangkan Zaidan.

"Janganlah memuja seseorang  berlebihan."

"Siapa juga!" jawab Zaidan

"Lagu itu bercerita tentang ungkapan kasih sayang orang tua kepada buah hatinya."Zaidan mencoba menjelaskan kata hatinya dengan samar. Tapi tak bisa dia ungkapakn. Sambil menunjuk putri kecil yang ada di pangkuan.

Semilir angin laut membuat matanya terpejam.

"Tapi ... untukmu juga." ucapnya dengan lirih.

"No ... no ..." Jawab Dinda. Tak sengaja mendengar bisikan lembut,  yang dibawa oleh hembusan seruni di telinganya. Membuat Dinda terdiam dan malu.

Zaidan menoleh dan tersenyum. Seolah mengerti isi hati Dinda yang tersembunyi.

"Matahari telah tinggi. Mari kita kembali."Ajak Zaidan dengan segera berdiri dengan memapah Anya yang tidur dalam pelukannya.

Dinda menganguk, lalu membereskan peralatan mereka dan meletakkannya di bagasi.

Entah mengapa terlalu banyak kata indah tercipta. Apakah ini karena cinta. Zaidan geleng-geleng kepala tak mengerti akan dirinya.

"Tolong, bukakan!" mohonnya, karena kedua tangan sedang menggendong Anya.

Lalu dinda membukakan pintu.

Zaidan meletakkan putrinya yang sedang terlelap dengan penuh kasih sayang di jok tengah. Dan menutup pintu dengan pelan pula.

"Silahkan di depan!"Ajak Zaidan dengan membukakan pintu depan untuk Dinda.

Tak ada alasan bagi Dinda untuk menolak ajakan Zaidan. Diapun duduk disamping Zaidan dengan tenang menatap ke depan.

Terpopuler

Comments

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Mampir lagi kak, semangat 😊😁

2020-11-25

1

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Mampir lagi kak, semangat 😊

2020-11-22

1

My sister...

My sister...

semangat..

2020-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Pertemuan
2 BAB 2: Mengembangkan Sayap
3 BAB 3: Kenangan
4 BAB 4: Perjalanan
5 BAB 5 : Sampai Tujuan
6 BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7 BAB 7: Zaidan
8 BAB 8 : Iseng
9 BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10 BAB 10: Adinda
11 BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12 BAB 12: Anya Hari Ini
13 BAB 13: Piknik ke Pantai
14 BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15 BAB 15: Kantor Polisi
16 BAB 16: Karyawan
17 BAB 17: Folder baru
18 BAB 18: di Kampus
19 Bab 19 : Reza oh Reza
20 BAB 20 : Teman Lama
21 BAB 21 : Mommy
22 BAB 22 : Bercanda
23 BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24 BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25 BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26 BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27 BAB 27 : Surat Cinta
28 BAB 28 : Layla Haydi
29 BAB 29 : Hantaran
30 BAB 30 : Persiapan
31 BAB 31 : Khitbah
32 BAB 32 : Permintaan Anya
33 BAB 33 : Ijab Qobul
34 BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35 BAB 35 : Tidak malam ini
36 BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37 BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38 BAB 38 : Bunda Anya
39 BAB 39 : Kecemasan Anya
40 BAB 40 : Hasrat
41 BAB 41 : HAYDI
42 BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43 BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44 BAB 44 : Jelas Sudah
45 BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46 BAB 46 : Dia Istriku
47 BAB 47: Kita Keluarga
48 BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49 BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50 BAB 50 : Hangatnya Senja
51 BAB 51 : Dia Mayasa
52 BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53 BAB 53 : Penculikan
54 BAB 54 : Melarikan Diri
55 BAB 55 : Misi Layla dkk.
56 BAB 56 : Penyergapan
57 BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58 BAB 58 : Jadilah Cantik
59 BAB 59 : Kak Aris
60 BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61 BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62 BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63 BAB 63 : Aturan Mami
64 BAB 64 : Mengikuti Imamku
65 BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66 BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67 BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68 BAB 68 : Kakak Anya
69 BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70 BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71 BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72 BAB 72: Ini Untukmu
73 BAB 73 : Aris dan Layla
74 BAB 74 : Aku Merestuimu
75 BAB 75 : Panti Asuhan
76 BAB 76 : Berubahlah Fadly
77 BAB 77 : Gigitan Anya
78 BAB 78 : Bertemu Mayasa
79 BAB 79 : Untuk Si Kembar
80 BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81 BAB 81 : Tes Awal
82 BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83 BAB 83 : Bertukar Peran
84 BAB 84 : Lulus
85 BAB 85 : Paman Handoko
86 BAB 86 : Gagal
87 BAB 87 : Selalu Siap
88 BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89 BAB 89 : Masuk Tol saja
90 BAB 90 : Aksi Fadly
91 BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92 BAB 92 : Dimana Fadly
93 BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94 BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95 BAB 95 : Malam Pertama
96 BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97 BAB 97 : Memendam Rindu
98 BAB 98 : Resepsi
99 BAB 99 : Permulaan Pesta
100 BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101 extra part
102 pengumuman
103 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1: Pertemuan
2
BAB 2: Mengembangkan Sayap
3
BAB 3: Kenangan
4
BAB 4: Perjalanan
5
BAB 5 : Sampai Tujuan
6
BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7
BAB 7: Zaidan
8
BAB 8 : Iseng
9
BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10
BAB 10: Adinda
11
BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12
BAB 12: Anya Hari Ini
13
BAB 13: Piknik ke Pantai
14
BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15
BAB 15: Kantor Polisi
16
BAB 16: Karyawan
17
BAB 17: Folder baru
18
BAB 18: di Kampus
19
Bab 19 : Reza oh Reza
20
BAB 20 : Teman Lama
21
BAB 21 : Mommy
22
BAB 22 : Bercanda
23
BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24
BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25
BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26
BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27
BAB 27 : Surat Cinta
28
BAB 28 : Layla Haydi
29
BAB 29 : Hantaran
30
BAB 30 : Persiapan
31
BAB 31 : Khitbah
32
BAB 32 : Permintaan Anya
33
BAB 33 : Ijab Qobul
34
BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35
BAB 35 : Tidak malam ini
36
BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37
BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38
BAB 38 : Bunda Anya
39
BAB 39 : Kecemasan Anya
40
BAB 40 : Hasrat
41
BAB 41 : HAYDI
42
BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43
BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44
BAB 44 : Jelas Sudah
45
BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46
BAB 46 : Dia Istriku
47
BAB 47: Kita Keluarga
48
BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49
BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50
BAB 50 : Hangatnya Senja
51
BAB 51 : Dia Mayasa
52
BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53
BAB 53 : Penculikan
54
BAB 54 : Melarikan Diri
55
BAB 55 : Misi Layla dkk.
56
BAB 56 : Penyergapan
57
BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58
BAB 58 : Jadilah Cantik
59
BAB 59 : Kak Aris
60
BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61
BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62
BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63
BAB 63 : Aturan Mami
64
BAB 64 : Mengikuti Imamku
65
BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66
BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67
BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68
BAB 68 : Kakak Anya
69
BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70
BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71
BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72
BAB 72: Ini Untukmu
73
BAB 73 : Aris dan Layla
74
BAB 74 : Aku Merestuimu
75
BAB 75 : Panti Asuhan
76
BAB 76 : Berubahlah Fadly
77
BAB 77 : Gigitan Anya
78
BAB 78 : Bertemu Mayasa
79
BAB 79 : Untuk Si Kembar
80
BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81
BAB 81 : Tes Awal
82
BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83
BAB 83 : Bertukar Peran
84
BAB 84 : Lulus
85
BAB 85 : Paman Handoko
86
BAB 86 : Gagal
87
BAB 87 : Selalu Siap
88
BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89
BAB 89 : Masuk Tol saja
90
BAB 90 : Aksi Fadly
91
BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92
BAB 92 : Dimana Fadly
93
BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94
BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95
BAB 95 : Malam Pertama
96
BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97
BAB 97 : Memendam Rindu
98
BAB 98 : Resepsi
99
BAB 99 : Permulaan Pesta
100
BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101
extra part
102
pengumuman
103
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!