BAB 16: Karyawan

Dinda memasuki tokonya dengan senang. Sejenak terlupa peristiwa yang barusan dialaminya. Dari wa Silvi yang dia kirim, bahwa saat ini karyawan yang dia sampaikan kepadaku kemarin sudah datang. Dan sudah menunggu di toko.

Mana dia .....

Oh itu mereka ....

Kulihat di tempat duduk pojok sebelah kanan 2 dua orang gadis yang duduk dengan santai sambil mengobrol ringan. Salah satunya sepertinya aku kenal.

" Hai Yani, apa kabar ?"

"Kabar baik, Din."

"Lama nggak ketemu Yani. Selama ini kamu kemana Yan."

"Ke Hongkong, Din."

"Sayang lho ... ilmumu. Apalagi dulu kamu paling jago bikin pastry. Aku suka banget sama pastry kamu."

"Bisa saja kamu,Din. Mau gimana lagi, gaji TKW gede sich."

"Uangnya banyak dong. Kok sekarang malah melamar kerjaan ke tempatku, apa nggak salah?"

"Ceritanya panjang, Din. Nanti saja aku cerita. Itu ada mbaknya juga yang mau ketemu kamu!" kata Yani, sambil menoleh ke arah sebelah kanannya.

Seorang cewek yang masih berseragam putih abu-abu dengan jilbab putih di kepala, tampak manis tersemyum ke padaku.

"Adik nama Ratna?" tanyakku sambil membalas senyuman manisnya.

"Ya mbak."

"Kelas berapa?"

"Kelas 12."

"Apa ini nggak akan mengganggu waktu belajarmu?"

"Insya Allah tidak Mbak. Saya sudah memikirkannya."

"Rumahmu di mana?"

"Tidak jauh dari sini, Mbak."

"Seumpama kamu menginap bisa?"

"Insya Allah."

"Baiklah kalau begitu. Kamu boleh kerja. Mulai sekarang."

"Benarkah Mbak?"

"Kalau tidak keberatan."

"Baik mbak."

"Nanti bisa belajar dulu sama mbak Silvi dan mbak Hani. Dan tolong bantu juga mbak Rani seandainya membutuhkan."

"Baik Mbak."

Kemudian Ratna pergi ke dalam dapur toko kami, untuk berganti baju terlebih dahulu. Dia adalah karyawan paruh waktu yang kemarin sudah dikatakan Silvi padaku. Yang akan membantu dibagian produksi.

Namun untuk kali ini biarlah membantu di bagian penjualan. Besok baru beralih di bagian produksi. Kulihat sepintas cekatan dan pekerja keras. Semoga ini bisa membantu Silvi dan Hani mengatasi pesanan yang terus meningkat.

"Hebat kamu, Din."

"Pujian atau pujian ...?"

"Dua-duanya." jawab Yani tertawa.

"Ehmmmm, ke Hongkong, uangnya banyak dong ."

"Tak bersisa, Din. Dihabiskan paman. Bahkan ketika aku pulang katanya ibu punya banyak hutang ke dia. Karena perawatan ibu."

"Aku ikut sedih, Yan. "

"Ya sudahlah, Din. Hikmahnya aku bisa dekat orang tua dan merawatnya."

"Tapi aku diterima tidak?"

"Rugi gitu lho ... nggak terima kamu .... Tapi Yan, gajinya tidak seberapa dibanding kamu kerja di Hongkong." Dinda menjawab dengan pelan.

Yani hanya tersenyum saja menanggapi jawabanku.

"Aku mengerti. Yang penting sekarang aku bisa dekat dengan orang tua. Sekarang ibuku sering sakit-sakitan. Tidak apa-apa kan, Din."

"Lalu yang jaga ibumu siapa? Atau gini saja, kamu buat di rumah dan kirim ke toko ini. Bahan dariku semua."

"Beneran, Din." aku mengangguk. Yani langsung memeluknya.

"Ya udah kalau begitu. Hari kamis kamu ke sini,agar aku bisa menyiapkan dulu bahan untuk posturnya."

"Kalau begitu. Aku balik dulu ya...."

"Oh ya, Ini untuk oleh-oleh ibumu di rumah." jawabku. Mengambil beberapa kue dari etalase dan memasukkannya ke dalam paper bag. Untuk ibunya di rumah yang sedang sakit.

"Sekali lagi terima kasih , Din." sambil memeluk ku. Kemudian pulang.

Ariyani, teman SMK yang dulu periang dan sangat berbakat dalam bidang kuliner. Aku sering mengagumi hasil masakannya. Apalagi dengan kue-kue yang dia buat, sangat luar biasa. Baik dari segi penampilan maupun rasa. Apakah sekarang masih sama dengan Ariyani yang dulu ataukah telah berubah. Setelah sekian lama tidak bergelut lagi dengan dunia kuliner. Semoga saja tidak berubah. Aamiin....

Setelah Yani berlalu, akupun pergi menuju musholla toko. Untuk menghilangkan lelah yang kuderita karena aktifitasku dari pagi hingga menjelang dhuhur ini, yang rasanya kok belum berhenti.

Tapi sekalian saja aku selesaikan masalah penambahan karyawanku. Baik untuk toko roti ini dan restoran. Kubuka wa, chatting dengan adik kelasku yang baru saja pulang dari Lombok. Kabarnya tidak kembali lagi ke sana. Kemarin sudah aku hubungi. Cuma kepastiannya kapan masuknya belum kuberi tahu.

[Assalamu alaikum wr. .wb.]

[Waalaikum salam...]

[Yeyen ya...]

[Ya...]

[Rabu besok bisa ke restoran]

[Insya Allah]

[Ok..tak tungu ya...]

[Ajak sekalian temanmu itu...]

[Ya, Mbak]

[Assalamu alaikum wr wb]

[Wa alaikum salam wr. wb.]

Tinggal satu yang belum kuhubungi, yaitu bi Sumi. Moga-moga dia bisa....

[Assalamu alaikum wr wb]

[Wa alaikum salam wr wb]

[Bi Sumi sekarang sedang apa?]

[Ada apa non Dinda]

[Seumpama bik Sumi kerjanya nginap di rumah saya, bagaimana?]

[Wah saya senang banget, Non ...]

[Kebetulan saya selama ini saya nganggur di rumah. ]

[Hanya kerja kalau non panggil di hari kamis dan jum'at ]

[Mulainya kapan, Non]

[Kalau hari ini bisa]

[Bisa, Non]

[Ya udah, nanti sore atau habis maghrib nanti, biar dijemput kakak.]

[Ok, Non]

Lelah juga duduk. Membuatku terkantuk-kantuk. Apalagi jam-jam segini. Waktunya khoilullah kata ustad, tidur sejenak memperbaiki kebugaran tubuh.

"Silvi, aku ke rumah dulu ya...." kataku sambil berlalu. Meninggalkan Silvi yang juga ingin menuju ke peraduannya. Semalam telah terforsir tenaganya untuk bikin pesanan.

"Ya, Din." katanya sambil menuju ke kamarnya yang ada di atas.

"Nanti berangkat kuliah sama-sama ya..."

"Ok"

Aku sudah tak tahan lagi dengan rasa kantuk ini. Ku berjalan melewati Hani, Rani dan yang lainnya yang sedang asyik melayani pembeli. Kulihat Rani yang berkutat di meja kasir harus sesekali turut pula membantu. Ingin kuberhenti dan membantu tapi rasa kantukku ini seakan menghalangi. Maka ku teruskan melangkah hingga keluar dan menuju ke rumah.

Sampai di rumah, kubuka pintu dengan kunci yang kubawa dan segera menuju ke kamarku untuk merebahkan badan.

Sayangnya ketika sampai kamar, kok kantukku berkurang dengan hadirnya bayangan kejadian saat bersama-sama Anya dan Zaidan pagi ini.

Tentang Anya yang makan kue tart di kantor. Membuat kami tertawa bersama.

Tentang anehnya sikap Zaidan saat meminjam laptop. Entah apa maksudnya ....

Tentang keceriaan bermain bersama di pantai. Sungguh mengasyikkan.

Saat Zaidan mau melamar. Yang membuat hatiku hingga saat ini, masih berdebar-debar antara binggung dan bahagia.

Semua berlalu-lalang menghiasi anganku, mengusir rasa kantukku.

Sambil duduk bersandar di sandaran tempat tidur, iseng-iseng kubuka laptop ku. Melihat data perkembangan keuangan toko roti.

Tapi ini kok ada folder baru?

Perasaan, aku belum pernah simpan sesuatu dengan nama folder itu?!

Penasaran, kubuka folder dengan nama

'Qolbii salim li ukhti'.

Kesempurnaan hatiku bagi saudara perempuanku, kurang lebih begitu artinya. Kalau tak salah.

Apa isinya. Aku jadi penasaran.

Ini pasti kerajan Zaidan yang pinjam laptopku tadi pagi. Ah, ada-ada saja. batinku

Apa maksudnya ....

Terpopuler

Comments

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Mampir lagi kak, semangat 😊

2020-11-29

0

🍃🥀Fatymah🥀🍃

🍃🥀Fatymah🥀🍃

Aku mampir lagi kak 🤗🤗


Salam manis dari MAYLEA SI GADIS MASA DEPAN

2020-09-20

0

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

semangat

2020-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Pertemuan
2 BAB 2: Mengembangkan Sayap
3 BAB 3: Kenangan
4 BAB 4: Perjalanan
5 BAB 5 : Sampai Tujuan
6 BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7 BAB 7: Zaidan
8 BAB 8 : Iseng
9 BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10 BAB 10: Adinda
11 BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12 BAB 12: Anya Hari Ini
13 BAB 13: Piknik ke Pantai
14 BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15 BAB 15: Kantor Polisi
16 BAB 16: Karyawan
17 BAB 17: Folder baru
18 BAB 18: di Kampus
19 Bab 19 : Reza oh Reza
20 BAB 20 : Teman Lama
21 BAB 21 : Mommy
22 BAB 22 : Bercanda
23 BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24 BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25 BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26 BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27 BAB 27 : Surat Cinta
28 BAB 28 : Layla Haydi
29 BAB 29 : Hantaran
30 BAB 30 : Persiapan
31 BAB 31 : Khitbah
32 BAB 32 : Permintaan Anya
33 BAB 33 : Ijab Qobul
34 BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35 BAB 35 : Tidak malam ini
36 BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37 BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38 BAB 38 : Bunda Anya
39 BAB 39 : Kecemasan Anya
40 BAB 40 : Hasrat
41 BAB 41 : HAYDI
42 BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43 BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44 BAB 44 : Jelas Sudah
45 BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46 BAB 46 : Dia Istriku
47 BAB 47: Kita Keluarga
48 BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49 BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50 BAB 50 : Hangatnya Senja
51 BAB 51 : Dia Mayasa
52 BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53 BAB 53 : Penculikan
54 BAB 54 : Melarikan Diri
55 BAB 55 : Misi Layla dkk.
56 BAB 56 : Penyergapan
57 BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58 BAB 58 : Jadilah Cantik
59 BAB 59 : Kak Aris
60 BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61 BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62 BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63 BAB 63 : Aturan Mami
64 BAB 64 : Mengikuti Imamku
65 BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66 BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67 BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68 BAB 68 : Kakak Anya
69 BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70 BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71 BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72 BAB 72: Ini Untukmu
73 BAB 73 : Aris dan Layla
74 BAB 74 : Aku Merestuimu
75 BAB 75 : Panti Asuhan
76 BAB 76 : Berubahlah Fadly
77 BAB 77 : Gigitan Anya
78 BAB 78 : Bertemu Mayasa
79 BAB 79 : Untuk Si Kembar
80 BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81 BAB 81 : Tes Awal
82 BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83 BAB 83 : Bertukar Peran
84 BAB 84 : Lulus
85 BAB 85 : Paman Handoko
86 BAB 86 : Gagal
87 BAB 87 : Selalu Siap
88 BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89 BAB 89 : Masuk Tol saja
90 BAB 90 : Aksi Fadly
91 BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92 BAB 92 : Dimana Fadly
93 BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94 BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95 BAB 95 : Malam Pertama
96 BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97 BAB 97 : Memendam Rindu
98 BAB 98 : Resepsi
99 BAB 99 : Permulaan Pesta
100 BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101 extra part
102 pengumuman
103 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1: Pertemuan
2
BAB 2: Mengembangkan Sayap
3
BAB 3: Kenangan
4
BAB 4: Perjalanan
5
BAB 5 : Sampai Tujuan
6
BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7
BAB 7: Zaidan
8
BAB 8 : Iseng
9
BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10
BAB 10: Adinda
11
BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12
BAB 12: Anya Hari Ini
13
BAB 13: Piknik ke Pantai
14
BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15
BAB 15: Kantor Polisi
16
BAB 16: Karyawan
17
BAB 17: Folder baru
18
BAB 18: di Kampus
19
Bab 19 : Reza oh Reza
20
BAB 20 : Teman Lama
21
BAB 21 : Mommy
22
BAB 22 : Bercanda
23
BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24
BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25
BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26
BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27
BAB 27 : Surat Cinta
28
BAB 28 : Layla Haydi
29
BAB 29 : Hantaran
30
BAB 30 : Persiapan
31
BAB 31 : Khitbah
32
BAB 32 : Permintaan Anya
33
BAB 33 : Ijab Qobul
34
BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35
BAB 35 : Tidak malam ini
36
BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37
BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38
BAB 38 : Bunda Anya
39
BAB 39 : Kecemasan Anya
40
BAB 40 : Hasrat
41
BAB 41 : HAYDI
42
BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43
BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44
BAB 44 : Jelas Sudah
45
BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46
BAB 46 : Dia Istriku
47
BAB 47: Kita Keluarga
48
BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49
BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50
BAB 50 : Hangatnya Senja
51
BAB 51 : Dia Mayasa
52
BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53
BAB 53 : Penculikan
54
BAB 54 : Melarikan Diri
55
BAB 55 : Misi Layla dkk.
56
BAB 56 : Penyergapan
57
BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58
BAB 58 : Jadilah Cantik
59
BAB 59 : Kak Aris
60
BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61
BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62
BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63
BAB 63 : Aturan Mami
64
BAB 64 : Mengikuti Imamku
65
BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66
BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67
BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68
BAB 68 : Kakak Anya
69
BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70
BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71
BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72
BAB 72: Ini Untukmu
73
BAB 73 : Aris dan Layla
74
BAB 74 : Aku Merestuimu
75
BAB 75 : Panti Asuhan
76
BAB 76 : Berubahlah Fadly
77
BAB 77 : Gigitan Anya
78
BAB 78 : Bertemu Mayasa
79
BAB 79 : Untuk Si Kembar
80
BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81
BAB 81 : Tes Awal
82
BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83
BAB 83 : Bertukar Peran
84
BAB 84 : Lulus
85
BAB 85 : Paman Handoko
86
BAB 86 : Gagal
87
BAB 87 : Selalu Siap
88
BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89
BAB 89 : Masuk Tol saja
90
BAB 90 : Aksi Fadly
91
BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92
BAB 92 : Dimana Fadly
93
BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94
BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95
BAB 95 : Malam Pertama
96
BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97
BAB 97 : Memendam Rindu
98
BAB 98 : Resepsi
99
BAB 99 : Permulaan Pesta
100
BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101
extra part
102
pengumuman
103
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!