BAB 9:Malam Menjelang Fajar

Zaidanpun tak kalah sigap, langsung membatu pak Aslam yang telah terlebih dulu lari mengejar. Berkat kesigapan pak Tata dan pak Aslam, orang itu tertangkap. Pak Zaidan segera menelpon polisi, setelah mengamankan penyusup tersebut ke dalam pos keamanan.

Tak lama kemudian polisi  datang, lalu membawanya pergi diikuti oleh salah satu satpam. Untuk memberikan keterangan.

"Maaf pak, tadi saya belum melapor."

"Ya ... Kalau bisa jika ada kejadian yang aneh segera telpon saya. Kali ini saya maafkan." Jawab Zaidan berang.

Kemudian Zaidan meninggalkan pak Aslam sendiri di pos keamanan, dengan rasa bersalahnya. Beruntung Zaidan sudah tahu  dari cctv yang dia pasang  di sekitar rumahnya. Yang terhubung langsung dengan hpnya.

Sengaja dia mengajak satpam berjamaah pada saat ini,  salah satunya adalah untuk mengecek sendiri keamanan rumahnya. Karena dia melihat adanya gelagat yang tidak baik sejak tadi siang.

Dengan gelisah dia menuju rumah. Pikirannya mencari-cari dan menebak-tebak, siapa gerangan yang telah mengganggu kehidupannya. Kenapa  sampai tahu keberadaannya. Adakah selama ini seseorang yang mengikutinya. Lalu siapa?

Ah ...  Semoga ini menjadi petunjuk awal siapa dalang dari pembunuhan istrinya. Dan motif dibalik peristiwa itu. Dia tak akan tenang sebelum pembunuhnya tertangkap.

Kalau bukan karena Anya masih tidur.

Ingin rasanya dia langsung ke kantor polisi. Menyaksikan polisi mengintrogasi penyusup itu dengan mata kepala sendiri. Sehingga dia segera tahu, kenapa sampai menyatroni rumahnya. Adakah yang menyuruhnya.

Semua pertanyaan itu berputar-putar di kepala Zaidan. Tak jarang membuat Zaidan lemah. Hanya pada yang bersemayam di langit, dia pasrahkan segala beban di pundaknya. Segalanya tanpa sisa. Tentang Anya, tentang istrinya dan segalanya.

Kemudian dia masuk ke kamar kerja. Dan menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan yang tertunda. Hingga larutpun tak terasa. Jarum jam berdenting, terdengar cukup jelas, di tengah malam. Menandakan pukul 00.00 tepat, baru kemudian Zaidan mematikan lampu ruang kerjanya. Berjalan berlahan menuju kamar putrinya. Setelah terlebih dahulu mencuci muka dan sikat gigi di kamar pribadinya.

Di pandanginya wajah putrinya dengan senyum. Dibelai dengan lembut. Ditiup ubun-ubunnya dengan doa. Lalu dia menuju sofa yang ada di sisi tempat tidur.  Merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Tak lama kemudian terdengar bunyi mendengkur. Tanda dia sudah berada di alam mimpi.

Tepat jam 03.00 dini hari Zaidan terbangun. Kemudian dia lihat putri kecilnya yang masih tertidur pulas dengan senyum tersungging. Ada kecerian di wajah mungilnya. Seperti sedang menikmati mimpi yang indah. Namun selimutnya sedikit terbuka. Diapun tersenyum. Lalu merapikan selimut itu dengan pelan, agar tidak menggangu tidur putrinya.

Dengan berlahan dia keluar. Lalu membersihkan diri dengan sempurna. Serta mengambil air wudhu untuk melengkapi bersuci. Menuju kamar Anya. Serta menggelar sajadah di sisi ranjang. Melakukan sholat tahajud.

Menyibak kesunyian malam. Takbir sebagai awal. Berdiri, ruku', sujud dengan tenang. Berhias ketaatan. Berakhir dengan salam.

Mengungkap rasa kerinduan pada sang Pecipta. Mengadukan apa yang dirasa. Dalam senandung pujian, pengharapan dan do"a.

Nikmat terasa. Tetesan air mata. Tumpah dalam jumpa pada sang maha kasih dan cinta. Dalam ribaNya. Lumpuh bersimpuh mengakui kelemahan. Tiada daya mengangkat badan tanpa ditopang kuasaNya.

Pada kedua lengan beban terasa ringan dalam sentuan sayap utusan. Hilangkan was-was dan takut di jiwa. Berganti ketenangan merasuk pada sanubari membimbing pikir melintasi angan bahagia. Berlahan angan menuliskan puisi pada untaian doa yang dia panjatkan.

💎

Bayang masa lalu terengut nestapa

Tersisa duka kini masih terasa

Padaku, pada putriku yang tak berdosa

Mengukir nyata di hamparan angannya

Dinda ...

Bayang wajahmu melintas dalam doa

Kuhadirkan pada yang mengikat jiwa

Restu cinta kasih akankah tiba

Mengusir lara pengganti derita

Kapankah akan kudapat halalNya

Sejenak bibir berujar rasa

Yang tak bisa kusembunyi kan

Dari sang Maha Tahu

Apakah ini sebuah jawaban

Atas perjalanan malamku yang lama

Tolonglah Tuhan beri aku tanda

Agar inginku menjadi nyata

Kebaikan aku, putriku

Hadirnya dalam ikatan nyata

💎

Zaidan bertafakur hingga tak terasa dentang jarum jam sudah lewat dari setengah perjalanan menuju fajar. Lalu dia beranjak dari sujudnya. Melipat sajadah dan meletakkannya di pundak. Masih memakai sarung serta peci, lengkap dengan baju taqwa. Berjalan berlahan, melewati ruang tengah menuju halaman depan rumah.

Suasana masih gelap ketika dia membuka pintu rumah utama. Sejenak dia terdiam, mangamati keadaan di kesunyian. Dingin angin terasa menusuk, menembus kulit ari. Tak urungkan niat melangkah pergi. Menapaki jalan setapak di tengah taman. Yang terlihat karena cahaya bulan. Yang muncul tenggelam di balik awan.

Sejenak berhenti ketika seekor kelelawar melintas. Kibasan sayapnya terdengar memecah senyap. Hingga terhenti, hinggap di pohon rambutan. Bertengger sejenak lalu pergi ke arah sinar purnama. Dan menghilang. Seiring terbit warna putih di ufuk timur. Bertanda fajar akan muncul. Menyapa alam berhias bintang-bintang dengan senyuman. Kebesaran dia rasakan. Masya Allah ... inilah ciptaan Tuhan.

Zaidan terus melangkah. Terlihat olehnya, pak Aslam tertidur pulas di pos. Hanya berselimutkan sarung. Melindungi dirinya dari angin malam yang dingin. Dan semakin mendekati fajar dinginnya semakin terasa. Dan diapun meringkuk mengalah pada ciptaanNya jua.

Sedangkan pak Tata duduk di beranda musholla. Terlihat bening di wajahnya. Rupanya dia juga menikmati malam dengan bermunajat padaNya.

Zaidan berjalan berlahan mendekatinya. Lalu duduk di samping sebelah kanan. Pak Tata tersenyum menyambut dengan hangat. Lalu dia berlalu menuju pos untuk mengambil termos yang berisikan kopi dan juga gelas. Yang senantiasa tersedia menemani malamnya. Kali ini bi Rahma yang membuatnya. Berlahan dia menuangkan untuk tuannya.

"Dingin sekali malam ini,  Pak."  Sapa Zaidan.

"Iya." Pak Tata mengangguk.

"Bagaimana tadi?"

"Dia masih diam."

"Lalu?"

"Belum dapat keterangan apa-apa."

Terlihat wajah Zaidan geram dan kecewa.

"Tapi saya laporkan juga kejadian tadi siang. Sepertinya mereka mengenali orang tersebut."

"Perkembangan kasus istri saya?"

"Besok Bapak diminta datang, kalau bisa dengan putri bapak."

"Tak mungkin. Dia masih kecil. Apa diperlukan?"

"Siapa tahu Pak."

Pak Tata adalah orang yang mengerti benar tentang Zaidan dan keluarganya. Keluarga Hendiyana, keluarga yang mengadopsi Zaidan dari panti asuhan. Sejak berumur 4 tahun. Sehingga dia kenal benar watak tuannya. Lembut tapi tegas dan pekerja keras.

Perusahaan yang banyak bukanlah warisan dari orang tua angkatnya. Melainkan murni dari kerja kerasnya selama ini. Dimulai sejak masih remaja, dia sudah mulai membuka usaha sendiri. Apalagi semenjak lulus S3.

Dia semakin matang dalam mengelola perusahaan. Hingga maju pesat dan memiliki banyak cabang.

Zaidan sangat menghormati pak Tata. Yang mengasuhnya sejak kecil. Dan pak Tata sangat setia kepada keluarga Hendiyana. Pada waktu keluarga Hendiyana memutuskan untuk menetap di Singapura. Dia memutuskan ikut Zaidan sebagai satpam.

Terpopuler

Comments

Titin

Titin

like thor

2021-03-14

0

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Mampir lagi kak, semangat 😊

2020-11-16

0

My sister...

My sister...

semangat terus..

2020-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Pertemuan
2 BAB 2: Mengembangkan Sayap
3 BAB 3: Kenangan
4 BAB 4: Perjalanan
5 BAB 5 : Sampai Tujuan
6 BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7 BAB 7: Zaidan
8 BAB 8 : Iseng
9 BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10 BAB 10: Adinda
11 BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12 BAB 12: Anya Hari Ini
13 BAB 13: Piknik ke Pantai
14 BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15 BAB 15: Kantor Polisi
16 BAB 16: Karyawan
17 BAB 17: Folder baru
18 BAB 18: di Kampus
19 Bab 19 : Reza oh Reza
20 BAB 20 : Teman Lama
21 BAB 21 : Mommy
22 BAB 22 : Bercanda
23 BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24 BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25 BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26 BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27 BAB 27 : Surat Cinta
28 BAB 28 : Layla Haydi
29 BAB 29 : Hantaran
30 BAB 30 : Persiapan
31 BAB 31 : Khitbah
32 BAB 32 : Permintaan Anya
33 BAB 33 : Ijab Qobul
34 BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35 BAB 35 : Tidak malam ini
36 BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37 BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38 BAB 38 : Bunda Anya
39 BAB 39 : Kecemasan Anya
40 BAB 40 : Hasrat
41 BAB 41 : HAYDI
42 BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43 BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44 BAB 44 : Jelas Sudah
45 BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46 BAB 46 : Dia Istriku
47 BAB 47: Kita Keluarga
48 BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49 BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50 BAB 50 : Hangatnya Senja
51 BAB 51 : Dia Mayasa
52 BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53 BAB 53 : Penculikan
54 BAB 54 : Melarikan Diri
55 BAB 55 : Misi Layla dkk.
56 BAB 56 : Penyergapan
57 BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58 BAB 58 : Jadilah Cantik
59 BAB 59 : Kak Aris
60 BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61 BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62 BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63 BAB 63 : Aturan Mami
64 BAB 64 : Mengikuti Imamku
65 BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66 BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67 BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68 BAB 68 : Kakak Anya
69 BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70 BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71 BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72 BAB 72: Ini Untukmu
73 BAB 73 : Aris dan Layla
74 BAB 74 : Aku Merestuimu
75 BAB 75 : Panti Asuhan
76 BAB 76 : Berubahlah Fadly
77 BAB 77 : Gigitan Anya
78 BAB 78 : Bertemu Mayasa
79 BAB 79 : Untuk Si Kembar
80 BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81 BAB 81 : Tes Awal
82 BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83 BAB 83 : Bertukar Peran
84 BAB 84 : Lulus
85 BAB 85 : Paman Handoko
86 BAB 86 : Gagal
87 BAB 87 : Selalu Siap
88 BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89 BAB 89 : Masuk Tol saja
90 BAB 90 : Aksi Fadly
91 BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92 BAB 92 : Dimana Fadly
93 BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94 BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95 BAB 95 : Malam Pertama
96 BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97 BAB 97 : Memendam Rindu
98 BAB 98 : Resepsi
99 BAB 99 : Permulaan Pesta
100 BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101 extra part
102 pengumuman
103 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1: Pertemuan
2
BAB 2: Mengembangkan Sayap
3
BAB 3: Kenangan
4
BAB 4: Perjalanan
5
BAB 5 : Sampai Tujuan
6
BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7
BAB 7: Zaidan
8
BAB 8 : Iseng
9
BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10
BAB 10: Adinda
11
BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12
BAB 12: Anya Hari Ini
13
BAB 13: Piknik ke Pantai
14
BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15
BAB 15: Kantor Polisi
16
BAB 16: Karyawan
17
BAB 17: Folder baru
18
BAB 18: di Kampus
19
Bab 19 : Reza oh Reza
20
BAB 20 : Teman Lama
21
BAB 21 : Mommy
22
BAB 22 : Bercanda
23
BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24
BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25
BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26
BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27
BAB 27 : Surat Cinta
28
BAB 28 : Layla Haydi
29
BAB 29 : Hantaran
30
BAB 30 : Persiapan
31
BAB 31 : Khitbah
32
BAB 32 : Permintaan Anya
33
BAB 33 : Ijab Qobul
34
BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35
BAB 35 : Tidak malam ini
36
BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37
BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38
BAB 38 : Bunda Anya
39
BAB 39 : Kecemasan Anya
40
BAB 40 : Hasrat
41
BAB 41 : HAYDI
42
BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43
BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44
BAB 44 : Jelas Sudah
45
BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46
BAB 46 : Dia Istriku
47
BAB 47: Kita Keluarga
48
BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49
BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50
BAB 50 : Hangatnya Senja
51
BAB 51 : Dia Mayasa
52
BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53
BAB 53 : Penculikan
54
BAB 54 : Melarikan Diri
55
BAB 55 : Misi Layla dkk.
56
BAB 56 : Penyergapan
57
BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58
BAB 58 : Jadilah Cantik
59
BAB 59 : Kak Aris
60
BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61
BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62
BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63
BAB 63 : Aturan Mami
64
BAB 64 : Mengikuti Imamku
65
BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66
BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67
BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68
BAB 68 : Kakak Anya
69
BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70
BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71
BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72
BAB 72: Ini Untukmu
73
BAB 73 : Aris dan Layla
74
BAB 74 : Aku Merestuimu
75
BAB 75 : Panti Asuhan
76
BAB 76 : Berubahlah Fadly
77
BAB 77 : Gigitan Anya
78
BAB 78 : Bertemu Mayasa
79
BAB 79 : Untuk Si Kembar
80
BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81
BAB 81 : Tes Awal
82
BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83
BAB 83 : Bertukar Peran
84
BAB 84 : Lulus
85
BAB 85 : Paman Handoko
86
BAB 86 : Gagal
87
BAB 87 : Selalu Siap
88
BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89
BAB 89 : Masuk Tol saja
90
BAB 90 : Aksi Fadly
91
BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92
BAB 92 : Dimana Fadly
93
BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94
BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95
BAB 95 : Malam Pertama
96
BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97
BAB 97 : Memendam Rindu
98
BAB 98 : Resepsi
99
BAB 99 : Permulaan Pesta
100
BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101
extra part
102
pengumuman
103
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!