BAB 17: Folder baru

Aku benar-benar penasaran. Kubuka berlahan folder itu. Ada 3 sheet. Moga-moga bukan sesuatu yang bikin sedih. Harapanku demikian.

Sheet 1

Tak sangka isinya sebuah puisi.  Bikin kepalaku pusing. Sebab aku kurang mengerti soal puisi, apalagi mengartikannya. Tapi, coba kubaca dulu. Siapa tahu menarik.  Setidaknya bisa menghilangkan penasaran ini dari angan.

💎

Engkau datang dengan senyuman

Mengikis kisah lama terpendam dalam lara

Adakah ini sebuah bayangan

Yang berlalu tertiup masa,

Atau hanya sebuah

Harapan yang ada di angan

Dalam nafasku kuingin berbisik

Akan Anyaku

Akan namamu

Akan hadirmu

Menjadi sebuah kisah nyata

Biarlah angin membawa

Pergi dingin kabut dalam jiwa

Biarlah panas mentari membakar hasrat akan cinta

Biarlah bening embun nyatakan kasih sempurna

Aku menyerah dalam takdirku

Padamu yang bertamu di jiwaku

Kuungkap dengan rasa

Sentuhan kasihmu berharap terpaut  padaku

Ku hanya ingin meminta

Akan kasih dan kesucian cinta

PadaNya yang kuasa

Membolak-balikan hati dan rasa

Sedetik telah cukup untuk aku

Ungkapkan keberadaan akan hadirmu

Langkah mengarah pada rindu 

Rankaian kata ini hanya untukmu

Jangan engkau tertawa

Bisikan kalbu insan nestapa

Akan pelukan, belaikan sempurna

Harapan cinta dalam ridhoNya

Keberanian diri tercipta

Untuk sebuah jawaban

Yang amat kunantikan

💎

Tiunggg ... tiunggg ... tiunggggg ...Pusing kepala baby. Puisimu sungguh mempesona.  Sayang diriku terlalu sulit untuk mengerti akan maksudnya. Tapi aku bisa merasakan kedalaman isi yang terkandung di dalam puisi tersebut. Sangat dalam menyentuh kalbuku. Dan diakhir kalimat seperti engkau meminta jawaban, dari keinginan terpendammu yang selama ini tersimpan rapat di dalam dada.

Sebenarnya puisi ini untuk siapa, untukku kah?

Atau untuk seseorang yang dia simpan, namun tak bisa mengatakan padanya. Akhirnya dia tulis di sini,  agar aku mengetahui sebagai seorang sahabat yang ingin dimengerti kegalauan hatinya.

Ah ... kok aku jadi repot memikirkannya.

Biarlah puisi untuk puisi itu sendiri. Dengan segala yang tersembunyi di baliknya. Sebagai ungkapan dari penulisnya. Kunikmati sebagai suatu karya yang indah dan menyentuh amat dalam kalbuku. Sebelum mendapat penjelasan dari penulisnya, lebih baik kusimpan dan kubiarkan dulu. Salah arti apalagi maksud, bisa berabe nanti ....

Sheet 2.

Berisi foto-fotoku,  baik dikala sendiri maupun saat bermain bersama Anya putrimu. Kapan ya, kamu ambil foto ini?

Mungkin ini adalah foto yang engkau ambil secara sembunyi-sembunyi, saat kita ada taman waktu itu. Terserahlah .....

Yang bikin agak gimana gitu ... saat membaca judul dari foto-foto itu.

       'Kutunggu Bunda Terkasih

        Untuk Senantiasa Bersama'

Memandang foto-foto diriku, narsis dalam diriku tumbuh. Dan membuat diriku tersenyum sendiri. Zaidan pintar dalam mengambil posisi foto sehingga kelihatan lebih mempesona. Ya eialaaah.....😝

Tapi fokusku tertuju pada mata putrinya, yang bernama Hayyana Mardliyati Fin Nufus. Dipanggil dengan nama singkat 'Anya'.

Sorot matanya seakan menyimpan duka dan luka yang mendalam. Ya ... aku mengerti.... Sejak kecil harus mengalami peristiwa tragis dan juga sadis di depan matanya.

Tak terbayang bila besar nanti. Moga bisa segera dapat penyembuhan yang sempurna, atas trauma yang dideritanya.

Dan bisa menjadi pribadai yang kokoh dan kuat. Serta mampu mengikhlaskan apa yang terjadi.

Hayyana Mardliyati Fin Nufus nama yang amat indah dan bermakna. Kurang lebih artinya adalah:

Hidup kami senantiasa dipenuhi dengan keridhoan atau keikhlasan.

Sheet 3

Hanya berupa lembar kosong dengan sebuah kalimat. Mungkin ini sebuah judul.

'Lembar ini kusiapkan agar kita bisa menuliskannya bersama'

_______

Sungguh aku hanya bisa tersenyum dengan kata-kata yang terangkai menjadi kalimat mempesona. Membuat anganku terbang melayang. Hendak menyusuri setiap celah rasa yang tak terungkap lewat kata yang tertulis di dalamnya.

Ternyata Zaidan,  seorang pengusaha yang romantis juga. Pandai menulis puisi. Dan mungkin juga pandai merayu wanita. Jangan-jangan aku terjebak pula dalam rayuanya. Naudzubillah....

Tak dapat kupungkiri, saat membaca tulisannya, ada getar-getar yang terasa di jiwaku. Membuat jantungku berpacu dalam alunan kerinduan. Apalagi bila terbayang kata-kata pinangan yang diungkap saat di pantai, dari bibir Zaidan. Benarkah itu ungkapan tulus dari hati yang paling dalam atau hanya sekedar ....?

Jangan syu'udhon ... jaga hati.

Tuhan aku harus bagaimana?

Kuterimakah?

Atau mesti kutolak?

Karena dia duda?

Atau kuterima karena Anya?

Aku benar-benar masih ragu.

Tapi entah kenapa ... telah berani memberi sinyal penerimaan padanya.

Tuhan tolong bimbing diriku....

Untuk tentukan langkah ini....

Agar tak tergelincir dari jalanmu yang Engkau ridhoi.

Tanpa terasa rasa kantukku yang tadi hilang, kini datang seiring anganku melayang. Kurebahkan kepala di atas bantal. Dan tidur di atas  kasur yang empuk, saat tarhim menjelang waktu dhuhur. Yang ditandai dengan tilawah al Qur'an yang merdu dari masjid di kompleks ini.

Alhamdulillah walau hanya 15 menit aku mengistirahatkan tubuh, cukup bagiku untuk mengembalikan tenaga dan juga kebugaran. Alhamdulillah ....

Sesaat kemudian, kumandang adzan dhuhur dari masjid kompleks terdengar. Ku beranjak dari tempat tidur, menuju kamar mandi, untuk mandi dan bersuci. Dan melaksanakan sholat, meski sendiri. Dan bersiap-siap menuju kampus.

Sambil mempersiapkan tas beserta isinya, kubuka hpku. Ternyata banyak kali chat yang masuk. Kucoba kubuka yang sekiranya penting terlebih dahulu.

Lha ini kok ada chat dari bos. Ada apa ya ....

Lagi online. Coba kubalas ....

[Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.]

[Sudah makan belum?] 

[Wa'alaikum salam wr wb]

[Masih kenyang]

[Ya ... sudah. Kirain belum.]

[Berarti aku harus makan sendiri nich?]

[Lho ... Mas tadi juga sudah makan tho?]

[Itu sich bukan makan. Sarapan!]

[Oh ...]

[Besok kalau bikin untuk saya ditambah porsinya. Untuk 2 kali makan]

[Boleh ... Asal uangnya juga ditambah]

[Masak harus nambah!?]

[Harus!]

[Baiklah. Pakai kartu kredit]

Aduh, bagaimana ini. Jadi sulit mengakhiri chatting ini.

[Belum punya mesin geseknya]

[Nanti tak belikan]

Sombongnya keluar dech ....

[Sip ... terima kasih.]

[Sekarang kamu sedang apa?]

[Siap-siap ke kampus.]

[Sama siapa?]

Mulai dech. Pikiran cemburu Zaidan timbul.

[Hani dan Silvi]

[Oh ....]

[Kenapa?]

[Tak apa. Boleh kuantar?]

[Tak]

[Kenapa?]

[Bukan muhrim]

[Oh ya ... ya....]

[Sudah baca?]

[Apanya?]

[Itu ....]

[Itu apa?]

[ Sudah ... nanti malam boleh sambung lagi ??]

[😁]

[Kok]

[😆]

[💕]

[🌱]

[Maaf, Aku berangkat.]

[Ok]

[Assalamualaikum ...]

[Wa'alaikum salam ...]

Kututup hp dan kumasukkan ke dalam tas. Dan bersegera keluar. Terlihat Hani dan Silvi sedang menuntun motornya keluar dari halaman toko.

"Han ... Sil ..., ayo berangkat!"

Kami sama-sama menghidupkan motor. Kemudian menyusuri lorong-lorong gang perumahan dengan berlahan.

Sengaja kami melewati jalan perumahan atau kampung, untuk menuju kampus kami. Karena lebih tenang dan bisa melihat pemandangan yang asri sepanjang jalan. Dibanding dengan jalan raya utama yang bising dan tak jarang harus bermacet-macet ria. Yang akan menambah keruwetan pikiran. Sebelum mendapat pelajaran yang ruwet pula.

Terpopuler

Comments

sahabat syurga

sahabat syurga

otornya pinter bkin puisi

2021-04-18

0

Nuranita

Nuranita

ini mah namax duren super romantis thor....q jd kegran sndri bcax.....senyum2 sndri berasa q yg d romantisin🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

2021-01-14

0

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Mampir lagi kak, semangat 😊

2020-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Pertemuan
2 BAB 2: Mengembangkan Sayap
3 BAB 3: Kenangan
4 BAB 4: Perjalanan
5 BAB 5 : Sampai Tujuan
6 BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7 BAB 7: Zaidan
8 BAB 8 : Iseng
9 BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10 BAB 10: Adinda
11 BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12 BAB 12: Anya Hari Ini
13 BAB 13: Piknik ke Pantai
14 BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15 BAB 15: Kantor Polisi
16 BAB 16: Karyawan
17 BAB 17: Folder baru
18 BAB 18: di Kampus
19 Bab 19 : Reza oh Reza
20 BAB 20 : Teman Lama
21 BAB 21 : Mommy
22 BAB 22 : Bercanda
23 BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24 BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25 BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26 BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27 BAB 27 : Surat Cinta
28 BAB 28 : Layla Haydi
29 BAB 29 : Hantaran
30 BAB 30 : Persiapan
31 BAB 31 : Khitbah
32 BAB 32 : Permintaan Anya
33 BAB 33 : Ijab Qobul
34 BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35 BAB 35 : Tidak malam ini
36 BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37 BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38 BAB 38 : Bunda Anya
39 BAB 39 : Kecemasan Anya
40 BAB 40 : Hasrat
41 BAB 41 : HAYDI
42 BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43 BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44 BAB 44 : Jelas Sudah
45 BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46 BAB 46 : Dia Istriku
47 BAB 47: Kita Keluarga
48 BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49 BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50 BAB 50 : Hangatnya Senja
51 BAB 51 : Dia Mayasa
52 BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53 BAB 53 : Penculikan
54 BAB 54 : Melarikan Diri
55 BAB 55 : Misi Layla dkk.
56 BAB 56 : Penyergapan
57 BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58 BAB 58 : Jadilah Cantik
59 BAB 59 : Kak Aris
60 BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61 BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62 BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63 BAB 63 : Aturan Mami
64 BAB 64 : Mengikuti Imamku
65 BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66 BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67 BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68 BAB 68 : Kakak Anya
69 BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70 BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71 BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72 BAB 72: Ini Untukmu
73 BAB 73 : Aris dan Layla
74 BAB 74 : Aku Merestuimu
75 BAB 75 : Panti Asuhan
76 BAB 76 : Berubahlah Fadly
77 BAB 77 : Gigitan Anya
78 BAB 78 : Bertemu Mayasa
79 BAB 79 : Untuk Si Kembar
80 BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81 BAB 81 : Tes Awal
82 BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83 BAB 83 : Bertukar Peran
84 BAB 84 : Lulus
85 BAB 85 : Paman Handoko
86 BAB 86 : Gagal
87 BAB 87 : Selalu Siap
88 BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89 BAB 89 : Masuk Tol saja
90 BAB 90 : Aksi Fadly
91 BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92 BAB 92 : Dimana Fadly
93 BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94 BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95 BAB 95 : Malam Pertama
96 BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97 BAB 97 : Memendam Rindu
98 BAB 98 : Resepsi
99 BAB 99 : Permulaan Pesta
100 BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101 extra part
102 pengumuman
103 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1: Pertemuan
2
BAB 2: Mengembangkan Sayap
3
BAB 3: Kenangan
4
BAB 4: Perjalanan
5
BAB 5 : Sampai Tujuan
6
BAB 6: Pembelajaran dari Boss
7
BAB 7: Zaidan
8
BAB 8 : Iseng
9
BAB 9:Malam Menjelang Fajar
10
BAB 10: Adinda
11
BAB 11: Repotnya Pagi Ini
12
BAB 12: Anya Hari Ini
13
BAB 13: Piknik ke Pantai
14
BAB 14 : Maukah Engkau Jadi Istriku.
15
BAB 15: Kantor Polisi
16
BAB 16: Karyawan
17
BAB 17: Folder baru
18
BAB 18: di Kampus
19
Bab 19 : Reza oh Reza
20
BAB 20 : Teman Lama
21
BAB 21 : Mommy
22
BAB 22 : Bercanda
23
BAB 23 : Puzzle-puzzle Misteri
24
BAB 24 : Sepi tanpa Anya
25
BAB 25: Menaklukan Hati Dinda
26
BAB 26 : Mami, Bimbinglah Dinda
27
BAB 27 : Surat Cinta
28
BAB 28 : Layla Haydi
29
BAB 29 : Hantaran
30
BAB 30 : Persiapan
31
BAB 31 : Khitbah
32
BAB 32 : Permintaan Anya
33
BAB 33 : Ijab Qobul
34
BAB 34 : Menginap di Rumah Dinda
35
BAB 35 : Tidak malam ini
36
BAB 36 : Bukan Pak Aslam
37
BAB 37 : Pernik-pernik Sesaat dalam Pernikahan
38
BAB 38 : Bunda Anya
39
BAB 39 : Kecemasan Anya
40
BAB 40 : Hasrat
41
BAB 41 : HAYDI
42
BAB 42 : Masa Lalu Haydi
43
BAB 43 : Sesal Tak Berarti
44
BAB 44 : Jelas Sudah
45
BAB 45 : Bergambar kupu-kupu
46
BAB 46 : Dia Istriku
47
BAB 47: Kita Keluarga
48
BAB 48 : Ungkap Rasa dalam Satu Irama
49
BAB 49 : Foto Ini Bercerita
50
BAB 50 : Hangatnya Senja
51
BAB 51 : Dia Mayasa
52
BAB 52 : Ajari Aku, Bunda (menyambut HUT RI)
53
BAB 53 : Penculikan
54
BAB 54 : Melarikan Diri
55
BAB 55 : Misi Layla dkk.
56
BAB 56 : Penyergapan
57
BAB 57 : Mas, Aku di Sini (Reza POV)
58
BAB 58 : Jadilah Cantik
59
BAB 59 : Kak Aris
60
BAB 60 : Selamat Kembali, Cinta
61
BAB 61 : Maaf Itu Indah (Mayasa POV)
62
BAB 62 : Aku bersyukur Engkau Ada di Sisiku
63
BAB 63 : Aturan Mami
64
BAB 64 : Mengikuti Imamku
65
BAB 65 : Anya, Kita Pulang
66
BAB 66 : Maafkan Tante, Anya
67
BAB 67 : Menjadi Model Lukisan Ammah
68
BAB 68 : Kakak Anya
69
BAB 69 : Bahagia Itu Sederhana
70
BAB 70 : Tidurlah Dengan Tenang, Zahara
71
BAB 71 : Dalam Bayang-bayangmu (Aris POV)
72
BAB 72: Ini Untukmu
73
BAB 73 : Aris dan Layla
74
BAB 74 : Aku Merestuimu
75
BAB 75 : Panti Asuhan
76
BAB 76 : Berubahlah Fadly
77
BAB 77 : Gigitan Anya
78
BAB 78 : Bertemu Mayasa
79
BAB 79 : Untuk Si Kembar
80
BAB 80 : Hadiah Untuk dan Dari Anya
81
BAB 81 : Tes Awal
82
BAB 82 : Menghafal AyatMu (Fadly POV)
83
BAB 83 : Bertukar Peran
84
BAB 84 : Lulus
85
BAB 85 : Paman Handoko
86
BAB 86 : Gagal
87
BAB 87 : Selalu Siap
88
BAB 88 : Bukan Hukuman Tapi Hadiah
89
BAB 89 : Masuk Tol saja
90
BAB 90 : Aksi Fadly
91
BAB 91 : Mommy dan Daddy Kamal
92
BAB 92 : Dimana Fadly
93
BAB 93 : Rindu Untuk Berjumpa
94
BAB 94 : Kalau Mommy Ana Sudah Bertindak
95
BAB 95 : Malam Pertama
96
BAB 96 : Mengingat Rencana Awal
97
BAB 97 : Memendam Rindu
98
BAB 98 : Resepsi
99
BAB 99 : Permulaan Pesta
100
BAB 100 : Pesta Berakhir (end)
101
extra part
102
pengumuman
103
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!