Cahaya mentari itu sudah bergemilau indah. pagi yang cerah menyapa Negara Venuz yang tampak selalu dipadati oleh kegiatan Masyarakatnya yang sangat maju. mereka menerapkan gaya hidup Totalitas tapi minim akan kesadaran Norma hingga secara tak lain Vanuz adalah Negara maju dalam segi Sumber daya alam dan SDM manusianya tapi mereka miskin ajaran tata krama dan adat timur.
Lihatlah, semuanya berjalan sesuai kemauan manusia. sebagian besar dari mereka adalah penduduk tak punya aggama atau tak mengakui Tuhan tapi 30% darinya memeggang kepercayaan Krsiten yang sangat memeggang teguh keimanan mereka.
Penggosipan dipagi hari sangat tak dilarang disebagian tempat. seperti sekarang, lingkungan tempat tinggal Nenek Nuseta tengah berkumpul wanita-wanita paruh baya yang menceritakan bagaimana perkembangan anak Gadisnya dan para kekasihnya setiap harinya.
"Em, bagaimana kabar Putrimu?"
"Gesya Putriku semalam dia membawa Kekasihnya ke rumah!"
Ucap Madam Mery bahagia hingga membuat teman-temannya sangat tertarik dengan pokok bahasan ini setiap harinya. sementara Nenek Nuseta yang baru ikut bergabung pun lansung mengundang perhatian.
"Eh, Nek Seta!"
"Pagi!!"
Nenek Nuseta ikut bergabung duduk didekat bangku biasa dibawah pohon tepi jalan yang biasa mereka gunakan untuk menggosipkan kabar hari ini, tentu Nenek Nuseta tak akan ketinggalan soal itu.
"Bagaimana cerita pacar Athena itu?"
"Iya, suruh dia bawa kesini. apa kekasihnya lebih Tampan dari Kekasih Putriku atau tidak?"
Ketus Madam Mery yang begitu bersaing membuat Nenek Nuseta membelo. tapi ia tersenyum karna mengingat semalam Athena menghubunginya.
"Selamam dia menghubungiku!"
"Aa, Benarkah? apa yang dia katakan?"
"Dia bilang, dia akan lama disana. aku memaklumi karna kan anak muda!"
Nenek Nuseta memanas-manasi Madam Mery yang hanya memiringkan bibirnya lalu menatap kearah jalan dimana Mobil pria yang biasa datang kesini mengunjungi Nenek Nuseta.
"Neek!!"
Suara bengap si gempal yang keluar dari Mobil mewahnya itu membuat para Ibu-Ibu itu sedikit heran. kenapa bisa jadi Polisi dengan badan sebesar itu?
"Dames? kau kesini?" sangga Nenek Nuseta santai.
"Iya, apa kabar Nenek?"
Dames mendekat dengan wajah binarnya mengedipkan mata jahil pada Madam Mery yang serasa mau muntah.
"Baik! berhenti mengunjungiku, kau merusak pemandangan disini!"
"Iss, Nek! Kapten bilang kalau Nenek jangan sering keluar. ada banyak Virus sekarang!"
Dames menatap mereka semua hingga membuat suasana berubah sinis tak suka dengan kedatangan si gempal ini.
"Ya Sudah, pergilah! lagi pula aku semangkin sehat jika Cucuku Hena sebentar lagi akan berbadan dua!"
"Apa???"
Pekik mereka keras dengan Dames yang tersedak air liurnya sendiri. ia benar-benar pusing dengan mulut Si wanita tua berambut hampir memutih dengan kulit kendor ini.
"B..Berbadan dua?"
"Yah, dia sangat banyak yang ingin memiliki tapi dia hanya setia pada satu orang, Panci nama kekasihnya!"
Dames lansung berlari pergi mencari aman agar tak diserbu pertanyaan dari mulut para Mosnter penggosip itu.
"Maaf. Kapten!"
Gumam Dames ngeri lansung melajukan Mobilnya agak cepat meninggalkan tempat ini. lingkungan tinggal Athena benar-benar menyeramkan. anehnya kenapa Kaptennya tak terpengaruh sesuai gaya hidup orang sini?
..........
Aroma harum itu lansung menyeruk kesemua penjuru bangunan, pagi indah di Alaska lansung tercipta saat si wanita cantik dengan pakaian longgar kebesaran itu tengah berkutat dengan penggorengan di Dapur sana.
Ia sudah bersiap sedari mentari masih mengabu diatas langit Alaska. tak ada yang bisa mencegahnya untuk memeggang peralatan dapur yang seakan ia kuasai dengan sangat baik.
"Nona. biarkan kami yang melakukannya?"
"Tak perlu. aku hampir selesai!"
Athena menuangkan Omlet telur Spesial dengan campuran Sosis dan dagging sapi yang ia kukus dan dicampur bumbu khas rahasianya di Rumah hingga membuat Makanan sederhana yang terdengar biasa saja seketika menjadi luar biasa di atas piring yang sudah ditata rapi. Daun selada dan hiasan tomat itu mekar bak senyum Athena pagi ini.
"A.. Bisa ambilkan aku Tisu?"
Kepala Koki perempuan itu mengangguk mengambilkan tisu didekat Pantri hingga Athena membersihkan tempat ia memasak dengan gesit, tak lupa ia membuat Teh hangat dengan racikan asli darinya yang akan terasa menyeggarkan tubuh.
"Yeah!! Selesai!!"
Athena berbinar melihat hasil jerih payahnya ini hingga ia lansung mengangkat Nampan berisi satu piring dan satu gelas Teh ini keluar dari Dapur.
Tak disengaja ia malah berpapasan dengan Hera yang baru turun dari Tangga sana.
"Kau?"
"Hm!"
Athena bersikap dingin karna tak ada yang perlu disandiwarakan didepan wanita berambut emas satu ini. Athena acuh melanjutkan langkahnya menuju tangga kamar Lucifer.
Hera hanya diam menyeringai karna nanti akan ada hal besar yang akan terjadi.
"Kau tunggu saja. Nyonya besar tak akan menyukaimu."
Gumam Hera melangkah kemeja makan dengan santai karna ia sudah punya rencana sendiri.
Sementara Athena, ia sangat bersemangat pagi ini. ia sudah bertekad kalau Lucifer harus jatuh dalam pesonanya hingga ia tak akan perlu mengeluarkan banyak tenaga berkelahi. setelah beberapa lama ia sampai keatas.
Dengan pelan kaki Athena mendorong pintu kamar hingga memperlihatkan gulungan selimut yang masih menggumpal membuktikan sang empu yang baru dinihari tadi melepas pelukan ketubuhnya itu masih terlelap dalam mimpinya.
"Pagi!!!!"
Suara Athena menggelegar lembut mengalum bak senyayu suara burung pagi. ia menjadi wanita berbeda yang 180° dari biasanya si dingin Athena.
"Tuan!"
Athena memanggil Lucifer yang enggan bangun hingga ia meletakan Nampan disamping Ranjang seraya duduk didekat kaki Lucifer.
"Tuan. Bangun!"
"Ehm!"
Hanya ada gumaman kecil yang keluar saat Athena mengguncang kaki kokoh Lucifer yang tergulung didalam selimut membuat Athena menghela nafas halus naik keatas ranjang mendekati kepala pria ini.
"Bagun!"
"Emm!"
"Bangun. ini sudah pagi! buka matanya!!"
Athena menyibak selimut dan melemparnya kebawah hingga membuat tubuh gagah yang memakai Kaos Oblong itu terpampang nyata dengan separuh wajah terbenam kebantal empuknya. tapi sayangnya Lucifer masih enggan bangun karna ini masih Jam tidurnya.
"Bangun. Tuan!"
"Em!"
Athena bersandar kekepala ranjang dengan satu tangan terulur mengelus kepala Lucifer yang malah semangkin nyenyak dibuatnya.
"Hey, bangun!"
"Diamlah!" serak Lucifer dongkol.
"Bangun!"
Athena memencet hidung mancung itu hingga membuat Lucifer membuka matanya menatap kesal Athena yang terkekeh melihat wajah Bantal tampan ini, semuanya sempurna walau ia tak bisa melihat pelipis sebelah kiri Lucifer.
"Kau menganggu tidurku!"
"Nanti disambung, sekarang bangun. ini sudah pagi! lihat langit kesayanganmu itu sudah cerah, Tuan!"
Athena menarik lengan kekar Lucifer agar bangun hingga Lucifer pasrah bangun dari baringannya seraya melenturkan leher dan punggungnya.
"Kenapa?"
"Pergi kekamar mandi dulu. kembalikan kesadaranmu baru makan."
Athena mendorong bahu Lucifer yang sudah menatap Nampan makanan diatas ranjang dengan tatapan heran dan bingung.
"Ayo!"
"Kemana?"
"Kekamar mandi. Tuan!"
Lucifer menghela nafas kasar lansung turun dari ranjang melangkah kekamar mandi. ia bersiul kecil hingga membuat Athena terdiam menatapnya agak aneh.
"Dia suka bersiul juga."
Gumam Athena menirukan siulan Lucifer yang menurutnya ia pun melakukan hal yang sama tapi sudahlah, itu hanya hal kecil.
Setelah beberapa lama. Lucifer keluar dengan wajah segarnya tapi dengan Style rambut yang masih menutupi pelipis sebelah kirinya dengan handuk yang ia gunakan untuk mengusap wajahnya.
"Sudah?"
"Hm."
"Ayo kesini!"
Athena menepuk tempat disampingnya hingga Lucifer hanya menurut tak banyak bicara, matanya menatap Nampan dipaha Athena dengan sedikit pandangan penuh tanya.
"Ayo makan!"
"Aku bisa sendiri!"
"Aku yang suapi!"
Athena menarik lengan Lucifer agar lebih dekat hingga ia mulai menyendok makanan ringan mengarahkan Lucifer membuka mulut hingga melahap makananya pelan.
"Bagaimana?"
Tanya Athena menunggu jawaban menatap intens Lucifer yang mengunyah perlahan hingga matanya agak termenggu menelan makanan itu bulat lalu menatap Athena yang memandangnya penuh harap.
"Rasanya?"
"Biasa saja!"
"Aku serius!!!!" geram Athena hingga Lucifer agak geli mengatakan kebenaran kalau rasanya benar-benar enak dan berbeda. ia menyukai tekstur dan rasa bumbunya yang pas dan meresap sesuai dengan seleranya.
"Enak!"
"Hanya Enak?"
"Hm." Athena membelo lansung menjauhkan piring dari Lucifer yang ingin lagi.
"Berikan padaku!"
"Rasanya biasa saja kan? jadi tak usah dimakan!" ketus Athena tak suka.
"Aku bercanda. kalau kau yang buat pasti rasanya sangat enak."
Puji Lucifer membuat Athena hanya cemberut masam melanjutkan suapannya. raut wajah Lucifer tak dapat mengelak karna ini memang benar sangat enak hingga membuatnya tanggih untuk tetap melahapnya.
Namun, suara riuh dibawah sana membuat Athena tak nyaman hingga Lucifer lansung mempercepat makannya seraya menegguk perlahan Teh hangat yang segar ini.
"Master!!"
Suara Hera diluar pintu membuat Athena mengumpat. wanita itu memang sangat merusak Moodnya pagi-pagi begini.
"Kau tunggu disini!"
Lucifer turun mendekati Pintu hingga wajahnya kembali berubah dingin sangat kelam tak suka paginya digganggu.
Pintu itu ia buka pelan hingga matanya lansung menatap tajam Hera yang menunduk.
"Kau sudah lupa peraturanku!"
"M..Maaf, Master! tapi ada yang.."
"Lucifer!"
Duarr..
.....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Rose_Ni
Duarrr!!! Dorr!! Gubrak!
2022-08-31
0
Eni Al Fatih
ada nini kunti kah?
2022-08-26
0
Ray
Orang tua Lucifer atau siapa yg datang🤔? Terus apa yg terjadi Thor😱🤔
Semangat selalu🙏👍
2022-08-04
0