Ternyata benar!

Athena memandangi Lucifer yang tengah selesai mandi dan mengusap kepalanya dengan handuk kecil didepan kaca panjang yang ada didekat Meja tempat sisir dan beberapa minyak rambut tertata rapi bersama Parfum milik Pria yang Maskulin.

Lucifer yang dipandangi begitupun agak salah tingkah hingga ia melempar handuk ditangannya ke wajah Athena yang tersigap karananya.

"Tuan!"

"Hm."

"Kenapa kau melemparku?" tanya Athena kesal merapikan rambutnya, Lucifer hanya acuh menyasak rambutnya dengan tangan seraya duduk dikursi didekat cermin.

"Kau tak ingin makan?"

"Ingin, tapi sayangnya kau tak memberiku makan."

Lucifer menghela nafas lalu berdiri mendekati Athena yang mencempol rambut pendeknya keatas dengan Kaos kebesaran yang sudah berganti tapi masih pakaian Lucifer, entahlah pria ini tak memberinya pakaian lain selain daleman wanita yang tiba-tiba ia tahu ukurannya.

"Eh, kemana?" Athena mencengkal lengan Lucifer yang ada didalam saku celana pria itu cepat karna Lucifer ingin pergi.

"Turun!"

"Aku ikut, disini sangat membosankan."

"Terserah!"

Athena berbinar menggandeng lengan kekar Lucifer yang berurat membuat ia kagum. benar-benar jantan dan terlihat sangat gagah.

"Kau rajin olahraga, Tuan?"

"Hm. yah!"

Jawab Lucifer singkat masih berjalan menuju tangga dibagian yang tadi Athena lewati tapi kali ini berbelok kesamping bukan ke bagian atas membuat mata Athena sigap menghafalnya.

"Em, apa Tuan?"

"Hm?"

"Apa kau tinggal disini sendiri?"

Tanya Athena agak sedikit nakal menyandarkan kepalanya ke bahu Lucifer yang terdiam sesaat tapi masih melangkah menyusuri tangga kebawah.

"Tidak!"

"Kau tinggal dengan siapa?"

"Banyak!"

Athena menghela nafas halus, sangat susah menggali informasi pada Lucifer yang sangat pandai berbicara menyesatkan pikirannya.

"Maksudku, apa ada keluar.."

"Aku tak ingin membahasnya!"

Athena lansung diam mengangguk menatap wajah Lucifer yang mulai berubah mendingin. pikirannya bertanya-tanya apa pria ini memilki masalah dengan Keluarganya hingga terlihat sangat tak suka setiap ada pembicaraan membahas orang terdekat.

Tak ada pembicaraan hingga mereka sampai ke tangga terakhir dimana tempat luas yang dijaga Pelayan wanita tak berpakaian spesial, melainkan tetap baju santai dengan masing-masing memilki pistol disamping pinggangnya.

"Master!"

Sapa Mereka menunduk tak berani menatap wajah tampan Lucifer setiap saat dingin dengan separuh rambut menutupi matanya yang tak ada orang tahu apa yang ia sembunyikan karna itu samar.

"Em, Woww!!"

Athena begitu kagum saat melihat deretan makanan di meja kecil sana sudah tertata rapi membuat perutnya bergejolak. tapi semangat makannya seketika hilang saat melihat siapa yang berdiri disana.

"Master!"

Hera menunduk menarik kursi untuk Lucifer yang mendudukinya hingga membuat Athena agak merasa tak nyaman.

"Anda ingin makan apa, Master?"

"Biar aku saja!"

Athena tersenyum cantik membuat Hera menatapnya tajam dengan raut tak setuju, sudah cukup wanita ini mendapat perhatian lebih dari Masternya dan jangan sampai tugas ini juga diambil alih darinya.

"Aku saja. aku pelayan khusus bagi Master."

"Em, benarkah? tapi aku pacarnya!"

Raut wajah Hera mendingin membuat Lucifer merasakan aura kedua wanita ini berbenturan sangat tak suka hingga membuat selera makannya menghilang.

"Jangan bertengkar didepanku!"

"Tapi dia..."

Lucifer mengangkat tangannya hingga membuat Hera bungkam dengan Athena yang mengedipkan matanya kecil seakan mengejek hingga membuat Hera benar-benar merasa terbakar.

"Biar aku yang ambilkan, ya?"

Athena mengambilkan makanan dengan telaten disertai raut cerianya yang membuat para pelayan sana hanya bisa merapatkan mulut bungkam, sebenarnya mereka merasa aneh dengan kehadiran Athena tapi sepertinya Master juga tak masalah.

"Ini, makan yang banyak biar ototmu tambah banyak!"

"Hm!"

Lucifer memakannya dengan santai dan sangat Cool membuat mata para pelayan sana mencuri-curi pandang kearahnya. benar-benar Pemandangan yang sangat indah melihat pria itu makan tanpa suara tapi sudah seperti Pangeran Tampan Alaska.

"Mau?"

Athena mengangkat sendoknya ke mulut Lucifer yang terdiam sesaat menatap wajah Athena yang tersenyum mengisyaratkan ia agar memakannya, lama Athena memeggang sendoknya membuat Hera tersenyum sinis.

"Ayolah, kalau kau mau, aku baru makan!"

"Master tak.."

Sayangnya Lucifer sudah melahapnya hingga membuat ucapan Hera terhenti lansung mendapat tatapan kemenagan dari Athena yang menyunggingkan seringaiannya.

"Kau harus makan banyak, biar sehat! apalagi tadi kau mabuk, lain kali jangan terlambat makan. pagi-pagi itu jangan lansung minum atau merokok, tak baik untuk kesehatan."

"Hm."

Athena tersenyum mengelus pundak Lucifer mesra membuat para Pelayan sana hampir tersedak dibuatnya, benar-benar menakjubkan. apa langit Alaska akan runtuh malam ini? atau akan ada Mukjizat karna turunnya wanita itu ke tempat Kematian ini.

"Dari pada kau berdiri disitu, lebih baik kau ikut makan!"

"Tidak, terimakasih!"

Ketus Hera pamit pada Lucifer yang menganggukinya datar hingga ia sudah menyusun rencana agar identitas Athena terbongkar dan Masternya akan menghabisi Mata-mata musuh itu secepat mungkin.

Melihat Hera yang pergi dengan rasa dongkol, Athena terdiam sesaat menatap Jam didinding. ini sudah satu hari lebih ia disini dan bagaimana kabar Neneknya?

"Emm, Tuan!"

"Hm."

"Apa aku boleh menelfon?"

Lucifer lansung berhenti makan seraya mengambil air minumnya dari gelas disamping piring dan menegguknya tandas membuat Athena khawatir pria ini akan marah.

"Hanya menelfon, aku ingat aku sebelum tersesat kesini itu telah meninggalkan Temanku di Bar. aku tak tahu kabarnya sekarang bagaimana, Tuan!"

"Kau datang sendiri, tak ada wewenangmu disini!"

Tekan Lucifer membuat Athena tak melanjutkan makannya hingga ia merasa sangat marah, tapi ia tak bisa menelfon sedangkan alat komunikasinya mati.

"Hm, Baiklah!"

Athena mengangguk menegguk segelas air dipiringnya lalu berdiri dengan wajah muram.

"Em, aku sudah selesai, terimakasih. Tuan!"

Athena melangkah pergi ke tangga tadi hingga membuat Lucifer menghela nafas halus menatap piring Athena yang hanya satu suap dimakannya.

"Dia itu musuhmu."

Gumam Lucifer mencengkram pinggir mejanya menepis rasa tak nyaman saat raut wajah wanita itu berubah sendu, ia memejamkan matanya mencoba menetralkan gejolak hatinya.

"Ini hanya rencana."

Gumam Lucifer menyadarkan dirinya, ia hanya memberi perhatian karna ia ingin Athena juga mempunyai rasa padanya dan ia akan menghancurkan hidup wanita itu tapi kenapa ia yang merasa tak enak.

........

Athena memanjat tinggi Balkon kamar ini hingga ia perlahan sudah mencapai beberapa tingkat dari pinggir gedung sampai ketinggian 50 Meter dari bawah sana.

Belum lagi ada reruntuhan bangunan yang bertumpuk dibawah Balkon membuat resiko besar jika ia sampai jatuh, tapi Athena tak perduli karna ia sudah sangat khawatir pada Neneknya.

"Sedikit lagi!"

Gumam Athena akhirnya mencapai Atap gedung dengan tubuhnya yang ringan meloncat keatas berdiri ditepi Gedung, tak ada rasa takut baginya mencapai ketinggian ini dengan waktu yang singkat.

"Yeahh!!"

Athena berbinar saat Cincinnya menyala hingga ia lansung mencoba sambungan menuju Sinyal CIA.

"Dames! Hallo!"

"Dames!"

Panggil Athena menatap kiri kanan yang aman lalu kembali menghubungi hingga ia mulai sangat kesal.

"Dames!!"

"A.. Siap, Kapten!"

Athena akhirnya berbinar mendengar suara Dames diseberang sana.

"Begini, bagaimana kabar Nenekku?"

"Kapten? ini kau.."

Dames diseberang sana lansung terperangak tak percaya, Sistem mereka sudah membaik walau masih agak eror tapi syukur malam ini bisa tersambung hingga ia lansung menyambungkannya dengan Jendral Guinter.

"Dames, Neneku bagaimana?"

"Nenek baik-baik saja, bahkan dia sangat senang karna aku bilang kau tengah berkencan dengan Pacarmu!"

"Apa???"

Athena lansung menutup mulutnya tak percaya hingga membuat Dames menjauhkan Klip suara ditelinganya karna suara Athena meninggi.

"M..Maaf, Kapten! hanya itu yang membuat Nenek tak bertanya terus."

"Aku kan sudah bilang padamu, katakan kalau aku ada Tugas Kuliah, bukan malah pacaran!!"

Geram Athena dengan suara tertahan.

"Kapten! kau tahu sendiri Nenek Nuseta bagaimana, dia selalu marah-marah padaku karna membiarkan kau pergi tanpa seorang kekasih."

Athena menghela nafas halus menormalkan emosinya, entah apa yang sekarang dilakukan Neneknya yang pasti akan membuat ia jantungan saat pulang.

"Baiklah! kau ingat ini."

"Apa, Kapten?"

"Kau harus memeriksa setiap Gelandangan di Jalanan Venuz!"