Di Hotel ARDA CORP, Tuan Haris sedang di pusingkan dengan laporan sang sekretaris. Ara tidak ada di rumahnya, bahkan pelayan bilang, Ara tidak pulang sejak kemarin. Tuan Haris masih saja mondar mandir di depan kamar pengantin putrinya.
"Dad, kenapa gelisah? Apa ada masalah?" tanya Ali mencoba mengorek informasi dari calon mertuanya.
"Ara, menghilang, Ali. Kita harus bagaimana? Tuan Haris mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ia lontarkan.
"Benar, 'kan. Gadis itu berniat membalasku. Awas saja kau gadis culun," rutuk Ali pada calon istrinya.
"Tenanglah, Ded. Ara pasti kembali, kita tunggu saja satu jam lagi," usul Ali dan di angguki Tuan Haris.
*****
"Rei, lepaskan. Kau bisa membunuhnya," Ara segera mendekat pada laki-laki yang sedang di kuasai amarah itu, Ara menarik sosok bernama Reiner itu ke dalam dekapannya.
"Tenangkan dirimu, Rei, aku tidak mau kau melukai orang. Aku baik-baik saja," lirih Ara seraya mengelus punggung kokoh sang kakak.
"Tapi, bajingan ini benar-benar keterlaluan. Kenapa kau membela dia Aracelia? apa kau tidak tahu, Aku hampir mati jantungan saat tahu kau, di culik," ujar Reiner semakin mengeratkan pelukannya pada sosok adik tersayangnya.
Pandangan Ara berkeliling, melihat keadaan yang kacau balau. Ruang tamu milik Aldev yang biasanya rapi, saat ini seperti tersapu angin beliung. Bahkan beberapa anak buah Aldev tersungkur dengan luka tembak di beberapa bagian. Darahpun berserakan, Ara yakin. Reiner benar-benar mengamuk kali ini, dia yang selalu menjaganya dengan sepenuh jiwa.
Ara bangkit, menuntun Reiner untuk segera pergi dari tempat itu. Reiner yang belum habis rasa emosinya, semakin meluap saat melihat luka di pergelangan tangan Ara. Dia berniat untuk menyerang Aldev saat Ara melepaskan pelukannya.
Saat tangan Reiner hampir sampai pada wajah lebam Aldev, Ara sudah lebih dulu mencekal tangan Reiner. Ara tidak suka dengan emosi yang ditunjukan oleh kakaknya itu.
"Rei, tenanglah. Aku baik-baik saja, kau mau aku batal menikah? karena masih ada di tempat ini," Ara mencoba membujuk Reiner agar segera meninggalkan tempat itu, sebenci apapun Ara pada Aldev. Ara masih menganggap, bahwa Aldev adalah teman masa kecilnya.
"ku mohon, Rei, jangan biarkan Danish menungguku, lebih lama lagi. Aku tidak mau dia membatalkan pernikahanku," rengek Ara saat Rei masih terdiam dan menatap Aldev sengit.
"Aku melepaskan kau, karena Adikku yang meminta. Jika tidak, sudah ku buat mati dengan tanganku sendiri, dasar mafia sialan !" Reiner menendang kaki Aldev yang tergeletak bersandarkan dinding.
Ara menggandeng tangan Reiner, untuk keluar dari sana. Jika tidak segera di tenangkan, Reiner pasti akan menggila lebih dari tadi. Ferry dan Dean mengikuti mereka dari belakang, hingga sampai di mobil yang mereka pakai untuk menjemput Ara.
Mereka berempat masuk ke dalam mobil Toyota Alpart berwarna hitam. Ara dan Rei duduk di belakang, sedangkan Ferry ada di samping kemudi yang di kuasai oleh Dean. Setelah semua siap, Dean menyalakan mesin mobil dan berlalu dari tempat itu.
"Kau, tahu dari mana, aku ada di sini, Rei?" tanya Ara dengan memandang Reiner yang bahkan belum bisa menurunkan kadar emosinya.
"Tidak perlu di bahas, kau adikku. Kemanapun kau pergi, aku memang wajib tahu. Mulai sekarang, tidak ada tawaran lagi. Kau tidak boleh pergi sendirian," oceh Reiner dengan menatap horor pada Ara.
Ara tertawa kecil, terbayang dengan perlakuan kakak yang sangat posesif padanya. Sudah di pastikan, markas juga seperti kapal pecah akibat kemarahan Reiner. Kakaknya itu, memang selalu memanjakan Ara, terlebih Papi Adit dan Mami Jane sangat mencintai Ara sejak kecil.
"Iya, iya. Aku diam ...." cicit Ara ketika melihat bola mata kakaknya itu akan keluar dari tempatnya.
Reiner yang sudah bisa menurunkan perasaan emosinya, menyentuh dan menarik pergelangan tangan Ara ke atas pangkuannya. "Kau ini, dari kecil hobi sekali terluka," omelnya pada sang adik. "Fer, kau taruh di mana kotak P3K?" tanya Reiner pada orang kepercayaannya.
"Di sini, Tuan," Ferry membuka dasbor mobil dan mengambil kotak P3K untuk sang majikan. Reiner menerima kotak itu, laki-laki itu segera mengobati tangan Ara. membersihkannya dengan Alkohol, menetesi obat merah dan membungkusnya dengan perban.
"Rei, kalau kau bungkus seperti lontong gini, akan mencurigakan. Aku calon pengantin, kenapa pakai perban sebesar ini?" Tunjuk Ara pada perban yang melingkar di tangannya.
"Kau mau diam, atau batal menikah sekalian?" Ancam Reiner pada gadis cerewet di sampingnya.
Ara hanya mendesahkan nafasnya, frustasi, Reiner benar-benar lebai sekali. Bahkan luka yang Ara dapatkan tidak separah biasanya.
"Kau ini berlebihan Rei, aku tidak apa-apa. Kenapa harus di bungkus perban?" Ara menggembungkan pipinya dan segera di cubit oleh Reiner.
"Kau mau, kakakmu ini di cincang oleh Mami karena tidak bisa menjagamu?" Sinis Reiner dengan lirikan mautnya.
"Mami sudah pulang?" pekik Ara senang. Dia pasti lebih di sayang saat ada Mami Jane. Ara lupa, bahwa setiap ulang tahunnya. Mami dan Papi selalu menyempatkan waktu untuk pulang, ke tanah air.
"Kau pikir, aku berani berbohong tentang Mami." Reiner menggelengkan kepalanya, jujur saja selalu di salahkan oleh Mami Jane, apalagi kalau dia berbohong.
"Ya sudah, ayo kita ke mantion Papi, aku rindu sekali pada mereka," ajak Ara pada sang kakak.
"Kau lupa, hari ini kan mau menikah," ledeknya.
"Ya sudah, antar aku ke Hotel ARDA CORP. Nanti kita bertemu di sana. Ajak juga yang lainnya.
"Kau dengar, Dean? tanya Reiner memastikan.
"Baik, Tuan," jawab Dean singkat.
*****
Reiner Aditia Sanjaya, 29 Tahun. Kakak angkat Aracelia, dia memiliki sebuah grup pemberantas kejahatan dengan nama Deadly Scorpion dan media RAS ENTERTAINMENT. Sudah beristri tapi banyak yang menggilai sikap Cool-nya.
Setelah sampai di gedung Hotel ARDA CORP, mobil yang di kendarai oleh Dean itu berhenti, Ara keluar dan segera masuk ke dalam gedung tinggi tersebut.
Ara memasuki kamar pengantinnya, di sana sudah ada Ibu Salma, Syifana dan juga beberapa perias yang tengah menunggu kedatangannya.
"Ibu, Syifa, apa sudah lama ?" tanya Ara canggung.
"Tidak nak, Syifana rindu pada kak Ara katanya," Ibu Salma menjelaskan,
"Baiklah bu, Ara berdandan dulu ya," pamit Ali pada calon keluarga barunya.
Setelah mendudukan dirinya, para perias segera memoles make up dan menata rambut Ara. Dengan make up tipis saja, Ara sudah kelihatan cantik dan menawan.
"Kak Ara, cantik sekali 'kan Bu?" pekik Syifana ketika melihat wajah Ara yang lebih terlihat cantik dari biasanya. Sedangkan Ara hanya tersenyum tipis. Lucu sekali adiknya itu, pikir Ara.
Saat sedang membicaran kecantikan Ara, seseorang mendekat dengan langkah kaki tergesa.
"Nona, penghulu akan segera pergi dari sini jika nona sama sekali tidak menampakkan diri.
BERSAMBUNG...
Terima kasih gays
_Nurmahalicious_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
fia macks
jiminnaaa 💜💜💜 borahae 😘
2023-03-14
1
Kaka El
Author bukan gays,tapi guys
Bukan mantion tapi mansion.
2023-03-08
1
*k🎧ki€*
Jimin sshi 😍😍😍
2022-09-17
0