"Aku apa? ngomong yang jelas !" bentak Ali karena Ara justru diam.
"Aku mencintai Kamu.!" jawab Ara dengan lantang.
"Ha-ha-ha, lelucon macam apa itu? Jelas saja banyak wanita yang mencintai aku. Aku tampan, gagah dan juga berkarisma," Ali menjawab serta menertawakan gadis culun yang mengaku mencintai nya.
"sedangkan, Kau? Aku yakin, tidak ada yang sudi dengan gadis culun sepertimu. Seharusnya kau berkaca dulu, Nona Gunawan !" lanjut Ali semakin menghina Ara. ucapannya sangat menusuk hati Ara.
"Sial, kenapa rasanya sakit sekali. Ketika kau dihina, oleh orang yang kau cintai Ara ! Luka ini bahkan lebih menyakitkan, dari pada Lukamu yang biasa kau dapatkan," batin Ara menahan sakit yang Ali berikan di hati nya.
"Aku mencintai kamu, apa itu tidak cukup Danish? Kau hanya perlu menerima Cinta dariku, dan kau akan jadi orang yang lebih sukses dari sekarang," ucap Ara dengan senyum manisnya.
"Jadi, kau berniat membeli cintaku dengan harta ayahmu !" bentak Ali menatap garang pada gadis yang sebentar lagi akan menjadi istri nya.
"Aku tidak bermaksud seperti itu, Danish. Sungguh, aku mencintaimu. Kamu akan mendapatkan semua yang kamu mau. Aku janji, aku tidak akan berbohong," pinta Ara memohon pada Ali.
Ali menyunggingkan senyum sinisnya. Berani sekali gadis culun ini menawarkan harta, sebagai bayaran atas cinta yang dia minta.
"Baik, aku bersedia, menikah denganmu. Tapi, aku memiliki syarat. Yang harus kau setujui !" Ali menyeringai, menunggu jawaban apa yang akan di berikan gadis culun di hadapan nya.
"Apapun itu, Danish. Aku bersedia," Ara menjawab dengan yakin, tanpa mendengarkan dulu syarat yang di berikan Ali. Bagi Ara, Ali mau menjadi suaminya itu sudah lebih dari cukup.
"Baiklah, kau baca dulu. Kontrak perjanjian kita ini," Ali menyodorkan kertas berisi perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Ara menerima kertas yang di berikan Ali dan dengan teliti membaca poin-poin penting dalam perjanjian yang akan mereka setujui.
Perjanjian Pernikahan.
Pihak Pertama.
Ali Danish Mahendra.
Pihak Kedua.
Aracelia Daneen Gunawan.
Pihak Pertama Berhak melakukan apapun, tanpa izin dari pihak Kedua.
2. Tidak Ada Hubungan Badan, jika bukan Pihak Pertama yang menginginkan.
3. Jika pihak Kedua, tidak bisa membuat Pihak Pertama jatuh cinta dalam kurun waktu satu tahun, maka Pihak Pertama akan menceraikan Pihak Kedua.
4. Jika perceraian terjadi, Semua Harta warisan Pihak Kedua. Jatuh pada Pihak Pertama.
5. Pihak Pertama dan Pihak Kedua, tinggal di Rumah yang terpisah dari orang tua pihak Kedua.
TTD.
ALi Danish Mahendra.
TTD.
Aracelia Daneen Gunawan.
"Baik, aku setuju. Tapi aku juga punya syarat untuk kamu Danish," pinta Ara mengajukan syarat yang baginya juga penting dalam pernikahan mereka.
"Apa? Berani sekali kau, mengajukan syarat padaku !" bentak Ali, menunjukkan ekspresi tidak suka dengan permintaan Ara.
"Aku hanya minta, jika kamu punya wanita lain, jangan sampai kamu melakukan hubungan badan dengan wanitamu. Sebelum aku menyerah akan dirimu Danish," Ara tetap menyampaikan syarat yang dia inginkan, walaupun Ali menatap tidak suka pada permintaan yang dia ajukan.
"Tanpa kau minta, juga, aku tidak akan melakukan hubungan semacam itu. Sebelum menikah," jawaban Ali kali ini membuat Ara menghembuskan nafas lega. Setidaknya Ali tidak akan menghianati kesucian pernikahan mereka, Pikir Ara.
"Baik, Danish, aku akan berjuang mendapatkan cintamu. Dalam waktu satu tahun, terhitung dari pernikahan kita," ucap Ara yakin, bahwa dia pasti bisa meluluhkan hati Ali sebelum waktu itu tiba.
"Kau mau, kita menikah kapan?" tanya Ali setelah mereka berdua membubuhkan tanda tangan mereka di atas kertas perjanjian itu.
"Kamu, siap menikahi aku kapan Danish? Aku yang akan menyiapkan semuanya," Ara justru menanyakan kesiapan Ali untuk menikahinya.
"Seminggu lagi, saat Kau berulang tahun. Anggap ini kado dariku," ucap Ali. "kau mengajakku kesini, tidak berniat makan?" lanjut Ali karena ini sudah masuk jam makan siang, dan cacing di perutnya pasti sudah berdemo.
"Oh iya, tadi aku sudah pesan, makanan kesukaanmu Danish. Mungkin masih di siapkan," jawab Ara. "Terima kasih Danish, sudah memberiku kado terindah. Dengan menjadi istrimu," lanjut Ara mengucapkan rasa bahagianya. Ara sangat senang, karena ternyata pria yang di cintainya mengerti hari kelahirannya.
Setelah beberapa saat menunggu, pelayan masuk membawa beberapa hidangan kesukaan Ali. Ada Rendang daging, Opor Ayam kampung, juga Sup jagung dan jus buah kesukaan Ali. Pelayan menyajikan makanan di atas meja.
"Silahkan Tuan, Nona. Kami permisi" pamit pelayan setelah melayani pelanggan VVIP kehormatannya.
Ara memang sering datang ke Cafe itu dan selalu reservasi, di ruangan nomor 8. Karena Ara lahir pada tanggal 8 Agustus, menurut Ara, angka 8 adalah angka yang tidak memiliki ujung. Akan selalu menyambung semakin erat. Angka kesukaan Ara ada pada nomor 8.
"Kau tahu semua, makanan Favoritku. Ara?" tanya Ali ketika pelayan sudah tidak ada di ruangan itu lagi.
"Aku mencintai kamu Danish, sudah sewajarnya 'kan, aku tau segalanya tentang kamu?" Ara menjelaskan bahwa Ara berhak atas hal itu.
"Kau, lebay sekali. Jangan-jangan, kau menguntitku selama ini ya?" Ali menatap Ara dengan pandangan menyelidik.
Ara yang di pandang Ali dengan intens, menjadi salah tingkah. Pipinya memerah karena malu, di tatap pangeran yang di cintainya sejak 5 tahun yang lalu, dengan jarak sedekat ini.
"Aku 'kan bertanya pada Ibu, semua tentang kamu. Danish," jawab Ara lirih, setelah bisa menyembunyikan rona merah di pipinya.
"Kau kenal, Ibuku?" Ali merasa heran, kenapa gadis culun ini begitu mengerti tentang dirinya.
"Tentu saja, Daddy mengenalkan aku dengan Ayah, dan Ibu. Danish," jelas Ara menyampaikan, bahwa dia sudah di terima di keluarga Mahendra.
"Kau ... benar-benar wanita aneh," cibir Ali, dia mengalihkan pandangan. Dari gadis culun yang sialnya, adalah calon istrinya.
"Sudahlah, Ali, kamu jadi makan tidak? makananmu akan dingin, jika kamu terus saja mengajakku bicara. Kita akan punya banyak waktu untuk bicara. Sekarang, kamu makan dulu,"
Ali dan Ara makan dalam diam. Setelah selesai makan, Ali mengeluarkan rokok dari sakunya. Ali sudah menyalakan korek api, dan bersiap untuk membakar ujung rokoknya.
"Danish, tolong, jangan merokok saat bersamaku. Aku memiliki Alergi terhadap asap,"
pinta Ara menghentikan kegiatan Ali.
"Kau ini, menyusahkan sekali. Banyak larangan, banyak mau dan banyak sekali mengomel. Hufft," Desah Ali kasar, tapi dia menuruti kata-kata Ara.
"Bagaimana bisa, aku memiliki Calon istri lemah. Seperti dirimu, Ara !" Ali memaki Ara dengan kata-kata yang menyakitkan.
"Aku hanya ingin, kita sehat. Danish," gumam Ara lirih.
Jengkel dengan ucapan Ara, Ali menggebrak meja dengan kasar.
"Kau pikir, selama ini aku penyakitan?? Hah !" bentak Ali, Emosinya sudah tidak bisa di kendalikan, menghadapi gadis culun di hadapannya.
BERSAMBUNG...
Thanks For Reading..
_Nurmahalicious_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo lelaki yg melalakukan nya juga cewek mana tau,Tapi kalo cewek yg melakukan nya jelas2 cowok akan tau,,,🙄
2022-12-31
0
Nanik Rusmini
iih...belagu banget si Ali, pas² an saja ko sok sok an....semoga ada jungkar jungkir balik ya bumi ...jadi jatuh cinta yg SE jatuh jatuhnya KPD Ara..🙈
2022-06-01
1
Asma Asis
gila ini lebih di untungkan pihak pertama dari pada pihak kedua yang di rugikan
2022-05-29
3