"Ayah mengusir Ali, demi seorang gadis seperti Ara?" Ali tidak mengira bahwa Ara bisa dengan mudah menghasut orang tuanya.
"Dasar, Wanita s*alan !" batin Ali memaki Ara.
"Ayah tidak pernah, mengajarkan kamu untuk jadi laki-laki pengecut Ali. Kamu yang salah, kenapa menyalahkan orang lain?" bentak Ayah Hendra dengan suara tinggi.
"Memang, apa yang di katakan Ara pada Ayah dan Ibu?" tanya Ali penasaran, kenapa Ayah Hendra sampai emosi dan Ibu Salma menangis seperti itu.
"Ara datang ke sini, dia meminta maaf karena dia akan membatalkan pernikahan kalian. Ara merasa tidak pantas menjadi pendamping kamu, seorang pria yang sempurna di mata Ara. Ibu tidak percaya, bahwa Ara akan membatalkan pernikahan ini. Ibu tahu Ara sangat mencintai kamu Ali !" jawab Ibu Salma menjelaskan masalahnya.
Flashback on
Ara mengetuk pintu rumah Ali, dia berniat memberi kabar pada calon mertuanya, bahwa pernikahan ini akan di batalkan. Karena dia yang menginginkannya, bukan Ali.
Pintu terbuka, menampakkan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya, walau tertutup kerudung yang menjuntai hingga menutupi setengah dari tubuhnya.
"Nak Ara," pekik Ibu Salma bahagia karena calon mantu idamannya datang mengunjunginya. Beliau segera menarik Ara ke dalam pelukannya.
"Maaf bu, Ara datang mendadak," ucap Ara setelah Ibu Salma melepaskan pelukannya.
"Tidak apa-apa sayang, ayo masuk. Ibu senang sekali kamu datang kemari," Ibu Salma segera menggandeng tangan Ara masuk ke dalam rumah sederhana miliknya.
"Ayo duduk sayang, Ibu ambilkan minum dulu ya?" tawar Ibu Salma pada gadis berkacamata di depannya.
"Tidak usah bu, Ara hanya sebentar. Ada hal penting yang ingin Ara bicarakan pada Ibu dan juga Ayah," tolak Ara dan menjelaskan alasan kedatangannya.
"Oh, Ayah, beliau sedang ada di taman belakang sayang. Sebentar ibu panggilkan, ya...." Ibu Salma berjalan ke arah belakang rumah untuk memanggil suaminya.
Ara duduk di sofa ruang keluarga, mantan calon suaminya, dia memandang sendu pada sebuah bingkai foto yang ada di meja sebelah kursi yang di duduki olehnya.
"Danish, aku terima penolakanmu ini. Maaf, sudah memaksa kamu untuk menerimaku. Tanpa memikirkan hatimu," gumam Ara mengelus kaca di bingkai foto tersebut.
Ayah Hendra datang dari arah belakang bersama dengan Ibu Salma, beliau tersenyum saat memandang Ara sedang memegang foto putra kebanggaannya. Melihat Ayah Hendra dan Ibu Salma datang, Ara segera menaruh kembali foto pria yang sangat ia cintai.
Ara mencium tangan Ayah Hendra dengan perasaan berkecamuk, Ara sudah sangat berharap bahwa Ayah Hendra dan Ibu Salma akan menjadi orang tuanya juga.
Ayah Hendra dan Ibu Salma duduk berdua, sedangkan Ara duduk di sofa tunggal yang ada di hadapan pasangan suami istri, yang masih terlihat saling menyayangi satu sama lain.
"Ibu bilang, Nak Ara mau membicarakan hal penting dengan kami berdua? memang hal penting apa nak?" tanya Ayah Hendra memandang intens wajah calon menantunya.
"Maaf Ayah, Ibu. Maaf jika Ara melukai hati kalian, Ara ingin membatalkan pernikahan Ara dengan Danish. Ara merasa tidak pantas menjadi pendamping Danish yang sempurna, sedangkan Ara, hanya gadis culun dan manja yang tidak bisa apa-apa," ucap Ara dengan wajah menunduk ke bawah, dia sedang berusaha menahan tangisnya.
Ayah Hendra dan Ibu Salma terkejut, mereka saling pandang dan berbicara dengan pandangan mata masing-masing.
"Tapi, bukankah nak Ara mencintai Ali? bagi Ayah dan Ibu, itu sudah cukup menjadi alasan utama kalian menikah. Ibu hanya ingin Ali memiliki istri yang mencintai Ali apa adanya," ucap Ibu Salma dengan suara lembut.
"Benar Ara, bagi Ayah. Kamu sudah lebih dari pantas. Untuk mendampingi putra Ayah yang susah di atur itu," Ayah Hendra memberi pengertian pada calon menantunya, bahwa Ara adalah wanita yang tepat untuk mendampingi putranya.
"Maaf Ayah, Ibu. Ara sudah mengambil keputusan, Ara hanya tidak mau semakin melukai hati Danish, dengan keegoisan Ara," Ara memandang Ibu Salma, berusaha meyakinkan bahwa keputusannya adalah yang terbaik.
"Tapi, pernikahan akan di langsungkan dua hari lagi Ara, bagaimana kalian akan membatalkannya. Bagaimana reputasi keluarga Gunawan jika itu terjadi?" tanya Ayah Hendra berusaha menggoyahkan keputusan gadis lugu di depannya.
"Ara yang akan menanggung semuanya Ayah, karena Ara yang bersalah. Ara akan mengadakan konferensi pers dengan wartawan. Untuk menjelaskan keputusan ini murni dari Ara," Ara masih tetap pada pendiriannya untuk membatalkan pernikahan.
"Ara, ibu tahu. Ini pasti ulah Ali, bilang pada Ibu, ini semua paksaan dari Ali 'kan? Kamu adalah calon menantu idaman Ibu, Ibu tidak mau kalau kamu tidak jadi menantu Ibu !" Ibu Salma menuduh semua ini adalah ulah dari purtanya sendiri.
"Bukan Bu, ini bukan salah Danish. Jangan marahi Danish Ayah, Ibu. Ara mohon jangan libatkan Danish. Karena ini kesalahan Ara," pinta Ara memohon agar Ali tidak di salahkan oleh orang tuanya.
"Ibu akan memukulnya, Ara. Dia yang membuat Ibu kehilangan calon menantu kesayanganku," ancam Ibu Salma pada Ara.
"Jangan Bu, Ibu masih bisa menganggap bahwa Ara, adalah putri ibu juga seperti Syifana," ucap Ara memohon.
Syifana Mahendra adalah adik perempuan yang di miliki Ali, mereka dua bersaudara yang saling menyayangi. Usia Syifana saat ini sudah memasuki 18 tahun.
Ibu Salma beranjak, berlari ke arah dimana calon menantunya berada. Beliau memeluk gadis lugu yang begitu mencintai putranya, yang kurang ajar itu. Berusaha menguatkan dan meyakinkan pada Gadis itu, bahwa masalah ini akan segera selesai.
"Ibu tidak akan, membiarkan pernikahan ini batal Ara, Ibu pastikan itu !" batin Ibu Salma.
Flashback off
"Betapa beruntungnya kamu, Ali. Di cintai gadis lugu yang bahkan menyalahkan dirinya demi membela kamu !" bentak Ayah Hendra karena Ibu salma masih sesegukan di sampingnya.
"Dia bukan hanya lugu Ayah, Ali tidak suka karena dia Culun. Bagaimana bisa, Ali yang tampan dan berkarisma justru memperistri gadis Culun sepertinya," ucap Ali mengolok Ara.
Suara pertemuan antara telapak tangan sang ibu, mendarat dengan keras di pipi kanan Ali.
"Jaga ucapan kamu, Ali. Ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk merendahkan wanita, apalagi hanya dari penampilannya saja !" bentak Ibu Salma dengan suara tinggi setelah melayangkan tamparan pertamanya di pipi Putranya yang sudah benar-benar kurang ajar.
Ali memegang pipinya yang terasa kebas, tidak menyangka bahwa ibunya akan semarah ini, ini pertama kalinya, Ali merasakan kemarahan ibu kandungnya yang selama ini selalu bersikap lembut walau sedang berdebat sekalipun.
"Kau tidak pernah berpikir, Ali, Ibumu wanita, Syifana adikmu juga wanita. Bagaimana jika mereka di rendahkan oleh orang lain seperti itu ! kau benar-benar kurang ajar sekarang. Ayah menyesal karena tidak bisa mendidikmu menjadi pria hebat, yang penuh tanggung jawab !" Ayah Hendra yang emosi segera menarik istrinya menjauh dari Ali.
BERSAMBUNG...
Thanks For Reading...
_Nurmahalicious_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Any any
jadikan ali yg mmpus mati mngejar ara thor... dan ara akn tdk akn mmmadang dia sdikitpun agar dia mrsakan bgaimna di abaikan... jodohkan saja ara sama laki2 yg lbih baik dan biarkan ali gila thor... 💪💪💪💪💪💪😡😡😡😡😡
2022-09-16
1
vhyra
nyesek banget
2022-03-29
0