Ali mematung di tempatnya. Dia sudah melukai hati orang tua yang selama ini menyayanginya.
Saat Ayah Hendra dan Ibu Salma sudah semakin jauh, Ali tersadar dan segera mengejar langkah kedua orang tuanya.
Ali tidak boleh egois, dia tidak mau menjadi anak durhaka yang membangkang pada orang tua yang selalu memberikan yang terbaik untuknya.
Ali bersimpuh di kaki sang ibu saat sudah berhasil menyusul langkah kedua orang tua yang begitu tersakiti dengan sifat buruknya.
"Maafkan Ali, Bu. Maaf...." Ali memohon ampun pada ibunya.
"Lepaskan istriku Ali, kau bukan lagi putra kami !" bentak Ayah Hendra menatap sengit pada Ali.
"Ayah, jangan seperti ini. Ali janji, Ali akan meminta maaf pada Ara. Ali pastikan pernikahan ini akan tetap berlangsung seperti kemauan Ibu," kali ini Ali memohon pada ayahnya. Ali sudah memutuskan untuk menikahi Ara seperti kemauan sang ibu.
"Pergilah, minta maaf pada Ara. Dia wanita baik Ali, dia satu-satunya wanita yang pantas mendampingi kamu," perintah Ayah Hendra sedikit melunak.
"Baik ayah, Ali akan membawa Ara kesini sebagai menantu pertama keluarga Mahendra," ucap Ali sebelum dia beranjak dari kaki ibunya.
"Ibu, jangan menangis lagi. Ali janji, akan menjadikan Ara menantu kesayangan Ibu," Ali akan menerima pernikahan ini demi sang ibu.
"Ibu pegang janji kamu, Ali. Jangan kecewakan Ibu," pinta Ibu Salma.
*****
Di ruangan khusus markas Deadly Scorpion, berdiri seorang gadis berbadan mungil dan seorang pria kekar di depannya. Juga di kelilingi banyak pria lain yang tak kalah sangar dari pemimpinnya.
"Rei, ayo temani aku berlatih. Sudah lama kan, kita tidak berduel !" ucap sang gadis pada pria berbadan kekar di hadapannya.
"Kenapa tiba-tiba datang, menantangku berduel ? kau sedang punya masalah?" tanya Reiner curiga.
"Kau tidak perlu banyak tanya Rei, turuti saja kemauanku, atau ku runtuhkan gedung ini !" ancam sang gadis pada Reiner.
"Kau itu adik macam apa ? Selalu saja ingin merobohkan markasku ! Eh markas kita lebih tepatnya. Karena kau bagian dari Deadly Scorpion juga," ucap Reiner pada adiknya.
"Aku tidak perduli, kau mau berduel denganku atau semua yang ada di sini ku tembak mati?" Gadis itu membuat dua pilihan untuk sang kakak.
"Kau ini benar-benar keterlaluan Ace, mereka semua anak buahmu ! kroco-krocomu. Kau tahu itu kan?" protes Reiner pada Ace.
"Aku tidak perduli, kau mau berduel atau tidak Rei?" Ace yang sudah muak segera mengeluarkan senjata miliknya.
Raging Bull 454 dari balik jaket kulit yang di pakainya, dia sudah mengarahkan bidikan pada salah satu anak buah yang berada di sana dan bersiap menarik pelatuknya. Membuat sang target gemetar, takut jika sang Nona Ace akan benar-benar membunuhnya.
"Baiklah, mari berduel. Kau semakin hari semakin menakutkan ! pantas saja, jika dia tidak mau denganmu. Ace," ucap Reiner menerima tantangan dari adiknya di sertai sebuah sindiran.
"Kau memang mau mati, Rei!!" Ace berlari menyerang Reiner dengan pukulannya,
Ace berhasil melayangkan bogem mentah di rahang mulus Reiner yang belum siap dengan serangannya.
"Ace, kau curang sekali menyerang tanpa aba-aba. Kau juga mengincar wajah tampanku ! kau mau Imel mengomel, karena wajah suaminya bonyok akibat ulah adik tengil sepertimu !" Reiner menggerutu dengan kelakuan adiknya itu.
"Kau terlalu banyak omong, Rei. Entah kenapa bisa kak Imel mencintai laki-laki lemah sepertimu?" cibir Ace pada kakaknya.
"Cih, tak sadar diri !" Reiner berdecih karena Ace mencela dirinya sedangkan dia sendiri mencintai laki-laki yang lebih lemah darinya.
Reiner bersiap memasang kuda-kuda agar tidak sampai jatuh karena serangan sang adik yang sepertinya sedang tersulut emosi.
Ace bersiap menyerang Rei kembali dengan pukulannya ke arah wajah Rei, untuk mengecoh sang kakak. Tapi saat Rei melindungi wajahnya, Ace menyunggingkan seringai licik di bibirnya. Ace segera mengalihkan target pada perut Reiner.
Ace berhasil mengecoh kakak kesayangannya itu, Reiner segera mundur karena sepertinya Ace benar-benar kesetanan. Sebenarnya Rei bukan kalah oleh adiknya. Tapi tidak mungkin dia melukai satu-satunya adik yang di miliki oleh Reiner.
"Cukup-cukup, perutku sakit Ace. Kau tega sekali, pada kakakmu sendiri. Aku mengalah," ucap Reiner mengaku kalah pada Ace.
"Kau kalah saja, masih mengaku mengalah padaku Rei, dasar ! penjahat Amatir !" Ace mengolok kakaknya itu karena tau Rei memang mengalah padanya, bukan benar-benar kalah. Mana mungkin pemimpin kelompok Deadly Scorpion kalah semudah itu hanya karena di pukul wajah dan perutnya.
Ace turun dari atas ring dengan melompat. Hal itu membuat Reiner menggelengkan kepalanya, wanita setangguh Ace, bersedia menjadi orang lain demi cinta.
Reiner mengikuti kemana adiknya itu melangkah, Ace memutuskan untuk memasuki ruang pantry yang ada di markas itu, untuk membuat jus tomat kesukaannya.
Ace mengambil tomat dan memasukkannya ke dalam blander. Setelah jus tomat itu jadi, Ace duduk di kursi samping Reiner berada.
"Kau selalu saja membuat jus itu Ace, apa tidak bosan?" tanya Reiner pada adiknya.
"Aku mana pernah bosan, dengan sesuatu yang aku sukai !" jawab Ace menegaskan bahwa dia adalah type orang yang tidak mudah mengganti seleranya.
"Baiklah, adikku ini memang wanita yang setia. Bahkan pada makanan pun kau setia, Ace," sahut Reiner membenarkan ucapan adiknya.
Saat Ace berniat meminum jus tomat buatannya, ponsel miliknya berdering.Ace segera memencet tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut.
"Baiklah, aku pulang sekarang," ujar Ace pada si penelfon.
Ace mematikan sambungan telfon itu, ia segera beranjak untuk meninggalkan markas Deadly Scorpion.
"Siapa yang telfon Ace?" tanya Reiner pada adik kesayangannya.
"Siapa lagi, yang berani memerintahku seenaknya. Kalau bukan Daddy !" adunya pada sang kakak.
"Oh, kau seharusnya juga menemui Papi Ace. Beliau merindukanmu," perintah Reiner pada gadis yang ada di depannya.
"Iya, nanti kalau Mami pulang dari korea. Aku akan menemui Papi dan Mami, sekarang aku harus pulang dulu," timpal Ace memberi penjelasan.
"Ya sudah, pergi sana ! Eh, tapi siapa yang akan meminum jus buatanmu ini?" tanya Rei ketika Ace sudah mulai melangkah.
"Siapa lagi? pasti kakakku yang paling tampan itu lah !" teriak Ace dan segera berlari keluar dari markas.
*****
Ali dan Tuan Haris sedang berbincang di ruang keluarga, seperti janjinya pada orang tuanya. Ali akan meminta Ara tetap melanjutkan pernikahan mereka.
"Jadi, kau mau apa ingin bertemu Ara, Ali? bukankah pernikahan kalian akan di gelar dua hari lagi, seharusnya kalian tidak bertemu dulu hingga waktu pernikahan tiba," Tuan Haris berbohong, sebenarnya beliau sudah tahu bahwa Ali mau membatalkan pernikahan dengan putrinya.
Tuan Haris marah besar pada Ali, jika bukan karena Ara yang meminta dirinya agar tidak ikut campur. Pasti saat ini minimal Ali sudah ada di dalam rumah sakit, lebih parahnya bisa masuk dalam kubur karena sudah menyakiti putri tunggalnya.
"Saya merindukan Ara, Tuan. Dan saya ingin membantu Ara memilih gaun untuk pernikahan kami," elaknya pada sang calon mertua.
Saat sedang berbincang, Muncul seorang gadis dari pintu masuk. Gadis itu berjalan ke arah Tuan Haris berada.
"Ada apa Dad, kenapa menyuruh ara untuk segera pulang? kerjaan Ara di kantor masih banyak," Rengeknya pada sang ayah.
Bagitu mendengar suara gadis yang di tunggu, Ali menoleh ke arah sumber suara. Pandangan mata mereka beradu, dan hal itu membuat Ara terkejut.
"Danish !" gumam Ara saat melihat Ali ada di mantion ayahnya.
BERSAMBUNG...
Thanks For Reading...
_Nurmahalicious_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Nika Nugraha
ara ada 3 panggilan nya jadi bingung
2022-07-26
0
ummy setiawati
mansion thor bukan mantion😁😁
2022-07-03
1
Desi Ummu Ihsan
ah siapa sebenarnya Ara yang di depan Rei dipanggil Ace?
2022-05-22
1