Ara mematung di tempatnya, bagaimana bisa. Pernikahan akan berlangsung dua hari lagi, undangan juga sudah di sebar, dan tiba-tiba Ali datang hanya ingin membatalkan pernikahan.
"Tapi kenapa..? Danish ! apa aku melakukan kesalahan?" tanya Ara dengan suara bergetar.
"Kau tidak salah, tapi aku memang tidak ingin menikah denganmu !" ucap Ali tanpa memikirkan perasaan Ara.
"Jika kamu tidak mau menikah, kenapa tidak katakan sejak awal. Danish?" Ara berusaha menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata nya.
"Aku sudah tidak percaya, dengan wanita. Bagiku, semua wanita sama saja. PENGHIANAT !" tekan Ali dengan kata penghianat.
"Aku? penghianat ! aku menghianati kamu apa? Danish. Bahkan aku yang mengemis cinta padamu !" bentak Ara pada Ali yang bahkan tidak perduli dengan kehancuran yang di rasakan oleh gadis di depannya.
Ara segera melarikan dirinya ke dalam mantion, hatinya hancur. Penolakan ini adalah hal paling menyakitkan bagi Ara.
Sekilas Ali melihat, Ara yang berlari dengan air mata menetes di pipi mulusnya. Hatinya tidak tega dengan Ara, tapi pikirannya masih di kuasai amarah. Akhirnya Ali memutuskan untuk pergi dari sana.
Ali menaiki mobilnya dan segera pergi dari mantion megah milik Tuan Haris.
Seseorang yang sejak tadi pagi mengikuti Ali segera melaporkan kejadian yang baru saja terjadi kepada pimpinannya.
"Bos, kita berhasil. Laki-laki lemah itu sudah membatalkan pernikahan dengan Nona Ara." lapor sang pengintai.
"Bagus, rencana kita pasti bisa membuat Tuan Aldev senang. Dan pastinya bonus untuk kita akan bertambah,
" ucap Andri senang dengan kinerja anak buahnya.
"Baik, bos. Lalu apa saya boleh kembali ke markas?" tanya sang pengintai.
"Boleh, kau kembali ke markas sekarang ! jangan lupa untuk selalu memberi aku kabar," perintah Andri pada orang kepercayaannya.
"Laksanakan bos," ucapnya siap untuk menjalankan tugas yang di berikan untuknya.
Andri mengakhiri panggilan telfon dengan orang yang dia percayakan untuk mengacaukan pernikahan Ara dengan Ali.
"Bagaimana? apakah orangmu memberi kabar baik?" tanya Aldev saat Andri sudah duduk di depannya.
"Rencana kita berhasil Tuan, Ali yang kecewa dengan penghianatan dari j*lang itu, memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Nona Ara. Mengingat Ali menerima pernikahan itu karena rayuan dari Clarissa," Andri menjelaskan dengan detail pada Tuan Mudanya.
"Bagus, dengan begitu. Ara pasti akan menerima aku menjadi pendampingnya," ucap Aldev dengan senyuman liciknya.
*****
Sementara di gedung lain, Ara sedang berdiri di depan kaca besar. Ia memandang bayangan yang ada di depannya, gadis dengan rambut di kuncir dua dan berkacamata.
"Apakah kamu menolakku karena penampilanku? Danish," ucap Ara lirih.
"Ara, kau kenapa? sayang...." seseorang bertanya pada gadis yang sedang menatap sedih bayangannya sendiri.
*****
Ali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh, dia berencana untuk singgah di tempat hiburan agar bisa melupakan penghianatan kekasih yang dia bela di depan orang tuanya selama empat tahun ini.
"Dasar wanita j*lang!!!" maki Ali ketika mengingat bagaimana wanita yang dia sayangi justru sedang asik bercumbu dengan pria lain.
Ketika sedang menyetir, ponsel Ali berdering. Ali melihat ponselnya ada panggilan dari ayahnya. Ali segera menepikan mobilnya dan menekan tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut,
"Hallo, Ay.."
"Pulang, sekarang juga ! Ayah ingin bicara denganmu, Ali," potong Ayah Hendra sebelum sang putra pertama melanjutkan sapaannya.
"Baik, Ayah. Ali akan segera sampai." Ali tahu, dari nada bicara ayahnya. Beliau pasti sedang merasa marah dan kecewa dengan dirinya.
"Maaf, ayah.." gumam Ali, dia merasa sudah menempatkan sang ayah dalam masalah besar.
Ali segera menginjak pedal gas semakin dalam, hingga mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi, Ali tidak mau ayahnya sampai marah terlalu lama.
Ali sampai di rumah milik orang tuanya, dia memang masih tinggal bersama dengan ayah, ibu, juga adik perempuan satu-satunya yang di miliki Ali.
Turun dari mobil, Ali sudah mendapat sambutan dari seorang ibu yang menangis di depan pintu rumahnya. Ali mendekat pada sosok wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
"Assalamualaikum, Ibu, kenapa di luar?" tanya Ali segera mencium punggung tangan ibunya.
"Waalaikum salam, Kenapa kamu tega, Ali? apa ibu pernah mengajarkan kamu untuk mempermainkan wanita !" ibu menatap anak laki-laki yang selalu dia banggakan sekarang malah membuat dia kecewa.
"Maaf, Bu...." lirih Ali merasa sangat bersalah. Apa dia keterlaluan hingga membuat wanita yang sangat di sayanginya menangis.
Ibu Salma masih menangis, walaupun Ali sudah berusaha menenangkannya. Seorang pria paruh baya datang mendekat, Ali segera meraih tangan pria tersebut yang tidak lain adalah Ayah Hendra. Ali mencium tangan ayahnya dengan hati yang sedikit takut, takut jika ayahnya akan hilang kendali dan berakitab memperburuk kesehatannya.
"Bu, jangan bicara di luar. Bawa anakmu ini masuk ke dalam," ucap Ayah Hendra menegur istrinya.
"Iya, Ayah. Maaf...." Ibu Salma terlalu terbawa suasana hingga melupakan hal yang biasa di ajarkan oleh suaminya.
"Masuk, Ali. Kamu harus menjelaskan kesalahanmu kali ini," pinta Ibu Salma pada putra pertamanya itu.
"Baik, Bu." Ali mengikuti Ayah dan Ibunya, berjalan masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang keluarga.
"Kau sudah puas, Ali? mempermainkan perasaan wanita !" ucap Ayah Hendra setelah mendudukkan dirinya di kursi.
"Mempermainkan wanita bagaimana, Ayah? Ali tidak paham dengan maksud ucapan Ayah," Ali menjawab dengan nada lirih, dia memang tidak mau sampai membuat ayahnya emosi dan sakit seperti pertengkaran mereka biasanya.
"Kenapa tiba-tiba membatalkan pernikahan? kamu pikir pernikahan bisa di permainkan dengan seenaknya !" geram Ayah Hendra tidak menyangka putra yang di didik dengan sepenuh hati bisa mempunyai pikiran kotor seperti itu.
"Memangnya Ayah dan Ibu, tahu kabar ini dari mana?" Ali tidak menjawab pertanyaan Ayah Hendra dan justru mengajukan pertanyaan lain.
"Ara datang kema...." Baru saja Ibu Salma akan menjelaskan Ali sudah lebih dulu menyela.
"Ara mengadu yang tidak-tidak pada ibu? dia pasti menjual air mata kan !" ucapan Ali membuat Ibu Salma tersentak. Kenapa putranya bisa sekasar dan setidak sopan itu menyela ucapannya.
"Setelah menjalin hubungan dengan wanita bunglon itu, kamu semakin berani menyela ucapan Ibu, Ali ! apa se tidak berharga itu kah ibu untuk kamu?" Ibu Salma memandang putranya dengan tatapan sayu, Kemana putranya 5 tahun yang lalu. Putra yang selalu menghormati dan menyayanginya.
"Kamu benar-benar berubah, Ali. Ayah kecewa dengan sifat kamu sekarang ! jika kamu sudah tidak bisa menghargai dan menghormati istriku. Kamu boleh pergi dari sini!!" ucap Ayah Hendra mengusir putranya yang selama ini beliau banggakan.
"Ayah mengusir Ali, demi seorang gadis seperti Ara?" Ali tidak mengira bahwa Ara bisa dengan mudah menghasut orang tuanya.
"Dasar, Wanita sial*n!!"
BERSAMBUNG...
Thanks For Reading..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kok aku ug Emosi ya dengan sikap nya Ali ini,arogant banget😡😡😡
2022-12-31
0
Dewi Denis
semoga Danish bisa kembali menjadi Danish yg dulu
2022-04-15
1
vhyra
buat Ali ngerasain sprti Ara rasain Thor
2022-03-29
0