"Apa? aku harus jaga jarak denganmu !" Bentak Ali. Suaranya hingga terdengar oleh karyawan lain dan membuat semua orang merasa terganggu.
"Pelankan suaramu, Ali !" Bentak Kepala keuangan di perusahaan.
"Maaf, pak" ucap Ali dengan perasaan malu. Ternyata suaranya mengganggu orang di sekitarnya.
"Kamu itu, kerja gak becus. Suka bikin keributan juga," Pak Heru masih melanjutkan kemarahannya pada Ali.
"Pak Heru, kenapa membentak calon suami saya?" tanya orang di belakang Pak Heru.
Pak Heru menoleh dan mendapati Ara berdiri dengan memandang sinis pada Karyawan ayahnya.
"Saya akan adukan ini pada Daddy, berani sekali Pak Heru membentak calon Menantu Daddy," lanjut Ara sambil berjalan mendekat ke arah Ali.
"Maaf, nona, saya tidak tahu kalau Ali adalah calon suami Nona Ara," jawab Pak Heru dengan kepala menunduk.
"Sudahlah, Sana pergi ! Aku tidak suka jika ada yang merendahkan Calon petinggi di Perusahaan Daddy," Ara menyuruh Pak Heru untuk segera pergi dari sana.
Setelah kepergian Pak Heru, Ali segera menarik tangan Ara ke toilet. Sesampainya di toilet Ali mendorong Ara hingga menabrak dinding.
"Maksudmu apa ? Ara, kau mau membuatku malu ya !" Teriak Ali di depan wajah Ara.
"Aku hanya ingin membelamu Danish, apa salah kalau aku tidak rela ada yang merendahkan orang yang aku cintai?" Ara menjawab dengan tangan saling bertaut.
"Kau takut? Bagus, kalau kau takut, Ara. Lain kali, jangan coba mengambil hatiku dengan pura-pura membelaku di depan orang !" Melihat Ara yang semakin ketakutan Ali malah lebih membentak Ara dengan keras.
"Maaf, Danish" Ara menjawab dengan lelehan air mata di pipinya.
"Sudahlah. Aku semakin muak melihatmu gadis cengeng," Ali pergi menjauh tanpa perduli dengan Ara.
"Kenapa sakit sekali? tapi kau harus tetap berjuang Ara !" Batin Ara berusaha menguatkan diri dan menghapus air matanya.
Setelah itu Ara berjalan ke Ruangan Ayahnya. Tuan Haris. Ara membuka pintu ruangan dan melihat sang ayah sedang sibuk dengan setumpuk berkas di mejanya. Mendengar Pintu terbuka tanpa permisi Tuan Haris mengalihkan pandangan dari berkas ke arah Pintu.
"Kenapa tidak mengetuk pintu dulu?" Tuan Haris berucap sebelum melihat Ara yang muncul dari balik pintu.
"Maaf, Daddy, apa Ara mengganggu?"
"Oh, kamu Ara, maaf tadi Daddy kira siapa ? Masuk sayang,"
"Daddy, Ara hanya ingin bertanya. apa Daddy keberatan kalau Ara menggelar pesta sederhana untuk pernikahan Ara dengan Danish?" Tanya Ara setelah duduk di Sofa.
"Masalah itu, semua tergantung padamu Ara. Kau mau pernikahan seperti apa? Tapi karena kau Anak Tunggal Daddy, seharusnya kita mengadakan pesta mewah dan megah"
Tuan Haris berjalan mendekat dan duduk di samping putri kesayangannya itu.
"Kau punya masalah, Sayang?" lanjut Tuan Haris sambil mengelus rambut Ara, Ara hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Kenapa meminta pernikahan sederhana, kalau tidak ada masalah?" Tuan Haris melontarkan pertanyaan lagi pada Putri kesayangannya.
"Ara hanya tidak percaya diri, Daddy. Jika pesta di gelar dengan mewah, Tapi penampilan Ara tidak sebanding dengan Danish," Ara menjawab pertanyaan Tuan Haris dengan lirih.
"Apa Daddy kelihatan tidak punya uang, untuk mengubah penampilan Putri Tunggal Daddy. Menjadi seorang Ratu untuk Ali?" Tuan Haris mengajukan pertanyaan dan menggelengkan kepalanya. Tidak menyangka dengan kepolosan anaknya itu.
"Tapi, Ara tidak sepercaya diri itu Daddy,"
"Kenapa seperti itu ? Bukankah dulu kamu...." Belum sempat Tuan Haris menyelesaikan ucapannya Ara sudah menjawab dengan kencang.
"Jangan Bahas itu lagi, Daddy. Ara tidak suka,"
"Baiklah, terserah padamu saja," Tuan Haris mengalah karna putrinya itu memang unik sekali.
"Kau dulu, tidak seperti ini Ara," Batin Tuan Haris.
"Ara keluar dulu ya, Daddy, Ara mau meminta berkas-berkas Danish. Untuk mendaftar pernikahan," pamitnya pada sang ayah.
"Hm, Baiklah, Rupanya Putri Daddy sudah besar dan akan segera menikah," Ledek Tuan Haris dan di tanggapi ara dengan Cengiran khasnya.
Ara mencium pipi Tuan Haris dan segera keluar dari ruangan ayahnya.
"Ara, sayang Daddy," Teriak Ara saat sudah membuka pintu.
Tuan Haris menggelengkan kepalanya benar-benar gemas dengan anaknya itu.
"Aracia, Kau harusnya melihatnya. Aku tidak gagal kan mendidik putri kita. Kau tidak kecewa kan dengan didikanku untuk putri tunggal kita?" Gumam Tuan Haris dengan air mata yang menetes dari kedua matanya.
Suara ketukan pintu, kembali mengalihkan perhatian Tuan haris.
"Tuan, boleh saya masuk?" Suara itu membuat Tuan Haris tersadar dan segera menghapus air matanya.
"Masuk, Agam !"
Agam masuk dan di ikuti seorang pria di belakangnya.
"Tuan, ada Tuan Muda Aldev ingin bertemu dengan Tuan?"
Aldev segera menyapa Tuan Haris saat Tuan Haris menatapnya.
"Ada apa? Aldev. Tumben sekali kau datang menemuiku," Tuan Haris mengajukan pertanyaan pada Anak dari temannya itu.
"Boleh, Aldev duduk dulu Uncle?"
"Silahkan," Tuan Haris mempersilahkan Aldev duduk di sofa depannya.
"Aldev ingin bertanya Uncle, apakah benar kabar yang beredar bahwa Ara akan menikah, dengan karyawan di kantor ini?"
"Kau sudah dengar aldev?"
Aldev hanya menganggukkan kepala. "Jadi berita itu benar, Uncle?"
"Iya, itu benar, Ara akan menikah dengan Ali. Karyawan di kantor ini," Ucap Tuan Haris.
Duuaaarrr
Bagai di sambar petir di siang hari, Aldev terpaku dengan pengakuan ayah dari gadis yang di cintainya.
BERSAMBUNG...
Thanks For Reading...
_Nurmahalicious_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Ratu Kalinyamat
aneh emg ara ya, ad yg suka tpi d tolak.mlh milih org biasa yg jelas" ga cinta
2024-02-24
0
Qaisaa Nazarudin
Apa sih yg Ara liat pada Ali,Hanya karyawan biasa,Bongkak,sombong,kerja aja gak becus,mulutnya lemes bamget.Hadeeehh🤦🏻♀️🤦🏻♀️🙄
2022-12-31
0
Desi Ummu Ihsan
ah ternyata Aldev cinta bertepuk sebelah tangan dengan Ara. Selama ini Ara hanya menganggapnya kakak...sabar ya Bro
2022-05-22
0